Anda di halaman 1dari 37

HERNIA

Definisi

 Hernia didefinisikan sebagai Protrusi


atau penonjolan isi suatu rongga
melalui defek atau bagian lemah dari
dinding rongga bersangkutan (Buku
Ajar Ilmu Bedah Wim De Jong )
Epidemiologi

 Lebih dari 600.000 hernia diperbaiki setiap


tahunnya di Amerika Serikat
 hernia menjadi operasi paling sering dilakukan
oleh dokter bedah umum
 Sekitar 75% hernia terjadi di regio inguinal. Dua
pertiganya adalah hernia indirek, dan sisanya
hernia direk
 Pria 25 kali lebih besar resiko menderita hernia
inguinal dibandingkan dengan wanita. Pada pria
perbandingan hernia direk dan indirek adalah
1:2.
Etiologi
 Kongenital
 Kegagalan penutupan prosesus vaginalis
 Didapat
 Kenaikan tekanan intraabdominal
 Kelemahan otot
KONGENITAL
Didapat
Pembagian hernia
 Waktu terjadi
 Kongenital
 Didapat
 Tempat
 Inguinalis
 Femoralis
 Umbilikalis
 dll
 Sifat
 Reponibel
 Ireponibel
 Inkarserata
 Strangulasi
Hernia inguinalis
 tonjolan dari peritoneum melalui defek
kongenital atau didapat pada struktur otot
dan fasia dari dinding abdomen
 Indirek
 Direk
Trigonum
hasselbach Superior
lateral : vasa
epigastrika
inferior
Medial : tepi
lateral
M.rektus
abdominis
Inferolateral :
lig.inuinale
Anatomi kanalis inguinalis

Kraniolateral : anulus
inguinalis internus
Medial bawah : anlusu
inguinalis eksternus
Atap : aponeurosis
m.oblikus eksternus
Dasar : liganmentum
inguinale
Insidensi
 Sekitar 75% hernia terjadi di regio inguinal.
Dua pertiganya adalah hernia indirek, dan
sisanya hernia direk
 Pria 25 kali lebih besar resiko menderita
hernia inguinal dibandingkan dengan
wanita. Pada pria perbandingan hernia
direk dan indirek adalah 1:2.
Diagnosis

 kebanyakan kasus hernia, dapat ditegakkan


hanya dengan melakukan anamnesis dan
pemeriksaan fisik.
 gejala klinis yang bervariasi
 Kasus biasa : tidak nyaman di daerah inguinal
adanya benjolan kecil di inguinal,batuk
atau mengedan
 Muncul jika berdiri ; hilang jika tiduran
 Hernia tidak kembali sendiri  manual
Pemeriksaan Fisik :
 Pemeriksaan Finger Test :
 Menggunakan jari ke 2 atau jari
ke 5.
 Dimasukkan lewat skrortum
melalui anulus eksternus ke
kanal inguinal.
 Penderita disuruh batuk:
 Bila impuls diujung jari berarti
Hernia Inguinalis Lateralis.
 Bila impuls disamping jari
Hernia Inguinnalis Medialis.
 Pemeriksaan Ziemen Test :
 Posisi berdiri, bila ada benjolan
masukkan dulu (biasanya oleh
penderita).
 Hernia kanan diperiksa dengan
tangan kanan.
 Penderita disuruh batuk bila
rangsangan pada :
 jari ke 2 : Hernia Inguinalis
Lateralis.
 jari ke 3 : hernia Ingunalis
Medialis.
 jari ke 4 : Hernia Femoralis.
 Pemeriksaan Thumb Test
:
 Anulus internus ditekan
dengan ibu jari dan
penderita disuruh
mengejan
 Bila keluar benjolan berarti
Hernia Inguinalis medialis.
 Bila tidak keluar benjolan
berarti Hernia Inguinalis
Lateralis.
perbedaan
Hernia Inguinalis direk Hernia inguinalis Indirek
 Selalu akuisita  Dapat
 Melalui trigonum kongenital/akuisita
inguinalis hesselbach  Melalui canalis
 Langsung lurus ke inguinalis
abdomen  Arah jari ke kraniolateral
 Tidak dapat mjd hernia  Dapat menjadi hernia
scrotalis scrotalis
 Benjolan biasanya bulat  Benjolan biasanya
lonjong
Pemeriksaan
radiologi
Herniography
Diagnosis banding
HERNIA FEMORALIS

 merupakan hernia alami terbanyak kedua yang


sering terjadi
 Hernia femoralis lebih sering terjadi pada wanita
dengan rasio wanita : pria 4:1.
 ernia femoralis kanan 2 kali lebih sering terjadi
daripada hernia femoralis kiri.
 Hernia femoralis sangat rentan terhadap
terjadinya strangulasi.
Femoral Anatomy

inguinal ligament

femoral canal

Cooper’s ligament

Iliopubic tract

femoral nerve, artery, and vein


Etiologi
 Kebalikan dari hernia inguinal ; jarang pada anak
dan bayi  mungkin bukan kongenital
 Chapman melaporkan, dari 1134 kasus hernia
inguinal, hanya 6 yang merupakan hernia
femoralis.
 biasanya muncul setelah usia
pertengahankarena kelemahan alamiah dari
jaringan, dan hilangnya elastisitas.
 Lebih sering terjadi pada wanita multipara.
Diagnosis

 biasanya mengeluhkan tonjolan kecil yang


dapat dikembalikan, pada sisi medial daerah
selangkangan
 sering menetap yang disebabkan karena
adanya inkarserasi
Hernia umbilikalis
 hernia kongenital pada umbilikus
 Angka kejadian pada bayi ras kaukasoid 
10% - 30%.
 Bayi yang prematur, 70% memiliki
kemungkinan terjadi hernia umbilikalis
 Hernia umbilikal pada orang dewasa 
didapat.
Hernia epigastrika
 penonjolan isi abdomen melalui defek di linea
alba antara umbilikus dan prosesus
siphoideus
 Umumnya nyeri yang kemungkinan
diakibatkan karena terjepitnya jaringan
lemak ekstraperitoneal
Hernia inkarserata
 Hernia inkarserata hernia ireponibel
 Bukan emergensi operasi karena tidak
mengancam nyawa
 Tapi karena stage kronik biasa
terjadirekomendasi operasi
Gejala klinis

 Adanya tanda – tanda hernia + ileus


obstruksi
 Mual dan muntah
 Obstipasi
 Terlihat gerakan usus
 Perut tegang
 Oligouri
Pemeriksaan fisik

 Dapat terlihat gerakan usus di dinding perut


 Terdengar bising usus dengan nada tinggi
(metalic sound)
 Ada tanda dehidrasi
 Perkusi hipertimpani
Hernia strangulata

 Komplikasi dari akut inkarserasi


 Masalah serius dan mengancam nyawa isi
hernia menjadi iskemik dan mati.
Pemeriksaan fisik

 Hernia keras dan nyeri


 Kulit diatasnya menjadi berubah warna
kemerahan
 Pada auskultasi  tidak terdengar bising
usus
 Pasien demam
 Tanda dehidrasi
Richter’s hernia Sliding Hernia
Penatalaksanaan

 Konservatif
 Pemakaian celana
hernia
 Operatif :
 Herniotomi dan
hernioplastik
 Tension repair
 Open tension repair
 laparoskopik
BASSINI MCVAY

SHOULDICE
Lichtenstein
 First pure prosthestic, tension-free repair to
achieve low recurrence rates
Komplikasi
 Rekurensi
 Nyeri inguinal kronis
 Funikulus dan testis
 Cedera Buli – buli
 Infeksi pada luka

Anda mungkin juga menyukai