RETENSIO PLASENTA
Disusun oleh :
dr. Sayed Hamzah
Pembimbing :
dr. Robert S.H. Situmorang, Sp. OG
Jantung
• Teraba tali pusat keluar dari ostium uteri externa, stolcel (+),
portio terbuka sedikit
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan HBsAg Non reaktif Non reaktif
Eritrosit 3,47 4,3-6,0 jt/µL Glukosa Darah 130 < 140 mg/dl
(Sewaktu)
Leukosit 12.600 4.800-10.800/µL
Hemostasis
Trombosit 234.000 150.000-
PT pasien 7,5 9,8 – 12,6
400.000
MCV 76 80-96 fL PT control 10,4 -
Penyulit
Riwayat obstetri Faktor ibu Lainnya
kehamilan
• riwayat • preeklampsia, • umur maternal • penggunaan
retensio • kelahiran mati ≥ 30 tahun ergometrin
plasenta • kecil masa • paritas rendah • abnormalitas
• riwayat kehamilan uterus
tindakan sectio (KMK) • insersi korda
caesarea, • usia gestasional velamentous
• riwayat abortus premature
• persalinan kala
satu atau dua
memanjang
Diagnosis
Pemeriksaan Pemeriksaan
Anamnesis
Fisik Penunjang
Perdarahan Postpartum
• Perdarahan umumnya terjadi setelah plasenta terlepas dari dinding
uterus sehingga pembuluh darah uterus menjadi terbuka.
• Jika tidak tertangani dengan baik akan dapat mengganggu hemodinamik.
Endometritis Postpartum
• Kondisi inflamasi pada dinding uterus setelah dilakukan manual plasenta.
• Sekitar 6,7% wanita yang menjalani manual plasenta akan mengalami
endometritis.
• Tanda dan gejala seperti demam, nyeri abdomen bawah, nyeri tekan
uterus, menggigil, malaise, dan lokia berbau.
Prognosis
• Prognosis tergantung pada kelainan yang
mendasari dan ada-tidaknya komplikasi.
• risiko untuk terjadinya retensio plasenta
berulang pada kehamilan berikutnya
dilaporkan meningkat sebesar 12,6 kali.
PEMBAHASAN (1)
Teori Kasus
• Retensio plasenta adalah • Pada kasus ini didapatkan ari-ari
suatu keadaan dimana belum lahir sejak 12 jam SMRS
setelah melahirkan anak ke-2
plasenta belum lahir 30 dengan persalinan normal.
menit setelah bayi lahir. 5 • Lamanya waktu pasien sampai ke RS
dikarenakan lamanya proses
rujukan dimana pasien tinggal di
daerah pulau yang aksesnya jauh
dari kabupaten sehingga keluarga
harus mencari pompong terlebih
dahulu dan menunggu cuaca cerah
untuk berlayar menyeberangi laut.
PEMBAHASAN (2)
Teori Kasus
• Gejala lain seperti demam, • Pada pasien banyak darah merah
perdarahan hebat, nyeri segar yang keluar setelah melahirkan.
Pasien juga mengeluh nyeri perut
hebat, duh vagina berbau, bagian bawah, pusing, dan lemas.
dan tampak jaringan pada • Perdarahan umumnya terjadi pada
vagina, juga bisa ditemukan pasien retensio plasenta sehingga
pada retensio plasenta. 5 evaluasi syok harus dilakukan.
• Penatalaksanaan didahului • Pada pasien ini sudah dilakukan
resusitasi cairan RL di puskesmas dan
dengan stabilisasi
saat dalam perjalanan menuju rumah
hemodinamik koreksi sakit. Total pasien mendapatkan
hipovolemia. 14
cairan infus sebanyak 3500 cc.
PEMBAHASAN (3)
Teori Kasus
• Faktor risiko lainnya, • Pada pasien ini setelah janin lahir
seperti riwayat retensio di Puskesmas diberi obat
plasenta, abortus, preekla ergometrin 0,2 mg secara
mpsia, penggunaan suntikan intramukular.
ergometrin, dan stillbirth • Seharusnya tidak perlu diberikan
juga harus digali.13 karena ergometrin adalah
uterotonik yang menghasilkan
kontraksi tetanik dalam 5 menit
setelah pemberian intramuskular
sehingga menyebabkan plasenta
terperangkap dalam kavum uteri.
PEMBAHASAN (4)
Teori Kasus
• Pentingnya upaya • Pemeriksakan kehamilan pada
menurunkan kejadian pasien tidak teratur dan pasien
retensio plasenta adalah tidak pernah kontrol ke RS atau
mengaskses pelayanan dokter kandungan dikarenakan
kesehatan dengan
melakukan pemeriksaan tinggal di pulau, akses ke RS
kehamilan atau ANC secara sulit dan harus melewati laut
teratur untuk mendeteksi memakai pompong atau kapal
dini faktor-faktor risiko ke kabupaten.
kehamilan dan komplikasi
kehamilan.
KESIMPULAN
• Retensio plasenta adalah suatu keadaan dimana
plasenta belum lahir 30 menit setelah bayi lahir.
• Patofisiologi retensio plasenta menjadi tiga
mekanisme, yaitu plasentasi invasif, hipoperfusi
plasenta, dan kontraktilitas inadekuat.
• Penatalaksanaan retensio plasenta didahului
dengan stabilisasi hemodinamik.
• Terapi definitif untuk retensio plasenta adalah
manual plasenta.
TERIMAKASIH