OLEH
ENDANG DWIYANTI
DEPARTEMEN K3 FKM UNAIR
Tujuan K3
Golongan Fisik :
Suara tinggi/bising : Ketulian
Temperatur/suhu tinggi : Heat Cramp, Heat Exhaustion,
Heat Stroke.
Temperatur rendah : Frosbite
Radiasi Non Mengion : Infra merah (katarak), ultraviolet
(konjungtivitis).
Radiasi Mengion : radioaktrif/alfa/beta/gama/X
(kerusakan sel tubuh manusia)
Tekanan udara tinggi : Coison Disease
Getaran lokal : Reynaud’s Disease, Polineuritis
Getaran umum : Gangguan proses metabolisme.
FAKTOR-FAKTOR BAHAYA
LINGKUNGAN KERJA
• Faktor Kimia :
– Dasar : SE Menaker No. SE. 01/Men/1997
: SE Menakertrans No. SE. 02/Men/1978
tentang NAB Faktor Kimia Di Udara
Lingkungan Kerja, tidak berlaku.
– Pengusaha agar mengendalikan lingkungan kerja
secara teknis, sehingga dibawah NAB
– Melaksanakan Higiene Perusahaan
FAKTOR-FAKTOR BAHAYA
LINGKUNGAN KERJA
Faktor Kimia :
– Asal : bahan baku, bahan tambahan, hasil antara, hasil
samping, hasil (produk), sisa produksi atau
bahan buangan.
– Bentuk : zat padat, cair, gas, uap maupun partikel.
– Masuk tubuh : melalui saluran pernafasan, saluran
pencernaan, kulit dan mukosa
– Waktu Masuk : secara akut dan secara kronis
– Efek thd tubuh : iritasi, alergi, korosif, asphyxia,
keracunan sistemik, kanker, kerusakan /
kelainan janin, pneumoconiosis, efek
bius (narkose), Pengaruh genetic.
FAKTOR-FAKTOR BAHAYA
LINGKUNGAN KERJA
Faktor Biologi:
– Viral : Rabies, Hepatitis
– Bakterial : Anthrax, Leptospirosis,
Brucellosis, TBC, Tetanus
– Fungal : Dermatophytoses,
Histoplasmosis
– Parasitic : Ancylostomiasis,
Schistosomiasis.
FAKTOR-FAKTOR BAHAYA
LINGKUNGAN KERJA
Faktor Ergonomi/fisiologi:
Penyebab : cara kerja, posisi kerja, alat kerja,
lingkungan kerja , kontruksi tidak
ergonomis.
Efek thd tubuh : kelelahan fisik, nyeri otot, deformitas
tulang, perubahan bentuk, dislokasi.
FAKTOR-FAKTOR BAHAYA
LINGKUNGAN KERJA
Faktor Psikososial:
Penyebab : Organisasi kerja (type
kepemimpinan, Hubungan kerja,
Komunikasi, keamanan, Type
kerja
(monoton, berulang-ulang, kerja
berlebihan, kerja kurang, kerja
shif,
terpencil)
Akibat : stress, psikosomatis,
somatis.
CONTROL (Pengendalian)
• SUBSITUSI :
– Mengganti proses/bahan berbahaya kepada yang
sifatnya kurang/tidak berbahaya
• ELIMINASI : meniadakan sumber bahaya
• ISOLASI : menempatkan terpisah
• ENCLOSING : mengurung sumber bahaya
• VENTILASI :
– Umum : mengalirkan udara segar
– Local exhaust : menyedot sumber bahaya
PENGENDALIAN FAKTOR
BAHAYA (II)
• PENYEMPURNAAN PROSES :
– Mengurangi sumber bahaya dalam proses
( proses kering proses basah)
• PENYEMPURNAAN PRODUKSI :
– Mengeliminasi sumber bahaya dalam proses
– Mendesign proses sesuai syarat K3
• HOUSE KEEPING :
– Kebersihan, kerapian, keteraturan dalam rumah
tangga perusahaan
• PENGENDALIAN DEBU
PENGENDALIAN FAKTOR
BAHAYA (III)
• MAINTENANCE (Pemeliharaan)
• SANITASI LINGKUNGAN ;
– Air kotor/limbah cair/sampah rumah tangga
– Pemberantasan serangga & tikus
– Sanitasi dapur/kantin
• OPERATIONAL PRACTICE :
– Inspeksi dan analisis
• PENDIDIKAN DAN LATIHAN
• PENEMPATAN LABEL & TANDA PERINGATAN
• PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI
PENGENDALIAN FAKTOR
BAHAYA (IV)
1. Bagi perusahaan
• Mempunyai data dasar kesehatan pekerja
• Mencocokkan / serasikan kondisi kesehatan
pekerja dengan pekerjaannya (fit the man to
the job)
• Diharapkan pekerja tetap menjaga dan
meningkatkan kondisi kesehatannya
2. Bagi pekerja
• Mengetahui kondisi kesehatannya
• Kesesuaian antara kesehatan dan
pekerjaannya
• Mempunyai data kesehatan untuk
dipertahankan dan ditingkatkan dengan
melaksanakan perilaku hidup sehat
Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja penting
untuk perusahaan dan pekerja dalam upaya
menciptakan tenaga kerja yang sehat dan
produktif
• pemeriksaan kesehatan pada waktu-
waktu tertentu terhadap tenaga kerja
yang dilakukan oleh dokter
• Biasanya anually ( setiap tahun)
• mempertahankan derajat kesehatan
tenaga kerja sesudah berada dalam
pekerjaannya,
• menilai kemungkinan adanya pengaruh
dari pekerjaan seawal mungkin
upaya pencegahan.
• deteksi dini gangguan kesehatan baik
oleh faktor di luar maupun dari
pekerjaan dan lingkungan kerja
Cakupan Pemeriksaan
riwayat penyakit atau gangguan kesehatan dan
riwayat pekerjaan yang dikumpulkan adalah
riwayat sejak tenaga kerja mulai bekerja atau
selama jangka waktu antara dua pemeriksaan
kesehatan berkala.
Pemeriksaan fisik, kesegaran jasmani, rontgen
paru, laboratorium disesuaikan menurut
keperluan guna menilai kondisi kesehatan yang
dibandingkan dengan hasil pemeriksaan
kesehatan sebelumnya dan sejauh mana
pekerjaan mempengaruhi kondisi kesehatan
tenaga kerja.
• Rekomendasi
– Pekerja masih bisa bekerja di posisi
sekarang, atau perlu dipindah, atau perlu
modifikasi pekerjaan atau kondisi lingkungan
– Pemeriksaan lebih lanjut bila ada kecurigaan
PAK
• Pelaporan
– Individual laporan kasus
– Epidemiologis statistik
PEMERIKSAAN KESEHATAN
KHUSUS
Pemeriksaan kesehatan yang dilakukan kepada
tenaga kerja setelah sembuh dari kecelakaan dan
penyakit yang agak lama dengan maksud untuk
mengetahui dan menguji kemampuan bekerja dari
tenaga kerja tersebut supaya ia bekerja sesuai
dengan kondisi badannya.
What
• pemeriksaan kesehatan yang dilakukan
oleh dokter secara khusus terhadap
tenaga kerja tertentu
• Jenis pemeriksaan tergantung atas
indikasi (ditentukan oleh dokter)
When
• menilai adanya pengaruh dari pekerjaan
tertentu terhadap tenaga kerja atau
kelompok tenaga kerja tertentu.
• menilai kondisi kesehatan tenaga kerja
yang telah mengalami kecelakaan atau
penyakit yang memerlukan perawatan
yang lebih dari 2(dua) minggu;
• tenaga kerja yang berusia di atas 40
tahun atau
When
• tenaga kerja cacat serta tenaga kerja
muda yang melakukan pekerjaan
tertentu;
• tenaga kerja yang padanya terdapat
dugaan tertentu mengenai gangguan
kesehatan
• terdapat keluhan-keluhan gangguan
kesehatan atau penyakit pada kelompok
tenaga kerja, atau
• atas dasar pengamatan atau penilaian
Cakupan Pemeriksaan
• cakupan pemeriksaan difokuskan
kepada hal-hal yang menjadi alasan
diselenggarakannya pemeriksaan
kesehatan khusus.
– suspek adanya pengaruh pekerjaan atau
lingkungan kerja kepada kesehatan tenaga
kerja,
– kecelakaan kerja yang memerlukan
perawatan lebih dari dua minggu,
– usia lebih dari 40 tahun,
– kembali bekerja sesudah sakit yang lama,
Cakupan Pemeriksaan