Saraf CRS Epilepsi
Saraf CRS Epilepsi
Epilepsy
Disusun oleh:
Leli Ulinni’mah
Padmini Laxmi A/P Pathmanathan
Perseptor:
Dr. Suryani Gunadharma, dr., Sp.S(K).,M.Kes
Nama : AS
Usia : 21 tahun
Jenis kelamin : Wanita
Status perkawinan : Belum kawin
Agama : Islam
Alamat : Jakarta Selatan
Pekerjaan : Mahasiswa
Tanggal pemeriksaan: Senin, 27 November 2017
Identitas
anamnesis
• Keluhan utama: Kejang
• Anamnesis khusus:
• Pada tanggal 23 Oktober 2017, pasien mengalami kejang pada saat
sedang dalam suatu acara, menginap di Vila Istana Bunga Lembang.
Kejang terjadi pada dini hari saat pasien terbangun dari tidurnya.
Pasien sendiri terbangun mengaku karena ingin buang air kecil, pasien
mengaku tidak mengeluhkan mendengar adanya suatu bisikan tertentu
ataupun mencium bau-bauan tertentu sebelum kejangnya, pasien
hanya mengaku sedikit pusing saat terbangun untuk berjalan ke kamar
mandi.
• Pasien terjatuh tidak sadarkan diri pada saat kejang terjadi. Pasien
mengaku tidak mengingat kejadian pada saat kejang, namun pada
saat itu ada teman pasien yang mengetahui pasien sedang kejang.
Dari keterangan teman pasien, disebutkan bahwa pasien kejang
dengan mata terbuka dan melihat ke atas, kepala sedikit menengadah,
gigi menggigit lidah, dan kedua lengan menekuk dengan tangan
dikepal. Durasi kejang dikatakan 3-5 menit. Kemudian pasien dibawa
ke RS Advent dan sempat mengaku sadar (membuka mata) kemudian
bertanya pada temannya “gue dimana?” pada saat sedang dalam
perjalanan, namun setelahnya pasien kembali tertidur karena merasa
lemas, kemudian baru sadar penuh saat sudah berada di RS. Buang
air kecil saat kejang, mulut berbusa, dan lemah sebelah anggota gerak
disangkal pasien.
• Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengaku telah mengalami 4 kali kejang. Kejang pertama terjadi
pada tahun 2010 yang terjadi di rumah. Kejadian tersebut diketahui oleh orang tua
pasien, dengan keluhan yang serupa seperti riwayat kejang 23 Oktober 2017, namun
orang tua pasien manambhakan keterangan bahwa sebelum kejangnya terjadi, pasien
sempat berteriak “Bunda!”, pasien juga dikatakan meneteskan air liur pada saat kejang
berlangsung. Dikatakan durasi sekitar 1 menit.
Kejang kedua pasien terjadi pada tahun 2014 dengan durasi 1-2 menit, saat
pasien sedang melakukan acara kampusnya juga. Kejang ketiga terjadi pada April
2017 saat pasien sedang berada di Australia, pasien menduga kejangnya dipicu oleh
kelelahan dan juga karena cuacanya yang dingin. Kejang keempat pasien diakui
terjadi dengan durasi paling lama yaitu 3-5 menit.
Pasien mengaku punya riwayat sering pingsan. Pasien juga mengaku
pernah mengalami jatuh dengan kepala terbentur dengan keras (menurut cerita
teman kepada pasien) saat pasein jatuh pingsan, kejadian tersebut terjadi pada
tahun 2008 saat pasien kelas 7 SMP. Riwayat tekanan darah tinggi, dan diabates
melitus dan kejang demam disangkal pasien.
• Riwayat keluarga
Riwayat penyakit serupa (epilepsi) dialami oleh tante/adik kandung dari ibu
pasien.
• Keadaan Umum
Kesadaran : Compos mentis
Pernafasan : 22x/menit
Tekanan darah : 90/60 mmHg
Nadi = HR : 98x/menit, reguler
Suhu : 36,4 ºC
Turgor : Kembali dengan cepat (<2 detik)
Gizi : Kesan cukup
Pemeriksaan fisik
• Status Interna
Thoraks : Bentuk dan gerak simetris
Jantung : Dalam batas normal
BJ S1 = S2 murni reguler
Paru-paru : VBS Ka = Ki, rhonki -/-, wheezing -
/-
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan neurologis
• Penampilan
Kepala : Normocephal
Columna vertebra : Tidak terdapat deformitas
• Rangsang Meningen
Kaku kuduk : (-)
Brudzinski I : (-) Brudzinski III : (-)
Brudzinski II: (-) Brudzinski IV : (-)
Laseque : (-)
Kernig : (-)
• Saraf Otak
NI
Penciuman : Tidak terdapat kelainan
N II
Ketajaman penglihatan : (Ka) 20/25, (Ki) 20/25
Campus : Tidak terdapat kelainan
Fundus okuli : Tidak dilakukan
N III / IV / VI
Ptosis : Tidak didapatkan
Pupil : Bulat
Refleks cahaya (D/I) : +/+
Refleks konvergensi : Baik
Posisi mata : Di tengah
Gerakan bola mata : Baik ke segala arah
NV
Sensorik : Tidak terdapat kelainan
Motorik : M. temporalis (+/+), M. Masseter (+/+),
M. Pterigoiudus (+/+)
Refleks : Kornea (+/+), jaw reflex (+)
N VII
Motorik
Atas : Angkat alis simetris, mata menutup sama kuat
Bawah : Plika naso-labialis kanan mendatar
Sensorik khusus
Rasa kecap 2/3 anterior: Tidak dilakukan
N XI
Angkat bahu ka/ki : Sama baik
Menengok ka/ki : Sama baik
N XII
Gerakan lidah : Deviasi (-)
Atrofi : (-)
Tremor : (-)
• Motorik
Anggota badan atas
Tonus(+), kekuatan otot 5/5, atrofi (-), fasikulasi (-)
Anggota badan bawah
Tonus (+), kekuatan otot 5/5, atrofi (-), fasikulasi (-)
Gerakan involunter (-)
• Sensorik
Anggota badan atas : baik
Batang tubuh : baik
Anggota badan bawah : baik
• Vegetatif
BAK dan BAB tidak mengalami gangguan
• Koordinasi
Cara bicara : Telegraph speech (-)
Tremor : (-)
Rebound test : Tidak ada kelainan
Tes telunjuk hidung : Tidak ada kelainan
Tes tumit lutut : Tidak dilakukan
Tes Romberg : Tidak dilakukan
Tes Tandem Gait : Tidak dilakukan
Refleks patologis
• Refleks fisiologis
Hoffman : +/-
Anggota badan atas
Biceps : +/+ Babinski : -/-
Triceps : +/+ Chaddock : -/-
Radius : +/+ Oppenheim : -/-
Dinding perut Gordon : -/-
Epigastrik : Normal Scheiffer : -/-
Hipogastrik : Normal Rossolimo : -/-
Mesogastrik : Normal
Mendel Bechterew : -/-
Kremaster : Tidak dilakukan
Anggota badan bawah Klonus
Patella : +/+ Patella :-
Achilles : +/+ Achilles :-
• Refleks primitif
Glabela r. :-
Snout r. :-
Suckling r. :-
Grasping r. : -
Palmomental r. :-
• Epilepsi
1. Umum idiopatik
2. Fokal simptomatik
3. Fokal kriptogenik
Diagnosis Banding
• EEG
• CT Scan kepala
• Pemeriksaan darah rutin (Hb, WBC dan diff count,
hematokrit, trombosit)
• Pemeriksaan elektrolit (Na, K, Ca)
• Pemeriksaan fungsi hati (SGOT/SGPT, albumin)
• Pemeriksaan fungsi ginjal (ureum dan creatinin)
Pemeriksaan Penunjang
• Epilepsi umum idiopatik
Diagnosis Kerja
• FARMAKOLOGIS
- Dimulai dengan monoterapi >> Obat Anti Epilepsi (OAE) sesuai dengan jenis
kejang/bangkitan
- Dimulai dari dosis rendah >> dinaikkan bertahap sampai dosis efektif tercapai
- Carbamazepine 400-1200 mg/hari 3x. Mulai 100-200 mg/hari, dinaikkan 100 mg
bila perlu setiap 1 minggu
- Asam folat 1-5 mg/hari
• NON FARMAKOLOGIS
- Hindari faktor pencetus, dengan cara : tidur teratur, hindari stres, hindari kelelahan
berlebihan.
Tatalaksana
• Quo ad vitam : Ad bonam
• Quo ad functionam : Ad bonam
• Quo ad sanationam : Dubia
Prognosis