Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KONTEMPORER
Oleh:
TIM WIDYAISWARA
BADAN DIKLAT DIY
LATSAR CPNS
NAMA : PANDITA PRATYAKSA
ALAMAT : JL. NGASEM NO. 58
BIODATA
YOGYAKARTA
NO. HP : 0858 788 68135
INSTANSI : Badan Diklat DIY
JABATAN : Widyaiswara Ahli Madya
E-MAIL : pandita.fatiga@gmail.com
ENERGIZING DULU YUK…
DASAR HUKUM PELATIHAN
LOGO
TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta mampu memahami
konsepsi perubahan lingkungan
strategis, isu - isu strategis
kontemporer, dan teknik
analisis isu - isu dengan
menggunakan kemampuan
berpikir kritis
POKOK BAHASAN
A. PERUBAHAN LINGKUNGAN
STRATEGIS
B. ISU-ISU STRATEGIS
KONTEMPORER
C. TEKNIK ANALISIS ISU
A. PERUBAHAN LINGKUNGAN STRATEGIS
Isu
Kamus Besar Bahasa Indonesia
masalah yang dikedepankan (untuk ditanggapi dan
sebagainya).
kabar yang tidak jelas asal usulnya dan tidak
terjamin kebenarannya; kabar angin; desas-desus
Global
Society
Community/ Culture
Family
Individual
MODAL PRIBADI MENGANTISIPASI PERUBAHAN
7. Spiritual
6. Kesehatan 1.Intelektual
4. Ketabahan 3. Sosial
MODAL INTELEKTUAL
REFLEKSI
DIRI KEBIASAAN
BERPIKIR
MODAL EMOSIONAL
Self
Awareness
Relationship
Management
MODAL SOSIAL
Kesadaran
Sosial
Modal
Sosial
Kemampuan
Sosial
MODAL ETIKA/MORAL
Integritas
Responsibilitas
Penyayang
Pemaaf
MODAL KESEHATAN
Koordinasi Kekuatan
Keseimbangan
MODAL KESEHATAN
MODAL KETABAHAN (ADVERSITY)
Pantang menyerah,
Kebutuhan aktualisasi diri produktif, visioner
Kebutuhan penghargaan
Kebutuhan kasih sayang
Berusaha menghadapi
Kebutuhan tantangan tetapi tidak
rasa aman mau mengatasi masalah
Tidak mau
menghadapi
tantangan dan
lari dari
masalah
Kebutuhan fisiologis
B. ISU-ISU STRATEGIS KONTEMPORER
ISU GLOBAL YANG MENGANCAM DUNIA
KORUPSI
1. KORUPSI
PENGERTIAN KORUPSI
Kata korupsi dari:
- corruptio/ corruptus (Latin),
- corruption (Inggris/Perancis),
- corruptie/ korruptie (Belanda)
- to corrupt = mencurangi, merugikan
Merugikan dan
Menghancurkan Melemahnya
merusak tatanan
negeri dan
menyengsarakan
ekonomi, sosbud, investasi
politik, dan perusahaan
rakyat
psikologis masy
Menghambat
pembangunan dan Rakyat tdk percaya Ketidak stabilan
perkembangan pemerintah politik
kegiatan usaha
Kualitas Pemborosan
Melemahnya
pelayanan anggaran/dana/
penegakan hukum
publik menurun sumber2 negara
MEMBANGUN SIKAP ANTI KORUPSI
Golongan III
Golongan ini berkhasiat untuk pengobatan dan pelayanan
kesehatan serta berpotensi ringan mengakibatkan
ketergantungan, cth. kodein
PENGGOLONGAN PSIKOTROPIKA
Golongan I
Golongan ini hanya digunakan untuk kepentingan ilmu pengetahuan
dan tidak untuk terapi, serta sangat berpotensi mengakibatkan
ketergantungan, cth. Ekstasi dan LSD.
Golongan II
Golongan ini berkhasiat untuk pengobatan dan pelayanan kesehatan
serta berpotensi tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh
amfetamin, shabu, metilfenidat atau ritalin
Golongan III
Golongan ini berkhasiat pengobatan dan pelayanan kesehatan serta
berpotensi sedang mengakibatkan ketergantungan, cth.
Pentobarbital dan flunitrazepam.
Golongan IV
Golongan ini berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan untuk
pelayanan kesehatan serta berpotensi ringan mengakibatkan
ketergantungan, cth. diazepam, bromazepam, fenobarbital,
klonazepam, klordiazepoxide, dan nitrazepam.
PENGGOLONGAN ZAT ADITIF
3. Tembakau dsb.
MEMBANGUN KESADARAN ANTI NARKOBA
BNN terus-menerus meningkatkan intensitas dan ekstensitas
upaya penyelamatan bangsa dari acaman penyalahgunaan
dan peredaran gelap narkoba melalui pelaksanaan Program
Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan
Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) yg melibatkan seluruh
komponen masyarakat, bangsa, dan negara.
3. Kultural
Faktor kultural memiliki andil besar terhadap munculnya radikalisasi. Hal ini
karena secara kultural kehidupan sosial selalu diketemukan upaya
melepaskan diri dari infiltrasi kebudayaan ttt yg dianggap tidak
sesuai. Faktor kultural yg dimaksud spesifik terkait dengan anti tesa
terhadap budaya sekularisme yg muncul dari budaya Barat yg dianggap
sebagai musuh yg harus dihilangkan dari muka bumi.
FAKTOR PENDORONG RADIKALISME
5. Kebijakan pemerintah
Ketidakmampuan pemerintahan untuk bertindak memperbaiki situasi atas
berkembangnya frustasi dan kemarahan disebabkan dominasi ideologi,
militer dan ekonomi dari negera2 besar. Dalam hal ini ketidakmampuan
elit2 pemerintah menemukan akar yg menjadi penyebab munculnya
tindak radikalisasi, shg tidak dapat mengatasi problematika sosial yg
dihadapi. Selain itu, faktor media massa yg selalu memojokkan juga
menjadi faktor munculnya reaksi dengan kekerasan. Propaganda2 lewat
media massa memiliki kekuatan dahsyat dan sangat sulit untuk ditangkis.
DAMPAK RADIKALISME
1. Ekonomi
Dampak yg sangat penting tetapi sulit dikuantifikasi adalah
kepercayaan pelaku2 ekonomi di dalam dan di luar negeri.
Perubahan tingkat kepercayaan akan memengaruhi
pengeluaran konsumsi, investasi, ekspor dan impor. Setelah
peristiwa Bom Bali, Country Risk Indonesia sangat meningkat
seperti yg dicerminkan oleh risiko dan biaya transaksi dg Indonesia
(premi asuransi, biaya bunga pinjaman, dsb) yg makin mahal, para
investor ragu2 dan para pembeli luar negeri bimbang membuka
order.
2. Keamanan
Dari segi keamanan, masy tidak lagi merasa aman di negerinya
sendiri. Segala aktivitas masy tidak berjalan karena selalu
dihantui oleh kekhawatiran dan ketakutan terhadap tindakan2
radikal. Setiap org curiga kepada org lain terkait aksi radikal. Hal ini
akan berimplikasi pada persoalan di dalam masy.
DAMPAK RADIKALISME
3. Politik
Dari segi politik, situasi politik dalam negeri tidak akan stabil selama
msh ada persoalan radikalisme. Semua kekuatan politik terkuras
energi dan pikirannya. Pembangunan tidak berjalan sebagaimana
mestinya. Bahkan, secara politik luar negeri pun sangat merugikan
karena pihak luar negeri menganggap bahwa Indonesia adalah
sarang radikalis dan teroris. Hal ini terbukti dengan banyaknya
negara mengeluarkan travel warning kepada warganya
berkunjung ke Indonesia.
4. Pariwisata
Dari segi pariwisata, Indonesia kehilangan pemasukan devisa yg tinggi.
Hal ini terbukti saat kejadian Bom Bali I dan II, sektor pariwisata khususnya
di Pulau Bali menjadi lesu.
MEMBANGUN KESADARAN ANTI
RADIKALISME/TERORISME
1. Pencegahan
Unsur utama pencegahan aksi teror adalah intelijen. Penguatan intelijen
diperlukan untuk melakukan pencegahan lebih baik. Selain itu sistem
deteksi dini dan peringatan dini atas aksi teror jg perlu dilakukan.
2. Penindakan
Selain pencegahan, pemerintah juga melakukan berbagai upaya untuk
mencegah kasus terorisme di Indonesia. Salah satu upaya pemerintah
dalam pemberantasan terorisme adalah mendirikan lembaga2 penindak
khusus terorisme, seperti: Intelijen dan TNI/Polri.
3. Pemulihan
Untuk pemulihan, Direktorat Deradikalisasi membuat program
deradikalisasi yg berisikan strategi, metode, tujuan dan sasaran yg dalam
pelaksanaannya melibatkan berbagai pihak, seperti: kementerian dan
lembaga, organisasi kemasy, tokoh agama, tokoh pendidik, tokoh pemuda,
tokoh perempuan hingga mengajak mantan teroris, keluarga dan
jaringannya yg sudah sadar dan kembali ke tengah masyarakat. Program
ini jg diberikan kepada narapidana tindak pidana terorisme selama
menjalani hukuman, shg meminimalisiasi penguatan radikalisasi dari
narapidana lainnya.
4. MONEY LAUNDERING
DEFINISI MONEY LAUNDERING
Pasal (3), (4), dan (5) UU No. 8 Th 2010, intinya menyebutkan bahwa
tindak pidana pencucian uang merupakan suatu bentuk kejahatan yg
dilakukan baik oleh se2org dan/atau korporasi dg sengaja
menempatkan, mentransfer, mengalihkan, membelanjakan,
membayarkan, menghibahkan, menitipkan, membawa ke luar negeri,
mengubah bentuk, menukarkan dg mata uang/surat
berharga/perbuatan lain atas harta kekayaan yang diketahuinya atau
patut diduganya merupakan hasil tindak pidana dg tujuan
menyembunyikan/menyamarkan asal usul harta kekayaan itu,
termasuk juga yg menerima dan mengusainya.
SEJARAH MONEY LAUNDERING
Istilah “money laundering” pertama kali muncul Th 1920-an ketika para Mafia
di AS mengakuisisi atau membeli usaha/bisnis jasa Laundromats (mesin
pencuci otomatis). Kala itu Mafioso, Alphonse “The God Father” Capone
memperoleh penghasilan uang dalam jumlah besar dari kegiatan ilegal
seperti: pemerasan, prostitusi, perjudian, penyelundupan, penjualan minuman
beralkohol dan perdagangan narkotika. Mereka menginginkan agar uang yg
mereka peroleh terlihat sbg uang yg sah (legal).
Para mafia ini kemudian membeli perusahaan yg sah dan resmi sbg salah
satu strateginya dg menggabungkan uang haram hasil kejahatan dg uang yg
diperoleh secara sah dari kegiatan usaha mesin pencucian otomatis
(Laundromats) tsb untuk menutupi sumber dananya agar seolah2 berasal dari
sumber yg sah.
PRAKTEK MONEY LAUNDERING SAAT INI
N ISU AKTUAL U S G TN
O
1
2
3
Keterangan
• U = Urgency (GW = Kegawatan): besarnya dampak yang timbul atas
keselamatan jiwa manusia, uang, produksi, reputasi.
• S = Seriousness (DS = Mendesak): banyaknya waktu yg tersedia untuk
penanganan suatu masalah
• G = Growth = TB = Pertumbuhan): kecenderungan meningkat atau menurun
Ukuran: kualitatif/kuantitatif
MP2 MP1
MP4 MP3
AKIBAT
Isu Prioritas (HASIL)
Sebab
a b c d
a b c d
Program diklat
blm efektif
Sebab 1 Sebab 1
ISU
PRIORITAS
Sebab 1
Sebab 2 Sebab 2
Sebab 2
Sebab 2
Sebab 1 MODEL
KURANGNYA
SARANA CAUSAL MAP
PENDUKUNG UNTUK
RIKSUS
Sebab 1 Sebab 1
ADANYA BELUM
BELUM ADANYA
PERBEDAAN OPTIMALNYA
PROSEDUR KERJA
PERSEPSI ANTARA PENANGANAN
YG BAKU UNTUK
BPKP DENGAN SEMUA SURAT
TIM SATGAS
KEJAKSAAN PENGADUAN
RIKSUS
DARI MASY.
Sebab 1
BELUM
ADANYA TENAGA TERBATASNYA
STANDAR PEMERIKSA TENAGA
WAKTU KURANG PEMERIKSA
MENDUKUNG KHUSUS
Sebab 2
Sebab 2
SEBAGIAN
KURANGNYA MINAT
PEMERIKSA BELUM
PEMERIKSA UNTUK
MENDAPAT DIKLAT
MELAKSANAKAN
Sebab 2 PENYELIDIKAN
RIKSUS Sebab 2
3) TEKNIK ANALISIS ISU UNTUK
MENGIDENTIFIKASI ALTERNATIF
PEMECAHAN MASALAH
SWOT, digunakan untuk mengidentifikasi dan
mengelompokkan faktor-faktor lingkungan
strategis ke dalam strengths (kekuatan),
weaknesses (kelemahan), Opportunities
(peluang), dan Threats (ancaman)
Identifikasi Faktor internal & Eksternal
Internal Eksternal
Kekuatan/Strength Peluang/Opportunity
(+) 1. ……………………………. 1. ……………………………….
2. ……………………………. 2. ……………………………….
(+) 3. ……………………………. 3. ………………………………..
4. ……………………………. 4. ………………………………..
(+) 5. ……………………………. 5. ………………………………..
Kelemahan/Weakness Ancaman/Threat
(-) 1. …………………………….. 1. …………………………………
2. …………………………….. 2. …………………………………
(-) 3. …………….………………. 3. …………………………………
4. …………………………….. 4. …………………………………
(-) 5. …………………………….. 5. …………………………………
Bagian TU Bapesital
Kekuatan Kelemahan
Faktor Internal Susun daftar (ranking) Susun daftar (ranking)
1. ……………………… 1. …………………………
2. ……………………… 2. …………………………
3. ……………………… 3. …………………………
Faktor Eksternal
Peluang Asumsi Stratejik SO Asumsi Stratejik WO
Susun daftar (ranking) Pakai kekuatan untuk Tanggulangi kelemahan dgn
1. ……………………… manfaatkan peluang memanfaatkan peluang
2. ……………………… 1. ………………………… 1.………………………………
3. ……………………… 2. ………………………… 2.………………………………
3. ………………………… 3.………………………………
Ancaman Asumsi Stratejik ST Asumsi Stratejik WT
Susun daftar (ranking) Pakai kekuatan untuk Perkecil kelemahan & hindari
1. ……………………… menghadapi tantangan tantangan
2. ……………………… 1.…………………………… 1. ………………………………
3. ……………………… 2.…………………………… 2. ………………………………
3.…………………………… 3. ………………………………
Matriks SWOT
Kekuatan Kelemahan
Faktor Internal Susun daftar (ranking) Susun daftar (ranking)
1. Ada program pelatihan 1. Tugas Sitel kurang menarik
TI yg praktis 2. Peg. berpendidikan TI
2. Tersedia workshop TI terbatas
Faktor Eksternal
Peluang Stratejik SO Stratejik WO
Susun daftar (ranking) 1. Kembangkan Prog. SIM 1. Susun jabatan fungs.
1.Ada keinginan bersama 2. Kembangkan kompetensi Pranata komputer
membangun SIM SIM terpadu 2. Tingkatkan keterampilan TI
2.Banyak tawaran Diklat
TI
Ancaman Stratejik ST Stratejik WT
Susun daftar (ranking) 1. Bentuk gugus inovasi 1.Tingkatkan formum kajian
1. Adaptasi perkem- prog. TI terapan TI
bangan TI terlambat. 2. Kembangkan social 2.Mantapkan budaya TI
2. Konsep social engi engineering.
neering belum mantap
KEKUATAN PENDORONG DAN PENGHAMBAT
Kekuatan Kelemahan
D1 Ada kewenangan kendali H1 Sarana operasional terbatas
kan bus di terminal & jalan
D2 Lampu LL berfungai H2 Pengendalian Terminal lemah