Anda di halaman 1dari 35

COMBINING ARCHIMATE WITH OTHER

STANDARDS AND APPROACHES

K
E
L Anindya Agustina Damayanti
175150407111001
Kamalia Fitriana
175150401111010
Najla Alia Farah
175150401111010

Novira Azpiranda Rizki Hasna Salsabil Rakha


175150407111010 175150400111037
6.1 Introduction
Keunikan dari ArchiMate adalah tidak terletak pada konsep individu
tetapi sebaliknya, banyak konsep dirancang untuk memiliki
korespondensi langsung dengan konsep serupa dalam teknik lain, di
mana dapat membuat bagian tertentu pada arsitektur lebih detail.
6.2 Business Motivation Model
• Business Motivation Model (BMM) membedakan antara sarana,
tujuan, influencer dan penilaian dan memberikan deskripsi yang lebih
rinci, yaitu deskripsi tentang konsep motivasi bisnis yang lebih rinci
dibandingkan dengan konsep motivasi ArchiMate.
6.3 Balanced Scorecard
• Balanced Scorecard adalah teknik tingkat tinggi yang digunakan untuk
manajemen kinerja strategis organisasi. Terdapat 4 perspektif tentang
kinerja ini, yaitu mission, objective, measure, target, dan initiative
6.4 Business Model Canvas
Business Model Canvas memberi gambaran tingkat tinggi dari struktur
atau model bisnis yang diinginkan dar suatu organisasi

Konsepnya dapat langsung dipetakan menjadi konsep ArchiMate. Hal


ini memberikan titik awal yang sangat bermanfaat untuk definisi lebih
lanjut dari arsitektur bisnis.
Contoh konsep BMC
yang dipetakan ke
ArchiMate
6.5 Value Map
Value Mapping adalah salah satu teknik di arsitektur bisnis. Teknik ini
memberikan insight yang nantinya menjadi nilai yang dihasilkan oleh
berbagai kegiatan organisasi.
Contoh dari Value Map adalah Value Chain yang didefinisikan oleh
Porter (1985), yang membagi aktifitas-aktifitas sebuah enterprise di
value-creating dan supporting dan membagi bagian awal dalam
tahapan proses produksi, dengan inbound logistic, operasi, outbound
logistic, marketing dan penjualan dan service
Table diatas menunjukkan sebuah tujuan pemetaan general pada
sebagian besar pendekatan ini. Pemetaan ini menggunakan konsep
lapisan bisnis ArchiMate untuk menggambarkan hubungan dengan
Value Maps.
Contoh Value Map dengan Value
Stream dan Value Exchanges
diantara tahapan-tahapannya
Value Network parsial
yang berisi beberapa
Actors Value Exchanges
dan Value Items
6.6 Customer Journey Map
• Merupakan sebuah cara untuk merepresentasikan pengalaman
pengguna yang difokuskan pada touchpoints yang merupakan
business service dan business interface organisasi.
• Konsep ArchiMate bisa dengan mudah diterapkan dalam Customer
Journey Map karena inti dari Customer Journey Map itu sendiri
adalah proses bisnis yang dipecah menjadi subproses-suproses.
6.7 Service Blueprint
• Teknik yang lebih berfokus pada realisasi layanan, service blueprint
menyediakan penggambaran berlapis dari suatu layanan yang
ditampilkan dari atas ke bawah, layer tersebut antara lain :
1. Physical evidence
2. Customer actions
3. Onstage/visible actions
4. Backstage/invisible actions
5. Support processes
Service Blueprint expressed in ArchiMate
6.8 BPMN
• Standar utama untuk pemodelan proses bisnis adalah BPMN.
• Archimate biasasnya digunakan untuk proses tingkat tinggi dan
hubungan mereka dengan konteks perusahaan, tetapi bukan untuk
pemodelan alur kerja rinci.
• BPMN mendukung subproses dan pemodelan tugas secara terperinci
namun tidak memiliki konteks perusahaan yang lebih luas.
• BPMN memiliki elemen yang lebih variative dengan berbagai jenis
event, tugas, dan gateway.
• BPMN dan Archimate dapat digunakan dalam kombinasi.
6.9 Business Logic
• Definisi eksplisit logika bisnis adalah separate the ‘know’ from the
‘flow’ dalam proses bisnis.
• Dua standar utama dalam ranah ini adalah SBVR (Semantics of
Business Vocabulary and Rules) dan DMN (Decision Model and
Notation).
• Seringkali, model logika bisnis akan digunakan bersamaan dengan
model proses yang dinyatakan dalam BPMN.
6.10 UML
• Unifie Modelling Language (UML) adalah standar de facto untuk
pemodelan perangkat lunak.
• Beberapa konsep di ArchiMate sangan terinspirasi oleh UML.
• Hubungan ini memberikan fasilitas pengembangan berkelanjutan
(continuous development) antara higher-level enterprise model yang
disajikan dalam notasi ArchiMate dan lower-level enterprise model
yang disajikan dalam UML.
6.11 SysML
• The System Modeling Language (SysML) adalah cabang dari UML
untuk rekayasa sistem (systems engineering) dan menawarkan konsep
untuk spesifikasi, analisis, desain, verifikasi dan validasi dari sistem.

• SysML lebih sedikit software-centric dibandingkan dengan UML dan


lebih mudah untuk dipelajari.

• Dalam mendesain sistem fisik, SysML cocok digunakan sebagai bahasa


untuk desain yang lebih detail, sedangkan ArchiMate lebih kepada
tingkat arsitektur abstraksinya.
Tabel dibawah ini menunjukkan konsep ArchiMate dan SysML
dalamkonteks sebelumnya.
6.12 Entity-Relationship Model
• Entitiy Reletionship Model merupakan salah satu teknik pemodelan
tertua pada teknologi informasi dan komunikasi.
• Model ER sering digunakan dalam pemodela data,khususnya dalam
desain basis data reasional. Dengan demikian, model er dapat
memetakan konsep struktur pasif ArchiMate.
• Atribut, kunci atau instances dari entitas biasanya tidak akan
dimodelkan dengan ArchiMate, karena hal ini terlalu detail untuk
tingkat arsitektur abstraksi. Karena itu pula, ArchiMate tidak dapat
mendukung kardinalitas hubungan.
6.13 TOGAF

• Struktur bahasa inti dari Archimate itu bersesuaian dengan 3 domain


arsitektur utama dalam TOGAF’s Architectur Develompment Method.
Sehingga, TOGAF dan Archimate dapat dengan mudah digunakan
bersamaan, karena mereka mencakup banyak bidang yang sama.
• Sehingga, TOGAF dan Archimate dapat dengan mudah digunakan
bersamaan, karena mereka mencakup banyak bidang yang sama.
• TOGAF sendiri menyediakan arahan atau panduan tentang
pembuatan model arsitektur yang konsisten, tetapi sebagian besar
merujuk pada tools yang mensupport. Disinilah ArchiMate menjadi
pelengkap TOGAF, karena ia menyediakan serangkaian konsep yang
independen dan standar yang membantu menciptakan ke
konsistenan dan integrasi.

Anda mungkin juga menyukai