Anda di halaman 1dari 24

Etika Perencanaan

Pendahuluan
Latar Belakang
Perencanaan merupakan proses yang menerus dan dilakukan secara sadar dan terorganisir
yang menyangkut pengambilan keputusan di masa depan dari serangkaian alternatif terbaik
dan cara untuk mencapainya.

Perencanaan merupakan domain publik, sehingga perencanaan harus merupakan hasil


kesepakatan publik (tindakan kolektif)  perbedaan merupakan sumberdaya untuk
memperluas wawasan.

Kemajemukan tata nilai, pengetahuan dan norma dalam ranah publik (public domaind)
mengakibatkan model, pendekatan dan cara pandang yang berbeda

Obyektivitas dalam penyusunan kesepakatan publik memerlukan tata nilai yang logis, terukur
dan dapat diterapkan dalam dimensi waktu dan ruang tertentu sehingga diperlukan

ETIKA
Perlunya Etika
 Etika diperlukan saat keraguan/kerancuan di antara
beberapa nilai yang ada pada individu atau saat terjadi
pertentangan antarnilai individu.
 Etika sangat mempengaruhi proses dan hasil
perencanaan
 Etika bukan merupakan jerat untuk membangun
sikap kritis, responsif, dan reflektif yang selalu muncul
dalam perencanaan, namun merupakan tanggungjawab
profesional
Etika
 Perilaku minimum/standard
dipersyaratkan dengan nilai-nilai
ilmiah, fislosofi, moral, dan keyakinan
tertentu untuk menjamin
berlangsungnya proses pencapaian
tujuan kelompok atau individu dalam
ruang dan waktu tertentu
Aspek Dalam Etika
 Hal baik – buruk
 Hal benar – salah
 Tugas dan kewajiban moral
 Prinsip dan nilai moral
 Penyelarasan menerima kode secara
profesional
Profesi
 Pekerjaan yang ada dan melayani orang
lain/masyarakat
 Pekerjaan yang memerlukan keahlian
untuk melakukan pekerjaan itu
 Bidang pekerjaan yang dilandasi
pendidikan, ketrampilan dan kejuruan
tertentu
Pengertian
 Etika dan profesi dalam perencanaan
diartikan sebagai batasan-batasan sistem
dan tata nilai minimum dalam ruang,
waktu dan kondisi tertenatu yang
dipersyaratkan untuk menjamin
keberlangsungan proses perencanaan guna
mencapai tujuan
Kata Kunci
 Siapa • Kejujuran
 Bagaimana • Kebebasan
 Di mana • Psikologi massa
 Netral • Heterogen
 Transparan • Integritas
 Komunikatif • Persepsi
 Interaksi Sosial
Etika Profesional
 Etika hati, didasarkan pada keinginan dan
niat baik
 Etika pikir, didasarkan pada
pertanggungjawaban pikir (logis)
 Etika sistem, secara instrumental
didasarkan pada sistem
Pengenalan Dasar
Arti Penting Etika dan Profesi
 Pengendalian prilaku pihak yang terlibat dalam
perencanaan dan mengikatnya agar bertanggung
jawab dalam ranah publik
 Menekankan pada proses – bukan produk
 Mengendalikan dan mereduksi perbedaan
kepentingan dan selalu memposisikan semua pihak
agar selalu pada kondisi netral
 Mewajibkan semua pihak menerima tata nilai secara
transparan, bebas dan jujur
 Membuka sumbatan komunikasi berdasarkan
rasionalitas, nilai sosial dan moral
 Etika adalah suatu aturan atau Prinsip-
prinsip yang mengatur perilaku Manusia,
muncul sebagai bagian dari tekanan sosial
pada kelompok masyarakat tertentu yaitu
pada : Organisasi, Profesi, dan sistem
Budaya yang berkaitan erat dengan
Kehidupan Sosial.
 Etika adalah perbedaan antara apa yang
ingin dilakukan dan apa yang dapat
dilakukan bersifat pribadi/egois
 Aspek-Aspek Etika dalam
Kehidupan :
1. Perilaku, yang memungkinkan kita hidup
berdampingan dengan orang lain,menjalani
kehidupan dengan saling tergantung satu
dengan yang lainnya
2. Perlu adanya Kepercayaan, Loyalitas &
Keadilan
 Fungsi Planner dalam Etika PWK yang
berkaitan dengan Peranan Planner ,yaitu
sebagai :
1. Segala keputusan/kebijakan yang dirancang oleh
Planner akan mempengaruhi perilaku
masyarakat/kecenderungan dalam Masyarakat
(Force of Social Change/politically active and
autonomous actor)
2. Segala sesuatu yang dilakukan/disusun harus sesuai
dengan ketentuan Pemerintah (Servant the elected
official)
3. Planner merupakan jembatan dalam hubungan
Pemerintah & Masyarakat dalam Perencanaan
(Coordination and falicilitator of the planning process)
 Seorang Planner mempunyai kewajiban
untuk mengikuti aturan atau prinsip-prinsip
yang mengatur moral meliputi :
1. Melindungi masing-masing profesional dari
tekanan-tekanan tertentu merupakan solusi
bagi masalah-masalah etika
2. Memungkinkan seseorang bekerja secara
profesional, etika mewujudkan bahwa suatu
profesi secara serius peduli dengan
kewajiban nya
3. Sebagai pedoman bagi profesional pada
situasi-situasi tertentu
Ada tiga langkah utama yang
perlu dilakukan oleh seorang Planner untuk
menjalankan Fungsi etika dilapangan yang
meliputi :
1. Planner harus dapat melihat situasi yang
mungkin merupakan masalah-masalah
etika
2. Planner harus mampu memutuskan hal-hal
yang boleh & tidak boleh dilakukan
3. Planner harus punya kemauan dan
kebebasan untuk melakukan keputusannya
Faktor yang mempengaruhi perilaku
seseorang dalam ber Etika yang dikarenakan
oleh :
1. Keluarga : Setiap orang pada dasarnya
merupakan refleksi dari nilai-nilai dasar,
karena dia tumbuh dan berkembang dalam
lingkungan nilai-nilai keluarga tersebut
2. Agama/Keyakinan : Seseorang dengan
nilai/ajaran agama yang kuat cenderung
lebih dapat membedakan hal-hal yang
benar & salah. Dan punya kesadaran lebih
tinggi untuk melakukan/tidak melakukan
sesuatu.
3. Pendidikan Formal : Sekolah mengajarkan
bagaimana cara berinteraksi dengan orang
lain, baik secara formal maupun non formal
4.Pergerakan Sosial : Gerakan-gerakan sosial
dalam masyarakat merupakan salah satu hal
yang membatasi perilaku etika, misalnya
penghijauan
5.Pengalaman Profesional : Seseorang
ditempa melalui kegiatan-kegiatan
profesionalnya. Semakin banyak terjun
dalam lingkungan profesionalnya,maka
makin kaya pengalaman etikanya.
Elemen dalam Etika
 Komunikatif
 Transparansi
 Interaksi sosial
 Kejujuran
 Kebebasan


Psikologi Massa
Heterogen
ETIKA
 Integritas
 Presepsi
Model Etika dalam Perencanaan
 Moral development
◦ Rangkaian tahapan moral dengan cakupan moral dan berprinsip
 Substansi Philosifical
◦ Mengacu pada teori moral
 Substantive Professional
◦ Mengidentifikasi pada individu yang berperan spesifik
 Proses Driven
◦ Berkaitan dengan proses non spesifik pembuatan keputusan
suatu etika
 Integratif
◦ Mencari teori etika secara terpadu dan mengacu pada prinsip,
nilai dan kepercayaan moral
Prinsip dan Etika Perencana
 Proses perencanaan adalah proses yang
berkelanjutan seiring dengan dinamika
kehidupan yang selalu evolutif dan untuk
tetap menjamin keberlangsungannya
diperlukan alat kontrol berupa etika
 Etika merupakan bentuk integritas dan
komitmen pelaku proses perencanaan
dalam melayani kepentingan publik
KODE ETIK
IKATAN NASIONAL KONSULTAN INDONESIA

MUKADIMAH
Sejalan dengan norma-norma tata hidup yang berlaku umum, maka
ditetapkanlah Kode Etik IKATAN NASIONAL KONSULTAN
INDONESIA untuk mempertinggi pengabdian para Anggotanya
kepadaTanahAir,Masyarakat dan lingkungannya,yang selaras dengan
dasar Negara Republik Indonesia, berlandaskan Pancasila dan
mengutamakan kejujuran, keahlian dan keluhuran budi.
KETENTUAN DASAR
Dengan menjunjung tinggi profesi Konsultan dan menghormati Kode
Etik IKATAN NASIONAL KONSULTAN INDONESIA sebagai dasar
dinamis untuk melayani sesama manusia, maka tiap Anggota IKATAN
NASIONAL KONSULTAN INDONESIA :
 Menjunjung tinggi kehormatan, kemuliaan dan
nama baik profesi konsultan dalam hubungan kerja
dengan Pemberi Tugas, sesama Rekan Konsultan
dan Masyarakat.
 Bertindak jujur serta tidak memihak dan dengan
penuh dedikasi melayani Pemberi Tugas dan
Masyarakat.
 Tukar menukar pengetahuan bidang keahliannya
secara wajar dengan Rekan Konsultan dan
kelompok profesi, meningkatkan pengertian
Masyarakat terhadap profesi Konsultan,sehingga
dapat lebih menghayati karya Konsultan.
 Menghormati prinsip pemberian imbalan jasa yang
layak dan memadai bagi Konsultan.
 Menghargai dan menghormati reputasi profesional Rekan
Konsultan serta setiap perjanjian kerja yang berhubungan
dengan profesinya.
 Mendapatkan tugas, berdasarkan standar keahlian
profesional tanpa melalui periklanan, menawarkan komisi
atau mempergunakan pengaruh yang tidak pada tempatnya.
 Bekerja sama sebagai Konsultan hanya dengan Rekan
Konsultan atau tenaga ahli lain yang memiliki integritas yang
tinggi.
 Menjalankan azas pembangunan berkelanjutan dalam semua
aspek pelayanan jasa konsultansi sebagai bagian integral dari
tanggung jawabnya terhadap sesama, terhadap lingkungan
kehidupan yang luas dan terhadap generasi yang akan
datang. p lingkungan kehidupan yang luas dan terhadap
generasi yang akan datang.
Literatur
 Andreas Faludi,“A Reader in PlanningTreory,
1973”
 Elizsabeth Howe, “Acting on Ethics in City
Planning,1984”
 John Friedman, “Planning in the Public
Domain”
 With Jerome, “Ethical Awareness inPlanning,
Butterworth,1983”
 With Jerome, “Ethical Dilemmas in Planning,
IACP,1991”

Anda mungkin juga menyukai