Anda di halaman 1dari 23

MASTITIS

preseptor:
dr., SpOG(K)

Tri Furqanawanti
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Mastitis : suatu proses Penyebab tersering:


peradangan pada satu adanya sumbatan pada
atau lebih segmen saluran susu atau stasis
payudara aliran ASI
• 241.240 wanita Amerika Serikat didiagnosa dengan
mastitis
• Kanada sebanyak 24.600 orang
Jumlah • Australia sebanyak 14.791 orang
kasus • Indonesia berjumlah 876.665 orang

• Gejala yang dapat dirasakan : demam dengan suhu lebih


dari 38,50C, menggigil, payudara menjadi kemerahan,
tegang, terasa panas, bengkak dan sangat nyeri

• Tindakan pencegahan perlu dilakukan dengan


menghindari berbagai faktor risiko mastitis.
Batasan Masalah
• Tulisan ini membahas tentang definisi,
epidemiologi, etiologi, faktor risiko,
patofisiologi, diagnosis, tatalaksana,
komplikasi, dan prognosis mastitis.
Tujuan Penulisan
• Tulisan ini bertujuan untuk menambah
pengetahuan pembaca dan penulis
tentang mastitis.
Metode Penulisan
• metode tinjauan pustaka yang merujuk
dari berbagai literatur.
TINJAUAN PUSTAKA
• Mastitis adalah peradangan payudara yang
Definisi biasa terjadi pada masa nifas atau sampai 3
minggu setelah persalinan

• The American Society memperkirakan


sebanyak 241.240 wanita Amerika Serikat
didiagnosa dengan mastitis,
• Kanada sebanyak 24.600 orang
• Australia sebanyak 14.791 orang
Epidemiologi • Indonesia berjumlah 876.665 orang.
• Studi terbaru menunjukkan kasus mastitis
meningkat hingga 12-35% pada ibu dengan
puting susu lecet dan tidak diobati dengan
antibiotik.
• 1. Terdapat riwayat mastitis pada anak
sebelumnya
• 2. Puting lecet
• 3. Frekuensi menyusui yang jarang atau
Faktor waktu menyusui yang pendek.
• 4. Pengosongan payudara yang tidak
Resiko sempurna
• 5. Pelekatan bayi pada payudara yang
kurang baik.
• 6. Ibu atau bayi sakit
• 7. Frenulum bayi pendek
• 8. Produksi ASI yang terlalu banyak
• 9. Berhenti menyusu secara cepat/ mendadak,
misalnya saat bepergian
• 10. Penekanan payudara misanya oleh bra yang
terlalu ketat atau sabuk pengaman pada mobil
Faktor • 11.Sumbatan pada saluran atau muara saluran
Resiko oleh gumpalan ASI, jamur, serpihan kulit, dan lain-
lain
• 12. Penggunaan krim pada puting
• 13. Ibu stres atau kelelahan
• 14. Ibu malnutrisi. Hal ini berhubungan dengan
daya tahan tubuh yang rendah
• 1. Statis ASI
• a. Bendungan payudara
• b. Frekuensi menyusui
• c. Pengisapan pada
Etiologi payudara
• d. Sisi yang disukai dan
pengisapan yang efisien
• e. Faktor mekanis
• 2. Infeksi
Anatomi
1. Chest wall (dinding dada)
2. Pectoralis muscles (otot
pektoralis)
3. Lobules
4. Nipple surface
5. Areola
6. Duktus Lactiferus
7. Fatty Tissue (jaringan lemak)
8. Skin (kulit)
Patofisiologi

Peningkatan
Payudara
Statis ASI tekanan
tegang
duktus
Port d’entree kuman (umumnya Staphylococcus aureus)

Melalui lecet pada puting

Menjalar perkontinuitatum ke duktulus-duktulus dan


sinus
Diagnosis

An/ PF/ P.penunjang/


• Nyeri • T > 380C • kultur
• Payudara terasa • Payudara
lebih berat bengkak, merah,
• demam keras, nyeri
tekan, lecet pada
puting, terdapat
nanah jika sudah
abses
Gambar. Mastitis
Tatalaksana

analgesik
medikamentosa
Th/
antibiotik
Tujuan: mencegah
infeksi dan
komplikasi
Non-medikamen
suportif
tosa
Terapi nonmedikamentosa
Kompres
hangat

Meningkat
Tindakan
kan asupan masase
suportif
gizi

edukasi
Edukasi

Tetap menyusui bayi, kecuali bila sudah


abses (dengan posisi dan pelekatan yang
baik)

Pompa ASI

Gunakan Pakaian tidak ketatpakaian yang tidak


ketat

Jaga higiene
Terapi medikamentosa

• Amoxicilin 500mg selama 10-


14 hari
antibiotik • Follow up dalam 72 jam (jika
tidak membaik: lakukan kultur)

• Ibuprofen (sampai dosis 1,6


analgesik gram per hari tidak terdeteksi
pada ASI )
Komplikasi

Penghentian
Mastitis kronis
menyusui mendadak

Abses Infeksi jamur


Abses
Prognosis

Bonam jika ditatalaksana


dengan adekuat
Kesimpulan

• Mastitis terutama terjadi karena statis ASI, paling sering pada minggu ke-2 dan ke-
3 nifas
• porte d’entrée dari kuman (Staphylococcus aureus) penyebab ialah puting susu yang
luka

• Tatalaksana bertujuan untuk mencegah terjadinya infeksi dan komplikasi lanjut.


Penatalaksanaan berupa nonmedikamentosa berupa tindakan suportif dan
medikamentosa pemberian antibiotik dan pemberian analgesik

• Bayi masih boleh menyusu kecuali bila terjadi abses


TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai