Elsa Melania Bany (18300015) Galuh Karyandi Mukti (18300020) Intan Mawarni (17300032) Luisa Batmyanik (18300029) Maikel Ntolidi (18300030) Anemia defisiensi besi adalah anemia yang timbul akibat berkurangnya penyediaan besi untuk eritropoesis, karena cadangan besi kosong (depleted iron store) yang pada akhirnya mengakibatkan pembentukan hemoglobin berkurang. Ditandai oleh anemia hipokromik mikrositer, besi serum menurun, TIBC meningkat, saturasi transferin. Menurut WHO dikatakan anemia bila : Laki dewasa : hemoglobin < 13 g/dl Wanita dewasa tak hamil : hemoglobin < 12 g/dl Wanita hamil : hemoglobin < 11g/dl Anak umur 6-14 tahun : hemoglobin < 12g/dl Anak umur 6 bulan-6 tahun : hemoglobin < 11g/dl Jenis Kelamin. Pola makan Donor darah Mudah dan cepat lelah, rambut mudah rontok Emosi kurang stabil. Kurang berenergi saat beraktivitas, pucat, sesak napas. Sulit memusatkan pikiran dan berkonsentrasi, pusing dan sakit kepala. Kaki dan tangan terasa dingin, sensasi kesemutan pada kaki. Lidah membengkak atau terasa sakit, mudah terserang infeksi karena sistem kekebalan tubuh yang menurun. Sakit dada, jantung berdebar cepat, kuku menjadi mudah patah. Patofisiologi anemia defisiensi besi (ADB) disebabkan karena gangguan homeostasis zat besi dalam tubuh. Homeostasis zat besi dalam tubuh diatur oleh absropsi besi yang dipengaruhi asupan besi dan hilangnya zat besi/iron loss. Kurangnya asupan zat besi/iron intake, penurunan absropsi, dan peningkatan hilangnya zat besi dapat menyebabkan ketidakseimbangan zat besi dalam tubuh sehingga menimbulkan anemia karena defisiensi besi. Koilonychia (spoon nail) Atrofi papil lidah Stomatitis angularis (cheilosis) Pengukuran kadar hemoglobin dan indeks eritrosit Kadar besi serum menurun Kadar serum feritinin < 20 µg/dl. Protoforfirin eritrosit meningkat Sumsum tulang menunjukan hiperplasia normoblastik dengan normoblast kecil-kecil (micronormoblast) dominan. Pada laboratorium yang maju dapat diperiksa reseptor transferin kadar reseptor transferin meningkat. Pengecatan besi sumsum tulang dengan biru prusia (perl’s stain) menunjukan cadangan besi yang negatif (butir hemosiderin negatif). Perlu dilakukan pemeriksaan untuk mencari penyebab anemia defisiensi besi Pada bayi dan anak, pencegahan dilakukan dengan memberikan ASI atau susu formula yang sudah difortifikasi zat besi selama satu tahun pertama Pada wanita hamil, konsumsi suplemen penambah zat besi secara rutin. Pada orang dewasa, lakukan pencegahan dengan menghindari makanan dan minuman yang dapat menghambat penyerapan zat besi Meningkatkan asupan makanan yang kaya zat besi Mengonsumsi makanan yang banyak mengandung vitamin C Mengonsumsi suplemen zat besi Hindari makanan, minuman, dan obat-obatan yang berpotensi menghambat penyerapan zat besi. Dll. Thank you