Anda di halaman 1dari 16

ANTROPOLOGI

KAWASAN PECINAN
SEMARANG
1. FANTI MACLARIEMBOEN (16.A1.0036)
2. MURISTA MUTIARA M (16.A1.0052)
3. SALMAN Z (16.A1.0092)
LETAK GEOGRAFIS
KAWASAN PECINAN SEMARANG

Kawasan Pecinan Semarang berdekatan dengan Kawasan Kota Lama Semarang (Little Netherlands), dan
Pasar Tradisional Johar. Kawasan Pecinan Semarang terletak di Kelurahan Kranggan Kecamatan
Semarang Tengah Kota Semarang. Kelurahan Kranggan memiliki luas area 25,25 Ha, yang secara
administratif terdiri dari lima Rukun Warga (RW) dan tiga puluh Rukun Tetangga (RT). Pecinan Semarang
sendiri terletak pada ketinggian tanah dari permukaan laut 2 Meter
SEJARAH
Sejarah Semarang Pecinan
dimulai sejak zaman
penjajahan Belanda. Awal
terbentuknya kawasan
Pecinan ini dikarenakan
pemberontakan orang
Tionghoa di daerah Batavia
pada tahun 1740 kepada
Kompeni Belanda, namun
berhasil digagalkan di tahun
1743. Ketakutan Belanda
terhadap kaum Tionghoa
inilah yang kemudian
membuat Belanda
menerapkan kebijakan
wijikenstelsel, yaitu aturan yang menetapkan pemisahan pemukiman antara Tionghoa dan pribumi. Kemudian
memindahkan orang Tionghoa di Semarang yang dulunya tinggal di daerah Gedong Batu ke kawasan sekarang ini
yakni Pecinan Semarang.
KEPENDUDUKAN
Jumlah penduduk di Pecinan Semarang ialah sejumlah  5.983 jiwa yang terdiri dari 1.587 Kepala
Keluarga, yang dibagi berdasarkan jenis kelamin, yaitu laki-laki sejumlah 2875 jiwa dan perempuan
3108 jiwa. Penduduk di pecinan Semarang menunjukkan angka yang besar, dengan adanya
masalah ini banyak masyarakat Etnis Tionghoa yang ada di sana memilih berpindah untuk
mencari tempat hunian baru yang lebih nyaman.
PEREKONOMIAN

Dari tabel di atas dapat kita lihat, bahwa


mata pencaharian penduduk di Pecinan
Semarang Kelurahan Kranggan sebagian
besar adalah sebagai pedagang dengan
jumlah 3217 orang, hal ini tentu wajar
dikarenakan memang masyarakat Tionghoa
dikenal sebagai pedagang
TATANAN KAWASAN PECINAN
Sebelum Tahun 1740
Pada masa sebelum tahun 1740 terdapat
SEMARANG
void di tengah kawasan karena belum ada
bangunan yang terbangun

Tahun 1740
Periode tahun 1740 hingga 1742, merupakan
satu tahap perkembangan Kawasan Pecinan
sebagai kota terisolasi karena banteng kayu
yang mengelilingi Kawasan.

Massa Modern
Pada massa revolusi setelah kemerdekaan
Indonesian,pmasyarakat Tionghoa menjadi
semakin banyak, sehingga lokasi tempat
tinggal juga meluas, tidak terbatas pada
Kawasan Pecinan.
KEBUDAYAAN KAWASAN
PECINAN SEMARANG
TRADISI MASYARAKAT 9 KLENTENG RUMAH TRADISIONAL
TIONGHOA
TRADISI CAP GO MEH
Selanjutnya ada tradisi Cap Go Meh yang
dirayakan lima belas hari setelah tahun
baru Imlek. Masyarakat Tionghoa di
Pecinan Semarang setiap tahun
merayakan tradisi Cap Go Meh dengan
berbagai acara atau kegiatan diantaranya
atraksi barongsai, pesta kembang api,
pentas musik yang khiem, pasar Imlek,
mengadakan berbagai kegiatan yang
diantaranya dilakukan di rumah dan
klenteng
9 KLENTENG
Nuansa etnis Cina makin terasa dengan keberadaan
Klenteng yaitu tempat sembahyang untuk umat
Tridarma (Budha, Konghucu, dan Tao). Kawasan
Pecinan Semarang mempunyai 9 klenteng yang
letaknya tersebar di kawasan tersebut dan diantara
kesembilan klenteng tersebut yang terbesar adalah
Klenteng Tay Kak Sie di Gang Lombok.
CIRI KHAS BANGUNAN
KLENTENG
Secara umum klenteng di kawasan Pecinan Semarang
memiliki bentuk yang khas terutama pada bagian
atapnya, ornamen yang banyak serta penggunaan
warna dominan merah dan keemasan menyebabkan
bangunan nampak menonjol. Mayoritas kelenteng
yang ada di kawasan pecinan Semarang berada di
ujung pertigaan antar gang atau posisi tusuk sate.
Karena menurut warga Tionghoa, lokasi tusuk sate tidak
pas untuk hunian. Akhirnya dibangunlah tempat
sembahyang
CIRI KHAS RUMAH KAWASAN PECINAN

Selain keberadaan klenteng, keunikan lain adalah masih banyak ditemukannya bangunan
tempat tinggal yang bercorak ke- Cinaan dengan bentuk atapnya yang khas dan ornamen-
ornamen detail lainnya.
• Di kawasan pecinan ini memiliki kepadatan
penduduk yang tinggi, sehingga kebanyakan
bangunan hunian di kawasan ini memiliki 2 lantai.
• Rumah-rumah di kawasan ini merupakan rumah
deret dua-tiga lantai yang memiliki bentuk kecil
dan memanjang.
• Bentuk atap juga mengalami perubahan, yaitu
adanya tritisan yang merupakan pengaruh dari
iklim tropis.
HUBUNGAN
antara desain bangunan di Pecinan dengan Klenteng

ATAP
Desain bangunan di pecinan dengan
arsitektur klenteng sangat melekat
pada bagian atap yang berbentuk
pelana dan melengkung keatas.

ORNAMEN
Bangunan di pecinan juga memiliki
beberapa ornamen-ornamen pada
bagian depan rumah yang sering di
ekspose
SEJARAH
• CIRI KHAS YANG MENGACU PADA ARSITEKTUR CINA
• ARSITEKTUR CINA DAHULU SANGAT BERPENGARUH DI KAWASAN ASIA
• PRINSIP – PRINSIP STRUKTUR DARI ARSITEKTUR CINA MEMBEKAS DAN SULIT DIHAPUSKAN
• PECINAN FOCUS PADA DESAIN TIONGHOA
Ciri dari Arsitektur Tionghoa di Pecinan
sebelum tahun 1900
Khol (1984:22), menulis dalam “Chinese Architecture in The Straits Settlements and Western Malaya”,
memberikan semacam petunjuk terutama bagi orang awam, bagaimana melihat ciri-ciri dari arsitektur
orang Tionghoa terutama di Asia

Courtyard Penekanan bentuk atap


Merupakan ruang terbuka pada Jenis atap pelana dengan ujung
rumah Tionghoa. Ruang terbuka yang melengkung keatas yang
yang lebih privat. Biasanya disebut sebagai model Ngang
digabung dengan taman. Shan

Elemen-elemen struktural yang


Penggunaan warna yang khas
terbuka
Warna pada arsitektur Tiongjoa
Ukir-ukir serta konstruksi kayu
mempunyai makna simbolik.
sebagai bagian dari struktur
Warna yang diberikan untuk
bangunan pada arsitektur
spesifik pada bangunan. Warna
Tionghoa. Detailnya seperti
yang banyak digunakan yakni
penyangga atap (tou kung)
merah dan kuning keemasan
bahkan rangka yang diekspose
SUMBER

 https://docplayer.info/35236760-Sejarah-dan-arsitektur-kawasan-pecinan.html
 http://semarangkota.com/03/kawasan-pecinan-semarang/
 http://www.tribunnews.com/travel/2016/02/20/jelajah-kota-seribu-kelenteng-di-kawasan-
pecinan-semarang

Anda mungkin juga menyukai