NASOFARING
DI BAGIAN INTERNE RSUP
M.DJAMIL PADANG
1. Gejala Dini.
a. Gejala telinga : Rasa penuh pada telinga, Tinitus,
Gangguan pendengaran
b. Gejala hidung : Epistaksis, Hidung tersumbat
c. Gejala mata dan saraf : Diplopia, Gerakan bola mata
terbatas
2. Gejala lanjut
- Limfadenopati servikal
- Gejala akibat perluasan tumor ke jaringan sekitar
- Gejala akibat metastase jauh.
Penatalaksanaan
1. Radioterapi
sampai saat ini radioterapi masih memegang peranan penting
dalam penatalaksanaan karsinoma nasofaring.
2. Kemoterapi
Kemoterapi sebagai terapi tambahan pada karsinoma
nasofaring ternyata dapat meningkatkan hasil terapi. Terutama
diberikan pada stadium lanjut atau pada keadaan kambuh.
3. Operasi
Tindakan operasi pada penderita karsinoma nasofaring berupa
diseksi leher radikal dan nasofaringektomi
STUDI KASUS
Nama Pasien : Tn Y
No. MR : 70.63.95
Umur : 69 Tahun
Jenis Kelamin : Pria
Berat Badan : 50 kg
Tinggi Badan : 166 cm
Luas Permukaan Tubuh : 1,51
Biaya Pengobatan : Jamkesmas
Riwayat Penyakit Sekarang
Bengkak dileher kiri meningkat sejak 1 bulan yang lalu, bengkak
awalnya sudah dirasakan sejak 1 tahun yang lalu sebesar biji kacang
tanah. 6 bulan yang lalu muncul bengkak dileher kanan yang makin
membesar
Telinga kanan terasa tersumbat terutama jika pasien berbaring
kesebelah kanan. Penurunan pendengaran (-), pasien sudah berobat
ke RSUD Payakumbuh dan dirujuk ke RSUP M Djamil.
Hidung berdarah (-), pandangan kabur (-)
Sakit kepala (+), dirasakan sejak 1 bulan yang lalu, sakit kepala
berkurang jika pasien minum obat.
Demam (-), batuk (-)
Penurunan nafsu makan dirasakan sejak 2 minggu yang lalu
Penurunan berat badan (-)
BAK dan BAB (+), normal
Riwayat Penyakit Terdahulu
Riwayat sakit jantung (-)
Pengobatan harian
Tramadol (k/p)
NTR 3x1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Ondansentron (k/p)
PROTOKOL TERAPI Ca NASOFARING
Perhitungan Dosis
1. Cisplatin
Dosis : 60 mg/m2
Dosis yang diberikan berdasarkan luas permukaan
tubuh :
= 1,518 m2
Jadi, dosis cisplatin yang diberikan = 60 mg/ m2 x
1,518 m2 = 91,08 mg
Kesimpulan : Dosis yang diberikan aman dan
sesuai.
2. Ondansetron
Dosis : 16 mg diberikan 30 menit sebelum kemoterapi
3. Difenhidramin
Dosis : Dewasa dan remaja : 10-50 mg IM atau IV
setiap 4-6 jam, bila perlu. Dosis tunggal 100 mg
dapat diberikan bila perlu. Dosis maksimal 400
mg/hr.
Dosis yang diberikan : 1 ampul 30 menit sebelum
kemoterapi, 1 ampul = 50 mg/ml
Kesimpulan : Dosis sehari tidak melewati dosis
terapi tetapi tidak sesuai dengan frekuensi dan
4. Deksametason
Dosis : 10-20 mg sebelum terapi dan dapat
ditingkatkan sampai 40 mg setelah terapi
Dosis yang diberikan : 2 ampul = 5 mg/ml 30 menit
sebelum kemoterapi
Kesimpulan : Dosis yang diberikan sudah tepat dan
sesuai dengan dosis terapi
5. Ranitidin
Dosis : 50 mg diberikan iv
Dosis yang diberikan : 1 ampul 30 menit sebelum
terapi.
Kesimpulan : Dosis yang diberikan sudah tepat dan
sesuai dengan dosis terapi
6. Tramadol
Dosis : 50-100 mg po, tiap 4-6 jam jika perlu
dan jangan melebihi 400 mg/hari atau 300
mg/hari pada pasien berumur > 75 tahun.
Cara penyiapan obat
1. Cisplatin
Serbuk dilarutkan dalam 2L dekstrosa 5% dalam ¼ atau ½
larutan NaCl atau NaCl 0,9%. Jangan gunakan dekstrosa 5%
dalam air.
Simpan vial pada suhu kamar, 15-25°C, hindari cahaya
matahari langsung, larutan jangan disimpan beku karena dapat
menyebabkan terjadinya endapan.
Stabilitas larutan tergantung pada konsentrasi ion klorida dan
harus disimpan pada larutan natrium klorida (setidaknya NaCl
0.3%).
Larutan dalam NaCl, D5/0,45% NaCl atau D5/NaCl sampai
mencapai konsentrasi 0.05 - 2 mg/mL stabil selama 72 jam
pada 4-25°C.
2. Ondasentron
Diencerkan dalam larutan dekstrosa 5% atau
NaCl0,9%, larutan ini stabil 48 jam pada
temperature ruangan (suhu kamar).
Simpan sediaan tablet pada suhu antara 2
dan 30°C. Simpan blister dan botol di dalam
karton. Simpan sediaan ampul pada suhu <
30°C. Lindungi semua sediaan dari cahaya.
3. Difenhidramin
Kompatibilitas pada pencampuran :
Kompatibel :
Amikacin, aminophylline, ascorbic acid injection, bleomycin,
buprenorphine, colistimethate, erythromycin lactobionate,
hydrocortisone sodium succinate, lidocaine, methyldopate,
nafcillin, netilmicin, penicillin G potassium , penicillin G sodium,
polymyxin B, vitamin B complex dengan C.
Inkompatibel :
Amobarbital, amphotericin B, dexamethasone sodium
phosphate with lorazepam and metoclopramide, iodipamide
meglumine, phenytoin, phenobarbital, thiopental.
Stabil dalam : dextran 6% dalam dextrose, dextran 6% dalam
NS, D5LR, D51/4NS, D51/2NS, D5NS, D5W, D10W, emulsi
lemak 10%, LR, 1/2NS, NS.
4. Deksametason
Larutan Injeksi : Simpan dalam temperatur ruang; hindari dari
cahaya dan penyimpanan beku. Stabilitas injeksi setelah
dicampur pelarut adalah 24 jam pada suhu 25°C, sedang dalam
refrigrator (4°C) : 2 hari. Injeksi dapat diencerkan dalam 50-100
mL NS atau D5W.
5. Ranitidin
Vial injeksi disimpan pada suhu antara 4°C-30°C, terlindung
dari cahaya. Larutan jernih tak berwarna sampai berwarna
kuning; warna yang agak tua tidak mempengaruhi potensi.
Larutan injeksi dalam vial dapat dicampur dengan normal saline
atau larutan dekstrosa 5% dalam air, larutan stabil selama 48
jam pada suhu kamar.
Dilarutkan 50 mg dalam 50-100 ml dekstrosa 5% selama 15-20
menit.
PENYIAPAN OBAT SITOSTATIKA INTRAVENA
Apakah Ruangan Sudah Memenuhi Prinsip
Keamanan sesuai standar ?
Keamanan Petugas?
Cara terpaparnya obat sitostatika
kedalam tubuh
Inhalasi Terhirup pada saat
rekonstitusi.
Absorpsi Masuk dalam kulit jika
tertumpah.
Ingestion Kemungkinan masuk
jika tertelan.
Tujuan Safe Handling Cytostatic
Intravena
Produk terlindung dari kontaminasi
microba ( teknik aseptis ) Mutu
terjamin.