Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
1. Bunga Fitrianingsih
2. Gabriela Chaterine
3. Rahayu Amanda
4. Qonita Rahmi P.P
BAB 4
Pancasila sebagai Sistem Filsafat
Konsep Pancasila sebagai Filsafat
Beberapa pengertian filsafat berdasarkan watak dan fungsinya sebagaimana
yang dikemukakan Titus, Smith & Nolan sebagai berikut:
1) Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepercayaan terhadap kehidupan
dan alam yang biasanya diterima secara tidak kritis. (arti informal)
2) Filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan
dan sikap yang sangat dijunjung tinggi. (arti formal)
3) Filsafat adalah usaha untuk mendapatkan gambaran keseluruhan. (arti
komprehensif).
4) Filsafat adalah analisa logis dari bahasa serta penjelasan tentang arti kata
dan konsep (arti analisis linguistik).
5) Filsafat adalah sekumpulan problematik yang langsung mendapat
perhatian manusia dan dicarikan jawabannya oleh ahli-ahli filsafat (arti
aktual-fundamental).
Pengertian Pancasila sebagai Sistem
Filsafat
Pancasila pada hakikatnya merupakan sistem,yakni
bagian-bagian, sila-silanya saling berhubungan secara erat
sehingga membentuk suatu struktur yang menyeluruh.
Sistem juga dapat dipahami dari pemikiran dasaryang
terkandung dalam Pancasila, yakni pemikiran tentang
manusia dalam hubungannya dengan Tuhan YME, diri
sendiri, sesama manusia, masyarakat bangsa Indonesia.
Jadi, Pancasila merupakan suatu sistem dalam pengertian
kefilsafatan.
Arti Filsafat Pancasila Secara Umum
Kedua, filsafat melalui kerjasama dengan disiplin ilmu lain memainkan peran
yang sangat penting untuk membimbing manusia kepada keinginan-keinginan
dan aspirasi mereka. (Titus, 1984: 24). Dengan demikian, manusia dapat
memahami pentingnya peran filsafat dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
Filsafat Pancasila sebagai Genetivus Objectivus
Landasan epistermologis pancasila artinya nilai-nilai pancasila di gali dari pengalaman (empiris)
bangsa indonesia, kemudian di sintesiskan menjadi sebuah pandangan yang kompeherensif tentang
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Pancasila sebagai suatu obyek pengetahuan pada hakikatnya meliputi masalah sumber
pengetahuan dan susunan pengetahuan Pancasila.
Tentang sumber pengetahuan Pancasila, sebagaimana telah dipahami bersama adalah nilai-nilai
yang ada pada bangsa Indonesia sendiri. Nilai-nilai tersebut merupakan kausa materialis Pancasila.
Landasan aksiologis pancasila
Aksiologis/nilai : cabang filosofi yyang berhubungan dengan penelitian tentang nilai-nilai;yaitu nilai-
nilai yang terkandung dalam Pancasila pada hakikatnya juga merupakan suatu kesatuan.
Menurut frondizi, nilai itu merupakan kualitas yang tidak real kerena nilai itu tidak ada untuk dirinya
sendiri,ia membutuhkan pengemban untuk berada.
Dalam filsafat Pancasila, disebutkan ada tiga tingkatan nilai
a. Nilai dasar,asas-asas yang kita terima sebagai dalil yang bersifat mutlak, sebagai sesuatu yang
benar atau tidak perlu dipertanyakan lagi.
b. Nilai instrumental,nilai yang berbentuk norma sosial dan norma hukum yang selanjutnya akan
terkristalisasi dalam peraturan dan mekanisme lembaga-lembaga negara.
c. Nilai praktis,nilai yang sesungguhnya kita laksanakan dalam kenyataan.
a. Nilai-nilai dalam Pancasila termasuk nilai etik atau nilai moral merupakan nilai dasar yang
mendasari nilai intrumental dan selanjutnya mendasari semua aktivitas kehidupan masyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
b. Secara aksiologis, bangsa Indonesia merupakan pendukung nilai-nilai Pancasila (subscriber of
value Pancasila), yaitu bangsa yang berketuhanan, yang berkemanusiaan, yang berpersatuan,
yang berkerakyatan dan berkeadilan sosial.
c. Pengakuan, penerimaan dan penghargaan atas nilai-nilai Pancasila itu nampak dalam sikap,
tingkah laku, dan perbuatan bangsa Indonesia sehingga mencerminkan sifat khas sebagai
Manusia Indonesia
Sumber historis pancasila sebagai sistem filsafat
a. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa : Sejak zaman purbakala hingga pintu gerbang
kemerdekaan negara Indonesia, masyarakat Nusantara telah melewati ribuan tahun
pengaruh agama-agama lokal, yaitu sekitar 14 abad pengaruh Hindu dan Buddha, 7
abad pengaruh Islam, dan 4 abad pengaruh Kristen. Hal ini dapat dibuktikan dengan
masih berlangsungnya sistem penyembahan dari berbagai kepercayaan dalam
agama-agama yang hidup di Indonesia
b. Sila Kemanusiaan Yang Adil da Beradab : Nilai-nilai kemanusiaan dalam masyarakat
Indonesia dilahirkan dari perpaduan pengalaman bangsa Indonesia dalam
menjelajah. Bangsa Indonesia sejak dahulu dikenal sebagai bangsa maritim telah
menjelajah keberbagai penjuru Nusantara, bahkan dunia. Hasil pengembaraan itu
membentuk karakter bangsa Indonesia yang kemudian oleh Soekarno disebut
dengan istilah Internasionalisme atau Perikemanusiaan.
c. Sila Persatuan Indonesia : Kebangsaan Indonesia merefleksikan suatu kesatuan
dalam keragaman serta kebaruan dan kesilaman.
d. Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan : Demokrasi sebagai bentuk pemerintahan dari
rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat memang merupakan fenomena baru di
Indonesia, yang muncul sebagai ikutan formasi negara republik Indonesia
merdeka.
e. Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia : Masyarakat adil
dan makmur adalah impian kebahagian yang telah berkobar ratusan
tahun lamanya dalam dada keyakinan bangsa Indonesia. Sejarah
mencatat bahwa bangsa Indonesia dahulunya adalah bangsa yang hidup
dalam keadilan dan kemakmuran, keadaan ini kemudian dirampas oleh
kolonialisme (Yudi-Latif, 2011: 493--494).
Sumber Sosiologis Pancasila sebagai Sistem
Filsafat
Sumber sosiologis Pancasila sebagai sistem
filsafat mempunyai 2 klasifikasi kelompok:
• Kelompok pertama, masyarakat awam yang
memahami Pancasila sebagai sistem filsafat
yang sudah dikenal masyarakat Indonesia
dalam bentuk pandangan hidup
• Kelompok kedua, masyarakat ilmiah-
akademis yang memahami pancasila sebagai
sistem filsafat dengan teori-teori bersifat
akademis
Pancasila menurut Notonagoro
Menurut Notonagoro pancasila sebagai
sistem filsafat merupakan suatu kesatuan
utuh yang tidak dapat dipsah-pisahkan.
Notonagoro menggambarkan sila-sila
pancasila itu dalam bentuk hirarkis
piramidal
Rumusan Hierarkis Piramidal menurut
Notonagoro
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa menjiwai dan meliputi
sila 2,3,4,dan 5
Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab dijiwai dan
diliputi oleh sila 1,3,4,dan 5
Sila Persatuan Indonesia dijiwai dan diliputi oleh sila
1,2,4,dan 5
Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
dijiwai dan diliputi oleh sila 1,2,3,dan 5
Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
dijiwai dan diliputi oleh sila 1,2,3,dan 4
Sumber Politis Pancasila sebagai Sistem Filsafat