Anda di halaman 1dari 43

LOGO

ANGGARAN PRODUKSI DAN HPP

www.themegallery.com
www.themegallery.com

METODE PENYUSUNAN ANGGARAN PRODUKSI

Anggaran produksi adalah rencana yang berisi tentang jumlah


produk sesuai dengan kebutuhan penjualan dengan
mempertimbangkan jumlah persediaan pada awal dan akhir
periode.
Perencanaan produksi dilakukan dengan tujuan menentukan arah
awal dari tindakan-tindakan yang harus dilakukan dimasa
mendatang.

Jumlah produksi = jumlah penjualan + persediaan akhir – persediaan awal

Company Logo
www.themegallery.com

Tujuan perencanaan

Tujuan perencanaan produksi adalah (Ginting, 2007):


1) Sebagai langkah awal untuk menentukan aktivitas produksi
yaitu sebagai referensi perencanaan lebih rinci dari rencana
agregat menjadi item dalam jadwal induk produksi.
2) Sebagai masukan rencana sumber daya sehingga
perencanaan sumber daya dapat dikembangkan untuk
mendukung perencanaan produksi.
3) Meredam (stabilisasi) produksi dan tenaga kerja terhadap
fluktuasi permintaan.

Company Logo
www.themegallery.com

Fungsi perencanaan

Pada dasarnya fungsi dasar yang harus dipenuhi oleh aktivitas


perencanaan dan
pengendalian produksi (Kusuma, 2009):
a) Meramalkan permintaan produk
b) Menetapkan jumlah dan saat pemesanan bahan baku secara ekonomis
dan terpadu.
c) Menetapkan keseimbangan antara tingkat kebutuhan produksi, teknik
pemenuhan pesanan, serta memonitor tingkat persediaan produk jadi
setiap saat, membandingkannya dengan rencana persediaan dan
melakukan revisi atas rencana produksi pada saat yang ditentukan.
d) c) Membuat jadwal produksi, penugasan, pembebanan measin dan
tenaga kerja yang terperinci sesuai dengan ketersediaan kapasitas dan
fluktuasi permintaan pada suatu periode.

Company Logo
www.themegallery.com

Tiga Jenis Perencanaan

Perencanaan Produksi Jangka Panjang


Perencanaan produksi jangka panjang berhubungan dengan efek yang mungkin muncul di
masa mendatang yang mempengaruhi tujuan sistem dan tindakan yang diperlukan dalam
menghadapi perubahan tersebut.
Misal -- dengan pengembangan produk baru, pelayanan yang lebih baik, teknologi proses yang
baru, dan lokasi baru.

Perencanaan Produksi Jangka MenengahPerencanaan agregat didasarkan pada peramalan


permintaan tahunan dari bulan kebulan dan sumber daya produktif yang ada, seperti jumlah
tenaga kerja, tingkat persediaan, biaya produksi, jumlah supplier dan subkontraktor, dengan
asumsi kapasitas produksi relatif tetap

Perencanaan Produksi Jangka Pendek


Perancanaan produksi jangka pendek mempunyai horizon perencanaan kurang dari 1 bulan,
dengan bentuk perencanaan berupa jadwal produksi. Tujuan dari jadwal produksi adalah
menyeimbangkan permintaan aktual yang dinyatakan dengan jumlah pesanan yang diterima
dengan sumberdaya yang tersedia, termasuk jumlah departemen, waktu shift yang tersedia,
banyaknya operator, tingkat persediaan yang dimiliki, dan peralatan yang ada, sesuai batasan-
batasan yang ditetapkan pada perencanaan agregat.

Company Logo
www.themegallery.com

Karakteristik

Terpadu

menantang Berkelanjutan

Akurat Terukur

Realitas

Company Logo
Contoh Soal

 Sebuah perusahaan merencanakan menjual produknya


sebanyak 200.000 unit dalam tahun 2018. Jumlah
persediaan barang pada awal Januari 2018 diperkirakan
sebanyak 20.000 unit. Sedangkan jumlah persediaan barang
pada akhir tahun 2018 yang diinginkan sebesar 15.000 unit.

 Dari total volume penjualan yang dianggarkan sebesar 142.000


unit dalam setahun tersebut, direncanakan akan dijual dalam 12
bulan operasi, dengan rincian sebagai berikut :
Bulan Volume
Januari 15.000
Februari 18.000
Maret 17.000
April 20.000
Mei 15.000
Juni 15.000
Juli 15.000
Agustus 18.000
September 17.000
Oktober 20.000
November 16.000
Desember 14.000
Total 200.000
Maka untuk tahun 2018 perusahaan harus memproduksi
barang sebanyak 137.000 unit, yang berasal dari :

Volume Penjualan 200.000


Volume Persediaan , akhir tahun 15.000
Volume Persediaan , awal tahun (20.000)
Volume Produksi 195.000
Metode produksi

Metode Produksi Stabil

Metode Persediaan
Stabil

Metode Fleksibel
Metode Produksi Stabil

Metode Produksi Stabil adalah suatu metode produksi


dimana perusahaan menetapkan volume produksi
yang relatif sama dari bulan ke bulan, kecuali untuk
bulan tertentu yang volume penjualannya lebih tinggi.
Metode ini mengakibatkan volume persediaan
menjadi tidak stabil dari bulan ke bulan.
Berdasarkan ilustrasi diatas, jika perusahaan
menetapkan akan menggunakan metode produksi
stabil maka akan terlihat seperti dalam tabel berikut
dibawah ini.
www.themegallery.com

Rencana produksi

Bulan Volume Persediaan Volume


penjualan produksi
Akhir Total Awal
Januari 15,000 17,000 32,000 15,500 16,500
Februari 18,000 13,000 31,000 14,500 16,500
Maret 17,000 9,000 26,000 9,500 16,500
April 17,000 6,000 23,000 6,500 16,500
Mei 15,000 5,000 20,000 4,000 16,000
Juni 15,000 6,000 21,000 5,000 16,000
Juli 16,000 10,000 26,000 9,500 16,500
Agustus 15,000 15,000 30,000 13,500 16,500
September 17,000 17,000 34,000 18,000 16,000
Oktober 19,000 18,000 37,000 20,500 16,500
November 15,000 18,000 33,000 17,500 15,500
Desember 21,000 15,000 36,000 20,000 16,000
Desember 200,000 195,000
Company Logo
 Karena volume persediaan pada akhir tahun telah diketahui,
sedangkan perusahaan menetapkan tingkat persediaan stabil,
berarti jumlah persediaan pada awal Desember dibuat sama
dengan persediaan pada akhir Desember. Maka cara yang mudah
adalah dengan menghitung volume produksi dari bulan
Desember, yaitu Penjualan ditambah Persediaan awal bulan (yang
dibuat sama dengan persediaan akhir bulan) dikurangi Persediaan
akhir bulan (yang telah ditetapkan), yaitu sebesar = (14.000 +
15.000) - 15.000 = 14.000.
www.themegallery.com

Bulan Volume Persediaan Volume


penjualan produksi
Akhir Total Awal
Januari 15,000 17,000 32,000 15,500 16,500
Februari 18,000 13,000 31,000 14,500 16,500
Maret 20,000 9,000 29,000 9,500 19,500
April 25,000 6,000 31,000 6,500 24,500
Mei 26,000 5,000 31,000 4,000 27,000
Juni 8,000 6,000 14,000 5,000 9,000
Juli 6,000 10,000 16,000 9,500 6,500
Agustus 10,000 15,000 25,000 13,500 11,500
September 17,000 17,000 34,000 18,000 16,000
Oktober 19,000 18,000 37,000 20,500 16,500
November 15,000 18,000 33,000 17,500 15,500
Desember 21,000 15,000 36,000 20,000 16,000
Desember 200,000 195,000

Company Logo
 Persediaan pada awal bulan Desember adalah persediaan pada
akhir bulan November. Sehingga volume produksi dapat dihitung
dengan metode yang sama di bulan Desember. Dan seterusnya.
Metode ini mengakibatkan tingkat persediaan di bulan tertentu
melonjak lebih besar dari persediaan pada bulan yang lain.
Metode Fleksibel

Metode Fleksibel adalah suatu metode produksi dimana perusahaan


menetapkan volume produksi yang berubah terus dari bulan ke
bulan. Metode ini mengakibatkan volume persediaan dan volume
produksi menjadi tidak stabil dari bulan ke bulan. Berdasarkan
ilustrasi diatas, jika perusahaan menetapkan akan menggunakan
metode produksi stabil maka akan terlihat seperti dalam tabel berikut
ini :
Pada dasarnya, metode ini dapat menggunakan volume produksi dan
volume persediaan sesuai dengan keinginan perusahaan. Dalam kasus
diatas, karena volume persediaan pada akhir tahun telah ditetapkan
maka perusahaan dapat menetapkan pula volume persediaan pada
akhir Januari , misalnya 17.000.
Volume Persediaan Volume
Bulan Produksi
Penjualan Akhir Total Awal
Januari 15.000 17.000 32.000 20.000 12.000
Februari 16.000 13.000 29.000 17.000 12.000
Maret 16.000 11.000 27.000 13.000 14.000
April 14.000 11.000 25.000 11.000 14.000
Mei 12.000 13.000 25.000 11.000 14.000
Juni 10.000 15.000 25.000 13.000 12.000
Juli 7.000 15.000 22.000 15.000 7.000
Agustus 6.000 16.000 22.000 15.000 7.000
September 9.000 16.000 25.000 16.000 9.000
Oktober 11.000 17.000 28.000 16.000 12.000
November 12.000 17.000 29.000 17.000 12.000
Desember 14.000 15.000 29.000 17.000 12.000
Total 142.000 15.000 157.000 20.000 137.000
 Maka volume produksi di bulan Januari adalah sebesar =
(15.000 + 17.000) – 20.000 = 12.000.
 Persediaan pada akhir Januari menjadi persediaan pada
awal Februari, sehingga volume produksi dapat dihitung lagi
dengan terlebih dahulu menentukan volume persediaan pada
akhir Februari. Demikian seterusnya.
Anggaran Biaya Produksi

No Keterangan Jumlah

1 Anggaran Biaya Bahan Baku XXXXX

2 Anggaran Biaya Tenaga Kerja XXXXX


Langsung

3 Anggaran BOP XXXXX

ANGGARAN BIAYA PRODUKSI XXXXX


ANGGARAN BIAYA BAHAN BAKU

Anggaran biaya bahan baku dapat dihitung sebagai berikut:

Kebutuhan bahan: rencana produksi x standar kebutuhan bahan per unit


Jika perusahaan membutuhkan 100 gram setiap unit produk dan
perusahaan merencanakan produksi dalam 1 tahun 200.000 maka
kebutuhan bahan = 100 gram x 200.000 = 20.000.000 gram / 20.000 Kg

Anggaran Biaya Bahan:


Kebutuhan bahan 20.000 Kg
Persediaan akhir 2.000 Kg
Jumlah 22.000 Kg
Persediaan akhir 1.500 Kg
Kebutuhan 20.500 Kg
Anggaran bahan baku = 20.500 x Rp 50.000 = Rp 1.025.000.000
Contoh Soal

PT.Terang Dunia adalah sebuah perusahaan produsen meja yang


berkedudukan di Bandung. Pada akhir tahun 2009 perusahaan
ini merencanakan memproduksi tiga jenis produk, yaitu meja tipe
MK-1 sebanyak 10.000 unit, 10.000 unit meja tipe MM-5 dan
10.000 unit MB-2 untuk tahun 2010 mendatang. Setiap unit
meja MK-1 membutuhkan 2 meter kayu, 1,5 meter melamin
dan 1 meter pipa hias. Dan setiap unit MM-5 membutuhkan 3
meter kayu, 3 meter melamin dan 3 meter pipa hias. Sedangkan
setiap unit meja MB-2 membutuhkan 3 meter kayu, 2 meter
melamin dan 1,5 meter pipa hias. Sedangkan harga beli kayu
diperkirakan sebesar Rp 15.000 per meter, harga beli
melamin sebesar Rp 20.000 per meter dan harga beli pipa
hias adalah sebesar Rp 12.000 per meter.
Contoh Soal

Untuk menjamin kelancaran proses produksi, perusahaan


merencanakan memiliki persediaan bahan baku pada akhir
tahun 2010 sebanyak 10% kebutuhan bahan baku tersebut
untuk proses produksi selama tahun 2010. Sedangkan
persediaan bahan baku pada awal tahun 2010 diperkirakan
sebanyak 700 meter kayu, 1.000 meter melamin dan 800
meter melamin. Diperkirakan, harga beli bahan baku
tersebut akan stabil sepanjang tahun 2010.
Anggaran Biaya Bahan Baku

MK-1 MM-5 MB-2


Harga
Bahan Total Per Unit
Nilai
Per Per Per
Unit
Total Unit
Total Unit
Total

Kayu 2 20.000 3 30.000 3 30.000 80.000 15.000 1.200.000.000

Melamin 1,5 15.000 3 30.000 2 20.000 65.000 20.000 1.300.000.000

Pipa Hias 1 10.000 3 30.000 1,5 15.000 55.000 12.000 660.000.000

Total Rp 3.160.000.000
Biaya bahan baku per jenis bahan tersebut akan
menghasilkan biaya bahan baku total sebanyak Rp
3.160.000.000. yang merupakan gabungan dari biaya
bahan baku sebesar Rp 1.200.000.000. untuk memproduksi
10.000 unit MK-1, sebanyak Rp 1.300.000.000. merupakan
biaya bahan baku untuk memproduksi 10.000 unit MM-5
dan sebanyak Rp 660.000.000 untuk memproduksi
sebanyak 10.000 unit MB-2.
Anggaran Biaya Bahan Baku Per Unit Produk

Kebutuhan Harga Biaya Bahan


Bahan Biaya Per Jenis
Produk Bahan Beli Per Unit Per Unit
Baku Bahan
Per Unit Produk Bahan Produk

Kayu 2 15.000 30.000


MK-1 Melamin 1,5 20.000 30.000 72.000
Pipa Hias 1 12.000 12.000
Kayu 3 15.000 45.000
MM-5 Melamin 3 20.000 60.000 141.000
Pipa Hias 3 12.000 36.000
Kayu 3 15.000 45.000
MB-2 Melamin 2 20.000 40.000 103.000
Pipa Hias 1,5 12.000 18.000

Jadi untuk memproduksi 10.000 unit meja tipe MK-1, 10.000 unit MM-5 dan 10.000
unit MB-2 dibutuhkan biaya bahan baku total sebanyak Rp 3.160.000.000.
Anggaran Pembelian Bahan Baku

Kebutuhan Persediaan Pembelian


Bahan
Produksi 1/1/2010 31/12/2010 Volume Harga Nilai

Kayu 80.000 700 8.000 87.300 15.000 1.309.500.000


Melamin 65.000 1.000 6.500 70.500 20.000 1.410.000.000
Pipa Hias 55.000 800 5.500 59.700 12.000 716.400.000
Total Rp 3.435.900.000

total nilai pembelian bahan baku pada tahun 2010 adalah sebesar Rp
3.435.900.000. yang merupakan gabungan dari pembelian kayu sebanyak Rp
1.309.500.000. dan pembelian melamin sebesar Rp 1.410.000.000. serta
pembelian pipa hias sebesar Rp 716.400.000.
ANGGARAN BIAYA TENAGA KERJA

Anggaran biaya tenaga kerja merupakan rencana pembayaran


biaya tenaga kerja di dalam suatu periode tertentu yang
dibutuhkan untuk memproduksi seluruh produk yang
direncanakan di dalam suatu periode terntentu.
Untuk menghitung anggaran tenaga kerja, perusahaan tinggal
mengalikan upah yang dibayarkan dengan suatu satuan tertentu.
Biaya Tenaga Kerja : Tarif Per Jam Kerja.

Jumlah biaya TKL dihitung berdasarkan taksiran kebutuhan


jam kerja keseluruhan untuk memproduksi seluruh
produk perusahaan dalam volume yang direncanakan
dikalikan dengan tarif per jamnya. .
Volume produksi dikalikan dengan biaya tenaga kerja per
unit produk akan menghasilkan biaya tenaga kerja
total.
Contoh

PT.Terang Dunia adalah sebuah perusahaan produsen meja yang


berkedudukan di Bandung. Pada akhir tahun 2009 perusahaan
ini merencanakan memproduksi tiga jenis produk, yaitu meja
tipe MK-1 sebanyak 10.000 unit, 10.000 unit meja tipe MM-5
dan 10.000 unit MB-2 tahun 2010 mendatang. Setiap unit
meja MK-1 membutuhkan 3 jam kerja langsung, setiap unit
MM-5 membutuhkan 4 jam kerja langsung dan setiap unit meja
MB-2 membutuhkan 5 jam kerja langsung. Sedangkan untuk
setiap pekerja langsung dibayar sebesar Rp 3.000 per jam
kerja langsung.
Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung Tahun 2010

Jam Kerja
Biaya TKL
Volume Tarif Per
Produk Produksi Per Jam Per Unit
Total Produk Total
Unit

MK-1 10.000 3 30.000 3.000 9.000 90.000.000

MM-5 10.000 4 40.000 3.000 12.000 120.000.000

MB-2 10.000 5 50.000 3.000 15.000 150.000.000

Total Rp 360.000.000
Biaya Tenaga Kerja : Tarif Per Hari Kerja.
Jika pembayaran biaya tenaga kerja ditetapkan berdasarkan hari kerja,
maka harus dihitung hari kerja dalam satu bulan atau satu tahun,
dikalikan dengan jumlah tenaga kerja keseluruhan.

Hasil perkalian itu merupakan biaya tenaga kerja yang dianggarkan untuk
memproduksi seluruh produk dalam satu periode.

PT.Terang Dunia dalam contoh diatas, adalah sebuah perusahaan produsen meja
yang berkedudukan di Bandung. Pada akhir tahun 2009 perusahaan ini
merencanakan memproduksi tiga jenis produk, yaitu meja tipe MK-1 sebanyak
10.000 unit, 10.000 unit meja tipe MM-5 dan 10.000 unit MB-2 untuk tahun
2010 mendatang. Untuk menghasilkan seluruh produk tersebut perusahaan
merencanakan bekerja selama 278 hari dalam setahun dan mempekerjakan 30
tenaga kerja. Sebanyak 8 orang pekerja digunakan untuk memproduksi MK-1,
sebanyak 10 orang pekerja digunakan untuk memproduksi MM-5 dan sebanyak
12 pekerja digunakan untuk memproduksi MB-2. Setiap tenaga kerja dibayar Rp
40.000. per hari.
Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung Tahun 2010

Upah Hari Kerja Jumlah Pekerja Biaya


Produk Per Hari Total Tenaga Kerja

MK-1 40.000 278 8 88.960.000

MM-5 40.000 278 10 111.200.000

MB-2 40.000 278 12 133.440.000

Total 30 Rp 333.600.000
Biaya Tenaga Kerja : Tarif Per Unit Produk.

Jika pembayaran tenaga kerja ditetapkan berdasarkan unit


produksi yang dihasilkan, maka tinggal dihitung tarif upah per
unit produknya, dikalikan dengan volume produksi total. Hasil
perkalian tersebut merupakan biaya tenaga kerja total dalam
periode tersebut.

Upah Volume Biaya


Produk Per Unit Produk Produksi Tenaga Kerja
MK-1 11.000 10.000 110.000.000
MM-5 12.000 10.000 120.000.000
MB-2 14.000 10.000 140.000.000

Total Rp 370.000.000
ANGGARAN BIAYA OVERHEAD

Anggaran Biaya Overhead adalah seluruh biaya


produksi selain biaya bahan baku dan biaya
tenaga kerja, yang direncanakan akan dibayarkan
dalam satu periode tertentu. Biaya overhead
mencakup tiga kelompok biaya, yaitu :

1. Biaya bahan penolong


2. Biaya tenaga kerja penolong
3. Biaya pabrikase lain
ANGGARAN BIAYA OVERHEAD : BAHAN PENOLONG

Biaya bahan penolong, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk


bahan-bahan yang dibutuhkan di dalam suatu produk, tetapi
bukan merupakan komponen utama dari suatu produk.

Misalnya :
- Benang dan kancing di dalam perusahaan produsen pakaian
- Paku, cat, plitur di dalam perusahaan produsen mebel
ANGGARAN BIAYA OVERHEAD : TENAGA KERJA Tidak langsung

Biaya tenaga kerja tidak langsung, adalah biaya tenaga


kerja yang tidak berhubungan langsung dengan produksi
----- gaji atau upah untuk membayar para pekerja yang
terlibat dalam proses produksi tetapi tidak secara
langsung berperan di dalam proses menghasilkan produk
tersebut.
ANGGARAN BIAYA OVERHEAD : PABRIKASE LAIN

Biaya pabrikase lainnya, adalah biaya overhead selain biaya


bahan penolong dan tenaga kerja penolong. Biaya ini berkaitan
erat dengan peralatan dan fasilitas pendukung produksi. Biaya ini
mencakup:

- Biaya depresiasi mesin pabrik


- Biaya depresiasi bangunan pabrik
- Biaya listrik pabrik
- Biaya air PAM pabrik
- Biaya telepon pabrik
- Dan sebagainya.
Contoh Soal

PT.Terang Dunia adalah sebuah perusahaan produsen meja yang


berkedudukan di Bandung. Pada akhir tahun 2009 perusahaan ini
merencanakan memproduksi tiga jenis produk, yaitu meja tipe MK-1
sebanyak 10.000 unit, 10.000 unit meja tipe MM-5 dan 10.000 unit
MB-2 untuk tahun 2010 mendatang. Setiap jenis meja
membutuhkan cat, paku dan hiasan kaki meja sebagai bahan
penolong. Setiap unit meja membutuhkan cat sebanyak 0,25 liter,
sebanyak 0,1 kg paku dan 4 hiasan kaki meja. Diperkirakan harga
beli dari cat sebesar Rp 25.000 per liter, dan harga beli paku
diperkirakan sebesar Rp 18.000 per kg, dan harga 1 buah hiasan
meja sebesar Rp 1.000. Gaji Satpam pabrik dianggarkan sebesar
Rp 24.000.000 per tahun. Gaji mandor produksi dianggarkan
sebesar Rp 48.000.000. per tahun. Sedangkan anggaran biaya
pabrikase lainnya, mencakup biaya depresiasi mesin sebesar Rp
12.500.000, biaya depresiasi bangunan pabrik sebesar Rp
24.000.000. dan biaya listrik, air & telepon pabrik sebesar Rp
40.000.000.
Anggaran Biaya Overhead
Jumlah
Jenis Biaya Parsial Total

- Biaya Cat 187.500.000


- Biaya Paku 54.000.000
- Biaya Hiasan Kaki Meja 120.000.000
# Biaya Bahan Penolong 361.500.000
- Gaji Satpam Pabrik 24.000.000
- Gaji Mandor Produksi 48.000.000
# Biaya Tenaga Kerja Penolong 72.000.000
- Biaya Listrik, Air , Telepon 40.000.000
- Biaya depresiasi Aktiva Tetap 36.500.000
# Biaya Pabrikase Lainnya 76.500.000

Total Rp 510.000.000
Tarif Overhead dan Manfaatnya

Tarif biaya overhead adalah biaya overhead yang ditetapkan sebagai


dasar menghitung biaya overhead per unit produk. Jadi tanpa
menetapkan tarif biaya overhead, maka perusahaan tidak akan dapat
menghitung biaya overhead dan biaya produksi per unit produknya.

Dalam menentukan tarif biaya overhead, perusahaan dapat


menggunakan dasar:
1. Jumlah jam kerja :
a. Jumlah jam kerja langsung
b. Jumlah jam kerja mesin
2. Volume produk yang dihasilkan.
Contoh soal

 Dalam kasus PT.Terang Dunia diatas, jika perhitungan tarif biaya overhead
menggunakan dasar jam kerja langsung, sedangkan jumlah jam kerja total
adalah sebesar 120.000 jam kerja (lihat tabel anggaran biaya tenaga kerja
langsung berdasarkan tarif per jam diatas), sedangkan biaya overhead total
yang dianggarkan adalah sebesar Rp 510.000.000. maka besarnya tarif
overhead tersebut adalah :

 Tarif Biaya Overhead = 510.000.000 : 120.000


= Rp 4.250. per jam kerja langsung.

Jika dasar perhitungan tarif menggunakan volume produksi sebagai dasar


perhitungan tarif, sedangkan jumlah volume produksi adalah sebesar 30.000
unit produk untuk ketiga jenis produk tersebut, maka besarnya tarif overhead
tersebut adalah :
Tarif Biaya Overhead = 510.000.000 : 30.000
= Rp 17.000. per unit produk.
Fungsi Tarif Biaya Overhead

Fungsi dari penentuan tarif biaya overhead adalah


untuk menghitung anggaran biaya produksi atau
anggaran harga pokok produksi per unit produk.
Tanpa menentukan tarif biaya overhead, maka
perusahaan sulit menghitung biaya produksi per
unit produknya.
LOGO

www.themegallery.com

Anda mungkin juga menyukai