Sumber Hukum
Sumber Hukum
1. Undang-undang :
a. UU dalam arti material: keputusan penguasa yang dilihat
dari segi isinya mempunyai kekuatan mengikat umum
mis. UU Teroisme, UU Pailit.
b. UU dalam arti formal : keputusan penguasa yang diberi
nama UU disebabkan bentuk yang menjadikannya UU,
mis UU APBN
Sumber hukum dalam arti formal yang
tidak tertulis
1. UUD 1945;
2. Tap MPR RI.
3. Undang-Undang,
4. Peperpu;
5. Peraturan Pemerintah,
6. Keputusan Presiden;
7. Peraturan Daerah.
2. Hukum Traktat
Traktat adalah perjanjian yang dibuat antara
negara yang dituangkan dalam bentuk tertentu
3. Putusan Hakim (yurisprudensi)
Istilah yurisprudensi berasal dari kata
Jurisprudentia (Bahasa Latin), yang berarti
pengetahuan hukum (Rechts geleerheid). Kata
yurisprudensi sebagai istilah teknis Indonesia,
sama artinya dengan kata “Jurisprudentia”
(Bahasa Belanda) dan “Jurisprudence” dalam
bahasa Perancis yaitu, Peradilan tetap atau
hukum peradilan.
Pendapat tentang Yurisprudensi
Apeldoorn :
yurisprudensi, doktrin dan perjanjian
merupakan faktor-faktor yang membantu
pembentukan hukum.
Sedangkan Lemaire:
yurisprudensi, ilmu hukum (doktrin) dan
kesadaran hukum sebagai determinan
pembentukan hukum.
Sukdino M :[1] Sudikno Mertokusumo, Sejarah Peradilan.hal.179
Apeldoorn :
Yurisprudensi, doktrin dan perjanjian
merupakan faktor-faktor yang membantu
pembentukan hukum.
Sedangkan Lemaire
Yurisprudensi, ilmu hukum (doktrin) dan
kesadaran hukum sebagai determinan
pembentukan hukum.
Metode Penemuan Hukum
Sumbernya:
– Hukum Perundang-undangan;
– Hukum Kebiasaan (Hukum Adat);
– Hukum Traktat;
– Hukum Yurisprudensi;
Bentuknya:
– Hukum Tertulis: dikodifikasikan dan tidak
dikodifikasikan;
– Hukum Tak Tertulis (Hukum Kebiasaan);
Tempat berlakunya:
– Hukum Nasional;
– Hukum Internasional;
– Hukum Lokal;
Waktu berlakunya:
– Ius Constitutum (Hukum Positif);
– Ius Constituendum (draft UU/
hukum akan datang);
– Hukum Alam : hukum yang berlaku
universal;
Cara mempertahankannya :
– Hukum Materiil; mengatur
hubungan dan kepentingan yang
berupa perintah dan larangan;
– Hukum Formil : cara menegakkan
perintah dan pelanggaran;
Sifatnya:
– Hukum yang memaksa, mempunyai
sanksi;
– Hukum Pelengkap;
Isinya:
Hukum Privat (Hukum Sipil): Hukum Perdata dan Hukum
Dagang (dalam arti luas, hk. Dagang saja dalam arti
sempit);
Hukum Publik (Hukum Negara); Hukum yg mengatur
hubungan negara dengan warga negaranya dan
aparatnya, terdiri atas:
b.1 Hukum Tata Negara: hukum yg mengatur bentuk
dan susunan suatu negara serta hubungan kekuasaan
anatara lat-alat perlengkapan negara satu sama lain,
hubungan pemerintah. pusat dengan pemda;
b.2 Hukum Administrasi Negara (Hukum Tata
Usaha Negara); hukum yg mengatur cara menjalankan
tugas alat perlengkapan negara;
b.3 Hukum Pidana[1];
b.4 Hukum Internasional (Perdata dan
Publik)
[1] Paul Schlten dan Logemann menganggap hukum pidana bukan
hukum publik.