Anda di halaman 1dari 27

ASUHAN KEPERAWATAN

HALUSINASI

Univ. muhammadiyah banjarmasin


TUJUAN PEMBELAJARAN

• Setelah mengikuti pembelajaran ini, mahasiswa


mampu melakukan asuhan keperawatan halusinasi
TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS

• Setelah mengikuti pembelajaran ini, mahasiswa mampu


• 1. Memahami definisi halusinasi
• 2. Mengetahui faktor predisposisi dan presipitasi halusinasi
• 3. Mengetahui tanda dan gejala halusinasi
• 4. Mengetahui jenis halusinasi
• 5. Memahami proses terjadiya hausinasi
• 6. Mampu melakukan asuhan keperawatan halusinasi
PENGERTIAN

• Halusinasi adalah persepsi atau tanggapan dari proses panca


indera tanpa adanya rangsangan internal
• Halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana pasien
mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak ada
• Pada halusinasi ini persepsi sensoris salah karena tidak disertai
dengan stimulasi eksternal yang nyata (Ibrahim, 2007)
PROSES TERJADINYA MASALAH

FAKTOR PRESIPITASI (STUART


FAKTOR PREDISPOSISI (YOSEP, DAN SUNDEEN DIKUTIP OLEH
2009) JALLO 2008)
• Faktor Perkembangan • Biologis
• Faktor sosiokultural • Stress Lingkungan
• Faktor Biokimia
• Sumber Koping
• Faktor Psikologis
• Faktor Genetik dan Pola Asuh
FAKTOR PREDISPOSISI (YOSEP, 2009)

Jenis Halusinasi Data Objektif Data Subjektif

Halusinasi Dengar/Suara Bicara / tertawa sendiri Mendengar suara-suara / kegaduhan


Marah-marah tanpa sebab Mendengar suara yang mengajak bercakap-cakap
Mengarahkan telinga ke arah tertentu Mendengar suara menyuruh melakukan sesuatu yang
Menutup telinga berbahaya
Halusinasi Penglihatan Menunjuk-nujuk kearah tertentu Melihat bayangan, sinar, bentuk, bentuk kartun, melihat
Ketakutan pada sesuatu yang tidak jelas hantu atau monster
Halusinasi Penciuman Mencium seperti sedang membaui bau- Membaui bau-bauan seperti bau darah, urine, feses dan
bauan tertentu kadang-kadang bau itu menyenangkan
Menutup hidung
Halusinasi Pengecapan Sering meludah Merasakan rasa seperti darah, urine atau feses
Muntah
Halusinasi Perabaan Menggaruk-garuk permukaan kulit Mengatakan ada serangga di permukaan kulit
Merasakan seperti tersengat listrik
TINGKATAN HALUSINASI BERDASARKAN
INTENSITASNYA (STUART, 2013)

Tingkat Karakteristik Perilaku


Tahap I. Comforting Individu yang mengalami Menyeringai atau tertawa
Ansietas sedang halusinasi ini pada tahap yang tidak wajar,
umumnya halusinasi ini memiliki emosi yang menggerakan bibir tanpa
menyenangkan kuat seperti kecemasan, bersuara, menggerakan
kesepian, perasaan bola mata dengan cepat,
bersalah, rasa takut. respon verbal lambat
seolah-olah sedang sibuk,
Seseorang tersebut diam dan kemudian
berusaha untuk fokus seolah-olah sibuk.
pada pikiran-pikiran yang
menyenangkan sehingga
ansietasnya berkurang

Individu tersebut
menyadari sepenuhnya
akan hal ini jika
ansietasnya terkontrol
TINGKATAN HALUSINASI BERDASARKAN
INTENSITASNYA

Tingkat Karakteristik Perilaku


Tahap II. Condemning Penilaian sensoris Peningkatan tanda dan
Tingkat ansietas berat terhadap persepsi yang gejala ansietas (respon
umumnya halusinasi salah bersifat menjijikan syaraf otonom) seperti
bersifat menjijikan dan menakutkan peningkatan denyut
jantung, pernapasan dan
Individu yang mengalami tekanan darah.
halusiansi (halusinator)
merasa kehilangankendali Lapang perhatian
dan berusaha menjauhkan menyempit
diri dari sumber halusinasi
yang dirasakan. Individu Dapat dimungkinkan
tersebut kadang merasa kehilangan untuk
malu dan mulai menarik membedakan antara
diri halusinasi dan realitas
TINGKATAN HALUSINASI BERDASARKAN
INTENSITASNYA

Tingkat Karakteristik Perilaku


Tahap III. Controlling Halusinator menyerah Perintah halusinasi
Ansietas berat untuk melawan halusinasi cenderung diikuti
Umumnya, halusinasi yang dan cenderung mengikuti
mengendalikan perintah. Isi halusinasi Kesulitan interaksi dengan
halusinator dapat menyenangkan orang lain
sehingga jika halusinasi
tidak terjadi dapat Lapang perhatiannya
berdampak individu yang sangat sempt, hanya
bersangkutan merasa bertahan beberapa detik
kesepian. atau menit

Gejala fisik ansietas berat


seperti berkeringat,
tremor dan tidak mampu
mengikuti arahan
TINGKATAN HALUSINASI BERDASARKAN
INTENSITASNYA

Tingkat Karakteristik Perilaku


Tahap IV. Conquering Halusinasinator merasa Merasa diteror sehingga
Tingkat ansietas : panik terancam jika tidak tampak panik
Halusinasi bersifat mengikuti perintah
mengancam, Berisiko untuuk bunuh
Umumnya halusinasi Pengalaman berhalusinasi diri atau melakukan
bersifat komplek ini dapat bertahan pembunuhan
beberapa jam sampai
dengan berhari-hari tanpa Aktivitas fisik yang
intervensi yang terapeutik mencerminkan isi dari
halusinasi

Tidak mampu merespon


arahan/perintah yang
komplek

Tidak mampu merespon


lebih dari satu orang
PROSES KEPERAWATAN HALUSINASI
PENGKAJIAN

• 1. Wawancara(Data Subjektif)
• Data penting yang perlu didapat :
• Jenis Halusinasi
• Isi halusinasi
• Waktu munculnya halusinasi
• Frekuensi munculnya halusinasi dalam sehari
• Situasi munculnya halusinasi
• Respon pasien terhadap halusinasi
• Upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi halusinasi
PENGKAJIAN

• 2. Observasi
• Bicara atau tertawa sendiri
• Marah-marah tanpa sebab
• Mengarahkan telinga ke arah tertentu
• Menutup telinga
• Menunjuk-nunjuk kearah tertentu
• Ketakutan pada sesuatu yang tidak jelas
• Sering meudah
• Menutup hidung
• Muntah
DIAGNOSIS

• Penetapan diagnosis keperawatan gangguan


persepsi sensori : halusinasi yang ditampilkan oleh
seseorang
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

• Tujuan umumnya, membantu pasien


menyadarikondisinya yang mengalami halusinasi
sehingga dapat membedakan dunia psikosis dan
realitas, melatih keterampilan klien untuk
manajemen halusinasi sahingga dapat meningkatkan
kesembuhan pasien (stuart, 2013)
TINDAKAN KEPERAWATAN

• Menurut Stuart (2013), beberapa upaya yang dapat


dilakukan untuk mengontrol halusinasi meliputi:
distraksi, melawan kembali, menenangkan diri
dengan isolasi, berupaya merasa lebih baik, mencari
bantuan orang lain.
STRATEGI PELAKSANAAN
PERTEMUAN I PASIEN HALUSINASI

• Pengkajian, tindakan (latih menghardik dan bercakap cakap


dengan orang lain)
I. ORIENTASI

• 1.1 Salam :
• “ Selamat pagi, saya perawat A, nama mbak siapa ?”
• “oo… s, senang dipanggil siapa?”
• “Baik….jadi senang dipanggil S ya ?”
• 1.2 Evaluasi :
• ”Apa yang S rasakan ?”
• “oo.. S merasa takut? Apa yang menyebabkan S merasa takut?”
• “oo..Jadi S merasa takut karena da suara-suara yang mengganggu?”
• Sudah berapa lama S mendengar suara –suara ?”
• 1.3 Validasi :
• “Apa yang telah S lakukan untuk mengatasi suara-suara yang mengganggu?”
• “Bagaimana hasilnya?”
I. ORIENTASI

• 1.4 Kontrak
• 1.4.1 Topik & Tujuan :
• ” Bagaimana jika sekarang kita berbicara tentang suara-suara
yang mengganggu S dan belajar cara mengatasinya ?’
• “Tujuannya agar S dapat mengatasi suara-suara yang mengganggu
S”
• 1.4.2 Waktu :
• “Waktunya selama 15 menit dari sekarang ya”
• 1,4,3 Tempat :
• “Dimana sebaiknya kita berbicara?”
II KERJA

• 2.1 Pengkajian
• “Tadi S mengatakan mendengar suara-suara. apa yang dikatakan
oleh suara-suara tersebut?”
• “Kapan biasanya suara-suara tersebut muncul ?”
• “Kira-kira berapa kali dalam satu hari suara-suara tersebut
muncul?’
• “Biasanya pada saat S sedang apa suara-suara tersebut muncul?”
• Bagaimana perasaan S saat mendengar suara-suara tersebut?”
• Apa yang S lakukan saat usara-suara tersebut muncul?”
• “Bagaimana hasilnya dari cara yang S lakukan ?”
II. KERJA

• 2.2. Tindakan Keperawatan


• “Bagaimana kalau belajar cara mengontrol suara tersebut?
• 2.2.1 Jelaskan 4 Cara mengontrol halusinasi dengan:
• - Melawan :Menghardik
• - Mengendalikan : Minum obat
• - Distraksi bercakap-cakap dan melakukan kegiatan
• 2.2.2 Latih mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
• Jelaskan cara menghardik
• Peragakan cara menghardik
• “Pergi! Jangan ganggu saya !”
• Minta pasien ulangi cara menghardik
• Beri pujian
II. KERJA

• 2.2. Tindakan Keperawatan


• 2.2.2 Latih mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap
dengan orang lain
• Jelaskan pentingnya bercakap-cakap dalam membantu
mengontrol halusinasi
• Peragakan cara mengajak orang lain bercakap-cakap untuk
mengontrol halusinasi
• ”Ibu, saya mulai mendengar suara-suara, tolong temani saya
bercakap-cakap”
• Minta pasien ulangi cara mengajak orang lain bercakap-cakap
untuk mengontrol hausinasi
• Beri pujian
III. TERMINASI

• 3.1 Evaluasi Subjektif


• “ Bagaimana perasaan S setelah latihan 2 cara untuk mengontrol suara-suara ?”

• 3.2 Evaluasi :
• ”Coba sebutkan kegiatan apa saja yang telah kita latih bersama untuk mengontrol suara-suara!”
• “Coba peragakan kembali cara mengontrol suara-suara dengan menghardik?”
• “Coba peragakan kembali cara mengontrol suara-suara dengan cara mengajak orang lain
bercakap-cakap?”
• 3.3 Rencana Tindak Lanjut Pasien
• “Berapa kali dalam sehari S akan melakukan latihan menghardik?”
• “Kemudian berapa kali untuk latihan mengontrol suara-suara dengan cara mengajak orang lain
bercakap-cakap?”
• “Baiklah, jangan lupa ya S, selain latihan sesuai jadwal, cara yang sudah dilatih tadi dilakukan saat suara-
suara muncul!”
III. TERMINASI

• 3.4 Rencana Tindak Lanjut Perawat


• “Baiklah, besok saya akan datang lagi untuk bertemu dengan S. seperti yang saya
sampaikan tadi ada 4 cara untuk mengontrol suara-suara yang mengganggu S. Tadi
sudah dua cara yang S latih. Besok kita akan latihan lagi 2 cara yang lain”.

• 3.5 Salam : ”semoga S lekas pulih kembali”


TINDAKAN KEPERAWATAN KELUARGA

• Tujuan tindakan keperawatan keluarga


• Mengenal masalah halusinasi
• Memutuskan pelayanan yang diperlukan pasien halusinasi
• Merawat anggota keluarga yang mengalami halusinasi
• Menciptakan suasana keluarga dan lingkungan yang aman
untuk membantu pasien mengontrol halusinasinya
• Melakukan follow-up ke fasilitas pelayanan kesehatan secara
teratur
TINDAKAN UNTUK KELUARGA

• 1. Bina hubungan saling percaya


• 2. Diskusikan maslaah yang dirasakan oleh keluarga dalam merawat
pasien
• 3. Jelaskan tentang halusinasi: pengertian, tanda dan gejala, penyebab
halusinasi dan akibat jika halusinasi tidak diatasi
• 4. Diskusikan cara merawat halusinasi:
• Tidak membantah dan tidak mendukung halusinasi
• Memotivasi pasien untuk latihan mengontrol halusinasi sesuai jadual
• Memberi pujian jika pasien telah melakukan latihan sesuai jadual dan
menerapkan cara mengontrol halusinasi disaat halusinasi muncul
• 5. Latih cara merawat anggota keluarga yang mengalami halusinasi
• 6. Diskusikan perilaku pasien yang perlu dirujuk dan cara merujuk
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai