REPRODUKSI
Nadya arini p.
405140225
Kelompok 7
Fisiologi persalinan
• 4 kala persalinan
• Kala I : kontraksi uterus dengan frekuensi, intensitas, dan durasi yang
cukup untuk menghasilkan pendataran dan dilatasi serviks yang progresif
• Kala II : dilatasi serviks sudah lengkap dan janin sudah keluar (std.
ekspulsi janin)
• Kala III: lahirnya plasenta dan selaput ketuban janin
• Kala IV : pengawasan 1-2 jam setelah bayi dan plasenta lahir untuk
memantau kondisi ibu
Perubahan bentuk uterus
• Setiap kontraksi uterus akan menghasilkan pemanjangan uterus
berbentuk ovoid dan pengurangan diameter horizontal, dikarenakan
untuk pelurusan kolumna vertebralis janin dan dilatasi serviks pada
otot-otot segmen bawah + serviks
Perubahan pada serviks
• Kontraksi uterus tekanan hidrostatik keseluruh selaput ketuban
terhadap serviks dan segmen bawah uterus pecah bagian
terbawah janin mendesak serviks dan segmen bawah uterus
pendataran dan dilatasi pada serviks
Pendataran serviks (effacement)
• Menyebabkan ekspulsi
sumbat mucus
Pelepasan plasenta
• Bayi selesai dilahirkan rongga uterus obliterasi plasenta
menekuk pelepasan plasenta
Kala IV
• Evaluasi uterus : periksa kelengkapan plasenta dan selaput ketuban
• Pemeriksaan servik, vagina dan perineum : ada/tidaknya robekan
jalan lahir, introitus vagina, periksa adanya trauma atau hemoroid
yang keluar dapat diperiksa dengan rectal toucher
• Rangsangan taktil uterus untuk merangsang kontraksi uterus, tidak
dilakukan atonia uteri
Power
• Measuring contractions
• Palpation : duration, frequency and intensity
• External Tocometer : graphic display (no info on strength contractions
• Intrauterine pressure catheter (IUPC)
• Induksi persalinan biasanya dilakukan dengan obat- obat Uterotonik ( meningkatkan kontraksi
uterus )
• Indikasi :
• Induksi persalinan
• pencegahan & penanganan perdarahan post partum
• Pengendapan perdarahan akibat abortus inkompletikus
• penanganan aktif pada Kala III persalinan
Indikasi
• Oksitosik
• Sebagai stimultan uterus pada perdarahan paska persalinan atau
paska abortus
Metergin
Efek samping
Kontra indikasi
• Kontraksi uterus
• Persalinan kalaI dan II
• Kontraksi segmen bawah uterus =>
retensio plasenta • Penyakit vascular
• Diare, mual dan muntah • Penyakit jantung parah
• Penglihatan kabur • Fungsi paru menurun
• Sakit kepala • Fungsi hati dan ginjal menurun
• Kejang • Hipertensi yang parah
• kulit dingin • eklampsia
• nadi lemah dan cepat
• Bingung
• Koma
• meninggal
Metergin
Cara Penggunaan
• Oral : mulai kerja setelah sepuluh menit
• IV : mulai kerja 40 detik
• IM :mulai kerja 7-8 menit
(Hal ini lebih menguntungkan karena efek samping << )
Dosis
• Oral : 0,2-0,4 mg , 2-4 kali sehari selama 2 hari
• IV / IM : 0,2 mg
• IM boleh diulang 2– 4 jam bila perdarahan hebat
Misoprostol
=> Misoprostol adalah suatu analog prostaglandin E1 sintetik
Mekanisme / cara kerja
• Di absobrsi secara ekstensif dan dide-esterifikasi=> aktif : as. misoprostol
• Absorbsi dihambat oleh makanan
Indikasi
• oksitosik
• Menstimulus kontraksi uterus
Indikasi misoprostol untuk pematangan serviks :
• preeklampsia berat/eklampsia dan serviks belum matang sedangkan seksio sesarea
belum dapat segera dilakukan atau bayi terlalu prematur untuk bisa hidup
• kematian janin dalam rahim lebih dari 4 minggu belum in partu, dan terdapat tanda-
tanda gangguan pembekuan darah
Misoprostol
Efek samping
• Dapat menyebabkan kontraksi uterin
• Diare
Kontra indikasi
• Pada kehamilan aborsi.
• Misoprostol mempunyai risiko meningkatkan kejadian ruptura uteri
=> hanya dikerjakan di pelayanan kesehatan yang lengkap
(ada fasilitas bedah sesar)
Indikasi
• Pencegahan dan pengobatan perdarahan sesudah melahirkan atau
keguguran karena uterus atoni atau subinvolusi (uterus tetap besar, tidak
kembali ke ukuran semula)
Metil Ergometrin Maleat
Efek Samping
• Infark kardovaskuler : miokardial akut, hipertensi, sakit dada
temporer, palpitasi
• SSP : halusinasi, pusing, kejang, sakit kepala
• Metabolisme endokrin : intoksikasi air
• Saluran cerna : mual, muntah, diare, rasa tidak enak
• Lokal : tromboflebitis :
• Neuromuskuler skeletal: kram kaki
• Telinga : tinitus
• Pernafasan : dipsnea, kongesti hidung
• Lain2 : diaforesis
Metil Ergometrin Maleat
Sediaan
• Tablet : Maleat 0,2 mg
• Larutan Injeksi dalam Ampul 0,2 mg/ml, 1 ml
Nyeri perut bagian bawah Perut yang tegang (rebound tenderness) Peritonitis
Bising usus tidak ada Anoreksia/muntah
Nyeri payudara dan tegang Payudara bengkak dan nyeri(kedua payudara) Bendungan pada payudara
Biasanya terjadinya antara hari 3-5 pascapersalinan
Nyeri payudara dan tegang/bengkak Radang, bengkak, kemerahan dgn batas yang jelas, hanya satu payudara, 3 Mastitis
– 4 minggu pascapersalinan
Payudara yang tegang dan padat kemerahan Pembengkakan dengan adanya fluktuasi Abses payudara
Mengalir nanah
Nyeri pada luka / irisan dan tegang/indurasi Luka/irisan pada perut dan perineal yang mengeras atau indurasi, keluar pus Selulitis pada luka (perineal /
dan Kemerahan Abdominal)
Luka insisi yang terinfeksi cairan serous atau kemerahan dari luka; tidak ada / sedikit erithema dekat Abses atau hematoma pada luka insisi
luka insisi
Disuria Nyeri lumbal, nyeri suprapublik tanpa nyeri tekan uterus dan menggigil Infeksi pada traktus urinarius
Demam yang tinggi walau mendapat antibiotika Menggigil, Ketegangan pada otot kaki , Komplikasi pada paru, ginjal, Thromboflebitis:
persendian, mata dan jaringan subkutan pelviotrombo-flebitis
Femoralis
Sesak napas, Batuk dan Demam Dispenea, sakit berat dan nyeri dada Pneumonia
Mengigil dan Demam Pembesaran hati, limpa dan ikterus, nyeri epigastrium Malaria, Tifoid, Hepatitis
Perhatikan!
septik pelvio thromboflebitis umumnya
disebabkan oleh bakteri anaerobik
pasien sudah mendapat antibiotika tetapi demam
tinggi tetap terjadi:
• singkirkan penyebab lain
• berikan heparin (60-80 IU/kg BB) dan gejala
seharusnya membaik setelah pemberian obat ini
Learning Issue
Kriteria bayi sehat
Kriteria bayi sehat
• Baru dilahirkan menangis
• Berat badan lahir 2.9 kg sampai 3.6 kg
• Warna kulit kemerahan
• Pernafasannya teratur, bagian dada dan dinding perut ikut bergerak
secara teratur
• Bergerak aktif
• Anggota badannya lengkap dan sempurna
• Fesesnya berwarna hijau pada hari ke-1 sampai ke-7, setelah itu
kuning
• Warna urin jernih atau kekuningan
• Warna putih di bagian matanya
• Bayi melakukan kontak mata, tersenyum dan tertawa
• Bayi dapat tidur teratur dan jarang menangis
• Bayi dapat menyangga tubuhnya sendiri (3 bulan)
Learning Issue
KGD ibu dan anak
Gawat Janin
• Berbagai keadaan janin yang kemungkinan berakhir dengan seksio
sesarea atau persalinan buatan lainnya.
• Dinilai berdasarkan DJJ dan kemungkinan adanya meconium pada
cairan amnion.
• Disebut gawat janin, bila DJJ diatas 160x/menit atau dibawah
100x/menit, DJJ tidak teratur, atau keluarnya meconium yang kental
pada awal persalinan
• Pemantauan DJJ dilakukan setiap 15 menit pada kala I , setiap setelah
his pada kala II. Denyutnya harus dihitung selama 1 menit
• Bila ditemukan tanda gawat janin, maka penderita dimiringkan ke kiri,
beri oksigen dengan menggunakan masker, hentikan pemberian
oksitosin, dan beri tokolitik bila terjadi hiperstimulasi
Labor induction
• Procedure used to stimulate uterine contractions during pregnancy
before labor begins on its own
Why it’s done?
• You're still pregnant a week or two past your due date
• When the fluid-filled amniotic sac surrounding your baby ruptures,
fluid leaks from your vagina
• Placenta not functioning properly
• Preeclampsia
Risks
• The need for a C-section
• Premature birth
• Low heart rate
• Infection
• Umbilical cord problems
• Uterine rupture
• Bleeding after delivery
Technique
• If cervix hasn't started to soften, efface (thin out), or dilate (open up),
must use either medicinal or “mechanical” methods to ready cervix
before induction
• Use of IV infusion of oxytocin
• Need to be induced but cervix is not ready yet insert
prostaglandins to vagina . (ripen cervix and stimulates contractions)
• Ripen cervix also can be done by inserting a thin tube with one or two
tiny uninflated balloons on the end (foley catheter). When the
balloons. Fill the balloons with water increased pressure on
cervix stimulates release of prostaglandins
• Rupture of the membranes
Contraindications
• Plasenta previa
• Polihidroamnion
• History of c-section
PARTUS LAMA
• Atau distosia persalinan yg abnormal/sulit.
• Penyebab dibagi jd 3 gol.:
• Kelainan tenaga(kelainan his)
• Kelainan janin
• Kelainan jalan lahir
Jenis kelainan His
• Inersia uteri
• fundus berkontraksi lbh kuat dan lebih dahulu drpd bagian lain
• Penderita biasanya baik dan rasa nyeri tidak sbrp
• His terlampau kuat/hypertonic uterine contraction
• Mnyebabkan partuspresipitatus perlukaan luas pd jalan lahir (vagina dan
perineum), trjdnya tekanan kuat pd janin
• Adanya lingkaran Bandl/lingkaran retraksi patologik
• Terasa nyeri terus menerus dan gelisah
• Ruptura uteri krn regangan segmen bawah uterus berlebihan
• Incoordinate uterine action
• Ditandai : tonus otot uterus trs meningkat, jg di luar his, kontrasinya tidak ada
sinkronisasi tiap bagiannya his tidak efisien dlm mengadakan pembukaan
• Tonus otot uterus rasa nyeri yg lbh keras&lama hipoksia pd janin
Kelainan kala I
• Fase laten memanjang
• Apabila lama fase laten >20jam(nulipara), >14jam(multipara)
• Faktor yg berpengaruh : anestesi regional/sedasi berlebih, keadaan servix buruk (tebal,
tdk pendataran)
• Fase aktif memanjang
• Protraction (brlarut”) : pembukaan <1,2cm/jam(nulipara); <1,5cm/jam (multipara)
• Arrest (tak maju) :tidak adanya pembukaan servix dlm 2 jam; tidak adanya penurunan
janin dlm 1 jam
• Penurunan kepala janin pd persalinan aktif
Kelainan kala II
• Kala II memanjang
• Batasnya : nulipara :2jam +3jam dgn anestesi regional; multipara : 1jam+2jam dgn
anestesi regional
• Penyebab kurang kuatnya gaya ekspulsif
• Anestesi/sedasi berat
Learning Issue
Resusitasi bayi
Resusitasi neonatus
• Merupakan suatu prosedur yg diaplikasikan untuk neonatus yg gagal
bernapas spontan
• Langkah resusitasi agar berhasil
• Segera lakukan Nilai Apgar 1 menit untuk memulai resusitasi
• Dilakukan o/ petugas terlatih dan alat dlm kondisi dan berfungsi baik
• Sblm persalinan dimulai
• Menginformasikan unit neonatologi mengenai persalinan
risiko tinggi
• Petugas/ahli resusitasi hrs hadir pd persalinan (normal)
• Untuk asfiksia hrs hadir 2 ahli resusitasi
• Cek dan pastikan alat berfungsi baik
• Infant warmer & handuk/kain hangat dipersiapkan
• Cek alat penghisap lendir, oksigen, sungkup wajah dgn
ukuran yg sesuai dgn BB bayi, balon resusitasi
• Siapkan sebuah pipa Endotrakea, dgn ukuran sesuai dgn
BB bayi
• Siapkan obat”an, kateter umbilikal dan baki
• Stlh persalinan
• Saat bayi lahir, lakukan penilaian berikut
• Kehamilan cukup bulan?
• Air ketuban jernih dan tidak tercampur mekonium?
• Bayi bernapas adekuat/menangis?
• Tonus otot bayi baik?
• *bila smua “ya” lakukan perawatan (menghangatkan, membuka
membersihkan jalan nafas, mengeringkan dan menilai warna)
• *bila salah satu “tidak” persiapkan langkah awal resusitasi
• Langkah awal resusitasi
• Tempatkan bayi dibawah infant warmer
• Letakan bayi terlentang pd posisi setengah tengadah u/ mmbuka jalan
napas. Gulungan handuk diletakkan di bawah bahu untuk membantuk
cegah fleksi leher dan penyumbatan jalan napas
• Bersihkan jalan napas atas dengan mengisap mulut terlebih dahulu
kemudian hidung (dgn bulb syringe, alat hisap lendir, / kateter pengisap)
• Pengisapan yg kontinyu dibatasi 3-5 detik pd satu pengisapan (hisap mulut
dulu u/ cegah aspirasi)
• Pengisapan agresif dilakukan jika tdpt mekonium pd jalan napas
• Keringkan, stimulasin ganti kain yg basah dgn kain yg kering dan reposisi
kepala
• Tindakan harus kurang dr 30 dtk
• Menilai pernapasan
• Jika bayi mulai bernapas teratur dan memadai, periksa denyut jantung. Jika
>100x/menit dan tidak sianosis stop resusitaasi. Jika sianosis berikan
oksigen aliran bebas
• Ventilasi tekanan positif
• jika tidak terdpt pernapasan/bayi megap”, ventilasi tekanan + (VTP)
diawali dgn menggunakan balon resusitasi dan sungkup, dgn
frekuensi 40-60x/menit
• Jika denyut jantung <100x/menit, bernapas memadai, VTp hrs
dimulai dgn kecepatan 40-60x/menit
• Intubasi endotrakea diperlukan jika bayi tidak berespon thdp VTP
dgn menggunakan balon dan sungkup. Lanjutkan VTP dan bersiap u/
memindahkan bayi ke NICU(neonatal intensive care unit)
• Kompresi dada
• Jika denyut <60x/menit stlh 30 dtk VTP yg memadai kompesi dada harus
dimulai
• Dilakukan pd sternum di proksimal dari prosesus sifoideus, jgn menekan
diatas sifoid. Kedua ibu jari petuga yg meresusitasi digunakan untuk menekan
sternum, sementara jari” lain mengelilingi dada/jari tengah dan telunjuk dari
satu tangan dpt digunakan untuk kompresi sementara tangan yg lain
menahan punggung bayi
• Kompresi dada diselingi ventilasi secara sinkron terkoodinasi dgn rasio 3:1
• Pemberian obat
• Epinefrin diberikan jika denyut jantung tetap <60x/menit stlh 30dtk VTP dan 30 dtk lg
VTP dan kompresis dada
• Dosis Epinefrin 0.1-0.3 ml/kg berat badan secara IV melalui v.umbilikal
• Bila melalui endotrakeal tube, 0.3-1.0 ml/kg berat badan
• Volume expander, NaCl 0.9% atau ringer latktat dapat diberikan dalam bentuk bolus
10ml/kg selama 5-10 menit.
• Natrium bikarbonat
• Nalokson hidroklorid
Lanjutan
• Catat nilai APGAR
• Bayi memerlukan asuhan intensif rujuk ke RS terdekat
• Jika sudah stabil pindahkan ke ruang neonatal
Learning Issue
ASI eksklusif
Manajemen laktasi
• ASI ekslusif pemberian ASI tanpa • Hindari penggunaan dot
makanan dan minuman tambahan • Bari ASI yg dipompa menggunakan
lain (0-6bln) cangkir/selang nasogastrik bila bayi
tidak mampu menyusu/ ibu tidak bisa
• Tatalaksana : brsama bayi spanjang waktu
• Beri informasi bahwa ASI eksklusif • Cuci puting dan buat ibu dlm posisi
diberi hgg 6 bln dan dilanjutkan santai sblm menyusui (diberi
MPASI s.d 2 thn sandaran dan penampang siku
• Frekuensi dan lama menyusui tidak
dibatasi
• Pemberian formula hanya jika ada
alasan dan instruksi medis
Perhatian dlm menyusui
• Posisi • Setelah selesai
• Kepala,leher, tubuh bayi dlm 1 garis lurus • Bayi melepas payudara spontan
• Badan bayi menghadap ke dada ibu • Bayi tampang tenang dan mengantuk
• Badan bayi melekat ke ibu • Bayi tampak tidak berminat lg pd ASI
• Sluruh badan bayi tersangga dgn baik • Tanda bayi mendapat ASI cukup
• bayi melekat baik • BAK bayi 6x/24jam
• Dagu bayi menempel pd payudara ibu • BAB bayi berwarna kekuningan “berbiji”
• Mulut bayi terbuka lebar • Bayi tampak puas stlh minum ASI
• Bibir bawah membuka lebar, lidah terlihat di • Tidak ada aturan ketat frekuensi bayi
dlmnya menyusu (biasa 10-12x/24jam)
• Areola jg masuk ke mulut bayi • Payudara terasa lembut dan kosong setelah
menyusui
• bayi menghisap dgn efektif • BB bayi bertambah
• Menghisap secara mendalam dan teratur
• Kadang diselingi istirahat
• Tidak terdengar kecapan
• Anjuran u/ meningkatkan produksi ASI: kurangi nyeri
• Menyusu dgn cara benar • Penanganan payudara yg bengkak
• Menyusu tiap 2 jam akibat bendungan ASI :
• Posisi menyusu yg baik, trdapat suara • Kompres payudara dgn kain basah/hangat
menelan aktif 5menit
• Menyusui di tempat yg tenang dan • Urut payudara dari arah pangkal menuju
nyaman putting
• Minum setiap kali menyusui • Kluarkan ASI dari bagian depan payudara shg
putting jd lunak
• Tidur bersebelahan dgn bayi • Susukan bayi tiap 2-3 jam
• Perawatan payudara : • Letakan kain dingin pd payudara stlh
• Jaga payudara ttp kering dan bersih menyusui
• Memakai bra yg menyokong payudara
• Oleskan kolostrum/ASI pd putting susu yg
lecet
• Lecet berat ASI dikluarkan dan ditampung
dgn sendok
• Minum parasetamol 1500mg/6jam untuk
Manajemen laktasi
• ASI sebagai makanan alamiah adalah makanan terbaik dari ibu untuk
anak yang baru dilahirkannya
• Komposisinya berubah sesuai dengan kebutuhan bayi tiap saat.
• Kolostrum pada hari pertama sampai 4-7 hari. Setelah itu ASI
peralihan sampai 3-4 minggu. Setelah itu ASI matur.
• Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dapat memenuhi 100%
kebutuhan bayi
• 6-12 bulan ASI masih merupakan makanan utama bayi dan perlu
ditambahkan MPASI yang lumat sampai lunak
• Di atas 12 bulan, ASI memenuhi sekitar 30% kebutuhan bayi dan
makanan padat sudah menjadi makanan utama. Pemberian ASI
dianjurkan sampai paling kurang 2 tahun.
• Perlu diberi penyuluhan pada antenatal kepada ibu agar termotivasi
untuk memberikan ASI.
• Segera setaelah bayi stabil dalam waktu <30 menit setelah bersalin,
bayi diletakkan di dada ibunya untuk mencari putting susu dan
menghisapnya ( waktu 30-60 menit) (IMD)
• Merawat ibu bersama bayinya atau rawat gabung
• Petugas mengajarkan kepada ibu cara memosisikan dan melekatkan
bayi pada payudara bagi mereka yang belum dijelaskan pada masa
antenatal
Cara menyusui yang benar
1. Cuci tangan dengan air bersih
2. Ibu duduk dengan santai kaki tidak boleh menggantung
3. Perah sedikt ASI dan oleskan ke puting dan areola sekitarnya
4. Posisikan bayi dengan benar
Pemberian ASI jangan dijadwal !
Nutrisi pada ibu menyusui
• Makanan tinggi protein, daging tanpa lemak, telur, kacang-kacangan
• Makanan yang tinggi besi, kalsium
• Konsumsi suplemen vitamin B-12
• 400-500 kalori per hari
• 1 slice roti gandum dengan sekitar 16gram selai kacang/ 1 sendok makan.
• Pisang atau apel
• Dan 227 gram yogurt
• Minum yang cukup
• Kurangi kafein, alkohol
Post partum blues syndrome
• perasaan sedih dan gundah yang dialami oleh sekitar 50-80% wanita setelah
melahirkan bayinya
• Menangis tanpa sebab yang jelas
• Mudah kesal
• Lelah
• Cemas
• Tidak sabaran
• Enggan memperhatikan si bayi
• Tidak percaya diri
• Sulit beristirahat dengan tenang
• Mudah tersinggung
Terapi Farmakologis & Laktasi
Faktor2 Obat yg Mpengaruhi Transfer Obat dr Sirkulasi Maternal
Ke Dalam Susu ASI :
• Derajat pengikatan protein di dalam sistem sirkulasi maternal
• BM obat
• Klarutan lipid obat & isi lemak pd susu
• Kadar plasma maternal
• T1/2 obat
• pH obat
Terapi Farmakologis & Laktasi
Faktor dr infan yg mpengaruhi jumlah obat yg dicerna via
mnyusui :
• Frekuensi mnyusui
• Jumlah susu yg dicerna
Terapi Farmakologis & Laktasi
Strategi utk m(-)i risiko pd infan dr obat yg ditransferkan via ASI,
pilihlah obat dgn :
T1/2 pendek
> berikatan dgn protein
Bioavaibilitas ↓
Kelarutan lemak ↓
Learning Issue
Kontrasepsi
Kontrasepsi
• Jenis
• Mekanisme kerja
• Efek samping
• Indikasi
• Kontraindikasi
• Cara pemberian
• KIE
JENIS
• Kontrasepsi Non-hormonal: sederhana untnuk
• Senggama terputus(koitus perempuan) diafragma
Interruptus) • Kontrasepsi dgn obat-obatan
• Pembilasan pascasanggama spermitisida
(postcoital douche)
• Perpanjangan masa menyusui
anak (prolonged lacatation)
• Pantang berkala (rhythm
method)
• Kondom (kontrasepsi sederhana
untuk laki”)
• Pessarium (kontrasepsi
JENIS
• Kontrasepsi hormonal
• Pil kotrasepsi
• Kombinasi
• Mini pill (continous low-dose progesterone pill)
• Postcoital contraception (morning after pill)
• Amenorea pascapil
• Kontrasepsi suntikan
• Suntikan setiap 3 bulan (depo provera)
• Suntikan tiap bulan (monthly injectable)
JENIS
• AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim) // IUD (intra uterine device)
• Kontrasepsi mantap pd perempuan (sterilisasi)
• Sterilisasi pd laki-laki (vasektomi
Senggama terputus
• Penarikkan penis dari vagina sblm terjadinya ejakulasi disadari
• (+) gratis, tanpa alat
• (-) perlu ketepatan dan pengendalian metode kurang
berhasil
Pembilasan pascasanggama (postcoital douche)
irving
aldridge
Vasektomi
• Operasi kecil dgn menggunakan • Teknik : anestesi di kulit skrotum
anastesi lokal dan jaringan sekitarnya dan pd
• Indikasi : jaringan di skitar vas deferens
• Pasangan suami istri tidak ingin hamil
menentukan lokasi vas dijepit
lg dan dkluarkan dari sayatan
• Pihak suami bersedia dipotong 1-2cm dan kedua ujungnya
diikat diulangi pd skrotum
• K.I : sebelahnya
• Masalah dlm penyembuhan luka
• Komplikasi : infeksi,nyeri, hematom,
• (+) tidak timbul kelainan epididimitis, trbentuk granuloma
fisik/mental, tdk ganggu libido, dpt
dikerjakan scara poliklinis