Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA SEIZURE/ KEJANG

Ns. HENDRI BUDI, M.Kep.SpMB


PENDAHULUAN
 Keadaan / Penyakit yang menyebabkan
masalah neurologi :
 Koma

 Seizure / kejang

 Stroke

 Cedera kepala

 Miastenia gravis

 Gullan barre syndrom

 Kompressi medulla spinalis


PENDAHULUAN
 Ketakutan bagi keluarga dan dapat
menimbulkan kepanikan
 Keterlambatan membawa pasien ke
rumah sakit menyebabkan kerusakan
permanen
 Status konvulsius merupakan keadaan
kejang yang berakhir > 30 menit dan
kembali lagi setelah 30 hari
SEIZURE / KEJANG
 Kejang merupakan respon terhadap
muatan listrik abnormal didalam otak
 Pasien dapat merasakan aura : sensasi
penciuman, penglihatan
 Sentakan dan kejang otot di seluruh
tubuh
SEIZURE / KEJANG
 Perubahan/ kehilangan kesadaran
 Kehilangan pengendalian otot dan
kandung kemih
 Setelah kejang :
 Sakit kepala, sakit otot, linglung

 Kelelahan
JENIS-JENIS KEJANG
 Kejang parsial simplek
 Kejang Jacksonian
 Kejang parsial (psikomotor)
kompleks
 Kejang petit mal
 Kejang konvulsif
(kejang tonik-klonik, grand mal)
Kejang parsial simplek
 Dimulai dengan muatan listrik di bagian
otak tertentu dan tetap terbatas di
daerah tersebut.

 Pasien mengalami sensasi, gerakan atau


kelainan psikis yang abnormal,
tergantung kepada daerah otak yang
terkena.
Kejang parsial simplek
 Bagian otak yang mengendalikan gerakan otot
lengan kanan, maka lengan kanan akan
bergoyang dan mengalami sentakan

 Lobus temporalis anterior sebelah dalam, maka


pasien akan mencium bau yang sangat
menyenangkan / sangat tidak menyenangkan.

 Pada pasien yang mengalami kelainan psikis bisa


mengalami déjà vu (merasa pernah mengalami
keadaan sekarang di masa yang lalu).
Kejang Jacksonian
 Gejalanya dimulai pada satu bagian
tubuh tertentu (misalnya tangan atau
kaki)

 Kemudian menjalar ke anggota gerak,


sejalan dengan penyebaran aktivitas
listrik di otak.
Kejang parsial
(psikomotor) kompleks
 Dimulai dengan hilangnya kontak penderita
dengan lingkungan sekitarnya selama 1-2
menit, selanjutnya :
 Penderita menjadi goyah, menggerakkan
lengan dan tungkainya dengan cara yang aneh
dan tanpa tujuan, mengeluarkan suara-suara
yang tak berarti, tidak mampu memahami apa
yang orang lain katakan dan menolak bantuan.
 Kebingungan berlangsung selama beberapa
menit, dan diikuti dengan penyembuhan total.
Kejang petit mal
 Dimulai pada masa kanak-kanak, biasanya
sebelum usia 5 tahun.
 Tidak terjadi kejang dan gejala dramatis lainnya
dari grand mal.

 Penderita hanya menatap, kelopak matanya


bergetar atau otot wajahnya berkedut-kedut
selama 10-30 detik.

 Penderita tidak memberikan respon terhadap


sekitarnya tetapi tidak terjatuh, pingsan
maupun menyentak-nyentak.
Kejang konvulsif
(kejang tonik-klonik, grand mal)
 Biasanya dimulai dengan kelainan
muatan listrik pada daerah otak yang
terbatas.
 Muatan listrik ini segera menyebar ke
daerah otak lainnya dan menyebabkan
seluruh daerah mengalami kelainan
fungsi.
 Polarisasi : ist -- >  potensial aksi terangsang 
 Panas
 Hipoglikemia
 Gg elektrolit
 Nyeri
 Oksigen <
 Neuron rusak
 Stress
 Depolarisasi  menyeimbangkan kembali komposisi
ion-ion dalam dan luar sel
 Pompa NaK ATP Ase  energi
 Repolarisasi  neuro kembali seimbang
SEIZURE / KEJANG
Penyebab :
 Vaskular

 Infeksi

 Traumatik

 Autoimun

 Metabolik

 Idiopatik

 Neoplasma

 Struktural
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
Aspek Anamnesa Pada Pengkajian kejang
 Apakah masih kejang ?

 Bagaimana kesadaran ?

 Apakah kejang yang pertama kali ?

 Apakah pernah mendapatkan obat

antikonvulsi sebelumnya ?
 Apakah penderita DM ?
Diagnosa keperawatan
 Bersihan jalan nafas tidak efektif
 Pola nafas tidak efektif
 Gangguan perfusi jaringan serebral
 Peningkatan tekanan intra kranial
 Penurunan COP
Tindakan keperawatan
 Pengaturan posisi
 Pengelolaan air way dan brething
 Ventilasi adekuat
 Oksigenisasi adekuat
 Pencegahan aspirasi
 Pemberian cairan dan glukosa
 Pemberian antikonvulsan
Manajemen Kejang
 Tenang
 Posisi lateral dekubitus untuk mencegah aspirasi
 Pemberian oksigen
 Pemberian diazepam 10 mg IV, Periksa glukosa
darah dan observasi jenis kejang
 Bila kejang berulang / tidak berhenti, siapkan
pemberian drip diphenil hidantoin
 Riwayat alkohol (+), berikan thiamin 100 mg iv
 Jika hipoglikemi, berikan glukosa 50 cc
 Bila kejang menetap, diazepam 5 mg diulang setiap
5 menit sampai maksimun 20 mg
 Monitor pernafasan
Manajemen Kejang

Bila terjadi Status konvulsius :


 Injeksi diazepam 10 mg iv dilanjutkan dengan
phenytoin (15-20 mg/kbBB iv lambat atau per
infus
 Kecepatan pemberian tidak boleh melebihi 200
mg/menit, karena resiko aritmia
 Bila kejang masih menetap (> 30 menit),
anjurkan perawatan ICU dan intubasi
 Di ICU : pemberian barbiturat (phenobrbital) 5 –
20 mg/kg dosis maintenance 1 – 3 mg /kg

Anda mungkin juga menyukai