Anda di halaman 1dari 24

TINJAUAN ATAS PSAP YANG TERKAIT DENGAN

AKUNTANSI ASET TETAP DAN INVESTASI

Teresia (201750046)
Nathasya Chandra (201750049)
Jessica Artamevia (201750059)
Aprilia Tjandra (201750083)
Akuntansi Aset Tetap
 Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan
 Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal
 Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas
 Diperbolehkan atau dibangun dengan maksud untuk digunakan
Kieso dan Weygandt

Tiga masalah utama yang kemungkinan terjadi dalam akuntansi


aset tetap, meliputi:
1. Perolehan (acquitition)
2. Pemakaian (utilization)
3. Penarikan (penghapusan)
Komponen Biaya
1. Harga beli
2. Bea impor
3. Biaya persiapan tempat
4. Biaya pengiriman awal (initial delivery) dan biaya simpan dan
bongkar muat (handling cost)
5. Biaya pemasangan (instalition cost)
6. Biaya profesional, serta
7. Biaya konstruksi
Tidak Termasuk Komponen Biaya Aset Tetap

1. Biaya administrasi dan biaya umum


2. Biaya permulaan (start-up cost) dan pra-produksi
Belkaoui (1993)

3 persoalan pokok penggunaan aset tetap:


1. Expenditures
2. Depreciation
3. Revaluation
Mathews and Perera (1996)
Mengelompokan aset tetap menjadi beberapa jenis, sebagai
berikut:

1. Aset tetap dilihat dari sudut substansinya yang dapat dibagi


menjadi aset berwujud dan aset tidak berwujud
2. Aset tetap yang disusutkan atau tidak disusutkan
3. Aset tetap berdasarkan jenisnya
Penyusutan

Metode penyusutan yang diterapkan sesuai dengan PSAP 7


adalah
1. Metode garis lurus
2. Metode saldo menurun ganda
3. Metode unit produksi
Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)
Dalam CaLK harus diungkapkan untuk masing-masing jenis aset tetap, sebagai
berikut:
1. Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan nilai tercatat
2. Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode menunjukkan
penambahan, pelepasan, akumulasi penyusutan dan perubahan nilai jika ada,
dan mutasi aset tetap lainnya
3. Informasi penyusutan

Dalam CaLK juga harus diungkapkan:


1. Eksistensi dan batasan hak milik atas aset tetap
2. Kebijakan akuntansi untuk kapitalisasi yang berkaitan dengan aset tetap
3. Jumlah pengeluarann pada pos aset tetap dalam konstruksi
4. Jumlah komitmen untuk akuisisi aset tetap
Tinjauan Akuntansi Aset Tetap
PSAP 7 ini memuat tentang Akuntansi Aset Tetap. Namun
belum secara terperinci mengatur masalah-masalah yang
sering terjadi di masyarakat umumnya baik perolehan,
penggunaan, maupun penghapusan atau pelepasan aset tetap.
Paragraf 1, belum menyebutkan masalah penarikan dari peredaran
(penghapusan atau pelepasan) asset tetap.

Paragraf 7, paragraf ini belum menjelaskan terkait dengan pengakuan


akuntansi aset tetap tidak berwujud, baik secara klasifikasi dan
pengakuannya.

Paragraf 20, dijelaskan bahwa aset tetap dinilai dengan biaya perolehan dan
bila tidak dimungkinkan menggunakan biaya perolehan, maka penilaian
dapat didasarkan pada nilai wajar pada saat perolehan. Ada baiknya
dijelaskan mengapa dua kebijakan itu diambil (harga perolehan dan nilai
wajar pada saat perolehan)

Paragraf 52, kata “memungkinkan penilaian kembali”perlu dijelaskan lebih


lanjut karena dapat menimbulkan salah pengertian.
Paragraf 58, “ketentuan pemerintah yang berlaku secara nasional” tidak
ditunjukkan secara jelas ketentuan pemerintah mana yang dimaksud.

Paragraf 65, “tidak mengharuskan” mengandung makna boleh


disajikan dan boleh tidak disajikan. Sebaiknya dijelaskan jika salah satu
opsi dipilih.

Paragraf 71, jika hanya sebagian bangunan yang dipakai untuk


perkantoran tersebut yang dikenai aturanyang sama seperti aset
lainnya, ataukah semua bangunannya. Untuk itu perlu dijelaskan lagi.

Paragraf 76, “secara permanen” seolah mengandung makna adanya


kondisi lain seperti “sementara”, “tidak permanen” atau “semi
permanen” yang tidak dijelaskan secara eksplisit
Akuntansi Investasi
• PSAP Nomor 6 mendefinisikan investasi sebagai aset yang
dimaksud untuk memperoleh manfaat ekonomi seperti bunga,
dividen, dan royalti, atau manfaat sosial, sehingga dapat
meningkatkan kemampuan pemerintah dalam rangka
pelayanan kepada masyarakat.
• Investasi dibagi menjadi dua:
Investasi jangka pendek
Investasi jangka panjang
Investasi Jangka Pendek
Investasi jangka pendek harus memenuhi karakteristik sebagai
berikut:
• Dapat segera diperjualbelikan atau dicairkan
• Investasi tersebut ditujukan dalam rangka manajemen kas,
artinya pemerintah dapat menjual investasi tersebut apabila
timbul kebutuhan kas
• Berisiko rendah
Investasi Jangka Panjang
Investasi jangka panjang dibagi menurut sifat penanamannya,
yaitu
• Permanen : investasi jangka panjang yang dimaksudkan untuk
dimiliki secara berkelanjutan
• Nonpermanen : investasi jangka panjang yang dimaksud untuk
dimiliki secara tidak berkelanjutan
• Investasi non-permanen yang dilakukan oleh pemerintah
antara lain dapat berupa:
1. Pembelian obligasi atau surat utang jangka panjang
2. Penanaman modal dalam proyek pembangunan yang dapat
dialihkan kepada pihak ketiga
3. Dana yang disisihkan pemerintah dalam rangka pelayanan
masyarakat
4. Investasi nonpermanen lainnya
• Suatu pengeluaran kas atau aset dapat diakui sebagai investasi
apabila memenuhi salah satu kriteria berikut:
1. Kemungkinan manfaat ekonomik dan manfaat sosial atau jasa
potensial di masa yang akan datang atas suatu investasi tersebut
dapat diperoleh pemerintah.
2. Nilai perolehan atau nilia wajar investasi dapat diukur secara
memadai (reliable)
• Pengeluaran kas dan/atau aset, penerimaan hibah dalam bentuk
investasi dan perubahan piutang menjadi investasi dapat diakui
sebagai investasi apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Kemungkinan ekonomi dan manfaat sosial atau jasa potensial
dimasa yang akan datang atas suatu investasi tersebut dapat
diperoleh pemerintah
2. Nilai perolehan atau nilai wajar investasi dapat diukur secara
memadai (reliable)
• Penilai investasi pemerintah dilakukan dengan tiga metode,
yaitu sebagai berikut:
1. Metode biaya
2. Metode ekuitas
3. Metode nilai bersih yang dapat direalisasikan
• Hal-hal lain yang harus diungkapkan dalam laporan keuangan
pemerintah berkaitan dengan investasi, antara lain:
1. Kebijakan akuntansi untuk penentuan nilai aset
2. Jenis-jenis investasi, investasi permanen dan nonpermanen
3. Perubahan harga pasar baik investasi jangka pendek maupun
jangka panjang
4. Penurunan nilai investasi yang signifikan dan penyebab
penurunan tersebut
5. Investasi yang dinilai dengan nilai wajar dan alasan
penerapannya
6. Perubahan pos investasi
Tinjauan Akuntansi Investasi Tetap
Pada sisi ruang lingkup, antara paragraf ke-2 dan paragraf ke-5
isinya saling bertengtangan.
Pada paragraf ke-2 berbunyi :
“Pernyataan standar ini harus diterapkan dalam
penyajian seluruh investasi pemerintah . . . . . “,
Sedangkan pada paragraf ke-5, berbunyi :
“Pernyataan standar ini tidak mengatur . . . . . “.
Paragraf ke-6 baris ke-24, definisi metode biaya belum ada
penjelasan terkait dengan bagaimana nilai investasi ketika ada
perubahan atas kekayaan bersih/ekuitas dari badan usaha
penerima investasi (investee).

Terkait dengan klasifikasi investasi , pengelompokan investasi


jangka panjang ke dalam permanen dan non permanen agak
membingungkan terutama pada penjelasan ada niat atau tidak
ada niat untuk diperjualbelikan atau menarik kembali.
Terkait dengan pengakuan investasi, paragraf ke-20, kata dan
pada kalimat “manfaat ekonomi dan manfaat sosial”
menimbulkan penafsiran bahwa suatu pengeluaran kas atau aset
dapat diakui sebagai investasi.

Padahal pada paragraf ke-6 menyebutkan bahwa investasi adalah


aset yang dimaksudkan untuk memperoleh manfaat ekonomi.
Metode penelitian investasi, pada paragraf ke-37, antara poin (b)
kepemilikan antara 20% sampai dengan 50% dan poin (c)
kepemilikan lebih besar dari 50% menggunakan metode yang
sama yaitu menggunakan metode ekuitas.

Apa tujuan dari pemisahan pengelompokan jika


metode yang digunakan sama ?
Seharusnya pada poin (c) menggunakan metode ekuitas dengan
melakukan konsolidasi atas laporan keuangan perusahaan
investee. Oleh karena disempurnakan pada paragraf ke-37 poin
(c) :
dikonsolidasikan dengan laporan keuangan induk
(laporan keuangan pemerintah)

Anda mungkin juga menyukai