Anda di halaman 1dari 25

DISENTRI

Irna fiseba
09 777 23

Pembimbing klinik
dr. Nurhaedah Sp.A
I. IDENTITAS PENDERITA
 Nama : An. AR
 Umur : 4 tahun 3 bulan
 Jenis kelamin : laki-laki
 Alamat : Jl. Side
 Anak ke : 3 (tiga)
 Agama : Islam
 Tanggal pemeriksaan: 20 februari 2014
 Ruangan : Katelia
II. Anamnesis
 Keluhan utama :Berak Encer
 Riwayat penyakit sekarang :
Pasien datang dengan keluhan berak encer sejak 4 hari
sebelum masuk rumah sakit. Berak encer >3 kali perhari
disertai lendir dan darah. Ibu pasien mengatakan bahwa
kotoran pasien berbau agak busuk. Setiap kali pasien berak,
pasien mengeluhkan nyeri bagian perut kanan bawah dan
setelah buang air besar pasien juga mengeluhkan adanya nyeri
didaerah lubang pantat. Pasien juga muntah > 3 kali yang
dimuntahkan adalah makanan dan air. Selain itu pasien juga
mengalami demam selama 2 hari. Tidak ada kelainan pada
buang air kecil.
 Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien belum pernah mengalami penyakit seperti ini
sebelumnya.
 Riwayat Penyakit Keluarga
Dalam keluarga tidak ada yang mengalami keluhan yang
sama dengan pasien.
III. PEMERIKSAAN FISIK
 Keadaan umum : tampak sakit sedang, kesadaran compos
mentis
 Status Gizi : BB/TB : 92 % = status gizi baik
 Tanda vital
Tekanan darah : 100/70 mmHg
Denyut Nadi : 108 kali/menit
frekuensi. Napas : 32 kali/menit
Suhu : 37,5 0C
KEPALA
 Wajah : Ekspresi simetris
 Deformitas : tidak ada
 Bentuk : Normochepal
 Rambut : warna hitam, sukar dicabut
 Mata : Konjungtiva tidak anemis
Sklera tidak ikerus
Pupil isokor bilateral
 Mulut :bibir tidak kering, lidah tidak kotor
 Leher : Kelenjar getah bening dan tiroid tidak
membesar
 Dada
Paru-paru
Inspeksi : Gerak dinding dada simetris, tidak ada retraksi
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : sonor
Auskultasi :bunyi nafas vesikuler ,tidak ada ronkhi, tidak
ada wheezing
Jantung
 Inspeksi : ictus cordis tampak pada SIC V
midclavicula sinistra
 Palpasi : ictus cordis teraba pada SIC V
midclavicula sinistra
 Perkusi : pekak
 Auskultasi :Bunyi jantung 1 dan bunyi jantung II murni
regular.
 Abdomen
Inspeksi : tampak cembung
Auskultasi : Bising usus kesan meningkat
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, hepar dan lien tidak
teraba
Perkusi : Timpani
 Ekstremitas Atas
Tidak edema, akral hangat
 Ekstremitas Bawah :
Tidak edema, akral hangat
LABORATORIUM
 Darah lengkap
 WBC 9,2 x103 /m3
 Lym % :32,7%
 RBC :4,90 x106 /m3
 HGB : 12,1 g/dL
 HCT : 37,2 %
 PLT : 354 x103 /m3
TES HASIL
Makroskopis
Warna merah
Konsistensi Cair
Lendir +
Darah +
Mikroskopis
Sisa pencernaan +

Lemak +

Karbohidrat +

Serat
Leukosit 0-5 /LPB
Eritrosit 130-150 /LPB
Parasit Ditemukan E. histolytica (+)
Stadium trofozoit
Telur cacing Tidak ditemukan
Jamur Tidak ditemukan
Darah samar +
 Diagnosis Kerja : Amoebiasis
 Terapi
Ivfd RL 16 tetes /menit
Metronidazole syrup 3x ½ cth
Paracetamol syrup 3x 1 cth
Domperidon drops 3x 1,3 mg
L-Bio 3 x 1 cth
Follow up
Tanggal 21 februari 2014
S : berak masih encer, masih ada darah dan lendir,muntah 1 kali habis
minum obat
O : keadaan umum sakit sedang, compos mentis
TD 90/60 mmHg
Nadi 100 kali/menit
Pernafasan 28 kali/menit
Suhu 36,80C
Bising usus kesan normal
A :`Amoebiasis
P : Ivfd RL 16 tetes /menit
Metronidazole syrup 3x ½ cth
L-Bio 3 x 1 cth
Tanggal 22 februari 2014
S : berak mulai lembek, masih ada darah dan lendir tapi sedikit
O:
TD 90/60 mmHg
Nadi 110 kali/menit
Pernafasan 28 kali/menit
Suhu 36,50C
Bising usus kesan normal
A :`Amoebiasis
P : Ivfd RL 16 tetes /menit
Metronidazole syrup 3x ½ cth
L-Bio 3 x 1 cth
Tanggal 23 februari 2014
S : berak encer (-), sudah tidak ada darah dan lendir
O:
TD 90/60 mmHg
Nadi 100 kali/menit
Pernafasan 28 kali/menit
Suhu 36,10C
Bising usus kesan normal
A :`Amoebiasis
P : Ivfd RL 16 tetes /menit
Metronidazole syrup 3x ½ cth
L-Bio 3 x 1 cth
Diskusi
DEFINISI
 Disentri berasal dari bahasa yunani yaitu dys (gangguan) dan
enteron (usus), yang berarti radang usus yang menimbulkan
gejala meluas dengan gejala buang air besar dengan tinja
beradarah, diare berkonsistensi cair dengan volume sedikit,
buang air besar dengan tinja bercampur lendir (mucus) dan
nyeri saat buang air besar (tenesmus).1
ETIOLOGI
Penyebab disentri dibagi atas 2 bagian besar yaitu berdasarkan
penyebabnya yaitu bakteri dan amoeba.1.3
 Disentri basiler
Shigella s.p. (basil non motil, gram negative dan family
enterobacteriaceae. )
 Disentri amoeba
Entamoeba hystolitica. (protozoa usus. Siklus hidup amoeba
ini ada 2 bentuk trofozoit dan bentuk kista )
Epidemiologi
 disentri basiler pada anak-anak di bawah umur 5 tahun.
 Disentri amoeba tersebar hampir ke seluruh dunia terutama
di Negara yang sedang berkembang yang berada di daerah
tropis. Penyakit ini biasanya menyerang anak dengan usia
lebih dari 5 tahun.
Patofisiologi
 Disentri Amoeba
Amoebiasis didapat dari rute fecal-oral melalui komsumsi
dari makanan atau air yang sudah terkontaminas amoeba.
Setelah masuk ke saluan cerna E. hystolitica dalam bentuk
kistanya akan melalui ekskistasi di usus halus
Gejala klinik
 Disentri amoebiasis
- timbul gejalanya akan perlahan –lahan.
- mengeluhkan perut kembung,
- terkadang juga mengeluhkan nyeri perut ringan yang hilang
timbul, diare yang timbul dapat 4-5 kali sehari dengan tinja bebau
busuk dan terkadang dapat ditemukan lendir serta darah.
 Disentri basiler
gejala infeksi umu yaitu kelemahan umum yang diikuti oleh
demam, kemudian diare yang mengandung lendir dan
darah,tenesmus. Bila penyakit menjadi berat dapat disertai degan
tanda septisemia yaitu panas tinggi disertai kesadaran menurun.
Diagnosis
Diagnosis ditegakkan atas dasar gejala klinik dan pemeriksaan
laboratorium. Pemeriksaan labororium yang biasa dilakukan
adalah pemeriksaan tinja untuk mengetahui etiologi penyebab
dari disentri. selain itu, pemeriksaan darah lengkap,
serologis, USG juga dapat melihat perkembangan penyakit.
Terapi
 Bila penderita dalam keadaan dehidrasi, maka harus dilakukan
pemberian cairan intravena, selanjutnya diberikan diet yang
sesuai dengan toleransi penderita.
 Pada amoebiasis Obat yang dapat diberikan adalah
metronidazole dengan dosis penggunaan 30 mg/kg/hari yang
dapat diberikan secara oral maupun parenteral yang diberikan
selama 5 sampai 10 hari. Sedangkan pengobatan pada Disentri
basiler dapat diberikan kloramfenikol dengan dosis 50-100
mg/kgBB/hari peroral diagi 3 dosis.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai