Anda di halaman 1dari 9

JUMLAH BAYI BALITA STUNTING DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS G0LO WELU KECAMATAN KUWUS


KAB.MANGGARAI BARAT
NO NAMA DESA S SP P N T JLMH

1 Golo Ruu 57 3 12 39 0 15

2 Benteng suru 147 13 35 84 0 48


3 Compang suka 77 10 20 45 0 30

4 Nantal 80 0 2 70 0 2

5 Coal 136 4 35 93 0 39
6 Sama 40 2 3 35 0 5

7 Lewur 135 9 7 113 0 16

8 Lawi 121 8 36 76 0 44
9 Pangga 238 9 27 184 0 36
10 Golo pua 50 2 20 27 0 22

11 Suka kiong 93 4 28 52 0 32
12 Bangka lewat 82 4 13 64 0 17

jumlah 1256 68 238 882 0 306


APA ITU STUNTING
stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada tubuh dan otak akibat
kekurangan gizi dalam waktu yang lama. Sehingga, anak lebih pendek
dari anak normal seusianya dan memiliki keterlambatan dalam berpikir.
APA PENYEBAB STUNTING PADA ANAK
 Kebersihan lingkungan di sekitar anak yang tidak baik, seperti akses sanitasi dan
air bersih. Sanitasi yang buruk dapat memicu penyakit diare dan infeksi cacing
usus pada anak, yang nantinya menyebabkan gangguan tumbuh kembang.
 Ibu hamil yang sering konsumsi alkohol membuat bayi terlahir dengan sindrom
alkohol janin (Fetus Alcohol Syndrome). Hal ini membuat si Kecil mengalami
stunting di kemudian hari.
 Status gizi ibu saat hamil dan menyusui. Kekurangan gizi dalam waktu lama dapat
terjadi sejak janin dalam kandungan. Jika saat masa kehamilan dan menyusui
nutrisi ibu tidak terpenuhi dengan baik, maka bisa berpengaruh pada
perkembangan janin saat hamil dan anak saat masa menyusui.
 Pola pemberian makanan pada anak. Apabila ibu tidak memberikan asupan gizi
yang cukup, anak berisiko lebih tinggi untuk mengalami stunting.
 Rendahnya asupan vitamin dan mineral akibat anak jarang makan sayur dan buah.
 Asupan makanan anak tidak beragam dan bervariasi.
 Kurangnya sumber protein hewani dalam menu makanan sehari-hari.
 Infeksi pada ibu saat hamil.
 Jarak kelahiran yang pendek dengan sebelumnya.
 Ibu mengalami hipertensi.
 Usia ibu saat hamil masih remaja.
APA SAJA GEJALA STUNTING
 Kelelahan tanpa alasan yang jelas
 Mudah tersinggung atau marah
 Kurangnya respon sosial yang memadai
 Tubuh gagal berkembang di usia di bawah dua tahun
 Wajah menjadi tampak lebih muda di usianya
APA DAMPAKNYA JIKA ANAK STUNTIG

 Kesulitan belajar.
 Kemampuan kognitifnya lemah.
 Mudah lelah dan tak lincah dibandingkan dengan anak-anak lain seusianya.
 Memiliki risiko lebih tinggi untuk terserang penyakit infeksi di kemudian hari,
karena sistem kekebalan tubuhnya yang lemah.
 Memilki risiko lebih tinggi untuk mengalami berbagai penyakit kronis
(diabetes, penyakit jantung, kanker, dan lain-lain) di usia dewasa.
BAGAIMANA CARA MENANGANI STUNTING
 Memperbaiki gizi dan kesehatan Ibu hamil merupakan cara terbaik dalam
mengatasi stunting. Ibu hamil perlu mendapat makanan yang bergizi dalam
jumlah yang cukup. Apabila Ibu mendapati berat badan yang berada di bawah
normal atau kondisi Kurang Energi Kronis (KEK), maka Ibu perlu diberikan
asupan makanan tambahan.
 Setiap ibu hamil perlu mendapat tablet tambah darah, minimal 90 tablet selama
masa kehamilan.
 Kesehatan ibu harus tetap dijaga agar ibu tidak mengalami sakit.
 Persalinan ditolong oleh bidan atau dokter terlatih dan begitu bayi lahir
dilakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
 Bayi sampai dengan usia 6 bulan eksklusif diberi Air Susu Ibu (ASI) saja.
 Mulai usia 6 bulan, selain ASI, bayi diberi Makanan Pendamping ASI (MP-ASI).
Pemberian ASI terus dilakukan sampai bayi berumur 2 tahun atau lebih.
 Bayi dan anak memperoleh kapsul vitamin A, dan imunisasi dasar yang lengkap.
 Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) harus diupayakan oleh setiap rumah
tangga.
BAGAIMANA CARA MENCEGAH STUNTING
 Pemantauan kesehatan secara optimal beserta penanganannya, pada 1.000 hari pertama kehidupan bayi.
 Pemeriksaan kehamilan atau ante natal care (ANC) secara rutin dan berkala.
 Melakukan proses persalinan di fasilitas kesehatan terdekat, seperti dokter, bidan, maupun puskesmas.
 Memberikan makanan tinggi kalori, protein, serta mikronutrien untuk bayi (TKPM).
 Melakukan deteksi penyakit menular dan tidak menular sejak dini.
 Memberantas kemungkinan anak terserang cacingan.
 Melakukan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan penuh.
 Rutin memantau pertumbuhan balita.
 Memberikan makanan tambahan (PMT) untuk balita.
 Melakukan stimulasi dini perkembangan anak.
 Memberikan pelayanan dan perawatan kesehatan yang optimal untuk anak.
 Memberikan asupan gizi yang cukup sesuai kebutuhan harian anak.
 Mengajarkan anak pengetahuan terkait gizi dan kesehatan.
 Membiasakan anak untuk melakukan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), pola gizi seimbang, tidak
merokok, dan tidak memakai narkoba.
 Mengajarkan anak mengenai kesehatan reproduksi.
 Memahami seputar keluarga berencana (KB).
 Melakukan deteksi dini terkait penyakit menular dan tidak menular.
 Senantiasa menerapkan perilaku hidup bersih sehat (PHBS), pola gizi seimbang, tidak merokok, dan tidak
memakai narkoba.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai