Anda di halaman 1dari 47

LAPORAN KASUS

HERNIA INGUINALIS LATERALIS

Oleh :
Altiara Risky Suciandari
71 2017 028
BAB 1
PENDAHULUAN
Benjolan pada regio inguinal sering dihubungkan dengan
adanya massa pada regio tersebut.

Hernia merupakan tonjolan dari organ intra peritoneal keluar


dari rongga abdomen melalui lubang (defect) dan masih
diliputi peritoneum.

Hernia inguinalis dibagi menjadi hernia ingunalis lateralis dan


hernia ingunalis medialis.
HIL ditemukan lebih banyak 2/3 dari HIM
Diagnosis Hernia dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang.

Penatalaksanaan pada kasus hernia terdiri dari


konservatif dan operatif
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
7
DEFINISI
• HERNIA, adalah :
 Merupakan penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian
lemah dari dinding rongga bersangkutan.

• Hernia terdiri atas :


• Cincin
• Kantong
• Isi hernia.
ETIOLOGI

1. Peningkatan tekanan intra abdomen yang berulang.


2. Adanya kelemahan jaringan/otot
3. Tersedianya kantong
PATOFISIOLOGI
• Mekanisme proteksi :
a. Kanalis inguinalis yang berjalan miring
b. Struktur m.oblikus internus abdominis yang menutup annulus
inguinalis internus ketika berkontraksi
c. Adanya fasia transversa yang kuat yang menutupi trigonum
Hasselbach yang umumnya hampir tidak berotot.

• Faktor Kausal :
• prosesus vaginalis yang terbuka,
• ↑ tekanan intra abdomen
• kelemahan otot dinding perut karena usia
KLASIFIKASI HERNIA
Berdasarkan Berdasarkan Sifat Berdasarkan letak
Etiologi Klinik penonjolan

Hernia Hernia Inguinal


Hernia reponibel
kongenital Medial

Hernia Hernia Inguinal


Hernia didapat
ireponibel Lateral
1
3
Penegakan Diagnosis

Jenis Reponibel Nyeri Obstruksi Tampak Toksik


Sakit
Reponibel + - - - -
Ireponibel - - - - -
Inkarserata - + + + -
Strangulata - ++ + ++ ++
MANIFESTASI KLINIS
• Terdapat benjolan dilipat paha yang timbul
pada waktu mengedan, batuk, bersin, berdiri,
mengangkat berat dan hilang setelah
berbaring (apabila masih reponibel)
HIL • Nyeri atau rasa tidak enak di daerah
epigastrium atau para umbilical sewaktu
segmen usus halus masuk ke kantong hernia
• Mual, muntah, kolik bila terjadi inkaserasi
ataupun strangulasi

• Pada umumnya hernia direct akan memberikan gejala


HIM yang sedikit dibandingkan hernia ingunalis lateralis
PEMERIKSAAN FISIK
INSPEKSI PALPASI
PERKUSI
Hernia reponibel : benjolan Titik tengah antara SIAS
dengan tuberkulum pubicum Bila didapatkan perkusi perut
dilipat paha muncul pada kembung maka harus
waktu berdiri, batuk, bersin ditekan lalu pasien disuruh
mengejan. Jika terjadi dipikirkan kemungkinan
atau mengedan dan hernia strangulata.
menghilang setelah berbaring penonjolan di sebelah medial
maka itu HIM.
HIL: muncul benjolan di regio
inguinalis yang berjalan dari Titik yang terletak di AUSKULTASI
lateral ke medial, tonjolan sebelah lateral tuberkulum Hiperperistaltis didapatkan
berbentuk lonjong. pubikum ditekan lalu pasien pada auskultasi abdomen
disuruh mengejan jika pada hernia yang mengalami
HIM : tonjolan biasanya
DIAGNOSIS
terlihat benjolan di lateral obstruksi usus (hernia
terjadi bilateral, berbentuk titik yang kita tekan maka
bulat. inkarserata).
dapat itu HIL.
PEMERIKSAAN TAMBAHAN
Pemeriksaan Finger Test
Pemeriksaan Ziemen Test Pemeriksaan Thumb Test
Menggunakan jari ke 2 atau jari ke
Posisi berbaring, bila ada Anulus internus ditekan dengan
5. Dimasukkan lewat skrotum
benjolan masukkan dulu. Hernia ibu jari dan penderita disuruh
melalui anulus eksternus ke kanal
kanan diperiksa dengan tangan mengejan, bila keluar benjolan
inguinal. Penderita disuruh batuk:
kanan. Penderita disuruh batuk berartiHIM. Bila tidak keluar
Bila impuls diujung jari berarti
bila rangsangan pada jari ke 2 benjolan berarti HIL
HIL. Bila impuls disamping berarti
merupakan HIL, jari ke 3
jari HIM.
merupakanHIM, jari ke 4
merupakan hernia femoralis.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PEMERIKSAAN LABORATORIUM PEMERIKSAAN RADIOLOGIS
Ultrasonografi dapat digunakan untuk
Leukocytosis dengan shift to the left
membedakan adanya massa pada lipat paha
yang menandakan strangulasi. atau dinding abdomen dan juga membedakan
Elektrolit, BUN, kadar kreatinin yang penyebab pembengkakan testis.
tinggi akibat muntah-muntah dan
Pemeriksaan ultrasonografi juga berguna
menjadi dehidrasi untuk membedakan hernia inkarserata dari
suatu nodus limfatikus patologis atau
penyebab lain dari suatu massa yang teraba
di inguinal
Diagnosis Banding
1. Hidrokel
2. Kriptochismus
3. Limfadenopati/limfadenitis inguinal
4. Varises vena saphena magna di daerah
lipat paha
5. Lipoma
PENATALAKSANAAN
Penanganan di Unit Gawat Darurat:
• Analgetik
• Istirahat: tekanan intraabdominal tidak meningkat
• Menurunkan tegangan otot abdomen berbaring terlentang dengan bantal di
bawah lutut. Pasien pada posisi Trendelenburg dengan sudut sekitar 15-20°.
• Kompres dingin: mengurangi pembengkakan dan analgesia selama 20- 30
menit
• Konservatif: Reposisi isi kantong Penggunaan
penyangga/supporter.
• Operatif: Pada anak-anak :Herniotomi, Pada
dewasa : Herniotomi dan Hernioplasti

• Herniotomi: Memotong dan mengikat kantong


hernia setinggi mungkin
• Hernioplasti: Memperkuat dinding depan
abdomen dengan cara memperkecil cicin hernia
dalam (annulus inguinalis internus)
• Hernioraphy: Mengikat leher hernia dan
menggantungkannya pada conjoint tendon
supaya tidak masuk lagi.
Indikasi tindakan operatif:
• Hernia inguinalis yang mengalami inkarserata, meskipun keadaan umum
jelek.
• Hernia reponibel pada bayi dengan umur lebih dari 6 bulan atau berat
badan lebih dari 6 kilogram.
Komplikasi

FASE REPONIBILIS

FASE IRREPONIBILIS

FASE STRANGULATA
KOMPLIKASI
• Hernia inkarserata:
Jepitan cincin hernia yang
mengakibatkan adanya
gangguan pasase usus dengan
gambaran obstruksi usus, dan
gangguan keseimbangan cairan,
elektrolit dan asam basa
Klinis: muntah-muntah, tidak
dapat flatus atau defekasi,
nyeri pada penonjolan, dan
pada perabaan didapatkan
cincin yang keras dan kaku.
• Hernia Strangulata:
 jepitan cincin yang
mengakibatkan terjadinya
gangguan aliran darah
jaringan usus hingga iskemik
dan nekrosis → gangren →
perforasi
 Klinis: nyeri pada daerah benjolan,
kemerahan, penderita gelisah, suhu
tubuh tinggi, sepsis, cepat masuk
dalam keadaan syok.
BAB 3
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
• Nama : An. MF
• Jenis kelamin : Laki-laki
• Tanggal Lahir : 16 Maret 2013
• Umur : 4 tahun 6 bulan
• Kebangsaan : Indonesia
• Agama : Islam
• Alamat : Jl. KH Wahid Hasyim Lr. Rawa
Jaya, Palembang
• Nomor Rekam Medis : 51.44.95
Anamnesis
KU : Benjolan dilipat paha kanan.

Pasien dibawa orang tuanya ke poli bedah dengan keluhan


benjolan di lipatan paha kanan sejak 2 tahun yang lalu.
Awalnya benjolan hilang timbul, timbul terutama jika pasien
batuk, menangis atau BAB dan dapat masuk kembali dengan
sendirinya apabila pasien berbaring. Pasien mengaku benjolan
yang timbul tidak membuat pasien kesakitan. BAB dan BAK
biasa, mual (-), muntah (-), perubahan warna pada benjolan (-).


Sejak 1 bulan yang lalu benjolan timbul kembali, lebih
besar dari ukuran awal. Benjolan masih dapat masuk
kembali, lebih terlihat terutama saat mengejan. Benjolan
terasa nyeri apabila disentuh. BAB dan BAK biasa, flatus
(+). Demam(-) mual (-) muntah (-). Tidak ditemukan
perubahan warna pada benjolan, sekret (-), darah (-) Pasien
kemudian berobat ke Poliklinik Bedah dan didiagnosis
Hernia Inguinalis Sinistra.
Riwayat Penyakit Dahulu
• Riwayat benjolan di lipat paha sebelumnya : disangkal
• Riwayat benjolan di bagian tubuh lain : disangkal
• Riwayat batuk lama : disangkal
• Riwayat sulit atau mengedan lama saat BAB : disangkal
• Riwayat penyakit kongenital : disangkal
• Riwayat trauma : disangkal
• Riwayat operasi : disangkal
• Riwayat alergi : disangkal
Riwayat Penyakit Dalam Keluarga
• Riwayat keluhan yang sama dalam keluarga : disangkal

Riwayat Kelahiran dan Persalinan : Pasien anak pertama, Lahir normal, BBL: 3200 gr
Riwayat Imunisasi : Lengkap sesuai usia
Riwayat Tumbuh Kembang : Normal sesuai usia
Riwayat Pengobatan
• Riwayat penggunaan obat-obatan : disangkal
• Riwayat alergi obat-obatan dan makanan : disangkal

Riwayat Kebiasaan dan Sosio-Ekonomi


• Pasien merupakan anak pertama.
• Ayah pasien bekerja sebagai buruh, ibu pasien tidak bekerja.
• Status sosioekonomi pasien menengah.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
• Keadaan Umum : Tampak sakit ringan
• Kesadaran : Compos Mentis
• Tekanan Darah :-
• Frekuensi Nadi : 116 x/menit
• Frekuensi Napas : 24 x/menit
• Suhu
Primary Survey
: 36,8°C
• SpO2 : 98%
Kepala : Normocephali, rambut rontok (-)
Mata : Refleks pupil : (+/+), isokor
Konjungtiva : anemis (-/-)
Sklera : ikterik (-/-)
Telinga : Deformitas (-/-), fistula (-/-), sekret (-/-)
Hidung : Deformitas (-), sekret (-/-), napas cuping hidung (-)
Mulut : Sianosis (-), edema (-), stomatitis (-),cheilitis (-)
Tenggorokan : Faring hiperemis (-), Arcus Faring Simetris, Tonsil T1-T1, uvula
di tengah
Leher : JVP 5-2 cmH2O, pembesaran KGB (-),
Thorax :

Pulmo : Inspeksi : Statis dan dinamis simetris, retraksi (-/-),


Palpasi : Stem fremitus simetris, krepitasi (-/-), nyeri (-/-)
Perkusi : sonor di kedua lapang paru
Auskultasi : vesikuler (+/+) ronki (-/-) wheezing (-/-)

Cor : Inspeksi : ictus kordis tidak terlihat, thrill (-)


Palpasi : ictus kordis tidak teraba
Perkusi : Redup (+) normal, batas jantung-paru (+) normal
Auskultasi : bunyi jantung I/II (+/+) normal, murmur (-) gallop (-)
Abdomen
- Inspeksi : Datar, venektasi (-), jejas (-)

- Palpasi : lemas, massa (-), nyeri tekan (-), undulasi (-), hepar dan lien tidak teraba

- Perkusi : Timpani (+) normal, pekak hati (+) normal


- Auskultasi : bising usus(+) normal, metallic sound (-)

Extremitas : Edema (-), deformitas (-), jejas (-), akral hangat, CRT< 3”
Status Lokalis

Regio Inguinalis Dextra


• Inspeksi : Massa ukuran 3 x 1 cm, berbentuk lonjong, warna
benjolan sama dengan jaringan sekitar, darah (-), sekret (-), benjolan
keluar dari kraniolateral ke kaudiomedial.

• Palpasi : Teraba massa, berbentuk lonjong berukuran 3x1 cm,


fluktuasi (+), berbatas tegas, panas (-), nyeri (-), permukaan rata,
konsistensi kenyal. Benjolan dapat direposisi dengan jari dalam posisi
pasien berbaring. Pembesaran KGB inguinal (-).

• Auskultasi: Bising usus (+)


Diagnosis Banding
• Hernia Inguinalis Lateralis Ireponibilis Dextra
• Hernia Inguinalis Medialis Ireponibilis Dextra
• Limfadenopati Inguinal
• Abses Inguinal
• Lipoma

Diagnosis Kerja
• Hernia Inguinalis Lateralis Ireponibilis Dextra

Tatalaksana
• Pro Hernioraphy

Prognosis
• Quo ad vitam : bonam
• Quo ad functionam : bonam
• Quo ad sanationam : dubia ad bonam
BAB 4
ANALISA KASUS
Pada kasus ini seorang laki-laki, usia 4 tahun, datang ke poli bedah umum
dengan keluhan utama benjolan pada lipat paha kanan sejak 2 tahun
yang lalu.
Pada kasus ini berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang pasien didiagnosis pra bedah sebagai
Hernia Inguinalis lateralis dextra reponible
Etiologi dan Patofisiologi
Mekanisme pada orang sehat:
• Kanalis inguinalis yg berjalan miring
• Adanya Musculus oblique internis abdominalis yg menutup anulus
internus ketika berkontraksi
• Fasia transversa yg menutup trigonum Hasselbach

Jika terjadi gangguan pada mekanisme diatas disertai :


peningkatan tekanan intra abdomen + kelemahan otot
dinding abdomen.

Terjadi hernia; muncul benjolan di lipat paha kanan.

Bisa bersifat reponibel, irreponibel, strangulata


atau inkarserata
Jenis reponibel nyeri obstruksi sakit toksik
reponibel + - - - -

ireponibel - - - - -

inkarserasi - + + + -

strangulasi - ++ + ++ ++

Pada kasus ini, HIL pada sisi dextra termasuk jenis reponible
karena benjolan menghilang saat pasien berbaring dan dapat
dimasukan menggunakan tangan.
• Hernia inguinalis tidak dapat hilang sendiri, sehingga
pembedahan merupakan terapi satu-satunya.
• Secara umum pembedahan hernia inguinalis bayi dan anak
dikerjakan dengan pembiusan umum.
• Sehingga pada kasus ini direncanakan untuk dilakukan
herniotomi elektif dengan pembiusan general anestesia.
Prognosis ad vitam pada pasien ini adalah bonam karena penyakit ini
sudah didiagnosis dan tidak mengancam nyawa. Prognosis ad
functionam pada pasien ini adalah bonam karena dengan tindakan
operatif maka dapat mereposisi usus kembali ke keadaan semula.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai