Anda di halaman 1dari 12

Acep Abdul Basit, M.

Si
Silabus
1. Konsep Dasar Ekonomi Islam
2. Karakteristik dan Rancang Bangun Sistem
Ekonomi Islam
3. Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam (1)
4. Teori Konsumsi (5)
5. Analisis Permintaan (4)
6. Teori Perilaku Produsen (2)
7. Teori dan Analisis Produksi (3)
8. Mekanisme Kerja Pasar (6)
9. Pasar Input
10. Keseimbangan Umum
11. Penentuan Output Agregat dan Tingkat Upah
12. Peranan Sektor Publik dalam Perekonomian
13. Keuangan Publik Islam
Ajaran Islam Kaffah

Akidah (Iman) Syariah (Amal) Akhlak (Moral)

Rukun Iman Ibadah (Mahdhah) Muamalah


1. Allah
2. Malaikat
3. Kitab Allah Hukum Hubungan Publik
4. Rosulullah
5. Hari Kiamat
6. Qadha-Qadar Pidana Perdata Hubungan Hubungan
Internal Eksternal
Rukun Islam
1. Syahadat
2. Shalat Administrasi Ekonomi Politik Hubungan
3. Zakat Internasional
4. Puasa
5. Haji Perdagangan Keuangan Industri

Struktur Ajaran Islam


Konsep Dasar Ekonomi Islam
Tujuan Hidup
Ekonomi Islam, dan
Rasionalitas
Metodologi Ekonomi Islam
A. Tujuan Hidup
Tiga hal pokok yang diperlukan untuk memahami
bagaimana mencapai
tujuan hidup

1. Falah Sebagai tujuan hidup


2. Mashlahah sebagai tujuan antara untuk
mencapai falah
3. Permasalahan dalam mencapai falah
1. Falah Sebagai Tujuan Hidup

Falah berasal dari bahasa Arab yang berarti


kesuksesan, kemuliaan atau kemenangan.

Istilah Falah menurut Islam dimaknai sebagai


keberuntungan jangka panjang, dunia dan
akhirat, sehingga tidak hanya memandang aspek
material justru lebih ditekankan pada aspek
spiritual.

Falah memiliki implikasi pada aspek perilaku


individual/mikro maupun perilaku
kolektif/makro.
ASPEK MIKRO DAN ASPEK MAKRO DALAM FALAH

Unsur Falah Aspek Mikro Aspek Makro


Kelangsungan hidup biologis, Keseimbangan ekologi dan
kesehatan, kebebasan lingkungan
keturunan, dsb
Kelangsungan hidup - Pengelolaan Sumber Daya Alam
ekonomis: Kepemilikan fakto - Penyediaan kesempatan berusaha
Kelangsungan produksi untuk semua penduduk
Hidup Kelangsungan hidup social: Kebersamaan social, ketiadaan
persaudaraan dan harmoni konflik antar kelompok
hubungan social
Kelangsungan hidup politik:
kebebasan dalam partisipasi Jadi diri dan kemandirian
politik.
Penyediaan sumber daya untuk
Terbebas kemiskinan seluruh penduduk
Kebebasan
Berkeinginan Penyediaan sumber daya untuk
Kemandirian hidup generasi mendatang
Kekuatan ekonomi dan
Harga diri
kebebasan dari utang
Kekuatan dan
Harga Diri Kemerdekaan, perlindungan
terhadap hidup dan Kekuatan Militer
kehormatan
Islam tentang kesejahteraan didasarkan
pandangan komprehensif tentang
kehidupan. Kesejahteraan menurut ajaran
Islam mencakup dua pengertian:
1. Kesejahteraan holistik dan seimbang, yaitu
kecukupan materi yang didukung oleh
terpenuhinya kebutuhan spiritual serta
mencakup individu dan sosial. Sosok manusia
terdiri dari atas unsur fisik dan jiwa, karenanya
kebahagiaan haruslah menyeluruh dan
seimbang diantara keduanya. Manusia akan
merasa bahagia jika terdapat keseimbangan di
antara dirinya dengan lingkungan sosialnya.
2. Kesejahteraan di dunia dan akhirat, sebab
manusia tidak hanya hidup di alam dunia saja,
tetapi juga di alam setelah kemusnahan dunia
(akhirat).

Kecukupan materi di dunia ditujukan dalam


rangka untuk memperoleh kecukupan di akhirat.
Jika kondisi ini tidak dapat dicapai maka
kesejahteraan di akhirat tentu lebih diutamakan,
sebab ia merupakan suatu kehidupan yang abadi
dan lebih bernilai (valuable) dibandingkan
kehidupan didunia.
2. Mashlahah sebagai tujuan untuk
mencapai Falah

Mashlahah : Tercukupinya kebutuhan masyarakat

Mashlahah : Segala bentuk keadaan, baik material


maupun non-material, yang mampu meningkatkan
kedudukan manusia sebagai mahluk yang paling
mulia
Manurut as-shatibi,
Mashlahah dasar bagi kehidupan manusia
terdiri dari lima hal, yaitu:
1. Agama (dien)
2. Jiwa (nafs)
3. Intelektual (‘aql)
4. Keluarga dan keturunan (nasl)
5. Material (wealth)
3. Permasalahan dalam mencapai Falah
Konflik antar berbagai Ketidakmerataan Keterbatasan
tujuan hidup distribusi sumber daya Manusia

Permasalahan Ekonomi
Kelangkaan Relatif

Cakupan Ekonomi Islam


1. Konsumsi : Komoditas apa yang diperlukan untuk mewujudkan mashlahah?
2. Produksi : Bagaimana komoditas dihasilkan agar mashlahah dapat terwujud?
3. Distribusi : Bagaimana sumber daya dan komoditas didistribusikan sehingga
mencapai mashlahah?

Anda mungkin juga menyukai