Anda di halaman 1dari 27

BETON

PRATEGANG
DEFINISI
Definisi beton prategang menurut beberapa peraturan adalah sebagai berikut:
• Menurut PBI – 1971
Beton prategang adalah beton bertulang dimana telah ditimbulkan tegangan-tegangan intern dengan nilai
dan pembagian yang sedemikian rupa hingga tegangan-tegangan akibat beton-beton dapat dinetralkan
sampai suatu taraf yang diinginkan.
• Menurut Draft Konsensus Pedoman Beton 1998
Beton prategang adalah beton bertulang dimana telah diberikan tegangan dalam untuk mengurangi
tegangan tarik potensial dalam beton akibat pemberian beban yang bekerja.
• Menurut ACI
Beton prategang adalah beton yang mengalami tegangan internal dengan besar dan distribusi sedemikian
rupa sehingga dapat mengimbangi sampai batas tertentu tegangan yang terjadi akibat beban eksternal.

Dapat ditambahkan bahwa beton prategang, dalam arti seluas-luasnya, dapat juga termasuk keadaan
(kasus) dimana tegangan-tegangan yang diakibatkan oleh regangan-regangan internal diimbangi sampai
batas tertentu, seperti pada konstruksi yang melengkung (busur). Tetapi dalam tulisan ini pembahasannya
dibatasi dengan beton prategang yang memakai tulangan baja yang ditarik dan dikenal sebagai tendon.
PERKEMBANGAN PENGGUNAAN PRATEGANG
Prinsip dasar sistem prategang mungkin telah dipakai pada
konstruksi berabad-abad yang lalu, pada waktu tali atau pita logam
diikatkan mengelilingi papan kayu yang melengkung, yang
membentuk sebuah tong. pada penerapan disini, pita dan kayu
dalam keadaan tertegang sebelum dibebani tekanan cairan dari
dalam
PERKEMBANGAN PENGGUNAAN PRATEGANG
Penerapan ide dari prategang dalam kehidupan sehari-hari misalnya
pada waktu mengangkut bata
Metode Pemberian Pratekan dan Pengangkuran Ujung
Konstruksi dimana tendon ditegangkan dengan pertolongan alat
pembantu sebelum beton di cor atau sebelum beton mengeras dan
gaya prategang dipertahankan sampai beton cukup keras. Untuk ini
dipakai istilah, Pre-tensioning

Langkah 1. Kabel ditegangkan pada


alat pembantu (Gambar 1.9 a)
Langkah 2. Beton di cor (Gambar 1.9
b)
Langkah 3. Setelah beton mengeras
(umur cukup) baja di putus
perlahan-lahan, tegangan baja
ditransfer ke beton melalui
transmisi baja (Gambar 1.9 c)
Metode Pemberian Pratekan dan Pengangkuran Ujung
• Konstruksi dimana setelah betonnya cukup keras, barulah bajanya
yang tidak terekat pada beton diberi tegangan.
• Untuk konstruksi ini disebut : Post-tensining.
Langkah 1. Beton di cor dan tendon diatur sedemikian dalam sheat, sehingga tidak ada lekatan antara beton dan baja.
Langkah 2. Tendon di tarik pada salah satu/kedua ujungnya dan menekan beton langsung.
Langkah 3. Setelah tendon ditarik, kemudian dijangkarkan pada ujung-ujungnya. Prategang ditransfer ke beton
melalui jangkar ujung tersebut. Jika diinginkan baja terekat pada beton, maka langkah selanjutnya adalah
grouting (penyuntikan) pasta semen ke dalam sheat.
Metode Pemberian Pratekan dan Pengangkuran Ujung
ANALISA KEHILANGAN GAYA PRATEGANG
• Kehilangan prategang jangka waktu panjang harus dianalisa lebih
berhati-hati karena kehilangan ini erat sekali hubungannya dengan
keadaan lingkungan bangunan tersebut berada.

• Pada umumnya sumber kehilangan prategang dapat dibedakan 2 (dua)


bagian besar, tergantung dari waktu terjadinya, yaitu kehilangan jangka
waktu pendek (immediate losses of prestress) dan kehilangan jangka
waktu panjang (deferred losses of prestres).
ANALISA KEHILANGAN GAYA PRATEGANG

Kehilangan jangka waktu pendek telah terjadi segera setelah gaya prapenegangan dikerjakan, sedangkan
kehilangan jangka waktu panjang terjadi sesuai dengan perkembangan waktu seterusnya.
KEHILANGAN AKIBAT DEFORMASI ELASTIS BETON
Ketika gaya prategang disalurkan ke beton, maka beton akan menerima tekanan dan memendek sehingga
terjadi pengenduran pada tendon.
Regangan tekan pada beton akibat prategang harus sama dengan pengurangan regangan pada baja:

𝜀𝑐 = ∆𝜀𝑠
𝑓𝑐 ∆𝑓𝑠
=
𝐸𝑐 𝐸𝑠

𝐸𝑠 𝑓𝑐
∆𝑓𝑠 = = n𝑓𝑐
𝐸𝑐

fc = tegangan pada beton setelah penyaluran tegangan dari tendon berlangsung.


∆𝑓𝑠 merupakan tegangan tendon awal fsi dikurangi dengan tegangan tendon setelah penyaluran fs
∆𝑓𝑠 = fsi – fs = n𝑓𝑐
KEHILANGAN AKIBAT DEFORMASI ELASTIS BETON
Apabila Po adalah gaya awal tendon dan Pf adalah gaya sesudahnya maka
𝑃𝑓
Po – Pf = n 𝐴 Aps
𝑐

𝑃𝑓
Po = n 𝐴 Aps + Pf
𝑐

𝑛𝐴𝑝𝑠
Po = Pf 𝐴𝑐
+1 = 𝑃𝐴
𝑓
𝑐
𝑛𝐴𝑝𝑠 + 𝐴𝑐

Po = 𝑓𝑐 𝑛𝐴𝑝𝑠 + 𝐴𝑐

𝑃𝑜 𝑃
𝑓𝑐 = 𝐴 diperkirakan sama dengan 𝐴𝑜
𝑐 +𝑛𝐴𝑝𝑠 𝑔

𝑛 𝑃𝑜
Sehingga: ∆𝑓𝑠 = n𝑓𝑐 = 𝐴𝑔

𝑃𝑜 𝑃𝑜 .𝑒.𝑦 𝑀.𝑦
Untuk beban eksentris, fc = ± ±
𝐴𝑔 𝐼 𝐼

M = momen akibat berat sendiri


Berhubung tegangan yang dihitung adalah tegangan pada pusat tendon maka nilai y = e
KEHILANGAN AKIBAT RANGKAK BETON
Rangkak merupakan deformasi yang terjadi pada beton dalam keadaan tertekan akibat beban mati permanen.
Kehilangan tegangan pada tendon akibat rangkak pada beton sebesar:

∆𝑓𝑠 = Ct n fc
Ct = 2 untuk struktur pre tension
Ct = 1,6 untuk struktur post tension
fc = tegangan pada beton yang melekat pada titik berat tendon akibat gaya prategang awal.
KEHILANGAN AKIBAT SUSUT BETON
Susut adalah perubahan volume dalam beton
𝑉
𝜀𝑠ℎ = 8,2.10-6 (1- 0,06 𝑆 )(100-RH)
V = volume beton (dalam inch)
S = luas permukaan beton
RH = kelembaban relatif udara

∆𝑓𝑠 = 𝐾𝑠ℎ 𝜀𝑠ℎ 𝐸𝑠


𝐾𝑠ℎ = factor susut yang tergantung waktu
𝐾𝑠ℎ = 1 untuk prategang pretension

𝜀𝑠ℎ = regangan susut dalam beton


KEHILANGAN RELAKSASI DARI TEGANGAN BAJA
Relaksasi diartikan sebagai kehilangan dari tegangan tendon secara perlahan seiring dengan waktu dan besarnya
gaya prategang yang diberikan dibawah regangan yang hampir konstan

Basarnya kehilangan tegangan pada baja akibat relaksasi baja prategang dapat dihitung dengan rumus:

∆fre = [Kre – J(∆fSH+∆fCR + ∆fES)]C


∆fre = kehilangan tegangan akibat relaksasi baja prategang
Kre = Koefisien relaksasi yang harganya berkisar 41- 138 MPa, tergantung tipe tendon
J = Faktor waktu yang harganya berkisar antara 0,05-0,15 tergantung tipe tendon
C = Faktor relaksasi yang besarnya tergantung pada jenis tendon
∆fSH = Kehilangan tegangan akibat susut
∆fCR = Kehilangan tegangan akibat rangkak
∆fES = Kehilangan tegangan akibat perpendekan elastic beton
KEHILANGAN AKIBAT GESEKAN (POST TENSION)
Kehilangan ini terjadi akibat gesekan antara tendon dengan bahan sekitarnya (selubung tendon). Kehilangan ini
langsung dapat diatasi dari penarikan tendon pada jack.
Slip angkur terjadi pada saat tendon dilepas setelah mengalami penarikan dan prategang dialihkan ke angkur.
Tendon dapat tergelincir sedikit. Besarnya slip sekitar 2,5 mm

∆𝑎
𝜀𝑠 = 𝐿
∆𝑓𝑠 = 𝜀𝑠 Es
∆𝑎
∆𝑓𝑠 = E
𝐿 s

N Kehilangan Prategang Pretension (%) Post Tension (%)


o
1 Perpendekan elastis beton 4 1
2 Rangkak pada beton 6 5
3 Susut beton 7 6
4 Relaksasi baja 8 8
25 20
Komponen struktur beton pretension dengan panjang balok 12 m, ukuran penampang 380 mm x 380 mm, diberi
gaya prategang konsentris dengan luas tendon 780 mm2 diangkur ke dinding penahan dengan tegangan 1035 MPa.
Ec = 33.000 MPa dan Es = 200.000 MPa. Hitung kehilangan gaya prategang akibat perpendekan elastis beton pada
saat peralihan prategang.

Aps = 780 mm2


fsi = 1035 MPa
Po = 780x1035 = 807300 N = 807,3 kN
𝑛 𝑃𝑜 200000 807300
∆𝑓𝑠 = = = 33,88 MPa
𝐴𝑔 33000 380.380
Kehilangan gaya prategang akibat perpendekan elastis = 33,88 MPa
33,88
Persentase kehilangan gaya prategang akibat perpendekan elastis = x 100% = 3,27 %
1035
Komponen struktur beton post tension dengan panjang balok 12 m, ukuran penampang 380 mm x 380 mm, diberi
gaya prategang konsentris dengan luas tendon 780 mm2 yang terdiri dari 4 tendon dengan luas masing-masing 195
mm2. Tendon ditarik satu persatu dengan tegangan 1035 MPa. Ec = 33.000 MPa dan Es = 200.000 MPa. Hitung
kehilangan gaya prategang akibat perpendekan elastis beton.

Kehilangan tegangan pada tendon pertama terjadi akibat perpendekan beton yang disebabkan oleh 3 tendon
lainnya.
Gaya prategang yang menyebabkan perpendekan pada tendon tendon pertama Po1 = 3. 195. 1035 = 605475 N
Kehilangan gaya prategang pada tendon pertama:
𝑛 𝑃𝑜1 200000 605475
∆𝑓𝑠1 = = = 25,41 MPa
𝐴𝑔 33000 380.380
Dengan cara yang sama Po2 = 2.195.1035 = 403650 N
𝑛 𝑃𝑜2 200000 403650
∆𝑓𝑠2 = 𝐴𝑔
= 33000 380.380
= 16,94 MPa
Po3 = 195.1035 = 201825 N
𝑛 𝑃𝑜3 200000 201825
∆𝑓𝑠3 = = = 8,47 MPa
𝐴𝑔 33000 380.380
∆𝑓𝑠4 = 0
25,41+16,94+8,47+0
Kehilangan rata-rata untuk keempat tendon sebesar = = 12,705 MPa
4
12,705
Persentase kehilangan gaya prategang akibat perpendekan elastis = 1035 x 100% = 1,23 %

Perhitungan kehilangan gaya prategang akibat perpendekan elastis beton dapat juga dilakukan dengan rata-rata
kehilangan tendon pertama dan terakhir
25,41+0
∆𝑓𝑠 = = 12,705 MPa
2
Balok prategang post tension terletak diatas 2 perletakan sendi rol dengan bentang 19,8 m. Beban mati tambahan 11,6
kN/m. Balok diberi gaya prategang awal sebesar 2758 kN
Es = 189750 MPa
Ec = 30290 MPa
Tegangan tarik batas tendon fpu = 1862 MPa. Koefisien rangkak Ct = 1,6
Hitung persentase kehilangan gaya prategang akibat rangkak

Berat sendiri balok = 0,4.0,6.25 = 6 kN/m


Beban diafragma ditaksir = 0,9 kN/m
Beban mati = 6 + 0,9 = 6,9 kN/m
1
I = 12 400.6003 =7,2.109 mm4
Eksentrisitas tendon di tengah bentang = 0,5.600 – 100 = 200 mm
Ambil tegangan awal 75 % tegangan batas tendon = 0,75. 1862 = 1396,5 MPa
Momen akibat beban mati
1
Mg = 8 6,9. 19,82 = 338,13 kNm
Momen akibat beban mati tambahan
1
Md = 8 11,6. 19,82 = 568,46 kNm
Tegangan pada pusat tendon akibat beban mati (berat sendiri balok prategang):

𝑃𝑜 𝑃𝑜 .𝑒.𝑒 𝑀𝑔. 𝑒
fci = − - +
𝐴 𝐼 𝐼
2758.1000 2758 .1000.2002 338,13.106 .200
fci = − 400.600 - + = - 11,49 – 15,32 + 9,39 = - 17,42 MPa
7,2.109 7,2.109
Tegangan pada pusat tendon akibat beban mati tambahan:

𝑀𝑑 .𝑒 568,46.106 .200
fcd = = = 15,79 MPa (tarik)
𝐼 7,2.109
∆𝑓𝑠 = Ct n fc
189750
∆𝑓𝑠 = 1,6. (17,42-15,79)
30290

∆𝑓𝑠 = 16,34 MPa


Kehilangan gaya prategang akibat rangkak:
∆𝑓𝑠 16,34
CR = x 100% = .100% = 1,17 %
𝑓𝑠𝑖 1396,5
Komponen struktur balok beton prategang dengan gaya prategang diberikan pada umur beton 20 hari. Kelembaban
udara relative sebasar 75 % dan rasio volume terhadap luas permukaan sebesar 3. Tegangan tarik batas fpu = 1862
MPa, dan modulus elastisitas baja Es = 189750 MPa. Hitung persentase kehilangan gaya prategang akibat susut beton.

𝑉
𝜀𝑠ℎ = 8,2.10-6 (1- 0,06 )(100-RH)
𝑆
𝜀𝑠ℎ = 8,2.10-6 (1- 0,06.3 )(100-75) = 168,1.10-6
∆𝑓𝑠 = 𝐾𝑠ℎ 𝜀𝑠ℎ 𝐸𝑠
∆𝑓𝑠 = 0,64. 168.10-6. 189750 = 20,4 MPa
Ambil tegangan awal 75 % tegangan batas tendon = 0,75. 1862 = 1396,5 MPa
Kehilangan gaya prategang akibat susut:
20,4
SH = 1396,5 x 100 % = 1,46 %
Hitung persentase kehilangan gaya prategang akibat relaksasi baja pada contoh 3 dan contoh 4
Apabila nilai C = 1,45
J = 0,15
Kre = 138

Penyelesaian
Kehilangan gaya prategang akibat perpendekan elastic beton
fci = 17,42 MPa
189750
∆𝑓𝑠 = KES. n𝑓𝑐 = 0,5. 30290
17,42 = 54,56 MPa untuk Pretension KES= 1

∆fre = [Kre – J(∆fSH+∆fCR + ∆fES)]C


∆fre = [ 138– 0,15(20,4+16,34 + 54,56)]1,45 = 180,24 MPa

180,24
RE =1396,5 x 100 % = 12,91 %
Balok prategang post tension L = 15,2 m
Tendon terdiri dari untaian kawat 10 ∅ ½ “. Lintasan berbentuk lingkaran dengan R = 42 m
Gaya prategang awal Pi = 1378 kN
Koefisien gesek µ = 0,2
Koefisien wobble (naik turunnya tendon) K = 0,0066
Hitung kehilangan gaya prategang akibat gesekan

Penyelesaian
Ps = Px 𝑒 (𝜇𝛼+𝐾𝐿)

1
𝐿
2
sin1/2𝛼 = 𝑅
7,6
sin1/2𝛼 = = 0,1809
42
1/2𝛼 = 10,42°
1 rad = 57,29°
20,84
20,84° = 57,29 = 0,36 rad

Ps = Px 𝑒 (0,2.0,36+0,0066.15,2)
Ps = Px 1,189
Tentukan kehilangan tegangan akibat slip angkur jika panjang
tendon 20 m. Es= 2.105 MPa. Slip rata-rata sebesar 2,5 mm
Penyelesaian:
∆𝑙 2,5
𝜀𝑠 = = 20000 = 1,25.10-4
𝑙
∆𝑓𝑠 = 𝜀𝑠 Es = = 1,25.10-4. 2.105 = 25 MPa
25
Kehilangan prategang akibat slip angkur = 1396,5 100% = 1,8 %
Balok prategang post tension terletak diatas 2 perletakan sendi rol dengan bentang 21,5 m. Beban mati tambahan 15
kN/m. Balok diberi gaya prategang awal sebesar 2871 kN
Es = 200.000 MPa
Ec = 30.000 MPa
Tegangan tarik batas tendon fpu = 1862 MPa. Koefisien rangkak Ct = 1,6
nilai C = 1,45 700 mm
J = 0,15
Kre = 138
450 mm

Komponen struktur balok beton prategang dengan gaya prategang diberikan pada umur beton 20 hari. Kelembaban
udara relative sebasar 70 % dan rasio volume terhadap luas permukaan sebesar 3.

Hitung persentase kehilangan gaya prategang akibat susut beton.


Hitung persentase kehilangan gaya prategang akibat rangkak
Hitung persentase kehilangan gaya prategang akibat relaksasi baja

Anda mungkin juga menyukai