Anda di halaman 1dari 13

GANGGUAN GINJAL AKUT DAN KRONIS,

HIPERTENSI SEKUNDER, DAN ANEMIA

NONA ALYSIA
114218592
KDIGO KDOQI
RAA System
Physiology

Hipertensi primer : penderita hipertensi primer dari sisi patologi dan fisiologisnya
tidak diketahui penyebabnya, hipertensi ini tidak dapat disembuhkan, tetapi
dapat dikontrol, dan penyebab spesifiknya sangat kecil.

Hipertensi sekunder : terdapat banyak potensi sekunder yang menyebabkan,


seperti karena gangguan pembuluh darah, atau organ tubuh tertentu seperti
ginjal, kelenjar adrenal, dan lain-lain. Jika penyebabnya dapat diidentifikasi ,
pasien hipertensi sekunder ini dapat disembuhkan

DIPIRO, 7, p.140
KDIGO Dipiro 6th
Komplikasi

Penyakit kardiovaskular:
Hipertensi
Dislipidemia

Penyakit tulang:
Hyperfosfatemia
Perubahan pada homeostasis
kalsium

Neuropati

Asidosis metabolik

Abnormalitas nutrisi, cairan,


elektrolit
Prinsip Terapi AKI
KONSEP TERAPI CKD (CHRONIC KIDNEY DISEASE)

KDIGO KDOQI

• Penyesuaian dosis diperlukan untuk pemberian obat dengan rentang terapeutik yang Peninjauan obat harus dilakukan di setiap visite meliputi
sempit, maka direkomendasikan metode berdasarkan cystatin C atau pengukuran
langsung GFR.
hal-hal berikut:
• Penghentian sementara obat yang berpotensi nefrotoksik dan obat yang diekskresikan • Penyesuaian dosis berdasarkan tingkat fungsi ginjal
melalui ginjal pada orang dengan GFR <60 ml/min / 1,73 m2 (kategori GFR G3a-G5)
yang memiliki penyakit persisten yang serius dan dapat meningkatkan resiko Acute
• Peninjauan efek yang berpotensi merugikan pada fungsi
Kidney Injury, yaitu bloker RAAS (terdiri dari ACE inhibitor, ARB, inhibitor ginjal atau komplikasi kronis penyakit ginjal
aldosterone, inhibitor renin), diuretic, NSAID, metformin, litium dan digoxin • Peninjauan adanya interaksi obat
• Orang dewasa dengan CKD sebaiknya berkonsultasi dengan apoteker untuk
mendapatkan saran sebelum menggunakan obat-obatan OTC atau suplemen nutrisi • Pemantauan terapeutik obat, jika memungkinkan.
protein. • Pasien dengan penyakit ginjal kronis harus dirujuk ke
• Orang dengan CKD sebaiknya tidak menggunakan obat herbal.
• Metformin dapat dilanjutkan pemberiannya pada orang dengan GFR ≥45 ml /min/ 1,73 spesialis untuk konsultasi
m2 (kategori GFR G1-G3a), penggunaannya harus ditinjau jika GFR 30-44 ml Dan membuat manajemen terapi jika rencana tindakan
/min/1,73 m2 (GFR kategori G3b) dan seharusnya dihentikan pada orang dengan GFR
<30 ml / min / 1,73 m2 (kategori GFR G4-G5). klinis tidak dapat disiapkan, evaluasi yang pengobatan
• Pasien yang memakai agen nefrotoksik potensial seperti lithium dan inhibitor pada pasien tidak dapat dilakukan,
kalsineurin sebaiknya pengukuran GFR, elektrolit dan kadar obatnya dipantau secara
teratur.
atau pengobatan yang direkomendasikan tidak dapat
• Orang dengan CKD harus tetap diberikan terapi untuk kondisi lain seperti penyakit dilakukan. Secara umum, pasien dengan GFR <30 mL
kanker, tetapi harus ada penyesuaian dosis obat sitotoksik yang tepat sesuai dengan
pengukuran GFR. /menit/1,73 m2 sebaiknya dirujuk ke nefrologist.
Terapi Hipertensi Sekunder pada
Penyakit Ginjal Hipertensi
Terapi Obat Keterangan
ACEi & ARB • Digunakan pada pasien CKD dengan peningkatan albumin urine
• Vasodilatasi arterial  TD sistemik 
• Vasodilatasi arteri efferent dan afferent glomerular  tekanan intraglomerular 
• Memperlambat progresivitas CKD (renoprotektor)
• GFR  & proteinuria 
Diuretik Thiazide Digunakan jika ada udema dan jika ACEi / ARB sudah diresepkan
Diuretik Loop
Antagaonis • Mengurangi tingkat albumin urine & tambahan untuk obat antiHT lain dalam mengobati HT
Aldosteron resisten
(Spironolakton) • ES hiperkalemia dan GFR , maka harus digunakan hati-hati pada pasien CKD
Direct Renin Inhibitor Digunakan pada pasien HT akibat CKD yang komplikasi dengan DM tipe II, dikombinasi dengan
(Aliskliren) ARB (Losartan). Penambahan dosis dapat mengurangi albumin urin atau kreatinin.
β Blocker Menghambat pelepasan renin, menghambat aktivitas simpatis pada pasien dialisis, menurunkan
(Carvedilol, resiko jantung mendadak.
propanolol)
CCB (terutama non Tidak diakumulasikan untuk pasien CKD, kecuali Nicardipine dan Nimodipine. Akumulasi mungkin
DHP) karena berkurangnya aliran darah ke hati. Maka, harus digunakan hati-hati pada pasien CKD

α Agonis Digunakan pada pasien CKD yang sudah mendapatkan obat antiHT lainnya.
ES bradikardia, tidak boleh pada lansia, serta lebih baik dihindari penggunaannya.
Pilihan Terapi pada kondisi
kekhususan
◦ Pada ibu hamil:
Tindakan pendukung fungsi ginjal, (b) dialisis dan (c) pengobatan penyakit yang mendasarinya (pengobatan etiologi, penghentian obat
nefrotoksik, atau pengobatan penyakit menular)
◦ Pada anak:
Jika tidak terdapat kelebihan cairan  cairan normosalin 20ml/kgBB (IV) dalam 30 menit.
Manitol (0,5g/kgBB) atau furosemide (2-4mg/kgbb) (IV bolus/infus kontinu)
◦ Pada lansia:
Setiap pasien AKI membutuhkan= manajemen volume, elektrolit, asam basa dan nutrisi. Bila perlu asupan garam dan cairan dibatasi. Untuk
elektrolit asupan K, Mg dan P dibatasi. Pada hyperphosphatemia dapat digunakan phosphate binders. Suplemen bicarbonate dapat
dibutuhkan untuk menjaga pH. Dapat dilakukan terapi RRT.
◦ Pada gangguan liver:
Jika ditemukan faktor pemicu seperti infeksi, kehilangan cairan, dan kehilangan darah harus diselidiki dan diobati. Transplantasi hati adalah
satu-satunya terapi definitif untuk sindrom hepatorenal dan satu-satunya terapi yang akan memperpanjang kelangsungan hidup.
Manajemen dilakukan dengan menghentikan atau mengurangi penggunaan diuretick dan pengobatan apapun yang berpotensi
mengurangi volume darah efektif dan meningkatkan volume intravascular dengan albumin intravena dari 1 g/kg sampai maksimal 100 g.
Diuretik yang disarankan untuk pasien CKD adalah golongan loop diuretic yang memiliki GFR < 40 ml/menit. Pada kondisi neprhotic syndrome
dosisnya ditingkatkan menjadi 2-3 kali dosis biasa.
Penggunaan diuretic hemat kalium dosis maksimal disarankan terutama pada pasien dengan proteinuric yang telah mendapatkan terapi
RAAS blocker.
Konsep Terapi a

pada
Gangguan
Pendarahan
b

KDIGO, 2012
Mekanisme kerja obat untuk gangguan pendarahan dan anemia
B. Mekanisme Kerja Obat untuk
Gangguan Perdarahan dan Anemia
1. Suplemen besi : suplemen besi
digunakan untuk meningkatkan
jumlah besi dalam darah
sehingga dapat digunakan untuk
produksi sel darah merah.
2. Erythropoiesis-Stimulating
Agent (ESA) : ESA digunakan
untuk menggantikan hormon
eritropoietin yang kurang pada
pasien gagal ginjal kronis yang
berguna sebagai agen
penstimulasi pada sumsum
tulang belakang dalam
pemberian sinyal untuk
pembuatan sel darah merah
Pustaka : KDIGO, 2012, Clinical Practice
Katzung 12th ed, 2011 Guideline for Anemia in Chronic Kidney
Disease, Vol 2 Issue 4
MAINTENANCE THERAPY
Tidak disarankan untuk menjaga Hb >11.5 g/dl (115 g/l) pada pasien dewasa
Pilihan Target Hb yang disarankan yaitu 11.0 to 12.0 g/dl pada pasien anak
DOSIS dan CARA PEMBERIAN
Terapi Berdasarkan konsentrasi Hb, dosis ESA yang sekarang, berat badan, dan kondisi klinis pasien
-Epoetin-alfa atau epoetin-beta : start 20 to 50 IU/kgBB 3x1 minggu.
Gangguan -Darbepoetin-alfa : start 0.45 mg/kgBB 1x1 minggu (SC atau IV) atau 0.75 mg/kgBB 1x2 minggu (SC)
-CERA : start 0.6 mg/kgBB 1x2 minggu (SC atau IV) utk pasien CKD ND dan CKD 5D atau 1.2 mg/kgBB 1x4 minggu (SC) utk
Pendarahan pasien CKD ND.
-Pasien dengan history CVD, thrombo-embolism atau kejang, hipertensi, initial dose harus diturunkan
dan Anemia Penurunan dosis dilakukan apabila hendak menurunkan konsentrasi Hb (2C)
-Epoetin-alfa atau epoetin-beta dinaikkan tiap 4 minggu sebanyak 3x20 IU/kg apabila kenaikan Hb tidak mencukupi
-Apabila Hb sudah mencapai 11.5 g/dl (115 g/l), dosis harus diturunkan hingga 25%
-Apabila Hb terus naik, maka dosis harus dihentikan sementara hingga Hb turun
-Terapi harus dilakukan kembali pada dosis kira-kira 25% dibawah dosis sebelumnya.
Untuk pasien CKD 5HD dan menjalani hemofiltrasi, disarankan pemberian secara IV atau SC
Terapi ESA ADJUVANT THERAPIES
Tidak direkomendasikan pemberian androgen, vitamin C, vitamin D, vitamin E, asam folat, L-carnitine, dan pentoxifylline
(KDIGO, 2012) sebagai terapi tambahan

Terapi iron
(Dipiro, 2015)

Anda mungkin juga menyukai