Anda di halaman 1dari 10

Akuntansi

Keberlanjutan

IMPLEMEENTSI POJK
NO.51/POJK.03/2017
TENTANG PENERAPAN KEUANGAN KEBERLANJUTAN BAGI
LEMBAGA JASA KEUANGAN (LJK), EMITEN, DAN
PERUSAHAAN PUBLIK

KELOMPOK 4 :

ELSA SUSANTI (023001908026)


ERICKA IMMANUEL SIMANJUNTAK (023001908025)
SHAFITRI VERADIANA (…………)
SYIFA URROHMAH (023001908037)
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK)
No. 51/POJK.03/2017
Pertimbangan OJK mengeluarkan peraturan Peraturan OJK (POJK) 51/POJK.03/2017, terdiri dari 4
hali diantaranya :
1. Bahwa untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang mampu menjaga stabilitas
ekonomi serta bersifat inklusif diperlukan sistem perekonomian nasional yang mengedepankan
keselarasan antara aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup.

2. Bahwa untuk menggerakkan perekonomian nasional yang mengedepankan keselarasan antara


aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup, mampu menjaga stabilitas ekonomi serta bersifat
inklusif dibutuhkan sumber pendanaan dalam jumlah yang memadai.

3. Bahwa pengembangan sistem lembaga keuangan yang ramah lingkungan hidup telah
diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.

4. Bahwa Roadmap Keuangan Berkelanjutan di Indonesia yang telah diterbitkan oleh Otoritas
Jasa Keuangan perlu ditindaklanjuti dengan peraturan yang spesifik dan mengikat untuk
seluruh lembaga jasa keuangan, emiten, dan perusahaan publik.
Makna Praktis Delapan Prinsip Keuangan
Berkelanjutan
1) Prinsip Investasi Bertanggung Jawab

2) Prinsip Strategi dan Praktik Bisnis Berkelanjutan

3) Prinsip Pengelolaan Risiko Sosial dan Lingkungan Hidup

4) Prinsip Tata Kelola

5) Prinsip Komunikasi yang Informatif

6) Prinsip Inklusif

7) Prinsip Pengembangan Sektor Unggulan Prioritas

8) Prinsip Koordinasi dan Kolaborasi


Prioritas Program Keuangan Berkelanjutan

Berdasarkan Pasal 7 ayat (1) POJK Keuangan Berkelanjutan, terdapat 3 (tiga) prioritas
implementasi Keuangan Berkelanjutan yaitu:

01 02
Pengembangan produk dan/atau jasa Pengembangan kapasitas
Keuangan Berkelanjutan, termasuk intern Lembaga Jasa
peningkatan portofolio pembiayaan, Keuangan (LJK); atau
investasi atau penempatan pada
instrumen keuangan atau
proyek yang sejalan dengan penerapan
Keuangan Berkelanjutan;

03
Penyesuaian organisasi, manajemen risiko,
tata kelola, dan/atau standar prosedur
operasional (standard operating procedure)
LJK yang sesuai dengan prinsip
penerapan Keuangan Berkelanjutan.
Kegiatan Usaha
Berkelanjutan
A. Kriteria Kegiatan Usaha Berkelanjutan
Mengacu pada pengertian kegiatan usaha berkelanjutan, kriteria proyek
berkelanjutan:

 Efisiensi dan Efektivitas


Mengutamakan upaya efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya alam
secara berkelanjutan, termasuk efisiensi penggunaan material input dan
penggunaan alternatif material input, penggunaan energi bersih secara efektif,
penghematan air dan penggunaan sumber air inkonvensional;
• Mitigasi
Mencegah/membatasi/mengurangi/memperbaiki kerusakan lingkungan hidup,
peningkatan polusi, limbah, kerusakan ekosistem, danketidakadilan/kesenjangan
sosial, termasuk pencegahan dan penanganan polusi/limbah, tidak memicu dan
berdampak pada konflik sosial, berdampak pada peningkatan kesejahteraan
masyarakat, perlindungan lingkungan hidup dan proses produksi rendah karbon;
• Adaptasi
Memberikan solusi bagi masyarakat yang menghadapi dampak perubahan iklim,
termasuk pembaruan teknologi hemat energi dan rendah emisi, konservasi sumber
daya dan daur ulang, perbaikan kesejahteraan masyarakat yang terdampak;
B. Kategori Kegiatan Usaha Berkelanjutan
Sebagai bagian dari implementasi Keuangan Berkelanjutan, bank harusmelakukan
pencatatan portofolio pembiayaan/kredit berdasarkan kategori kegiatan usaha
berkelanjutan.

• Pengkategorian kegiatan usaha berkelanjutan mengacu pada pasal 4


POJK Green Bond yang menjelaskan 11 (sebelas) kegiatan usaha
berwawasan lingkungan (KUBL).

• Untuk memenuhi salah satu prinsip Keuangan Berkelanjutan, yaitu


prinsip inklusif, ditambahkan 1 (satu) kategori kegiatan usaha
berkelanjutan, yaitu kategori Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
(UMKM). Dengan demikian, kategori kegiatan usaha berkelanjutan
berjumlah 12 (dua belas) kategori yang digunakan sebagai acuan
dalam melakukan pencatatan portofolio pembiayaan/kredit
berkelanjutan.
C. Keterkaitan 12 (Dua Belas) Kategori Kegiatan Usaha Berkelanjutan Terhadap 17 Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan (TPB)/Sustainable Development Goals (SDGs)
Berikut ini 17 (tujuh belas) TPB:

1. Tanpa kemiskinan. 12. Konsumsi dan produksi yang bertanggung


2. Tanpa kelaparan. jawab.
3. Kehidupan sehat dan sejahtera. 13. Penanganan perubahan iklim.
4. Pendidikan berkualitas. 14. Ekosistem laut.
5. Kesetaraan gender. 15. Ekosistem daratan.
6. Air bersih dan sanitasi layak. 16. Perdamaian, keadilan dan kelembagaan
7. Energi bersih dan terjangkau. yang tangguh.
8. Pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi. 17. Kemitraan untuk mencapai tujuan.
9. Industri, inovasi dan infrastruktur.
10. Berkurangnya kesenjangan.
11. Kota dan komunitas berkelanjutan.
1. Menerapkan Prinsip – Prinsip Keuangan 2. Penyampaian dan Publikasi Laporan
Berkelanjutan dalam Proses Bisnis Keberlanjutan (Sustainability
Report
• POJK Keuangan Keberlanjutan Pasal 4
menyebutkan bahwa bank wajib • Menyampaikan Laporan Keberlanjutan
menyusun Rencana Aksi Keuangan
Berkelanjutan (RAKB) sesuai dengan
POKOK-POKOK setiap tahun paling lambat sesuai batas
waktu penyampaian Laporan Tahunan
waktu implementasi dengan memuat: PENGATURAN yang berlaku untuk masing-masing LJK,
Emiten dan Perusahaan Publik.
POJK
Ringkasan eksekutif, Proses penyusunan,
Faktor faktor penentu, Prioritas dan • Dalam hal LJK, Emiten, dan Perusahaan

KEUANGAN
uraiannya, serta Tindak lanjut atas Publik menyampaikan Laporan
Rencana Aksi Keuangan Berkelanjutan Keberlanjutan secara terpisah dari

BERKELANJUTAN
(RAKB). Laporan Tahunan, Laporan Keberlanjutan
• LJK yang diwajibkan melaksanakan wajib disampaikan kepada Otoritas Jasa
TJSL wajib mengalokasikan sebagian Keuangan setiap tahun paling lambat
dana TJSL untuk mendukung kegiatan pada tanggal 30 April tahun berikutnya.
penerapan Keuangan Berkelanjutan
3. Pemberian Insentif 4. Sanksi

LJK, Emiten, dan Perusahaan Publik yang POKOK-POKOK Sanksi administratif berupa teguran tertulis
menerapkan Keuangan Berkelanjutan
secara efektif dapat diberikan insentif oleh
PENGATURAN apabila:
• Tidak/terlambat menyampaikanVrencana
OJK, dapat berupa:
• mengikutsertakan LJK, Emiten, dan
POJK dan program aksi penerapan prinsip

KEUANGAN
Keuangan Berkelanjutan.
Perusahaan Publik dalam program

BERKELANJUTAN
pengembangan kompetensi sumber daya
manusia;
• penganugerahaanSustainable Finance
Award; dan/atau
• insentiflain.

Anda mungkin juga menyukai