Anda di halaman 1dari 25

HIDROCEPHALUS

KALIH SARJONO, S.Kep.Ners


KEMUNING II RSHS
PENGERTIAN
• Hidrosefalus berasal dari bahasa Yunani: “hydro” yang
berarti air dan “cephalus” yang berarti kepala;
sehingga kondisi ini sering dikenal dengan “kepala
air”) adalah penyakit yang terjadi akibat gangguan
aliran cairan di dalam otak (cairan serebro spinal atau
CSS). Gangguan itu menyebabkan cairan tersebut
bertambah banyak yang selanjutnya akan menekan
jaringan otak di sekitarnya, khususnya pusat-pusat
saraf yang vital.Hidrosefalus merupakan pembesaran
abnormal pada ventrikel karena akumulasi berlebihan
dari cairan serebrospinalis sebagai akibat dari adanya
gangguan pada aliran, absorpsi, atau sekresi
Fungsi CSS
• Menjaga jaringan otak dan bertindak sebagai
bantalan,
• Bertindak sebagai pengangkut untuk
mengantarkan nutrisi ke otak dan membuang
sisa pembuangan/limbah
• Mengalir di antara tengkorak dan tulang
belakang dan mengompensasi perubahan
volume darah dalam otak
FISIOLOGI LCS
LCS Diproduksi di
1. Pleksus Khoroidalis (50-80%)
2. Parenkim otak
3. Arahnoid

Pada orang dewasa normal jumlah CSS 90-150 ml,


anak umur 8-10 tahun 100-140 ml, bayi 40-60 ml,
neonatus 20-30 ml dan prematur kecil 10-20 ml.
Cairan yang tertimbun dalam ventrikel 500-1500 ml

Rata rata kecepatannya 0,35 – 0,4 ml/mnt (500


cc/hari)
ETIOLOGI
Stenosis Aquaductus
sylvii 60-90 %

Syndrom Dandy
Walker : Atresia F.
Kongenital Malformasi Arnold Chiari :
tertariknya medula spinalis
dengan med oblongata dan
Luscha & Magendie cerebelum, shg letaknya lbih
rendah dan menutupi F magnum
ETIOLOGI
Neoplasma

Perdarahan
Infeksi

Anomali
pembuluh
darah
Ventrikel F MONRO
A SYLVIUS
Lateral VENTRIKEL III
PATOFISIOLOGI

F LUSCHKA

RONGGA ARACHNOID F MAGENDIE VENTRIKEL IV

OTAK &
CSS TERISOALASI DALAM ALIRAN
SUMSUM
DARAH VENA MELALUI
TULANG
GRANULASI ARACHNOID
BELAKANG
K • Gambaran Klinis : Hidrocefalus manifes
1 &Hidrocephalus tersembunyi
L
A
S • Waktu pembentukan : Hidrocephalus
kongenital & Hidrocephalus akuisita.
I 2
F
I • Proses terbentuknya : Hidrocephalus akut
& Hidrocephalus kronik
K 3
A
• Sirkulasi CSS : Hidrocephalus komunikans,
S Hidrocephalus non komunikans &
4 Hidrocephalus bertekanan normal
I
Tanda & Gejala
Bayi / Anak

Kepala membesar
Fontanel anterior tegang
Sutura melebar
Kulit kepala licin dan mengkilap
Vena supervisial menonjol
Cracked pot sign
Sunset phenomena/Matahari tenggelam
TIK
Tanda & Gejala
Dewasa

Nyeri kepala
Muntah
Perubahan Pupil
Lethargi, lelah, apatis,
Penglihatan ganda
Strabismus
Penanganan
1. Therapi konservatif sementara
2. Eksternal Ventrikulo Drainage
3. Pungsi ventrikel / Tapping
4. Subkutaneus Drainage
5. Ventrikulo Peritonial Shunting (Ventrikel/lumbal
dengan kavitas peritonium, atrium kanan atau
pleura)
6. ETV
VP SHUNT
VENTRIKULO PERITONIAL SHUNTING

Tindakan operasi pintas yang bertujuan untuk


membuat saluran baru antara aliran liquor dari
ventrikel dengan kavitas drainage peritonium
Satyanegara, 2010
Indikasi

Semua pasien hidrosephalus


baik komunikans atau non
komunikans
KONTRA INDIKASI
1. Infeksi Aktif CSS
2. Infeksi Abdomen
3. Riwayat Pembedahan Abdomen
lebih dari 1 kali
4. Peningkatan jumlah sel darah
merah di CSS
5. Prematuritas (< 2000 gram)
Komplikasi

Adanya infeksi (infeksi luka, meningitis, peritonitis,


infeksi pada alat shunt)

Shunt expose

Malfungsi shunt ,kingking ,obstruksi


Hal yang perlu di lakukan pasca
pemasangan vp shunt
• Observasi adanya tanda tanda radang
• Observasi adanya tanda –tanda infeksi
• Perhatikan Posisi klien ( hed up 15 ' - 30 ‘)
• Abservasi GCS /CCS
• Observasi adanya tanda –tanda peningkatan intra
kranial
• Perhatikan keefektifan shunt.
• Perhatikan gizi
• Kebersihan diri
Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri b.d penurunan suplay O2 di otak
2. Perubahan Perfusi serebral b.d peningkatan
TIK
3. Perubahan persepsi/sensori b.d defisit
neurologis
4. Resiko cedera
5. Resiko gangguan integritas kulit
6. Resiko infeksi
INTERVENSI
• DP 1
* Kaji skala Nyeri, penyebab nyeri
* Ajarkan tehnik relaksasi/distraksi
* Kolaborasi pemberian analgetik
• DP 2
* Kaji status neurologis,GCS,kesadaran,TTV
* Cek Pupil isokor/anisokor
* Manajemen TTIK
lanjutan
• DP 3
 Kaji fungsi panca indera
 Maksimalkan fungsi panca indera yang tidak
terganggu
 Orientasikan lingkungan ruang perawatan jika ada
gangguan penglihatan
 Bicara dengan keras dan berhadap2an jika ada
gangguan pendengaran
lanjutan
• Dp 4
 Kaji Resiko Jatuh
 Terapkan Tindakan pencegahan Jatuh
 Jauhkan dari benda2 yang berbahaya
• Dp 5
 Kaji Resiko Decubitus
 Mobilisasi miring kiri kanan tiap 2 jam
 Cegah penekanan terlalu lama pada daerah
terpasang shunt
 Observasi luka operasi
Lanjutan
• Dp 6
 Observasi tanda2 infeksi
 Lakukan perawatan luka dengan baik
 Laksanakan cuci tangan Five moment dengan
benar
 Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian
antibiotik
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai