Anda di halaman 1dari 17

FRAMBUSIA

EUFRASIA P. JUMIATI
NOMAVINDEL TATUIN
IVONNY HERMAN
RIANTI GEWE
NOVITA MUDA
RAMBU OPU
 Frambusia biasanya dikenal dengan yaws (dalam
bahasa inggris), patek (dalam bahasa jawa),
Paru/parangi (Malaysia), Bouba (Spanyol) dan pian
(Prancis)
 merupakan suatu penyakit infeksi kulit yang
disebabkan oleh Spesies Treponema pallidum subsp
pertenue yg secara morfologis dan serologis identik
dengan Treponema pallidum penyebab Sifilis

Treponema pallidum subsp


pertenue memiliki bentuk
spiral helix, dengan panjang 6-
15 m dan lebar 0,1-0,2 m,
mempunyai membran luar yg
dikelilingi, memiliki flagela
periplasmik, multiplikasi dg
pembelahan biner.
1) Penularan secara langsung (direct 2) Penularan secara tidak langsung (indirect contact) .
contact) .
 terjadi jika jejas dengan gejala
menular(mengandung Treponema  Penularan secara tidak langsung mungkin
pertenue) yang terdapat pada dapat terjadi dengan perantaraan benda
kulit seorang penderita atau serangga,tetapi hal ini sangat
bersentuhan dengan kulit orang jarang.
lain yang ada lukanya.
 Penularan mungkin juga terjadi
dalam persentuhan antara jejas
dengan gejala menular dengan
selaput lendir.
• Infeksi ini terjadi jika Treponema pertenue yang masuk ke dalam kulit berkembang biak,
menyebar di dalam tubuh dan menimbulkan gejala-gejala penyakit.
• Infeksi effective dapat terjadi jika Treponema pertenue yang masuk ke dalam kulit cukup
Infeksi virulen dan cukup banyaknya dan orang yang mendapat infeksi tidak kebal terhadap
effective penyakit frambusia.

• Infeksi ini terjadi jika Treponema pertenue yang masuk ke dalam kulit tidak dapat
berkembang biak dan kemudian mati tanpa dapat menimbulkan gejala-gejala penyakit.
• Infeksi effective dapat terjadi jika Treponema pertenue yang masuk ke dalam kulit tidak
Infeksi cukup virulen dan tidak cukup banyaknya dan orang yang mendapat infeksi mempunyai
ineffective kekebalan terhadap penyakit frambusia (Depkes, 2005).

Penularan penyakit frambusia pada umumnya terjadi secara langsung sedangkan


penularan secara tidak langsung sangat jarang terjadi (FKUI, 1988
Pathofisiologi
 Treponema biasanya invasi ke dalam kulit atau mukosa yg kontak dengan luka terbuka seorang penderita
 Lesi awal tampak pada daerah inokulasi setelah inkubasi beberapa minggu
 Setelah masa inkubasi antara 9-90 hari (rata-rata 3 minggu), lesi primer atau induk frambusia
berkembang pada sisi yang terkena penularan berupa gigitan, goresan dan gesekan dengan kulit yang
terkena frambusia. Umumnya terjadi di daerah anggota gerak (lengan dan kaki).
 Lesi berwarna kemerahan, tidak nyeri dan kadang-kadang gatal-gatal berbentol/kutil (papul). Papul-papul
tersebut akan meluas dengan diameter 1-5 cm untuk kemudian menjadi ulkus (luka terbuka) dengan dasar
berwarna kemerahan seperti buah berry.
 Lesi-lesi satelit bisa bersatu membentuk plak.
 Karena jumlah treponema yang banyak, maka lesi tersebut sangat menular. Pembesaran kelenjar limfa,
demam serta rasa nyeri merupakan tanda dari stadium ini.
 Induk frambusia akan pecah dalam 2-9 bulan yang meninggalkan bekas dengan bagian tengah yang
bersifat hipopigmentasi.
 Treponema akan menyebar karena garukan atau hematogen
 Lesi awal akan sembuh spontan, didikuti periode laten
 STADIUM 1:
dimulai dengan adanya tonjolan di permukaan kulit yang menjadi
banyak, biasanya mengeluarkan serum berwarna kuning cokelat yang
melekat pada tonjolan. serum ini akan mengering, tonjolan yang ditutupi
oleh cairan yang sudah mengering ini yang disebut induk patek. Stadium 1 ini
menyerang tungkai bawah
 Stadium 2:
 setelah beberapa bulan induk patek aan hilang. Selanjutnya timbul lagi
tonjolan padat yang hampir sama dengan induk patek, tetapi lebih kecil dan
tersebar ke seluruh tubuh. Permukaan tonjolan ini ditutupi oleh cairan yang
sudah mengering berwarna kuning kecokelatan yang disebut anak patek.
Stadium ini menyerang seluruh tubuh dan menetap di lipatan-lipatan sekitar
lubang hidung dan anus.
 Stadium 3:
 disebut stadium perusa karena menyerang kulit, tulang, dan sendi stadium 3
menyerang tulang-tulang panjang dan tulang rawan hidung.
Bagian tubuh seseorang yang terkena frambusia
Pengobatan

 Pengobatan frambusia dilakukan dengan memberikan antibiotika.


Menurut Departemen Kesehatan RI, (2004) dan (2007) bahwa pilihan
pengobatan utama adalah benzatin penicilin dengan dosis yang sama,
alternatif pengobatan dapat dilakukan dengan pemberian tetrasiklin,
doxicicline dan eritromisin.
 Pengobatan spesifik dengan Penisilin, untuk penderita 10 tahun ke
atas dengan gejala aktif dan terhadap kontak, diberikan injeksi dosis
tunggal benzathine penicillin G(Bicillin) 1,2 juta unit IM; 0,6 juta unit
untuk penderita usia dibawah 10 tahun
MENGAPA TERABAIKAN ???

 Tidak sampai menimbulkan kematian


 Menurut Menkes saat ini Indonesia merupakan penyumbang terbesar kasus
frambusia di Asia tenggara. Meskipun secara nasional angka prevalensinya
sudah sangat rendah, data frambusia tahun 2009 masih ditemukan 8.309
kasus yang tersebar di provinsi wilayah Timur Indonesia yaitu, NTT,
Sulawesi Tenggara, Maluku, Papua dan Papua Barat.
 Tingginya jumlah kasus tersebut menunjukkan, bahwa penularan masih
terus berlangsung. Hal ini disebabkan karena penderita frambusia banyak
tinggal di daerah pedalaman yang keadaan lingkungannya kurang
mendukung dan sulit dijangkau pelayanan kesehatan.
 Masih banyak yang beranggapan bahwa frambusia merupakan penyakit
kulit biasa
JUMLAH KASUS FRAMBUSIA DI INDONESIA
TAHUN 2007 - 2012
 Sampai dengan akhir tahun 2016 tercatat
angka Prevalensi Frambusia di NTT masih
diatas 1/10.000 penduduk yakni sebesar
6,5/10.000 pddk
 Th. 2015  Dari 22 kab/kota, terdapat 12
kabupaten endemis frambusia yakni:
Kab.Kupang, Timor Tengah Selatan, Timor
Tengah Utara, Belu, Rote Ndao, Alor, Flores
Timur, Ende, Sumba Timur, Sumba Barat,
Sumba Tengah & Sumba Barat Daya
Kasus Frambusia di Provinsi NTT
Tahun 2015
1400 1,379

1200

1000

800

600
489
400
287
200
183 158
114
34 77 2 0 12 2 19 2
0
TTS TTU Belu Alor Sikka Ende SB SBD SumT Sumti Lbt Kpg Rote NTT
gh m
287 489 34 77 2 0 12 183 158 114 2 19 2 1,379
PETA DAERAH ENDEMIS FRAMBUSIA
DI PROVINSI NTT TAHUN 2015

A LO R
F L O R E S T IM U R
M A N G G A R A I T IM U R LE M B A T A

MA N G G A RA I
NG A DA E ND E S IK K A
MA N G G A RA I B A RA T NA G E K E O

BELU
SUM B A B A R A T
T IM O R T E N G A H U T A## R #
A
# ## #
## # #
## #
##
#
S UM B A T E NG A H ## # ##
## ##
S UMB A B A R A T DA Y A #
#
##
K UP A N G
S U M B A T IM U R T IM O R T E N G A H S E L A T A N

K O TA K UP A N G

RO T E N DA O

Daerah
endemins
PROGRAM

upaya promosi kesehatan,


dengan turut membawa Pelatihan nakes, untuk
penderita frambusia atau Peningkatan Penemuan kasus peningkatan pengetahuan
pemaparan video mengenai Identifikasi daerah kantong dan ketrampilan dalam
frambusia agar masyarakat Frambusia menjalankan program
lebih sadar dan menjaga penanggulangan Frambusia.
kesehatan.

Peningkatan akses ke daerah Penerapan Perda NTT No 4 Thn


terpencil khususnya daerah 2005 Tentang Penanggulangan Menyediaan mobil khusus
endemis frambusia (sarana Penyakit Kusta & Frambusia untuk pengobatan gratis
dan prasarana)

Anda mungkin juga menyukai