Anda di halaman 1dari 12

JUAL BELI (AL-BAI’)

Kelompok 2

•ROSMA BALQIS DETI MULIZA


IMAM
BAB II
JUAL BELI (AL-BAI’)
A. PENGERTIAN
JUAL BELI Jual beli menurut bahasa artinya menukar kepemilikan
barang dengan barang atau saling tukar menukar. Kata al-bai’
(jual) dan al-syira (beli) di pergunakan dalam pengertian yang
sama.

Menurut istilah( terminologi) yang dimaksud dengan jual beli adalah


antara lain:
1. Menukar barang dengan barang atau barang dengan uang yang
dilakukan dengan jalan melepaskan hak milik dari yang satu
kepada yang lain atas dasar merelakan
2. Saling tukar harta, saling menerima, dapat dikelola (tasharruf)
dengan ijab dan qabul dengan cara yang sesuai dengan syarat.
3. Tukar menukar benda dengan benda lain dengan cara yang
khusus(dibolehkan).
4. Penukaran benda dengan benda lain dengan saling jalan
merelakan/memindahkan hak milik dengan ada penggantinya.
5. Aqad yang tegak atas dasar penukaran harta.
B. Dasar Hukum Jual Beli

Jual beli sebagai sarana tolong menolong antara sesama ummat


manusia mempunyai landasan yang kuat dalam Al-Quran dan sunnah
Rasullullah SAW. Terdapat sejumlah ayat Al-Quran yang berbicara
tentang jual beli, diantara nya dalam surat al-Baqarah ayat 275.
Yang Artinya : “ Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba,
padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan menghramkan riba”.
(QS. Al-Baqarah : 275)

Dasar hukum jual beli dalam sunnah Rasullullah SAW diantaranya


adalah hadis dari Rifa’ah bin rafi’ra ,
Yang artinya: “dari Rifa’ah bin rafi’ra . Ia berkata, bahwasanya
Rasullullah SAW pernah ditanya : usaha apakah yang paling halal itu
(ya Rasullullah) ? Maka beliau menjawab, “ yaitu pekerjaan seseorang
dengan tangannya sendiri dan setiap jual beli itu baik.” ( HR. imam
Bazzar, Imam hakim menyatakan shahih nya hadist ini
C. Rukun dan Syarat Dalam menentukan rukun jual beli terdapat perbedaan
Jual Beli pendapat ulama :

Rukun jual beli menurut


pendapat Hanafiyah hanya satu, yaitu
ijab (ungkapan membeli) dan qabul
(yaitu ungkapan menjual dari penjual).

Akan tetapi jumhur ulama menyatakan bahwa rukun


jual beli itu ada empat, yaitu :
1. Ada orang yang beraqad atau al-muta-aqidain (penjual dan
pembeli)
2. Ada barang yang dibeli
3. Ada nilai tukar pengganti barang
4. Ada shighat (lafal ijab dan qabul)
Adapum syarat-syarat jual beli sesuai dengan rukun jual beli yang
dikemukakan jumhur ulama sebagai berikut:

1. Berakal.
Antara lain 2. Dengan kehendak sendiri, tidak sah dijual beli orang
1. Syarat orang
yang beraqad yang dipaksa dengan tidak benar.
3. Keadaannya tidak mubajir (pemboros), karena harta
orang yang mubajir itu ditangan walinya.

2. Syarat yang Antara lain 1. Berupa percakapan dua pihak.


terkait dengan
2. Pihak pertama menyatakan barang dan harganya .
ijab qabul
3. Qabul dinyatakan oleh pihak kedua
4. Antara ijab dan qabul tidak terputus dengan
percakapan lain.
5. Terdapat kesesuain antara ijab dan qabul.
6. Shigat aqad tidak digantungkan dengan sesuatu
yang lain.
7. Tidak dibatasi dalam periode waktu tertentu.
3. Syarat yang terkait
dengan obyek/barang
yang diperjual belikan.

1. Harus suci/halal
2. Dapat diserah terimakan
3. Dapat dimanfaatkan secara syara,
Antara lain : 4. Milik sendiri atau milik orang lain dengan
kuasa atasnya
5. Berupa materi dan sifat-sifatnya dapat
dinyatakan secara jelas.

( Mas,adi.2002 : 123)
D. Jual Beli Yang Sah Tetapi Adapun
Jual beli yang sah adalah jual
Terlarang beliyang memenuhi rukun dan syarat dalam
jual beli. Sebaliknya jual beli yang terlarang
adalah jual beli yang tidak memenuhi rukun
dan syaratnya, yang menjadi pokok sebab
Beberapa jual beli yang sah tetapi timbulnya larangan adalah :
terlarang :
1. Membeli barang dengan harga
yang lebih mahal daripada harga
pasar.
2. Membeli barang yang sudah dibeli 1. Menyakiti si penjual, pembeli, atau
orang lain yang masih dalam masa orang lain.
khiyar. 2. Menyempitkan gerakan pasaran.
3. Mencegat orang-orang yang 3. Merusak ketentraman umum.
datang dari desa diluar kota.
4. Membeli barang untuk ditahan ( Rasyid,1976 : 273)
agar dapat dijual dengan harga
yang lebih mahal.
5. Menjual suatu barang yang
berguna, tetapi kemudian
dijadikan alat maksiat oleh yang
membelinya.
Makna khiyar berarti boleh memilih
E. Khiyar Dalam diantara dua, apakah aakan meneruskan jual
Jual Beli beli atau mengurungkannya (membatalkanna).
Menurut ulama fiqih seperti dikutip oleh
Rachmat Syafi’I, Khiyar adalah : “ Suatu
fungsinya keadaan yang menyebabkan aqid memilih hak
Fungsi khiyar untuk memutuskan aqadnya ( menjadikan atau
menurut Syara, adalah membatalkannya) jika khiyar tersebut berupa
agar kedua orang yang khiyar syarat, khiyar aib atau ru’yah atau
berjual beli dapat hendaklah memilih diantara dua barang jika
memikirkan dampak khiyar ta’yin”.
positif dan negatif
masing-masing dengan
pandangan kedepan
supaya tidak terjadi
penyesalan dikemudian
hari yang disebabkan


merasa tertipu atau tidak
adanya kecocokan dalam
membeli barang yang
telah dipilih
Khiyar

Khiyar Syarat Khiyar Aib (Cacat)


Khiyar Majlis

Menurut ulama fiqih


Khiyar majlis artinya Khiyar Syarat, khiyar yang khiyar aib adalah :
antara penjual dan dijadikan syarat keduanya “keadaan yang
pembeli boleh memilih atau salah seorang dari membolehkan salah
akan melanjut kan jual penjual atau pembeli. seorang yang beraqad
beli atau Misalnya penjual bersedia memiliki hak untuk
membatalkannya. melepas barang membatalkan aqad atau
Selama keduanya dagangnya sesuai dengan menjadikan nya ketika
masih ada dalam satu harga yang disepakati, ditemukan aib (kecacatan)
tempat (majlis), khiyar dengan syrat dalam tiga dari salah satu yang
majlis boleh dilakukan hari sudah ada keputusan dijadikan alat tukar
dalam berbagai jual transaksi menukar yang tidak
beli. diketahui pemiliknya
waktu aqad”.
F. Hikmah Syariat Jual Beli

1. Dapat menata struktur kehidupan masyarakat yang menghargai


milik hak orang lain.
2. Dapat memenuhi kebutuhan atas dasar kerelaan atau suka sama
suka.
3. Masing-masing pihak merasa puas
4. Dapat menjauhkan diri dari memakan atau memiliki barang yang
haram (batil) .
5. Penjual dan pembeli mendapat rahmat Allah
6. Menumbuhkan ketentraman dan kebahagian.
7. Melaksanakan jual beli yang benar dalam kehidupan.

( Al-fauzan, 2002:24)
G. Perbedaan Jual Beli Dan Riba

1. Jual-beli adalah dihalalkan oleh Allah Swt. Sedangkan riba jelas telah
diharamkan-Nya, dan wajib atas setiap hamba untuk menerimanya
secara mutlak.
2. Transaksi jual beli pasti akan menghadapi hal-hal: untung rugi,
sedangkan jual-beli dengan cara riba hanya akan mendapatkan
keuntungan dan tidak akan pernah menemui kerugian,
bagaimanapun keadaannya, tidak perlu keseriusan dan
kesungguhan.
3. Jual-beli pasti didalamnya ada pertukaran barang dan keuntungan
diperoleh oleh kedua belah pihak( penjual dan pembeli), namun riba
hanya memberi keuntungan kepada satu pihak saja yaitu penjual.
4. Allah menjadikan cara bermuamalah interpersonal dan mencari
harta adalah dengan cara setiap orang bisa saling mengambil
keuntungan satu sama lain dengan cara bekerja.
Kesimpulan

Jual beli sebagai sarana tolong menolong antara sesama ummat


manusia mempunyai landasan yang kuat dalam Al-Quran dan sunnah
Rasullullah SAW.
Jual beli yang artinya Menukar barang dengan barang atau barang
dengan uang yang dilakukan dengan jalan melepaskan hak milik dari
yang satu kepada yang lain atas dasar merelakan.

Anda mungkin juga menyukai