Anda di halaman 1dari 10

TUGAS INDIVIDU KEWARGANEGARAAN

Diajeng Andini Icma Haq


22018005
TLM NON REG B
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Polstranas

Perjuangan Indonesia untuk kemerdekaan di menangkan tidak atas dasar kekuatan senjata belaka.pemakaian seimbang dan serasi antara unsure
inteligensi kekuatan jiwa bangsaindonesia di satu pihak, yang di dalam perjuangan fisik dapat mempersatukan rakyat lebih dari 13.667 buah
pulau menjadi satu masa melawan belanda, dengan unsur kekerasan, yaitu militer dan rakyat yang militant di lain pihak, menghasilan
kemenangan yang gilang-gilang dalam waktu hanya 5 tahun saja. Karena cetusan kalbu bangsa Indonesia tersebut banyak bangsa
terjajahberani mengadakan perjuangan terhadap penjajahan mereka masing-masing untuk memperoleh kemerdekaan. Perjuangan bangsa
Indonesia sejak awalnya sudah berazas Revolution of Human Conscience. Dengan demikian maka perjuangan bangsa Indonesia adalah
prabawa dari azas geopolitik, satu panggilan untuk menyebarkan benih yang sudah lama terpendam, yaitu benih human conscienceness, benih
fitrah khas umat manusia. Suatu perjuangan sebagai pancaran Amanat Penderitaan Rakyat, bahkan amanat penderitaan umat manusia, akibat
penjajahan, penindasan dan pengisapan, mengakibatkan perjuangan Indonesia bercorak aneka muka dan merupakan perjuangan umat manusia
dan atau perjuangan dunia, yang bercita-cita tinggi, yaitu pembentukan suatu Dunia baru bersih dari imperialisme dan kolonialisme di dalam
segala bentuk dan manifestasinya menuju perdamaian dunia sempurna abadi.

Perjuangan berdasarkan pancasila sebagai azas bangsa Indonesia, melandasi bukan saja pelaksanaan perjuanganya, melainkan juga penemuan
kembali integritas bangsa Indonesia dan merupakan kekuatan pendorong penyebaran ideologi pancasila. Di tinjau dari sejarah dan dari letak
geografi, jiwa manusia yang hidup di atasnya dan lingkungan, timbullah beberapa faktor yang merupakan potensi atau kekuatan yang di
gunakan untuk merealisasikan perjuangan tersebut maupun adanya masalah-masalah atau problem yang harus di hadapi sebagai hakekat
ancaman. Potensi serta masalah-masalah tersebut merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi politik dan strategi nasional, yang terdiri dari
unsur-unsur ideologi, politik, ekonomi, sosial-budaya, Hankam, dan hekekat ancaman.
A. Ideologi dan Politik
Potensi ideologi dan politik di himpun dalam pengertian kesatuan dan persatuan nasional yang menggambarkan kepribadian bangsa, keyakinan
atas kemampuan sendiri dan yang berdaulat serta berkesanggupan untuk menolong bangsa-bangsa yang masih di jajah guna mencapai
kemerdekaannya. Mengadakan kerja sama regional serta membentuk dan mewujudkan kesetabilan di wilayah Asia Tenggara dan
mengusahakan adanya kerja sama internasional dalam rangka perjuangan dalam menghapuskan imperialism dan kolonialisme dalam segala
bentuk dan manifestasinya dan dari mana pun datangnya, keseluruhan itu tidak terlepas terhadap penggabdian untuk kepentingan nasional.
B. Ekonomi
Kesuburan, kekayaan alam, maupun tenaga kerja yang terdapat di Indonesia merupakan potensi ekonomi yang besar sekali bukan saja untuk
mencukupi kebutuhan rakyat Indonesia, bahkan kemungkinan mampu untuk membantu mencukupi keperluan dunia. Jumlah penduduk
Indonesia secara cepat berkembang, dapat di dalam waktu yang tidak terlalu lama membawa Indonesia menjadi kekuatan yang perlu di
perhitungkan adalah baik jiwa di kembangkan bakat dan kemampuan di bidang ekonomi yang di wariskan kepada kita. Secara fisik Indonesia
menduduki posisi silang antara 2 (dua) benua dan 2 (dua) samudra. Posisi silang Indonesia itu tidak hanya bersifat fisik saja. Tetapi saja
mempunyai pengaruh terhadap ideologi, politik, sosial, ekonomi, militer, dan demografi, di mana penduduk terdapat di antara Negara yang
berpendudukan minus di selatan (Australia) dan penduduk yang besar di utara (RRC).
C. Sosial Budaya
Bangsa Indonesia yang terdiri dari banyak suku, bahasa, dan dialek serta beraneka warna tradisi atau adat-istiadat,
mempersulit persatuan dan kesatuan bangsa. Tetapi justru ke-Bhinneka Tunggal Ika-an inilah merupakan kekuatan kita,
karena ruang hidup (lebensraum) yang sama dan persamaan juga di dalam penderitaan serta penanggungan. Bahaya
pemecahan mudah sekali timbul, sukuisme dan rasialisme merupakan tantangan dan ancaman laten. Oleh sebab itu segala
daya dan dana harus di kerahkan dan di manfaatkan untuk kepentingan preservation of national unity. Ke- Bhennika
Tunggal Ika-an merupakan pengikat persatuan ampuh.
D. Hankam
Perjuangan Indonesia sekaligus telah melahirkan Negara Republik Indonesia dan kekuatan-kekuatan bersenjata dari
kandungan rakyat yang terus-menerus di bimbingkan dan dikembangkan. Kekuatan-kekuatan bersenjata tersebut telah
melampaui proses-proses penyempurnaan, baik kualitatif maupun kuantitatif yang secara kronologis pertumbuhan itu selalu
menyesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan pertahanan dan keamanan nasional yang menjadi satu-satunya hak milik
nasional yang masih tetap untuk walaupun telah menghadapi segala macam kekuatan sosial dalam perjuangan Indonesia
serta memiliki potensi yang di sebut sistem Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta (SISHANKAMRATA).
E. Ancaman
Yang di maksud dengan “ancaman” yaitu semua bentuk bahaya yang bersifat ancaman, hambatan, dan tantangan, yang
mempunyai akibat negatif dalam kelangsungan hidup, integritas, dan identitas suatu negara dan bangsa. Dalam rangka
mencapai tujuan nasional, negara-negara besar dapat mewujudkan ambisinya sedemikian rupa. Perwujudan ambisinya itu di
salurkan melalui bidang-bidang impoleksom, baik secara terbuka maupun secara tertutup, sehingga fisik maupun non fisik
dengan menggunakan berbagai dalih untuk mencapai sasarannya. Wujud ambisinya merupakan suatu cetusan dari
kepentingan-kepentingannya. Contoh ambisi dari beberapa negara besar di berbagai bidang di antaranya adalah:
Ø Bidang Ideologi merupakan keperluan untuk meluaskan ideologinya seperti yang dilakukan Uni Soviet dan RRC dalam
usama pengkomunisan dunia.
Ø Bidang Politik merupakan keperluan untuk memperluas pengaruhnya, seperti yang dilakukan oleh Amerika Serikat dan
Uni Soviet dalam usahanya untuk merebut dominasi dunia.
Ø Bidang Ekonomi merupakan keperluan untuk mendapatkan bahan mentah serta pasaran bagi industrinya dan
memelihara life-line-nya. Seperti yang di lakukan Jepang dalam usaha ekonominya.
Ø Bidang Sosial-Budaya merupakan keperluan untuk meluaskan kebudayaanya, seperti yang di lakukan Amerika Serikat
dengan usaha Amerikanisasi dunia.
Ø Bidang Militer merupakan keperluan untuk mempartahankan kepentingan-kepentingannya di luar atau untuk membantu
sekutu-sekutunya berdasarkan fakta-fakta militer, seperti yang di lakukan Amerika Serikat dan Uni Soviet dengan move-
move militernya (Lemhannas, 1995).
Pengertian Politik dan Strategi Nasional
1. Pengertian Politik

Perkataan politik berasal dari kata Yunani “polistaia”. Polis, berarti kesatuan masyarakat yang mengurus diri sendiri/ berdiri
(Negara) dan taia berarti urusan. Dari penggunaannya kata politik sering mempunyai arti yang lain, untuk memberikan
pengertian kata politik disampaikan dulu beberapa arti kata politik dari segi kepentingan penggunaannya yaitu:
a) Dalam arti kepentingan umum (politics)
“poliitik” dalam arti kepentingan umum atau segala usaha untuk kepentingan umum, baik yang berada di bawah kekuasaan
Negara di pusat maupun maupun di daerah lazim disebut politics yang berarti suatu rangkaian azaz atau prinsip, keadaan
serta jalan, cara dan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu. Politik dalam artian ini adalah medan dimana
bergerak keseluruhan individu atau kelompok individu masing-masing mempunyai kepentingan sendiri, ide sendiri.
b) Dalam arti kebijaksanaan (policy)
Merupakan penggunaan pertimbangan-pertimbangan tertentu yang di angggap lebih menjamin terlaksananya suatu usaha,
cita-cita atau keinginan dan keadaan yang kita kehendaki. Jadi politik dalam artian ini adalah tindakan dari satu individu
atau satu kelompok individu mengenai satu masalah atau keseluruhan masalah dari masyarakat atau Negara (Lemhannas,
1995).
Kata politik secara etimologis berasal dari bahasa yunani “polisteia” yang akar katanya adalah polis, berarti kesatuan
masyarakat yang berdiri sendiri, yaitu Negara dan teia berarti urusan. Dalam bahasa Indonesia, politik dalam arti politics
mempunyai makna kepentingan umum warga negara suatu bangsa. Politik merupakan suatu rangkaian asas, prinsip,
keadaan, jalan, cara, dan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu yang kita kehendaki. Politics dan policy
memiliki hubungan yang erat dan timbal balik. Politics memberikan asas, jalan dan arah sedangkan policy memberikan
pertimbangan cara pelaksanaan asas, jalan dan arah tersebut sebaik-baiknya. Politik secara umum menyangkut proses
penentuan tujuan Negara dan cara melaksanakannya. Pelaksanaan tujuan itu memerlukan kebijakan-kebijakan umum yang
menyangkut pengaturan, pembagian, atau alokasi sumber-sumber yang ada (Sumarsono, 2002).

Dari dua pengertian diatas dapat kami simpulkan politik adalah suatu bentuk proses kegiatan yang berlangsung di suatu
negara yang dalam pelaksanaannya bertujuan untuk mewujudkan tujuan suatu bangsa dengan berdasarkan kebijakan yang
telah berlaku dan ditetapkan.
2. Strategi Nasional

Strategi Nasional adalah cara melaksanakan politik nasional tersebut dalam mencapai tujuan dan
sasaran nasionalnya. Agar strategi nasional ini berjalan sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh
pihak politik nasional, maka terlebih dahulu harus diadakan pemikiran strategi yaitu
melaksanakan telaah strategi dan perkiraan strategi yang berarti berpikir secara intensif,
ekstensif, analitis, sintetis serta menyeluruh (Lemhannas, 1995).

Strategi berasal dari kata yunani “strategia” yang diartikan sebagai “the art of the general” atau
seni seorang panglima yang biasanya digunakan dalam peperangan. Karl von Clausewitz (1780-
1831) berpendapat bahwa strategi adalah pengetahuan tentang penggunaan pertempuran untuk
memenagan peperangan. Sedangkan perang itu sendiri merupakan kelanjutan dari politik.
Dengan demikian, strategi tidak hanya menjadi monopoli para jendral atau bidang-bidang
militer, tapi telah meluas ke segala bidang kehidupan. Strategi pada dasarnya merupakan seni
dan ilmu menggunakan dan mengembangkan kekuatan (ideologi, politik, ekonomi, sosial
budaya, dan hankam) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Politik nasional
diartikan sebagai kebijakan umum dan pengambilan kebijakan untuk mencapai suatu cita-cita
dan tujuan nasional. Dengan demikian definisi politik nasional adalah asas, haluan, usaha serta
kebijaksanaan Negara tentang pembinaan (perencanaan, pengembangan, pemeliharaan, dan
pengendalian) serta penggunaan kekuatan nasional untuk mencapai tujuan nasional. Strategi
nasional disusun untuk pelaksanaan politik nasional, misalnya strategi jangka pendek, jangka
menengah, dan jangka panjang. Jadi strategi nasional adalah cara melaksanakan politik nasional
dalam mencapai sasaran dan tujuan yang ditetapkan oleh politik nasional (Sumarsono, 2002).

Dari dua pengertian diatas dapat kami simpulkan strategi nasional adalah bentuk cara yang harus
dilakukan dalam pelaksanaan kebijakan yang telah ditetapkan di politik nasional. Dengan kata
lain, strategi nasional merupakan cara untuk mewujudkan politik nasional yang diharaapkan di
suatu negara.
Bela negara adalah sebuah konsep yang disusun oleh perangkat perundangan dan petinggi suatu negara
tentang patriotisme seseorang, suatu kelompok atau seluruh komponen dari suatu negara dalam kepentingan
mempertahankan eksistensi negara tersebut. Secara fisik, hal ini dapat diartikan sebagai usaha pertahanan
menghadapi serangan fisik atau agresi dari pihak yang mengancam keberadaan negara tersebut, sedangkan
secara non-fisik konsep ini diartikan sebagai upaya untuk serta berperan aktif dalam memajukan bangsa dan
negara, baik melalui pendidikan, moral, sosial maupun peningkatan kesejahteraan orang-orang yang
menyusun bangsa tersebut.
Landasan konsep bela negara adalah adanya wajib militer. Subyek dari konsep ini adalah tentara atau
perangkat pertahanan negara lainnya, baik sebagai pekerjaan yang dipilih atau sebagai akibat dari rancangan
tanpa sadar (wajib militer). Beberapa negara (misalnya Israel, Iran) dan Singapura memberlakukan wajib
militer bagi warga yang memenuhi syarat (kecuali dengan dispensasi untuk alasan tertentu seperti
gangguan fisik, mental atau keyakinan keagamaan). Sebuah bangsa dengan relawan sepenuhnya militer,
biasanya tidak memerlukan layanan dari wajib militer warganya, kecuali dihadapkan dengan krisis
perekrutan selama masa perang.
Di beberapa negara, seperti Amerika Serikat, Jerman, Spanyol dan Inggris, bela
negara dilaksanakan pelatihan militer, biasanya satu akhir pekan dalam sebulan. Mereka dapat
melakukannya sebagai individu atau sebagai anggota resimen, misalnya Tentara Teritorial Britania Raya.
Dalam beberapa kasus milisi bisa merupakan bagian dari pasukan cadangan militer, seperti Amerika
Serikat National Guard.
Di negara lain, seperti Republik China (Taiwan), Republik Korea, dan Israel, wajib untuk beberapa tahun
setelah seseorang menyelesaikan dinas nasional.
Sebuah pasukan cadangan militer berbeda dari pembentukan cadangan, kadang-kadang disebut sebagai
cadangan militer, yang merupakan kelompok atau unit personel militer tidak berkomitmen untuk
pertempuran oleh komandan mereka sehingga mereka tersedia untuk menangani situasi tak terduga,
memperkuat pertahanan negara.
• Bela negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya[1].

Peran penting Bela Negara dapat dikuak secara lebih jernih dan mendalam melalui
perspektif pertahanan. Keutuhan wilayah Indonesia, beserta seluruh sumber daya,
kedaulatan dan kemerdekaannya, selalu terancam oleh agresi asing dari luar dan pergolakan
bersenjata dari dalam. Kalau ancaman ini menjadi nyata dan Indonesia tidak siap, semuanya
bisa kembali ke titik nol. Antisipasi para pendiri bangsa tercantum dalam salah satu poin
tujuan nasional yaitu “Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia”. Pernyataan ini menjadi dasar dari tujuan pertahanan. Ia tidak berdiri sendiri
tetapi berbagi ruang dengan tujuan keamanan atau ketertiban sipil dan berdampingan 3
(tiga) tujuan lainnya, yakni tujuan kesejahteraan (memajukan kesejahteraan umum), tujuan
keadaban (mencerdaskan kehidupan bangsa) dan tujuan kedamaian (berpartisipasi aktif
dalam perdamaian dunia yang adil dan abadi).[2] Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib
ikut serta dalam usaha pembelaan negara dan Syarat-syarat tentang pembelaan diatur
dengan undang-undang[3].
• Kesadaran bela negara itu hakikatnya kesediaan berbakti pada negara dan kesediaan
berkorban membela negara. Spektrum bela negara itu sangat luas, dari yang paling halus,
hingga yang paling keras. Mulai dari hubungan baik sesama warga negara sampai bersama-
sama menangkal ancaman nyata musuh bersenjata.[4]Tercakup di dalamnya adalah bersikap
dan berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara.
Sifat-sifat bela negara
Sifat lunak
Psycological,Pemahaman ideologi negara (Pancasila dan UUD 1945),Nilai-nilai luhur bangsa,Wawasan kebangsaan
Persatuan dan kesatuan bangsa,Kesadaran bela negara,Physical,Perjuangan mengisi kemerdekaan,Pengabdian sesuai
profesi
Menjunjung tinggi nama Indonesia di dunia internasional,Penanganan bencana dan menghadapi ancaman non militer
lainnya (ekonomi, sosial, budaya, dsb)
Sifat KerasMenghadapi ancaman militer
Komponen Utama
Komponen Cadangan (kombatan)
Komponen Pendukung (Non kombatan)
Nilai nilai bela negara
Cinta tanah airengenal dan mencintai tanah air agar selalu waspada dan siap membela tanah air Indonesia terhadap
segala bentuk ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang dapat membahayakan kelangsungan hidup bangsa dan
negara. Indikator cinta tanah air meliputi:
menjaga tanah dan pekarangan serta seluruh ruang wilayah Indonesia.
bangga sebagai bangsa Indonesia
menjaga nama baik bangsa dan negara Indonesia
memberikan kontribusi dan kemajuan pada bangsa dan negara Indonesia
mencintai produk dalam negeri, budaya, dan kesenian Indonesia.
Kesadaran berbangsa dan bernegara
Sadar sebagai warna bangsa negara Indonesia dalam bentuk tingkah laku, sikap, dan kehidupan pribadi agar dapat
bermasyarakat sesuai dengan kepribadian bangsa. Indikator nilai kesadaran berbangsa dan bernegara meliputi:
memiliki kesadaran keragaman budaya, suku, agama, bahasa dan adat istiadat.
melaksanakan hak dan kewajiban sebagai warga negara sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
mengenal keragaman individu di rumah dan di lingkungannya.
berpikir, bersikap dan berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara Indonesia.
berpartisipasi menjaga kedaulatan bangsa dan negara
Yakin akan Pancasila
Pancasila sebagai pedoman dan pandangan hidup bangsa Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara guna mencapai tujuan nasional. Rasa yakin akan Pancasila sebagai ideologi negara
dicapai dengan menumbuhkan kesadaran:
yang didasari pada Pancasila,
pada kebenaran negara kesatuan republik Indonesia,
bahwa hanya dengan mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, negara bangsa Indonesia akan
tetap jaya,
Rela berkorban Rela berkorban untuk bangsa dan negara. Bersedia mengorbankan waktu, tenaga, pikiran
dan harta benda untuk kepentingan umum sehingga pada saatnya nanti siap mengorbankan jiwa raga bagi
kepentingan bangsa dan negara. Indikator rela berkorban bagi bangsa dan negara meliputi:
bersedia mengorbankan waktu, tenaga dan pikiran untuk kemajuan bangsa dan negara.
siap membela bangsa dan negara dari berbagai macam ancaman.
memiliki kepedulian terhadap keselamatan bangsa dan negara.
memiliki jiwa patriotisme terhadap bangsa dan negaranya.
mendahulukan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan/atau golongan.
Kemampuan awal bela negara
secara psikis (mental) memiliki sifat disiplin, ulet, mentaati segala peraturan perundang-undangan yang
berlaku, percaya akan kemampuan diri sendiri, tahan uji, pantang menyerah dalam menghadapi kesulitan
untuk mencapai tujuan nasional.
secara fisik (jasmani) memiliki kondisi kesehatan dan keterampilan jasmani yang dapat mendukung
kemampuan awal bela negara yang bersifat psikis.
Indikator nilai memiliki kemampuan awal bela negara meliputi:
memiliki kecerdasan intelektual, kecerdasan spiritual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan dalam memiliki
keterampilan bela negara dalam bentuk keterampilan.

Anda mungkin juga menyukai