3. Peningkatan SDM
Selain hal-hal yang dapat menyebabkan ketidakpuasan pasien, adapula kriteria agar bidan dikatakan
professional, yaitu:
1. Mandiri
2. Peningkatan kompetensi
3. Praktek berdasarkan evidence based
4. Menggunakan beberapa sumber informasi
CONTOH KASUS. . .
JEMBER- kasus dugaan malpraktek kembali terjadi. Di jember jawa timur, seorang
ibu muda mengalami luka robek di bagian anusnya, hingga tidak bisa buang air.
Diduga korban yang kini harus buang air besar melalui organ kewanitaannya, di
sebabkan kelalaian bidan yang masih magang di puskesmas setempat yang
menangani persalinannya. Kini kasus dugaan malpraktek ini di tangani dinas
kesehatan kota jember.
Kasus dugaan malpraktek ini dialami ika agustinawati, warga desa semboro kidul,
kecamatan semboro, jember. Ibu muda berusia 22 tahun ini, menjadi korban
dugaan malpraktek, usai menjalani proses persalinan anak pertamanya, irza
praditya akbar. Melihat kondisi bayi yang besar, bidan praktek tersebut melakukan
episiotomi atas pengawasan bidan puskesmas..
LANJUTAN. . .
Diduga karena kecerobohan bidan yang masih magang saat menolong persalinannya di puskesmas tanggul, ika
mengalami luka robek di bagian organ vital hingga ke bagian anus. Akibatnya, selain terus-terusan mengalami
kesakitan, sejak sebulan lalu korban terpaksa buang kotoran melalui alat kelaminnya.
Saat menjalani proses persalinan 3 februari 2011 lalu, korban dibantu oleh beberapa bidan magang, atas
pengawasan bidan puskesmas. Namun, salah seorang bidan magang diduga melakukan kesalahan saat
menggunting dinding kemaluan korban.
Terkait kasus ini pihak puskesmas tanggul saat ini belum memberikan keterangan resmi. Namun, salah
seorang bidan magang di duga melakukan kesalahan saat menggunting dinding kemaluan korban.
Terkait kasus ini pihak puskesmas tanggul saat ini belum memberikan keterangan resmi. Namun, kepala dinas
kesehatan kota jember tengah menangani kasus ini.
Jika terbukti terjadi malpraktek, dinas kesehatan berjanji akan menjatuhkan sanksi terhadap petugas persalinan
tersebut, sesuai ketentuan yang berlaku.
IDENTIFIKASI KASUS. . .
Sesuai dengan PERMENKES 1464/MENKES/PER/X/2010 pasal 10 ayat 3a bahwa
bidan di berikan kewenangan melakukan episiotomi, tetapi melakukannya harus
terdapat indikasi-indikasi tertentu di antaranya : jalan lahir sempit, bayi terlalu
besar, ukuran panggul sempit.
Pada kasus diatas bidan melakukan episiotomi atas indikasi bayi besar, namun
bidan salah dalam melakukan pengguntingan organ kewanitaannya ( episiotomi ).
kesalahan tersebut menyebabkan ibu harus buang air besar melalui organ
kewanitaannya. Jika bidan terbukti melakukan malpraktek, maka bidan akan
dipidana sesuai ketentuan pasal 35 peraturan pemerintah nomor 32 tahun 1996
tentang tenaga kesehatan.
TERIMA KASIH. . .