Anda di halaman 1dari 8

A.

PERKEMBANGAN BANK SYARIAH


Kata bank berasal dari bahasa Latin banco yaitu bangku atau meja. Pada
abad ke-12 banco merujuk pada meja, counter atau tempat penukaran uang (money
changer).
Pada tahun 1963, berdirinya bank syariah pertama oleh Dr. Abdul Hamid an-
Naggar dengan sebuah bank tabungan lokal yang beroperasi tanpa bunga di Desa
Mit Ghamir berlokasi di tepi Sungai Nil . Meskipun beberapa tahun bank tersebut
ditutup, namun telah mengilhami diadakannya Konferensi Ekonomi Islam pertama
di Makkah tahun 1975. Dua tahun kemudian lahirlah Islamic Development Bank
(IDB) yang kemudian diikuti dengan pembentukan lembaga-lembaga keuangan
Islam di berbagai negara yang secara umum berbentuk bank Islam komersial dan
lembaga investasi. Aset keuangan syariah global diperkirakan mencapai triliunan
dolar Amerika dengan rata-rata pertumbuhan 10 sampai 15%.
Di Indonesia, perkembangan bank syariah diuraikan sebagai berikut:

Tahun Keterangan
1970 an Tercipta ide untuk mendirikan lembaga keuangan syariah

1980 Uji coba BMT Salman di Bandung dan Koperasi Ridho Gusti

Lokakarya MUI mendirikan bank syariah pertama bernama Bank Muamalah Indonesia,
1990 dengan kemunculan BMI ini kemudian diikuti lahirnya UU No. 7 Tahun 1992, UU No. 10
Tahun 1998, dan UU No. 23 Tahun 1999

2000 Keluarnya regulasi operasional dan kelembagaan Perbankan Syariah

Pendirian Biro Perbankan Syariah Bank Indonesia yang pada tahun 2004 terjadi perubahan
2001
menjadi Direktorat Perbankan Syariah BI
Keluar UU No. 3 Tahun 2004 tentang Perubahan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank
2004 Indonesia yang makin mempertegas penetapan kebijakan moneter yang dilakukan oleh BI
dapat dilakukan dengan prinsip syariah
Konsep office channeling diperkenalkan agar mudah dalam pelayanan
2006
syariah
UU Perbankan Syariah di sahkan Pelaksanaan Prinsip Syariah Dalam
2008 Kegiatan Penghimpun Dana dan Penyaluran Dana serta Pelayanan Jasa
Bank Syariah
Pembentukan Otoritas Jasa Keuangan sebagai pengatur dan pengawas
2011
Lembaga Keuangan di Indonesia

Menurut Statistik Perbankan Syariah OJK per Juni 2015, ada 12 bank
2015
umum syariah dan 22 Undang-Undang Syariah di Indonesia
Alasan Pengembangan kebijakan
• Amanah UU No. 10/1998 dan UU No. 23/1999
• Pedoman bagi internal BI
• Acuan bagi pihak eksternal
• Terwujudnya perbankan syariah yang sehat
Tujuan Pengembangan Perbankan Syariah
(1) Memenuhi kebutuhan jasa perbankan bagi masyarakat yang tidak
dapat menerima konsep bunga.
(2) Menyediakan alternatif investasi, pembiayaan dan jasa keuangan
lainnya.
(3) Mengurangi risiko sistemik dari kegagalan sistem keuangan di
Indonesia.
(4) Mendorong peran perbankan secara optimal dalam menggerakkan
sektor riil dan membatasi spekulasi atau pembiayaan yang tidak
produktif.
Implementasi pengembangan bank syariah, bank Indonesia, pemerintah telah
menentukan sasaran pengembangan perbankan syariah melalui 4 (empat) tahap
pencapaian pengembangan syariah secara nasional.
Tahapan tersebut adalah sebagai berikut :
• Tahap pertama (2002 - 2004), yaitu tahap peletakan landasan pengembangan yang kuat
bagi pertumbuhan industri perbankan syariah. fokus aktivitas dalam tahap ini adalah
menyusun ketentuan kelembagaan ban syariah dan menyiapkan infrastruktur dasar yang
diperlukan untuk pertumbuhan bank syariah.
• Tahap kedua (2005-2009), yaitu tahap penguatan industri, peningkatan daya saing,
efisiensi operasi, spesifikasi produk, serta kompetensi, dan profesionalisme SDI
perbankan syariah.
• Tahap ketiga (2010-2012) adalah tahap untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan
operasional perbankan syariah sesuai dengan standar keuangan dan kualitas pelayanan
international.
• Tahap keempat (2013-2015), yaitu tahap di mana industri perbankan telah mencapai satu
pangsa yang signifikan untuk memberikan kontribusi dalam sistem perekonomian
nasional. Pada saat itu diharakan telah terbentuk integrasi dengan sektor-sektor lainnya,
khususnya dengan lembaga keuangan syariah bukan bank dan institusi pendudukungnya.
Selain bentuk kebijakan ekonomi dalam pengembangan perbankan syariah diatas, terdapat
4 (empat) paradigma kebijakan dalam perbankan yang perlu menjadi perhatian, yaitu :
• Market driven, dimana Bank Indonesia bersama dengan stakeholder yang lain melakukan
public education kepada masyarakat untuk mendukung proses positioning. Hal ini terjadi
karena industri perbankan syariah tumbuh sebagai realisasi dari kebutuhan masyarakat
yang membutuhkan jasa pelayanan keuangan dan perbankan yang sesuai prinsip syariah
• Fair treatmend, yang artinya pengembangan kerangka ketentuan maupun upaya bagi
penyempurnaan infrastruktur industri dilakukan berdasarkan konsep perlakuan yang
sama, yang mengakomodasi ciri-ciri operasional khusus perbankan syariah, serta
menyusun program pengembangan yang disesuaikan dengan tahapan pertumbuhan
industri.
• Gradual and sutainnable approach, yaitu program pengembangan perbankan dapat
dipandang sebagai suatu upaya transformasi suatu industri yang dilakukan menurut
fokus dam prioritas dalam suatu tahapan yang terstruktur dan berkesinambungan.
• Comply to syariah principle, yang artinya kepatuhan terhadap prinsip-prinsip syariah yang
merupakan suatu argumen utama keberadaan industri perbankan syariah. adapun
implementasi kepatuhan terhdapa prinsip syariah merupakan upaya untuk
menginkorporasi nilai-nilai syariah, bai dalam skema transaksi keuangan sampai pada
implementasinya dalam mengelolausha yang tercermin dalam corporate govermance
industri perbankan syariah yang baik.

Anda mungkin juga menyukai