Anda di halaman 1dari 45

Sindromatologi Anemia

Oleh:
Viany Yulister Ayal

Pembimbing
dr. Jane Sinaga, Sp.PD

SMF/BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS NUSA
CENDANA
RSUD PROF. DR. W. Z. JOHANNES
KUPANG
2019
Definisi
• Anemia : penurunan jumlah • Anemia : penurunan kadar
massa eritrosit sehingga hemoglobin, hematokrit,
jumlah oksigen ke perifer tidak atau hitung eritrosit
mencukupi (penurunan
oxygen carryng capacity).
Kriteria anemia
• Hemoglobin normal
bergantung pada : usia, jenis
kelamin, ketinggian tempat
tinggal, dan keadaan fisiologis
tertentu seperti kehamilan.
Etiologi dan klasifikasi anemia
Anemia merupakan kumpulan gejala yang
disebabkan oleh berbagai macam penyebab.

Proses
Gangguan
Kehilangan penghancuran
pembentukan
darah keluar eritrosit
eritrosit oleh
tubuh sebelum
sumsum
(perdarahan) waktunya
tulang
(hemolisis)
Klasifikasi Anemia

Anemia karena gagguan 1. Kekurangan bahan esensial pembentuk


pembentukan eritrosit eritrosit
dalam sumsum tulang • Anemia defesiensi besi
• Anemia defesiensi folat
• Anemia defesiensi B12
2. Gangguan penggunaan (utilisasi) besi
• Anemia akibat penyakit kronis
• Anemia sideroblastik
3. Kerusakan sumsum tulang
• Anemia aplastic
• Anemia mieloplastik
• Anemia pada keganasan hematologi
• Anemia diseriropoetik
• Anemia pada sindrom mielodisplastik
• Anemia akiba tkekurangan eritropoetin
(gagal ginjal kronik)
1. Anemia paska perdarahan akut
Anemia Hemoragik
2. Anemia akibat perdarahan kronik

1. Anemia Hemolitik intrakorpuskular


Anemia Hemolitik • Gangguan membrane eritrosir
(membranopati)
• Gangguan enzim eritrosit (enzimopati)
• Gangguan hemoglobin (hemoglobinopati)
• Thalassemia
• Hemoglobinopati structural
2. Anemia hemolitik korpuskular
• Anemia hemolitik autoimun
• Anemia hemolitik mikroangiopati

Anemia dengan
penyebab tidak
diketahui
Klasifikasi Anemia berdasarkan Morfologi dan
Etiologi
Anemia Hipokromik Mikrositik • Anemia defesiensi besi
• Thalasemia major
MCV < 80 fl dan MCH < 27 pg • Anemia akibat penyakit kronis
• Anemia sideroblastik

Anemia normokromik normositer • Anemia pasca perdarahan akut


• Anemia aplastic
MCV80-95 fl dan MCH 27-34 pg • Anemia hemolitik didapat
• Anemia akibat penyakit kronik
• Anemia pada gagal ginjal kronik
• Anemia pada sindrom mielodisplastik
• Anemia pada keganasan hematologik

Anemia makrositer a. Bentuk megaloblastik


• Anemia defesiensi folat
MCV > 95 fl • Anemia defesiensi B12
b. Bentuk non-megaloblastik
• Anemia pada penyakit hati kronis
• Anemia pada hipertiroid
• Anemia pada sindrom mielodisplastik
Gejala anemia
Gejala umum anemia Gejala khas masing-
Gejala penyakit dasar
(sindrom anemia) masing anemia

• rasa lemah, lesu, cepat • Anemia defisiensi besi :


lelah, telinga disfagia, atrofi papil
mendenging (tinitus), lidah,, stomatitis
mata berkunang- angulatis, dan kuku
kunang, kaki terasa sendok (kollonychia)
dingin, sesak napas, • Anemia megaloblastik :
dan dispepsia. glositis, gangguan
• Pemeriksaan fisik : neurologik pada
pucat (konjungtiva, defisiensi vitamin B12
mukosa mulut, telapak • Anemia hemolitik :
tangan dan jaringan ikterus, splenomegali,
dibawah kuku). dan hepatomegali
• Anemia aplastik :
perdarahan dan tanda-
tanda infeksi
Pemeriksaan diagnosis anemia
• Pemeriksaan laboratorium
▫ Screening test : kadar Hb, indeks eritrosit, dan
hapusan darah tepi
▫ pemeriksaan darah seri anemia : hitung leukosit,
trombosit, hitung retikulosit, dan laju endap
darah
▫ pemeriksaan sumsung tulang : keadaan sistem
hematopoiesis (anemia aplastik, anemia
megaloblastik)
▫ pemeriksaan khusus
Pendekatan diagnosis
Menentukan adanya anemia

Menentukan jenis anemia

Menentukan etiologi atau penyakit dasar


anemia

Menentukan ada tidaknya penyakit


penyerta yang mempengaruhi pengobatan
Pendekatan
diagnosis anemia

Pendekatan
tradisional,
morfologik, Pendekatan klinis
fungsional dan
probabilistik
Pendekatan tradisional, morfologik,
fungsional, dan probabilistik

Tradisional Morfologik Fungsional Probabilistik


• Pembuatan • berdasarkan • penurunan • pola etiologi
diagnosis hapusan darah produksi eritrosit anemia , yang
berdasarkan tepi atau indeks di sumsum tulang bersandar pada
anamnesis, eritrosit yang dilihat dari data epidemologi
pemeriksaan fisik, retikulosit ataukah yaitu pola etiologi
pemeriksaan kehilangan darah anemia di suatu
penunjang, serta yang ditandai daerah
analisis untuk dengan
menentuka suatu peningkatan
diagnosis retikulosit
Pendekatan klinis
Pendekatan berdasarkan awitan
penyakit

Timbul cepat (beberapa


Timbul perlahan
hari sampai minggu)

Anemia
hemolitik Anemia
Anemia yang Krisis Anemia Anemia
seperti pada Anemia hemolitik
Perdarahan timbul akibat aplastik pada defisiensi akibat
AIHA terjadi defisiensi kronik yang
akut leukemia anemia asam folat penyakit
penurunan besi bersifat
akut hemolitik atau B12 kronik
Hb> 1 g/dl kongenital
per minggu
Pendekatan klinis

Pendekatan berdasarkan beratnya


anemia

Anemia
Anemia berat
ringan- sedang
anemia
hemolitik
didapat atau anemia
anemia anemia pada anemia pasca anemia pada
anemia kongenital akibat thalasemia
defisiensi leukemia perdarahan penyakit
aplastik misalnya penyakit trait
besi akut akut sistemik
pada kronik
thalasemia
major
Pendekatan klinis
Pendekatan
Pendekatan
diagnostik
berdasarkan sifat
berdasarkan hasil
gejala anemia
laboratorium

Gejala penyakit
Gejala anemia
penyerta lebih
lebih menonjol
menonjol

anemia defisiensi anemia akibat anemia sekunder


anemia aplastik anemia hemolitik
besi penyakit kronik lainnya
Pendekatan terapi

Pengobatan berupa : Tranfusi diberikan


• Terapi untuk keadaan pada anemia pasca
darurat perdarahan akut
Pengobatan diberikan • Terapi suportif dengan tanda-tanda
berdasarkan diagnosis • Terapi khas untuk masing- gangguan
masing anemia
definitif yang telah • Terapi kausal
hemodinamik. Pada
ditegakkan terlebih • Apabila diagnosis definitif anemia kronik tranfusi
dahulu tidak dapat ditegakkan, diberikan jika anemia
maka diberikan terapi bersifat simptomatik
percobaan. atau adanya ancaman
payah jantung
ANEMIA APLASTIK
• Anemia aplastik merupakan
kegagalan hemopoiesis yang
ditandai oleh pansitopenia dan
aplasia sumsum tulang
• Anemia aplastik dapat terjadi
secara genetik maupun
didapat.
• Anemia aplastik didapar
umumnya muncul pada usia
15-25 tahun, puncak insiden
kedua muncul setelah usia 60
tahun.
Anemia Aplastik

1. Toksisitas Jumlah sel


langsung eritropoetin di Gangguan sel induk
2. Penyebab yang sumsum tulang di sumsum tulang
diperantai imun menurun

Pansitopenia

Anemia Leukopenia Trombositopenia


TERAPI
• Terapi standar untuk anemia
aplastik meliputi
imunosupresi atau
transplantasi sumsum tulang
(TST).
• Obat-obatan yang termasuk
dalam terapi imunosupresif :
adalah antithymocyte globulin
(AIG) atau antilymphocyte
Blobulin (ALG) dan
siklosporinA (CsA).
Anemia Defisiensi Besi

Anemia yang timbul Penyediaan besi


Pembentukan Hb
akibat kosongnya untuk eritropoiesis
Berkurang
cadangan besi tubuh berkurang

Ditandai anemia hipokrom mikrositer, besi serum menurun, TIBC (total


iron binding capacity) meningkat, saturasi transferrin menurun, ferritin
serum menurun, pengecatan besi sumsum tulang negatif dan adanya respon
thdp pengobatan dgn preparat besi
ANEMIA DEFISIENSI BESI

Cadangan besi
1. Perdarahan menurun
Kehilangan Cadangan
kronik (Iron depleted
besi besi kosong
2. Faktor nutrisi state)
3. Gangguan
absorbsi besi
Iron
deficiency
erytropoiesis
Gangguan bentuk
eritrosit
Anemia mikrositik
hipokrom

Kekurangan besi Manifestasi


pada epitel klinis
Diagnosis
• Anamnesis
• Pemeriksaan fisik
• Laboratorik (kriteria Kerlin):
▫ Anemia HM pd apusan darah tepi, atau MCV < 80 fl dan
MCHC < 31% dgn salah satu dari a, b, c, atau d.
a. 2 dari 3 parameter berikut :
a. SI < 50 mg/dl
b. TIBC > 350
c. ST < 20 ug/dl
b. Feritin serum < 20 ug/dl
c. Pengecatan sutul dgn biru Prusia  cdgn besi negative
d. Pemberian SF 3x200mg/hr selama 4 minggu  kenaikan
Hb > 2 g/dl
Terapi
1.Terapi Kausal: hrs dilakukan agar anemia tidak
kambuh kembali
2.Preparat besi:
a. Besi per oral:
1.SF (sulfas ferosus) 3x200mg
2.Ferrous gluconate, ferrous fumarate, ferrous lactat dan
ferrous succinate
b.Besi parenteral
Dosis: Fe yg dibutuhkan (mg) = (15-Hb skrg) x BB x 2,4
+ 500 atau 1000 mg
3.Pengobatan lain
a.Diet
b.Vitamin C
c.Tranfusi darah
Anemia pada penyakit kronis
• Anemia sering dijumpai pada • Etiologi dan patogenesis
pasien dengan infeksi atau ▫ Pemendekan masa hidup
inflamasi kronis maupun eritrosit
keganasan. Anemia ini ▫ Penghancuran eritrosit
umumnya ringan atau sedang, ▫ Gangguan produksi eritrosit
disertai oleh rasa lemah dan
penurunan berat badan dan
disebut anemia pada penyakit
kronis.
ANEMIA PENYAKIT KRONIS
Terapi

Tranfusi Preparat besi Eritropoietin


Anemia Megaloblastik
• Anemia yang khas yang ditandai oleh adanya sel
megaloblast dalam sumsum tulang
• Terjadi akibat gangguan pembentukan DNA pada inti
eritroblast akibat def. vit B12 dan asam folat

Def. vit. B12 Def, As. Folat


Anemia Pernisiosa Gizi (nutritional)
(Addisonian)
Diet (vegetarian) Peny, coeliac
Tropical sprue Tropical sprue
Gastrektomi Kehamilan
Terjadi hambatan
sintesis DNA dan
atau RNA pada sel
darah merah oleh
hipovitaminosis
Atau non
hipovitaminosis
Terapi

Terapi utama  ganti dgn vit.B12 atau FA

Terapi causal spt perbaikan gizi harus


dilakukan
• Pd Def.vit.B12: hydroxycobalamin im 200mg/hr atau
1000mg/minggu. Dosis pemeliharaan 200mg/bln atau
1000mg/3 bln
• Pd Def FA: FA 5mg/hr selama 4 bln
• Respon Th/: retik. Mulai naik hr 2-3 dgn puncak pd hr
7-8. Hb hrs naik 2-3 g/dl tiap 2 minggu
ANEMIA HEMOLITIK AUTOIMUN
• Suatu anemia hemolitik yg timbul karena terbentuknya
autoantibodi terhadap eritrosit sendiri shg menimbulkan
destruksi (hemolisis) eritrosit
• Dibedakan 2 golongan :
▫ AIHA tipe panas (Warm AIHA): reaksi Ag-Ab terjadi maksimal
pd suhu tubuh (370C)
▫ AIHA tipe dingin (Cold AIHA): reaksi Ag-Ab terjadi maksimal pd
suhu rendah (40C)
Etiologi Warm AIHA

Ada 2 golongan
besar:

Primer
(Idiopatik): 50% Sekunder
kasus AIHA

Akibat ggn Multiple


Setelah
reaktivitas imun: myeloma,
penggunaan obat
SLE, Limfoma karsinoma,
methildopa
malignum, CLL colitis ulserativa
Terapi
Obati/hilangkan penyakit dasar

Kortikosteroid dosis tinggi


• Prednison oral 60 – 100mg / hari
• Jika Hb meningkat  dosis diteruskan selama 2 minggu setelah Hb stabil sljtnya tapering off cari dosis
terkecil utk mpertahankan Hb ( < 15mg/hr atau alternate day)
Spenektomi, jk tdk ada respon dgn steroid dlm waktu 2-3 minggu atau dosis
pemeliharaan > 15 mg/hr

Imunosupresif lain: azathioprim, siklofosfamid

Tranfusi (WRC) jk anemia berat yg mengancam fungsi jantung

FA utk cegah krisis megaloblastik


Cold-AIHA
Reaksi Ag-Ab terjadi pada suhu dingin (<320C)

Ab termasuk golongan IgM

Etiologi
• Idiopatik
• Sekunder
• Infeksi: mycoplasma pneumonia, mononucleosis
infectiosa, cytomegalo virus
• Limfoma maligna
• Paroxysmal Cold Hemoglobinuria (PCH)
DAFTAR BACAAN
1. Setiati. S, Alwi I, Sudoyo A, dkk. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam jilid II. Edisi 6. Jakarta :
Internal Publishing : 2014.
2. Harisson T.R. Principles of Internal
Medicine.19th edition. United States of
America:McGraw-Hill Education;2015
3. Price SA, Wilson LM. Patofisiologi : konsep
klinis proses-proses penyakit. Edisi ke-enam.
Jakarta: EGC; 2006.

Anda mungkin juga menyukai