Anda di halaman 1dari 24

FILSAFAT BARAT MODERN

19726251007 Sony Yunior Erlangga


19726251013 Azizah Ainun Nuha
19726251014 Nila Karmila
ZAMAN RENAISSANCE

Era renaissance ditandai dengan kebangkitan kembali pemikiran yang


bebas dari dogma-dogma agama.

Zaman peralihan ketika budaya tengah mulai berubah menjadi


suatu kebudayaan modern.
FILSAFAT MODERN
 Pada masa ini pemikiran filsafat  Pada abad ke-18, perkembangan
berhasil menempatkan manusia pada pemikiran filsafat mengarah pada
Para filosof zaman
tempat sentral dalam pandangan modern
filsafat ilmu pengetahuan.
menegaskan
kehidupan sehingga pemikirannya bahwa pengetahuan
antroposentris.
tidak berasal dari kitab suci atau
 Abad ke-19, perkembangan pemikiran
ajaran agama, tidak filsafatjuga dari para
terpecah belah. Pemikiran
 Pemikiran pada abad ini berusaha
penguasa, tetapi darifilsafat pada saat itu telah mampu
diri manusia
meletakkan dasar-dasar bagi metode membentuk suatu kepribadian tiap-
logis ilmiah. sendiri.
tiap bangsa dengan pengertian dan
caranya sendiri.
ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PADA ZAMAN MODERN

Rasionalisme Positivisme Fenomenologi

Empirisme Materiaisme Eksistensialisme

Kritisisme Idelaisme Pragmatisme


RASIONALISME
Rene Descartes (1596-1650) Cogito ergo sum

Semboyan dari aliran ini ialah ungkapan Descartes yang berbunyi:


Cogito
Eksistensiergo sum/I
manusia yang think Dengan
therefore
rasio,I’m
manusia Rasio tidak hanya
paling sempurna ialah berhasil menemukan
(saya berpikir
rasionya, sehinggamaka
rasio saya kesan
ada).(pengetahuan sebagai penemu kesan
berperan sebagai baru) tentang dirinya (pengetahuan dan
“pengenal dirinya” yang tidak atau kurang kebenaran) melainkan
sesuai dengan koherensi diketahui sebelumnya, kebenaran/pengetahuan
antara berpikir dan kecuali melalui sumber hanyalah yang diperoleh
berada. lain, yaitu kitab suci. melalui rasio tersebut.
RASIONALISME
Spinoza (1632-1677) Leibniz (1646-1716)
dengan semboyannya: Metafisika Leibniz sama memusatkan
“Deus sen Natura” perhatian pada substansi, yaitu
(Tuhan atau alam).
prinsip akal yang mencukupi, yang secara
Menurut Spinoza, seluruh kenyataan sederhana dapat dirumuskan “sesuatu harus
merupakan kesatuan, dan kesatuan sebagai mempunyai alasan”.
satu-satunya substansi sama dengan Tuhan
atau alam. Segala sesuatu termuat dalam Bahkan Tuhan harus mempunyai alasan untuk
Tuhan-alam. setiap yang diciptakan-Nya.
EMPIRISME
Thomas hobbes (1588-1679)
Inti pemikiran Hobbes berakar pada empirisme (berasal dari bahasa Yunani
empeiria yang berarti 'berpengalaman’. Empirisme menyatakan bahwa
pengalaman adalah asal dari segala pengetahuan.
Yang dimaksud dengan pengalaman adalah keseluruhan atau totalitas
pengamatan yang disimpan dalam ingatan atau digabungkan dengan suatu
pengharapan akan masa depan, sesuai dengan apa yang telah diamati pada
masa lalu.
EMPIRISME
John Locke (1632-1704) David Hume (1711-1776)

berpendapat bahwa segala sesuatu berasal Pemikiran empirisnya terakumulasi dalam


dari pengalaman indrawi, bukan budi (otak). ungkapannya, yaitu: I never catch my self at
any time with out a perception (Saya selalu
Otak tak lebih dari sehelai kertas yang masih
memiliki persepsi pada setiap pengalaman
putih, baru melalui pengalamanlah kertas itu
saya).
terisi (konsep tabula rasa).
Ungkapan ini menyampaikan bahwa, seluruh
Ungkapan yang sering digunakan ialah:
pemikiran dan pengalaman tersusun dari
Exprience, in that all knowledge is founded
rangkaian-rangkaian kesan (impression) dan
(Pengalaman, semua pengetahuan berdasarkan
impression inilah sebagai bahan dari ilmu.
pengalaman).
KRITISISME
Immanuel Kant (1724-1804)
Kant mengatakan: Pengetahuan merupakan hasil kerjasama dua unsur;pengalaman dan kearifan
akal budi.
Pengalaman inderawi merupakan unsur a posteriori (yang datang kemudian), sedangkan akal
budi merupakan unsur a priori (yang datang lebih dahulu)
Pengetahuan selalu merupakan sintesis. Untuk menekan pertentangan antara aliran
empirisme dan rasionalisme Kant mengadakan tiga pembedaan perumusan kebenaran,
yaitu akal budi (verstand), rasio (vernunft) dan pengalaman inderawi.
IDEALISME
G. Fichte (1762-1914)
Fichte adalah tokoh idealisme subyektif, yaitu pandangan bahwa sumber
pengenalan/pengetahuan bukanlah rasio teoritis atau praktis seperti kata Immanuel
Kant, melainkan pada aktivitas Ego.

F. W. J. Schelling (1775-1854)
Schelling adalah tokoh idealisme obyektif sebagai kebalikan dari idealisme
subyektif. Menurut Schelling, kebenaran gambaran tentang dunia tidaklah
ditentukan oleh subyek (ego), melainkan oleh obyek pengamatan, yaitu bagaimana
obyek itu menampilkan dirinya, atau bagaimana obyek menyadarkan subyek.
IDEALISME
Hegel (1770-1831)
Dalam tataran epistemologis, idealisme berpendapat bahwa dunia eksternal hanya
dapat dipahami hanya dengan merujuk pada ide-ide dan bahwa pandangan kita
tentang alam eksternal selalu dimediasi oleh tindakan pikiran

Hegel adalah tokoh idealisme mutlak, yang sangat berperan bagi penyempurnaan
idealisme. Hegel melihat secara keseluruhan (totalitas). Membuktikan kebenarannya
yang mutlak itu, Hegel menyusun alur pikir yang disebut dengan dialektika, yaitu tesis,
antitesis dan sintesis.
MATERIALISME
Ludwig Feuerbach (1804-1872)
Menurutnya hanya alamlah yang ada. Manusia adalah alamiah juga seperti halnya benda seperti
kayu dan batu. Memang orang materialis tidak mengatakan bahwa manusia sama dengan benda
seperti kayu dan batu, tetapi materialisme mengatakan bahwa pada akhirnya/pada
prinsipnya/pada dasarnya manusia hanyalah sesuatu yang material; dengan kata lain materi,
betul-betul materi.
Karl Marx (1818-1883)
Ajaran filsafat Karl Marx disebut juga materialisme dialektika, dan disebut juga materialisme
historis. Materialisme dialektika karena peristiwa kehidupan yang didominasi oleh keadaan ekonomis
yang materiil itu berjalan melalui proses dialektika: tese, antitese dan sintese. materialisme historis,
karena menurut teorinya, bahwa arah yang ditempuh sejarah sama sekali ditentukan oleh
perkembangan sarana-sarana produksi yang materiil.
POSITIVISME
di maksud dengan positif adalah segala gejala yang tampak seperti apa adanya,
sebatas pengalaman objektif.

Auguste Comte (1798-1857)


berpendapat bahwa indera itu amat penting dalam memperoleh
pengetahuan, tetapi harus dipertajam dengan alat bantu dan diperkuat dengan
eksperimen.
Kekeliruan indera akan dapat dikoreksi lewat eksperimen. Jadi positivisme
menyempurnakan metode ilmiah dengan memasukkan perlunya eksperimen dan
ukuran-ukuran.
FENOMENOLOGI Edmund Husserl (1859-1938)
Pemikiran terpentingnya adalah:

Teori kebenaran; Tiga jenis reduksi;

menurut Husserl kebenaran haruslah digabung agar intuisi dapat menangkap gejala-gejala
di antara subyek dengan obyek. di atas secara benar, maka manusia harus
melepaskan diri dari pengalaman-
Obyek diberi kesempatan memperkenalkan pengalaman dan gambaran sebelumnya
dirinya kepada subyek yang mengamati, yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari.
sesuai dengan semboyan zurukh zu den schen
selbs (kembalilah kepada benda-benda Caranya ialah dengan tiga jenis reduksi
sendiri) yaitu: reduksi fenomenologis, reduksi eiditis,
reduksi fenomenologi transendental.
FENOMENOLOGI
Max Scheler (1874-1928)
agama dan filsafat merupakan dua entitas otonom sesuai dengan posisinya.
Kendati memiliki otonomi eksklusif, namun di antara keduanya memiliki
keterikatan.
Misalnya, dengan memahami metafisis dalam filsafat tidak serta merta
dapat memahami konsep metafisika agama, karena keduanya memiliki
aktus kodrati yang berbeda.
Sebab itu kebenaran agama hanya dapat diterima atas dasar
kepercayaan religius, bukan kebenaran metafisis-filosofis.
EKSISTENSIALISME
Soren Kierkegard (1813-1855)
Kierkegard dipandang sebagai
tokoh eksistensialisme teis, yaitu berupaya
mengangkat eksistensi manusia tanpa harus
Martin Heidegger (1889-1976) membuang jauh Tuhan dari kehidupan
manusia.
Pemikiran Heidegger ialah mengenai
ada/realitas dan waktu (sein und zeit), yaitu Ungkapannya ialah: “Saya menjadi
apakah ada itu konkrit atau tidak. sebagaimana saya ada”. Melalui ungkapan ini
Kierkegard menempatkan manusia sebagai
Persoalan yang menjadi sorotan utamanya satu-satunya yang berkeistensi yang
ialah pemaknaan “Aku ada”. Menurutnya, berhadapan dengan eksistensi Tuhan. Hanya
manusia adalah suatu makhluk yang manusia yang bereksistensi bukan berarti
terlempar di dunia ini tanpa persetujuannya. yang lain tidak ada.
PRAGMATISME
William James (1842-1910) John Dewey (1859-1952)

Pandangan filsafatnya diantaranya Menurut pemikiran John Dewey, bahwa ia


menyatakan bahwa tiada kebenaran yang berpikir tak ada sesuatu yang tetap. Manusia
mutlak, berlaku umum, yang bersifat tetap, senantiasa bergerak dan berubah.
yang berdiri sendiri lepas dari akal yang
Jika mengalami kesulitan, segera berpikir
mengenal. Sebab pengalaman kita berjalan
untuk mengatasi kesulitan itu. Maka dari itu
terus dan segala yang kita anggap benar berpikir tidak lain daripada alat untuk
dalam perkembangan pengalaman itu bertindak. Kebenaran dari pengertian dapat
senantiasa berubah, karena dalam praktek, ditinjau dari berhasil tidaknya mempengaruhi
apa yang kita anggap benar dapat dikoreksi kenyataan.
oleh pengalaman berikutnya.
PERKEMBANGAN ILMU PADA RENAISSANCE
Renaisans merupakan era sejarah yang penuh dengan kemajuan dan perubahan yang
mengandung arti bagi perkembangan ilmu.

Kegiatan ilmiah dilakukan dengan alur sebagai berikut;

observation, elimination, prediction, measurement, experiment,


pengamatan; penyingkiran; peramalan; pengukuran; percobaan
dan
PERKEMBANGAN ILMU PADA RENAISSANCE

Astronomi • Copernicus, Keppler, Galileo Galilei

Seni • Leonardo Da Vinci

Percetakan dan penemuan • Colombus


benua baru

Sastra • Shakesphere, Spence, Rabelius, Ronsard


PERKEMBANGAN ILMU PADA ZAMAN MODERN
metode berpikir yang menjadi landasan berpikir dalam ilmu pengetahuan modern:

(1)Tidak menerima apa pun sebagai hal yang benar, kecuali kalau diyakini
sendiri bahwa itu memang benar,
(2)Memilah-milah masalah menjadi bagian yang terkecil untuk
mempermudah penyelesaiannya,
(3)Berpikir runtut dengan mulai dari suatu hal yang sederhana ke hal paling
rumit, serta
(4)Perincian yang lengkap dan pemeriksaan menyeluruh supaya tidak ada
yang terlupakan
PERKEMBANGAN ILMU PADA ZAMAN MODERN
 Perkembangan ilmu pada abad ke-18 telah melahirkan ilmu seperti taksonomi,
ekonomi, kalkulus, dan statistika.
 Abad ke-19 lahir pharmakologi, geofisika, geormophologi, palaentologi,
arkeologi, dan sosiologi.
 Abad ke-20 mengenal ilmu teori informasi, logika matematika, mekanika kuantum,
fisika nuklir, kimia nuklir, radiobiologi, oceanografi, antropologi budaya, psikologi,
dan sebagainya

Tokoh: Isaac Newton, Leibniz, Joseph Black, Cavendish, Lavoiser, Jl Proust, Dalton, JJ
Thomson
TERIMA KASIH
1. Bagaimana proses Renesains bisa terjadi? (Wahyu Hidayatullah)
Jawab: Renesains terjadi dikarenakan munculnya risalah-risalah tentang kurangnya kebebasan dalam berpendapat,
salah satu kasus yang terkenal adalah eksekusi mati galileo sebab teorinya yang bertentangan dengan gereja.
2. Bagaimana bisa orang-orang tidak percaya lagi kepada gereja?
Pemberontakan di mulai dari menyusupnya para filsuf kedalam gereja pada saat itu masyarakat sudah mulai
memberontak yang puncaknya ketika paus atau pihak gereja merilis tiket masuk surga.

PERTANYAAN
3. Apa pengaruh islam terhadap filsafat modern?
Jawab: pengaruh islam terhadap awal mula filsafat modern sangat besar, yaitu:
a. Implikasi yang sangat signifikan yang ditimbulkan oleh gerakan keilmuan dan filsafat. Gerakan tersebut lahir sebagai hasil dari
penerjemahan ilmu-ilmu Islam ke dalam bahasa latin selama dua abad, yaitu abad ke-13 dan 14. Bahkan sebelumnya telah terjadi
penerjemahan kitab-kitab Arab di bidang filsafat dan ilmu pengetahuan. Hal itu dilakukan setelah Barat sadar bahwa Arab memiliki kunci-
kunci khazanah turas klasik Yunani.[Hasil dari penerjemahan karya-karya Muslim berpengaruh terhadap kurikulum Eropa Barat secara
revolusioner. Terutama di bidang matematika, kedokteran, astronomi, filologi, fisika, ilmu kimia, geografi, sejarah, musik, teologi, dan filsafat.
Transformasi tersebut menumbuhkan universitas-universitas Eropa abad keduabelas dan ketigabelas. Hal itu telah menstimulasi
perkembangan lebih lanjut teori dan praktik kedokteran, memodifikasi doktrin-doktrin teologi, memprakarsai dunia baru dalam matematika,
menghasilkan kontroversi baru dalam teologi dan filsafat
b. Pasca penaklukan Konstantinopel oleh Turki Usmani, terjadi migrasi para pendeta dan sarjana ke Italia dan negara-negara Eropa lainnya.
Para sarjana tersebut menjadi pionir-pionir bagi pengembangan ilmu di Eropa. Mereka secara bahu-membahu menghidupkan turas klasik
Yunani di Florensia, dengan membawa teks-teks dan manuskrip-manuskrip yang belum dikenal sebelumnya.
c. Pendirian berbagai lembaga ilmiah yang mengajarkan beragam ilmu, seperti berdirinya Akademi Florensia dan College de France di
Paris. Dalam universitas-universitas abad keduabelas dan abad ketigabelas, ilmu pengetahuan telah didasarkan hampir sepenuhnya pad
tulisan-tulisan dari para penulis Muslim atau Yunani, sebagaimana diterjemahkan dari sumber-sumber bahasa Arab dan Yunani. Ilmu
pengetahuan Muslim Aristotelian tetap merupakan inti dari kurikulum Universitas Paris hingga abad keenambelas. Tidak sampai
pertengahan abad keenambelas dan datangnya Copernicus dalam astronomi, Paracelsus dalam ilmu kedokteran dan Vesalius dalam
anatomi, ilmu pengetahuan Muslim-Helenistik telah membuka jalan kepada konsep-konsep baru tentang manusia dan dunianya, sehingga
menimbulkan keruntuhan periode abad pertengahan.

PERTANYAAN

Anda mungkin juga menyukai