Anda di halaman 1dari 16

Kelompok 4:

Silvi zuhrotus S (18631701)


Fitriana l M. (18631691)
Frisca Nur A. (18631689)
Luailiyatun Nahdiyah (18631685)
Heny Mahirotul Laily (18631681)
 komunikasi terapeutik adalah komunikasi terencanakan
yang terjadi antara perawat dan klien secara langsung
atau tatap muka dengan tujuan untuk menyelesaikan
masalah dan membantu proses penyembuhan klien.
Komunikasi terapeutik adalah hubungan kerjasama
yang ditandai dengan tukar menukar perilaku, perasaan,
fikiran dan pengalaman dalam membina hubungan
intim terapeutik.
Menurut Wahjudi Nugroho ( 2008 ), komunikasi dengan lansia
adalah proses penyampaian pesan atau gagasan dari petugas
atau perawat kepada lanjut usia dan diperoleh tangapan dari
lanjut usia sehingga diperoleh kesepakatan tentang isi pesan
komunikasi.
Komunikasi pada lansia yang baik disampaikan dengan
pesan yang singkat, padat dan jelas. Sikap penyampaian pesan
harus dalam jarak dekat, suara jelas, tidak terlalu cepat,
menggunakan kalimat pendek, wajah berseri-seri sambil
menatap lansia, sabar, telaten, dada sedikit membungkuk dan
jempol tangan bersikap mempersilahkan
A. Tujuan
1. Membantu klien untuk memperjelas dan mengurangi
beban perasaan dan pikiran serta dapat mengambil
tindakan untuk mengubah situasi yang
2. Mengurangi keraguan, membantu dalam hal
mengambil tindakan yang efektif dan
mempertahankan kekuatan egonya
3. Mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan
dirinya sendiri.
B. Manfaat
1. Meningkatkan pemahaman dan membantu
terbentuknya hubungan yang konstruktif di antara
perawat dan pasien.
2. Mengidentifikasi, mengungkap perasaan ,mengkaji
masalah dan evaluasi tindakan yang dilakukan oleh
perawat.
3. Mendukung dan mempercepat kesembuhan pasien
4. Bisa memberikan kontribusi dalam melakukan
pelayanan kesehatan / keperawatan terhadap
masyarakat.
Menurut Lilik Ma’arifatul Azizah ( 2011 ) Keterampilan
komunikasi terapeutik pada lanjut usia dapat meliputi :
 Perawat membuka wawancara dengan
memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan
dan lama wawancara.
 Berikan waktu yang cukup kepada pasien
untuk menjawab berkaitan dengan
pemunduran kemampuan untuk merespon
verbal.
 Gunakan kata-kata yang tidak asing bagi
klien sesuai dengan latar belakang
sosikulturnya.
Gunakan pertanyaan yang pendek dan jelas
karena pasien lansia kesulitan dalam berfikir
abstrak.
Perawat dapat memperlihatkan dukungan
dan perhatian dengan memberikan respon
nonverbal seperti kontak mata ecara
langsung, duduk, dan menyentuh pasien.
Perawat harus cermat dalam
mengidentifikasi tanda-tanda kepribadian
pasien dan distress yang ada.
DLL
A. karakteristik komunikasi terapeutik pada lansia
Ada 3 hal mendasar yang memberi ciri-ciri komunikasi
terapeutik yaitu sebagai berikut ;( Arwani, 2003 : 54 ) :
1. Ikhlas ( Genuiness )
2. Empaty ( Empathy )
3. Hangat ( Warmth )

B. Pendekatan Perawatan Lansia Dalam Konteks Komunikasi


Menurut Lilik Ma’rifatul Azizah ( 2011 ) :

1. Pendekatan fisik
2. Pendekatan psikologis
3. Pendekatan social
4. Pendekatan spiritual
1. Teknik asertif
2. Responsif
3. Fokus
4. Supportif
5. Klarifikasi
6. Sabar dan Ikhlas
A. Agresif
Sikap agresif dalam berkomunikasi biasanya di
tandai dengan prilaku-prilaku di bawah ini:
 a) Berusaha mengontrol dan mendominasi orang
lain (lawan bicara)
 b) Meremehkan orang lain
 c) Mempertahankan haknya dengan menyerang
orang lain
 d) Menonjolkan diri sendiri
 e) Pempermalukan orang lain di depan umum,
baik dalam perkataan maupun tindakan.
B. Non asertif
Tanda tanda dari non asertif ini antara lain :
a) Menarik diri bila di ajak berbicara
b) Merasa tidak sebaik orang lain (rendah diri)
c) Merasa tidak berdaya
d) Tidak berani mengungkap keyakinaan
e) Membiarkan orang lain membuat keputusan
untuk dirinya
f) Tampil diam (pasif)
g) Mengikuti kehendak orang lain
h) Mengorbankan kepentingan dirinya untuk
menjaga hubungan baik dengan orang lain
 Selalu mulai komunikasi dengan mengecek pendengaran
klien
 Keraskan suara anda jika perlu
 Dapatkan perhatian klien sebelum berbicara.
Pandanglah dia agar dia dapat melihat mulut anda.
 Atur lingkungan sehinggga menjadi kondusif untuk
komunikasi yang baik. Kurangi gangguan visual dan
auditory. Pastikan adanya pencahayaan yang cukup.
 Ketika merawat orang tua dengan gangguan
komunikasi, ingat kelemahannya. Jangan menganggap
kemacetan komunikasi merupakan hasil bahwa klien
tidak kooperatif.
 Berbicara dengan pelan dan jelas saat menatap matanya
gunakan kalimat pendek dengan bahasa yang
sederhana.
 Bantulah kata-kata anda dengan isyarat visual.
 Ringkaslah hal-hal yang paling penting dari pembicaraan
tersebut.
 Berilah klien waktu yang banyak untuk bertanya dan
menjawab pertanyaan anda.
 Biarkan ia membuat kesalahan jangan menegurnya
secara langsung, tahan keinginan anda menyelesaikan
kalimat.
 Jadilah pendengar yang baik walaupun keinginan sulit
mendengarkanya.
 Arahkan ke suatu topic pada suatu saat.
◦ Menunjukkan rasa hormat, seperti “bapak”, “ibu”, kecuali
apabila sebelumnya pasien telah meminta anda untuk
memanggil panggilan kesukaannya.
◦ Hindari menggunakan istilah yang merendahkan pasien
◦ Pertahankan kontak mata dengan pasien
◦ Pertahankan langkah yang tidak tergesa-gesa dan
mendengarkan adalah kunci komunikasi efektif
◦ Beri kesempatan pasien untuk menyampaikan perasaannya
◦ Berbicara dengan pelan, jelas, tidak harus berteriak,
menggunakan bahasa dan kalimat yang sederhana.
◦ Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti pasien
◦ Hindari kata-kata medis yang tidak dimengerti pasien
◦ Menyederhanakan atau menuliskan instruksi
◦ Mengenal dahulu kultur dan latar belakang budaya pasien
 Menjaga agar tingkat kebisingan minimum.
 Menjadi pendengar yang setia, sediakan waktu untuk mengobrol.
 Menjamin alat bantu dengar yang berfungsi dengan baik (periksa
baterai).
 Yakinkan bahwa kacamata bersih dan pas.
 Jangan berbicara dengan keras atau berteriak, bicara langsung dengan
telinga yang dapat mendengar dengan lebih baik. Berdiri di depan klien.
 Pertahankan penggunaan kalimat yang pendek dan sederhana.
 Beri kesempatan pada klien untuk mengenang
 Mendorong keikutsertaan dalam aktivitas sosial seperti perkumpulan
orang tua, kegiatan rohani.
 Membuat rujukan pada terapi wicara dan kegiatan sosial sesuai
kebutuhan.
 Berbicara pada tingkat pemahaman klien.
 Selalu menanyakan respons, terutama ketika mengajarkan suatu tugas
atau keahlian.
Komunikasi verbal dan non verbal yang digunakan untuk
berkomunikasi dengan lansia antara lain :
1. Saling mengenalkan nama dan jabat tangan, panggil klien
dengan sapaan hormat dan nama panggilan lengkap.
2. Gunakan sentuhan untuk memperkuat pesan verbal dan
komunikasikan non verbal.
3. Menjelaskan tujuan dari pertemuan, diskusikan hanya satu
topik.
4. Dimulailah dengan pertanyaan yang sederhana dan gunakan
bahasa yang sering digunakan oleh klien secara singkat dan
terstruktur.
5. Gunakan pertanyaan terbuka – tertutup dan ciptakan suasana
yang nyaman.
6. Klarifikasi pesan secara periodik, validasikan apakah klien
sudah mengerti dengan maksud perawat.
7. Pertahankan kontak mata, tingkatkan perhatian, dan
mendorong untuk memberi informasi yang jelas.
8. Bersikaplah empati, jaga selalu privasi klien.
9. Mintalah izin sebelum menanyakan status mental, memori dan
kemampuan yang lain.
10. Tuliskan perintah atau hal – hal penting untuk diingat.

Anda mungkin juga menyukai