Anda di halaman 1dari 39

Case Report

Rhinosinusitis Kronis dengan Polip Nasi


Dextra et Sinistra
Nathaniel Nickander P.P 1415079
Eric Yosua Gosal 1415109
Leoni Agnes 1415128
Deca Mediana Djohan 1415172
Sasya Azkalita G 1215160

Pembimbing : dr. Pramusinto A, Sp. THT - KL


Bagian Ilmu Kesehatan THT – KL
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha
Rumah Sakit Immanuel Bandung
2019
Identitas Pasien
• Nama : Tn. AB
• Umur : 53 tahun
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Kota tempa tinggal : Bandung
• Pekerjaan : Buruh Pabrik
• Suku bangsa : Sunda
• Agama : Budha
• Status pernikahan : Menikah
Anamnesis
• Keluhan utama : hidung tersumbat
• Anamnesis khusus :
Seorang laki-laki, 53 tahun datang ke poli THT dengan keluhan
hidung tersumbat pada hidung sebelah kiri sejak 1 tahun yang lalu.
Keluhan dirasakan setiap hari dari pagi hingga menjelang tidur. Keluhan
disertai adanya secret kental berwarna hijau pada pagi hari dan secret
encer bening pada hidung kanan. Keluhan disertai penurunan
penciuman.
pasien menyangkal adanya demam, batuk, bau busuk pada
hidung, gigi berlubang, nyeri pada wajah, sakit kepala, ingus yang turun
ke tenggorokan.
Anamnesis
• Riwayat penyakit dahulu : 4 hari yang lalu, pasien berobat ke RS SA,
dikatakan pasien memiliki polip pada hidung kiri, dan diberi surat
rujukan ke RSI. Hipertensi (+), rajin kontrol
• Riwayat penyakit keluarga : (-)
• Riwayat kebiasaan : merokok (-), bersin terlalu keras (-)
• Riwayat operasi : (-)
• Usaha berobat : diberikan 4 jenis obat, tetapi lupa apa saja
• Riwayat alergi : (-)
Pemeriksaan Fisik
• Keadaan umum : baik • Status Generalis : dalam batas
• Kesadaran : compos mentis normal
• Kesan sakit : ringan
• TB/BB : 172 cm/65 kg
• BMI : 21,9 kg/m²
• Tanda – tanda vital
• TD : 160/90 mmHg
• N : 82 x/menit, regular, equal, isi cukup
• R : 22 x/menit
• S : 36,7 °C
Status Generalis
• Kepala : • Perkusi : sonor
• Wajah : bentuk dan ukuran simetris • Auskultasi : VBS ka=ki, Rh -/-,
• Mata : konjungtiva anemis -/-, wh-/-
sklera ikterik -/- • Cor :
• Leher : KGB tidak teraba membesar, • Inspeksi : DBN
trakea letak sentral • Palpasi : DBN
• Thorax : • Perkusi :DBN
• Pulmo : • Auskultasi : BJ murni s1=s2
• Inspeksi : bentuk dan murni regular, murmur -
pergerakan simetris
• Palpasi : bentuk dan pergerakan
simetris, tactile fremitus ka=ki
Status Generalis
• Abdomen
• Inspeksi : datar
• Auskultasi : BU (+) normal
• Perkusi : tympani
• Palpas : soepel, hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan (-)
• Ekstremitas : akral hangat, CRT <2”
Telinga Kanan Kiri
Preauricula
Kelainan kongenital Tidak ada Tidak ada
Inflamasi Tidak ada Tidak ada
Tumor Tidak ada Tidak ada
Nyeri tekan Tidak ada Tidak ada

Auricula
Kelainan kongenital Tidak ada Tidak ada
Inflamasi Tidak ada Tidak ada
Tumor Tidak ada Tidak ada
Nyeri tekan Tidak ada Tidak ada

Postauricula
Tidak ada Tidak ada
Kelainan kongenital
Tidak ada Tidak ada
Inflamasi
Tidak ada Tidak ada
Tumor
Tidak ada Tidak ada
Sikatrik
Tidak ada Tidak ada
Nyeri tekan
Kanan Kiri
Canalis Acusticus Externus
Kelainan kongenital Tidak ada Tidak ada
Serumen Tidak ada Tidak ada
Benda asing Tidak ada Tidak ada
Inflamasi Tidak ada Tidak ada
Granulasi/ polip/ tumor Tidak ada Tidak ada
Sekret Tidak ada Tidak Ada

Membran Timpani
Warna Putih Mutiara Putih Mutiara
Permukaan Rata Rata
Sikatrik Tidak ada Tidak ada
Refleks cahaya Ada Ada
Perforasi Tidak Ada Tidak Ada
Test Pendengaran Kanan Kiri
Test Garputala
• Rinne Tidak dilakukan Tidak dilakukan
• Weber Tidak dilakukan Tidak dilakukan
•Schwabach Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Audiometri Tidak dilakukan Tidak dilakukan


Hidung Kanan Kiri

Keadaan luar Bentuk dan ukuran normal Bentuk dan ukuran normal
Pasase udara Berkurang Berkurang

Rinoskopi Anterior
Mukosa Hiperemis Hiperemis
Sekret ada, mukopurulen Tidak ada
Septum Tidak ada deviasi Tidak ada deviasi
Konka inferior Kongesti kongesti
Konka media Sulit dinilai Sulit dinilai
Tumor/ Polip Ada ada

Rinoskopi posterior
Choanae
Mukosa nasofaring
Tidak Dilakukan
Konka
Sekret
Status Lokalis Mulut dan Tenggorok
• Mulut : Mukosa merah muda, basah
• Gigi : Caries dentis (-)
• Palatum Durum : Tidak ada kelainan
• Palatum Molle : Tidak ada kelainan
• Uvula : Sentral, deviasi -, merah muda
• Lidah : Tidak ada kelainan
• Tonsila palatina : T1/T1, Arcus anterior normal, Arcus posterior normal
• Dinding posterior faring: Tidak hiperemis, tampak berbenjol, PND -
• Laring : Laringoskopi indirek: Tidak dilakukan
Resume
• Anamnesis :
• Keluhan utama : hidung tersumbat (nasal obstruction) hidung
sebelah kiri sejak 1 tahun yang lalu (kronis) yang dirasakan setiap hari dari
pagi hingga menjelang tidur
• Keluhan Penyerta :
• Sekret kental kehijauan ( mucopurulent rhinorrea) serta secret encer
bening (watery rhinorrhea) pada hidung sebelah kanan
• Penurunan penciuman (hyposmia)
• Riwayat penyakit dahulu : 4 hari yang lalu, pasien berobat ke RS, dikatakan
pasien memiliki polip pada hidung kiri
Pemeriksaan Fisik
• Keadaan umum : baik • R : 22 x/menit
• Kesadaran : compos mentis • S : 36,7 °C
• Kesan sakit : ringan
• Status Generalis : dalam batas
• TB/BB : 162 cm/ 60 kg normal
• BMI : 22,9 kg/m²
• Tanda – tanda vital :
• TD : 160/90 mmHg
• N : 82 x/menit, regular, equal, isi
cukup
Status Lokalis
• Telinga Kanan dan Kiri : dalam Batas normal
• Hidung bagian luar : dalam batas normal
• Rongga Hidung :
• Kanan : pasase udara berkurang
• Kiri : pasase udara berkurang
• Rhinoskopi Anterior :
• Kanan : mukosa hiperemis, secret mucopurulent + meatus media, deviasi
septum -, konka inferior kongesti, polip +
• Kiri : mukosa hiperemis, secret - deviasi septum -, konka inferior
kongesti, polip +
Diagnosis Kerja
• Rhinosinusitis Kronis dengan Polip Nasi Dextra et Sinistra
Usul Pemeriksaan
• Foto sinus paranasalis posisi waters
• CT scan sinus paranasalis
Penatalaksanaan
• Non farmakologi:
• Kompres air hangat pada wajah
• Farmakologi:
• Steroid intranasal : Mometason furoat 2 semprot / lubang x 2
• Antibiotik : amoksisilin tab 3x500 mg PO
• Decongestan Oral : Pseudoefedrin tab 2 x 1
• Mukolitik : Ambroxol 30 mg tab 1 x 1
Prognosis
• Quo ad vitam : ad bonam
• Quo ad functionam : dubia ad bonam
• Quo ad sanationam : dubia ad bonam
Anatomi Hidung
• Hidung luar (pyramid like)
• Pangkal hidung (bridge)
• Batang hidung (dorsum nasi)
• Puncak hidung (tip)
• Ala nasi
• Kolumela
• Lubang hidung (nares anterior)
Kerangka Hidung
• Tulang hidung:
• Os nasal
• Prosesus frontalis os
maksila
• Prosesus frontalis os
frontal
• Tulang rawan:
• Sepasang kartilago
nasalis lateralis superior
• Sepasang kartilago
nasalis lateralis inferior
• Tepi anterior kartilagi
septum
Kavum Nasi Lateral
• Septum nasi
• Nares
• Anterior
• Posterior (koana)
• Vestibulum
• Konka:
• Superior
• Media
• Inferior
• Supreme
Kavum Nasi Medial
Septum nasi
• Tulang:
• Lamina perpendikularis
os etmoid
• Vomer
• Krista nasalis os maksila
• Krista nasalis of palatina
• Tulang rawan:
• Kartilago septum
• Kolumela
Kavum nasi
• Meatus inferior: : Di antara konka inferior dengan dasar hidung dan dinding
lateral rongga hidung
• Meatus medius: diantara konka media dengan dinding lateral rongga hidung
• Meatus superior: Diantara konka superior dan konka media
• Dinding superior:
• Lamina kribriformis
• Os sphenoid
• Dinding inferior:
• Os maksila dan os palatina
Kompleks Osteomeatal
• Merupakan tempat ventilasi
dan drainase sinus maksila,
etmoid anterior, dan frontal
Fisiologi Hidung
1. Fungsi respirasi untuk mengatur kondisi udara, humidifikasi, peneyimbang dalam
pertukaran tekanan dan mekanisme imunologik local.
2. Fungsi penghidu
• Terdapatnya mukosa olfaktorius pada atap rongga hidung, konka superior, 1/3 atas septum
3. Fungsi pengecapan
• Untuk membedakan rasa manis dari berbagai macam bahan (strawberi dengan jeruk)
4. Fungsi fonetik
• Resonansi oleh hidung untuk kualitas suara
5. Refleks nasal
• Mukosa hidung merupakan reseptor reflex
• Iritasi mukosa hidung → reflex bersin dan nafas berhenti
• Rangsang bau tertentu → sekresi kelenjar liur, lambung, pankreas
Definition
• The term polyp when applied to the nasal
cavity is purely a descriptive one, referring
to the appearance of an abnormal
pedunculated lesion.

• Nasal polypi are non-neoplastic masses of


oedematous nasal or sinus mucosa. They
are divided into two main varieties:
1. Antrochoanal polyp.
2. Bilateral ethmoidal polypi.
Antrochoanal polyp.
(SYN. KILLIAN’S POLYP)
Definition
• This polyp arises from the mucosa of maxillary antrum near its accessory ostium, comes out of it
and grows in the choana and nasal cavity. Thus it has three parts.
• 1. Antral, which is a thin stalk.
• 2. Choanal, which is round and globular.
• 3. Nasal, which is flat from side to side.

AETIOLOGY
• Exact cause is unknown. Nasal allergy coupled with sinus infection is incriminated. Antrochoanal
polypi are seen in children and young adults. Usually they are single and unilateral.
Aetiology

• Many of the inflammatory changes seen in


CRS are also seen in patients with nasal
polyposis.
• In particular, inflammation mediated by
eosinophils and to a lesser extent
neutrophils is important.
BILATERAL ETHMOIDAL POLYPI
• Chronic rhinosinusitis. Polypi are seen in chronic rhinosinusitis of both allergic and nonallergic origin. Nonallergic rhinitis
with eosinophilia syndrome (NARES) is a form of chronic rhinitis associated with polypi.
• Asthma. Seven per cent of the patients with asthma of atopic or nonatopic origin show nasal polypi.
• Aspirin intolerance. Thirty-six per cent of the patients with aspirin intolerance may show polypi. Samter’s triad consists of
nasal polypi, asthma and aspirin intolerance.
• Cystic fibrosis. Twenty per cent of patients with cystic fibrosis form polypi. It is due to abnormal mucus.
• Allergic fungal sinusitis. Almost all cases of allergic fungal sinusitis form nasal polypi.
• Kartagener syndrome. This consists of bronchiectasis sinusitis, situs inversus and ciliary dyskinesis.
• Young syndrome. It consists of sinopulmonary disease and azoospermia.
• Churg–Strauss syndrome. Consists of asthma, fever eosinophilia, vasculitis and granuloma.
• Nasal mastocytosis. It is a form of chronic rhinitis in which nasal mucosa is infiltrated with mast cells but few eosinophils.
Skin tests for allergy and IgE levels are normal.
Patogenesis
Clinical features:
Nasal polyps usually bilateral and multiple, characterized by:
Signs
Symptoms
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan anterior rhinoskopi merupakan langkah utama
diagnosis, namun bersifat kurang adekuat dan sulit mengexclude
polip.
• Pemeriksaan Rod Lens Nasoendoscopy diperlukan setelah dilakukan
pemberiaan decongestan topical, untuk menunjang diagnosis,
identifikasi secret, crusta ataupun scar sekunder post operasi
sebelumnya
• CT-scan
• MRI
Penatalaksanaan
MEDICAL SURGERY
• Apabila pada kasus Rhinosinusitis : • Dilakukan terutama pada kasus
• Polip + : Intranasal Steroid, rhinosinusitis yang tidak responsif
Steroid PO ± Antibiotik (gejala infeksi) terhadap terapi atau terdapat
• Polip - : Intranasal Steroid, fungal sinusitis  FESS , Ballon
Antibiotik, Irigasi Nasal, Steroid PO Sinoplasty
• Antibiotik diberikan selama 3 – 6
minggu
• Dapat dilakukan ekstraksi polip
• Amoxicillin
(polipektomi) dengan cunam serta
• Coamoxiclav
anestesi lokal
• Azithromycin
• Metronidazole
FUNCTIONAL ENDOSCOPIC SURGERY OF
SINUSE

Tujuan : Meningkatkan fungsi


ventilasi dan drainase sinus

• Post Operative, pasien


diberikan terapi irigasi nasal
atau Intranasal steroid
dengan tujuan mengurangi
rekurensi polip
Complication
• Obstructive Sleep Apnoea: It is a serious disorder characterized by frequent
breaks in regular breathing pattern during sleep, despite the effort of breathing.
A person suffering from this may not be aware of his problem and is recognized
by others around the person. It is accompanied by snoring.
• Asthma Attacks: Continuous inflammation of the nose and sinuses and repeated
infections could trigger an Asthma attack in some patients.
• Sinus Infections: Some patients may become prone to repeated or long term
sinus infections due to persistent nasal inflammation and infections.
• Eye Infection: When a nasal or sinus infection spreads to the eye, there can be
swelling or bulging of the eye, which can cause inability to move the eye, reduced
vision, or even blindness that may become permanent.
• Bleeding from the nose: It may not necessarily be a complication, but may be
possible.
• Meningitis: In rare conditions, infection may spread to the brain and spinal cord.

Anda mungkin juga menyukai