Anda di halaman 1dari 13

1.

STRATEGI PARTISIPATIF
Kegiatan pembelajaran partisipatif muncul sebagai akibat
dari penggunaaan strategi pembelajaran partisipasif ,dan
dapat diartikan sebagai upaya pendidik untuk
mengikutsertakan peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran. Keikutsertaan peserta didik di dalam
program pembelajaran partisipatif. Keikutsertaan peserta
didik itu diwujudkan dalam tiga tahapan kegiatan
pembelajaran yaitu PERENCANAAN PROGRAM (PROGRAM
PLANNING), PELAKSANAAN (PROGRAM
IMPLEMENTATION), DAN PENILAIAN (PROGRAM
EVALUATION) KEGIATAN PEMBELAJARAN. (SUDJANA,
2010: 130)
• Kegiatan belajar partisipatif adalah keikutsertaan
peserta didik (siswa) dalam kegiatan belajar sejak dari
kegiatan merencanakan, melaksanakan dan menilai
kegiatan belajar membelajarkan. Sedangkan kegiatan
membelajarkan partisipatif adalah upaya pendidik
(sumber belajar) untuk memotivasi dan melibatkan
siswa dalam kegiatan merencanakan, melaksanakan
dan menilai kegiatan belajar yang dilakukan bersama
di dalam kelompok oleh siswa, dengan bantuan dari
sumber belajar.
Berdasarkan deskripsi uraian beberapa pandangan di atas, dapat dikemukakan
beberapa aspek yang menjadi fokus perhatian dalam menggunakan strategi
pembelajaran partisipatif, yaitu

2. Tahapan kegiatan
pembelajaran terdiri atas:
1. Faktor utama dalam tahap pembinaan keakraban,
strategi pembelajaran tahap identifikasi kebutuhan,
sumber dan kemungkinan
partisipatif adalah: hambatan, tahap perumusan
faktor manusia, faktor tujuan belajar, tahap
tujuan, faktor bahan penyusunan program kegiatan
belajar, tahap pelaksanaan
ajar, fasilitas waktu dan kegiatan belajar, dan tahap
fasilitas sarana belajar. evaluasi hasil yang dapat
dicapai dalam proses
pembelajaran.

4. Faktor manusia yang


merupakan perhatian
3. Peserta atau anggota,
utama dalam penggunaan
aturan kegiatan, upaya
strategi pembelajaran
belajar, kegiatan
partisipatif adalah peserta
membelajarkan, tujuan
didik, sumber belajar,
belajar.
tenaga lain yang terkait.
a) Peran Guru dalam Strategi Pembelajaran
Partisipatif
Dalam pembelajaran partisipatif, guru sebagai
pengelola proses pembelajaran. Dalam kaitan
dengan hal tersebut, guru berperan sebagai
motivator, fasilitator, dan partner dalam proses
pembelajaran. Peran guru seperti ini menuntut
guru memiliki kemampuan untuk menciptakan
kondisi sedemikian rupa untuk melibatkan siswa
dalam mengidentifikasi, menyusun dan
mengembangkan materi, serta menilai bahan
(materi) pembelajaran sesuai kebutuhan siswa
dan tujuan-tujuan belajar,
• Dengan demikian, guru dituntut
memiliki berbagai kompetensi, baik
kompetensi pribadi, kompetensi
profesional, dan kompetensi sosial,
serta kompetensi daya juang yang
tinggi. Dengan kompetensi yang
dimiliki tersebut, guru akan mampu
mengelola pembelajaran secara
partisipatif untuk mencapai tujuan-
tujuan belajar secara efektif.
2) Peran Siswa dalam Pembelajaran
Partisipatif
Proses pembelajaran partisipatif sebagaimana telah
dipaparkan di atas, mengandung makna bahwa keaktifan
siswa sebagai peserta belajar adalah dominan, guru
berfungsi sebagai motivator dan fasilitator dalam
mengarahkan, membimbing siswa mulai dari identifikasi
masalah, perencanaan pembelajaran, pelaksanaan,
monitoring dan evaluasi hingga kegiatan tindak lanjut dari
hasil yang dicapai.
Bertitik dari hal tersebut, siswa yang terlibat dalam proses
pembelajaran harus memahami tujuan-tujuan belajar yang
ingin dicapai sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan mereka
dalam hubungan dengan pemecahan masalah-masalah yang
dihadapi untuk mampu menyesuaikan diri dengan
lingkungannya.
BERBAGAI JENIS STRATEGI BELAJAR MENGAJAR PENDIDIKAN
LUAR SEKOLAH DAPAT DIKELOMPOKKAN BERDASARKAN
BERBAGAI PERTIMBANGAN.
(a) Atas dasar pertimbangan proses pengolahan
pesan.
1. Strategi Deduktif. Dengan Strategi Deduktif materi
atau bahan pelajaran diolah dari mulai yang umum,
generalisasi atau rumusan, ke yang bersifat khusus
atau bagian-bagian. Bagian itu dapat berupa sifat,
atribut atau ciri-ciri. Strategi Deduktif dapat
digunakan dalam mengajarkan konsep, baik konsep
konkret maupun konsep terdefinisi.

2. Strategi Induktif. Dengan Strategi Induktif materi


atau bahan pelajaran diolah mulai dari yang khusus
(sifat, ciri atau atribut) ke yang umum, generalisasi
atau rumusan. Strategi Induktif dapat digunakan
dalam mengajarkan konsep, baik konsep konkret
maupun konsep terdefinisi.
(b) Atas dasar pertimbangan pihak pengolah pesan.

1. Strategi Ekspositorik. Dengan


Strategi Ekspositorik bahan atau
materi pelajaran diolah oleh
fasilitator. Peserta Didik tinggal
“terima jadi” dari guru/fasilitator.
Dengan Strategi Ekspositorik guru
yang mencari dan mengolah bahan
pelajaran, yang kemudian
menyampaikannya kepada peserta
didik. Strategi Ekspositorik dapat
digunakan di dalam mengajarkan
berbagai materi pelajaran, kecuali
yang sifatnya pemecahan masalah.

2) Strategi Heuristik. Dengan Strategi


Heuristik bahan atau materi pelajaran diolah
oleh siswa/peserta didik. Siswa/Peserta didik
yang aktif mencari dan mengolah bahan
pelajaran. Guru sebagai fasilitator
memberikan dorongan, arahan, dan
bimbingan.
Strategi Heuristik dapat digunakan untuk
mengajarkan berbagai materi pelajaran
termasuk pemecahan masalah. Dengan
Strategi Heuristik diharapkan siswa atau
peserta didik bukan hanya paham dan mampu
melakukan suatu pekerjaan sesuai dengan
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan,
akan tetapi juga akan terbentuk sikap-sikap
positif, seperti: kritis, kreatif, inovatif,
mandiri, terbuka.
(c) Atas Dasar Pertimbangan
Pengaturan Guru/Fasilitator
1. Strategi Seorang Guru atau fasilitator. Seorang
guru atau fasilitator mengajar kepada sejumlah
peserta didik.
2) Strategi Pengajaran Beregu (Team Teaching).
Dengan Pengajaran Beregu, dua orang atau lebih
guru mengajar sejumlah siswa. Pengajaran
Beregu dapat digunakan di dalam mengajarkan
salah satu mata pelajaran atau sejumlah mata
pelajaran yang terpusat kepada suatu topik
tertentu.
(d) Atas Dasar Pertimbangan Jumlah
Siswa / Peserta didik
1) Strategi Klasikal
Strategi klasikal merupakan suatu pengajaran yang
diperuntukkan untuk sejumlah anak dalam suatu kelas
tertentu, seorang guru memberikan kepada siswa untuk
materi yang sama dalam waktu yang sama pula.
2) Strategi Kelompok Kecil
Pengajaran ini dilakukan untuk sejumlah anak dalam
kelompok kecil, tugas ini dapat diselesaikan secara
komplementer, seluruh kelompok mempunyai tanggung
jawab tugas yang sama.
3) Strategi Individual.
Secara mandiri siswa menyelesaikan tanggung jawab yang
diberikan oleh guru. Disini siswa dituntut mandiri, seperti
membaca buku, memecahkan masalah, menyusun laporan,
mengadakan eksperimen, menggunakan laboratorium, ke
perpustakaan dan sebagainya.
(e) Atas Dasar Pertimbangan Interaksi
Guru dengan Siswa Peserta Didik.
1. Strategi Tatap Muka. Interaksi belajar
mengajar terjadi secara face to face antara guru
dan siswa. Disini guru sebagai partner dalam
kegiatan belajar siswa dan sekaligus sebagai
sumber belajar.Akan lebih baik dengan
menggunakan alat peraga.
2) Strategi Pengajaran Melalui Media.
Guru/fasilitator tidak langsung kontak dengan
siswa/peserta didik, akan tetapi guru/fasilitator
“mewakilkan” kepada media. Siswa/peserta
didik berinteraksi dengan media.
WASSALAM

Anda mungkin juga menyukai