Anda di halaman 1dari 24

PENDEKATAN KELUARGA PADA DEMAM

TIFOID DI PUSKESMAS RAPPOKALLING


Dian Feby Pertiwi
Dzakiyah Nurul Isra
ABSTRAK
Tifoid adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi Salmonella typhi. Tifoid terdapat di
seluruh dunia, terutama di Negara-negara yang sedang berkembang di daerah tropis. Di
Indonesia, Tifoid jarang dijumpai secara epidemis tetapi bersifat endemis dan banyak
dijumpai di kota-kota besar. Insiden tertinggi didapatkan pada remaja dan dewasa muda.
Simanjuntak mengemukakan bahwa insiden tifoid di Indonesia masih sangat tinggi
berkisar 350-810 per 100.000 penduduk. Pendekatan kedokteran keluarga memberikan
tatalaksana secara holistik dengan meningkatkan fungsi keluarga. Data primer diperoleh
melalui anamnesis (autoanamnesis), pemeriksaan fisik dan kunjungan rumah untuk
melengkapi data keluarga, data psikososial, dan lingkungan. Data sekunder diperoleh
dari rekam medis pasien di Puskesmas.
ILUSTRASI KASUS
Seorang Laki-laki Tn. J berumur 43 tahun dengan keluhan nyeri kepala sejak 1 bulan yang
lalu. Nyeri kepala hilang timbul. Demam juaga dirasakan pasien sejak 1 bulan yang lalu
hilamg timbul, demam memberat saat menjelang magrib dan membaik saat pagi hari. Pasien
tidak merasakan menggigil, pasien merasa mual dan muntah sebanyak 4-5 kali dalam 1 hari.
Pasien merasakan nyeri perut bagian ulu hati sejak beberapa hari terakhir. BAB kurang
lancar. Pasien mengatakan hanya buang air besar tiap 3 hari dengan konsistensi biasa.
Buang air kecil lancer. Pasien pernah berobat sebelumnya namun hanya mengeluhkan nyeri
kepala karena mengaku demamnya tidak terlalu parah, Riwayat Hipertensi, Riwayat DM,
kolesterol, dan asam urat disangkal. Riwayat alergi disangkal. Riwayat penyakit keluarga
dengan keluhan yang sama tidak ada. Pasien ada riwayat merokok.
ILUSTRASI KASUS
Dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum baik, kompos mentis. Tanda vital yaitu
tekanan darah 120/80mmHg, nadi 83 kali/menit, pernapasan 20 kali/menit, dan suhu
badan 36,6 C. Status gizi pasien, tinggi badan 165 cm, berat badan 49 kg dengan hasil
IMT = 17,98 (Gizi kurang). Status generalis, kepala: rambut pendek, lurus, warna hitam.
Pemeriksaan mata, konjungtiva tidak anemis dan sklera tidak ikterik, lensa tidak keruh.
Pemeriksaan THT dalam batas normal. Jantung dalam batas normal. Paru suara dasar
vesikular. Ekstremitas tidak didapatkan edema. Dilakukan pemeriksaan widal dan
hasilnya S. Typhi O :1/320, S.Typhi H :1/160 sehingga pasien didiagnosis Demam
Tifoid.
DIAGNOSTIK HOLISTIK MENGGUNAKAN
MANDALA OF HEALTH
• Pada poin I, alasan kedatangan: keluhan nyeri kepala dan muntah sejak 1 bulan yang lalu
dengan harapan nyeri kepala dan muntah bisa hilang dan tidak timbul lagi. Keluarga
punya kekhawatiran nyeri kepala ini akibat penyakit yang parah.
• Pada poin II, diagnosis kerja yang ditegakkan adalah Demam Tifoid.
• Pada poin III, didapatkan masalah pengetahuan yang kurang tantang penyakit Tifoid,
pengetahuan yang kurang mengenai pentingnya masalah preventif atau pencegahan
dibandingkan dengan kuratif.
• Pada poin IV, didapatkan masalah pendapatan keluarga yang kurang, lingkungan tempat
tinggal yang kurang bersih dan minim ventilasi..
• Pada poin V, ditetapkan skala fungsional pasien derajat dua (2), yaitu mampu melakukan
pekerjaan ringan sehari-hari di dalam dan di luar rumah.
TERAPI
• Medikamentosa

Pada pasien diberikan terapi medikamentosa berupa Thiamphenicol 500mg 3x1 tab,
Paracetamol 500mg 3x1 tab, Ranitidin 2x150mg tab, dan diberikan vitamin B
complex 2x50 mg tab.

• Nonmedikamentosa

Terapi non medikamentosa berupa edukasi terhadap pasien mengenai


diharuskannya pasien untuk tirah baring selama 7-10 hari, pasien dan keluarga
pasien mengenai pentingnya minum obat secara teratur, makan makanan yang
lunak, menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
GENOGRAM
PENYELESAIAN MASALAH MENURUT MANDALA
OF HEALTH
No Masalah Skor awal Upaya penyelesaian Resume hasil akhir perbaikan Skor akhir

Fungsi biologis
Pasien tinggal bersama dengan istri, 1 - Edukasi mengenai penyakit dan - Terselenggaranya penyuluhan 4
orang anak, dan kedua iparnya 2 pencegahannya melalui - Keluhan berkurang
4
bersama anak menantu iparnya. Tidak penyuluhan
ada riwayat keluarga yang menderita - Konseling untuk menanamkan
penyakit yang sama perilaku hidup bersih dan sehat di
seluruh anggota keluarga
Fungsi ekonomi dan pemenuhan kebutuhan
- Pendapatan keluarga yang kurang 2 - Edukasi dan motivasi untuk menambah - Pasien berniat untuk memanfaatkan waktu 4
penghasilan dengan memanfaatkan luang untuk memperoleh penghasilan
waktu luang tambahan

Factor perilaku kesehatan keluarga


- Higine pribadi dan lingkungan yang kurang 2 - Edukasi mengenai higine dan - Terpisahnya tempat mencuci dengan dapur 2
pembersihan lingkungan rumah pasien
- Terpisahnya kamar pasien dengan anggota
keluarga yang lain 2

- Berobat hanya jika ada keluhan 3 - Edukasi dan motivasi untuk - Keluarga sudah berkeinginan untuk 4
memeriksakan kesehatan berkala memeriksakan kesehatan secara berkala
karena adanya resiko untuk terjadinya
kekambuhan

Lingkungan rumah
- Ventilasi dan penerangan di dalam rumah 2 - Memperbaiki ventilasi dan penerangan - Pintu rumah sudah sering dibuka pada siang 4
kurang dengan membuka pintu rumah pada hari
siang hari

Total skor: 11 24
Rata-rata skor: 2,6 3,4
PEMBAHASAN
Dari hasil kunjungan tersebut, sesuai konsep Mandala of Health, berupa dari
segi perilaku kesehatan pasien masih mengutamakan kuratif daripada preventif
dan memiliki pengetahuan yang kurang tentang penyakit yang pasien derita.
Konsep mandala of health mencakup beberapa komponen penting yaitu human
biology, lingkungan psikososial, ekonomi dan lingkungan rumah serta lingkungan
tempat tinggal.
Human biology, keluhan – keluhan yang timbul akibat penyakit pasien mengganggu
aktivitas pasien. Sehingga pasien diberi edukasi bahwa dengan meminum obat rutin
dan istirahat tirah baring dapat mengurangi gejala yang ditimbulkan serta
penyakitnya dapat membaik.
Lingkungan Psikososial, pasien merasa cukup bahagia dengan keadaan
keluarganya saat ini, hubungan antar anggota keluarga juga terbilang dekat dan
jarang mengalami suatu masalah. Sehingga hal tersebut dapat mendukung
kesembuhan pasien, dikarenakan keluarga memberikan dukungan untuk
kesembuhan pasien.
PEMBAHASAN
Ekonomi, pendapatan keluarga inti pasien bergantung pada pasien dan istrinya dan
pendapatan tersebut untuk memenuhi seluruh kebutuhan anggota keluarga terbilang masih
kurang. Sehingga keluarga diberikan motivasi untuk memiliki sumber pendapatan tambahan
agar ada dana alokasi khusus untuk kesehatan.
Lingkungan Rumah, hubungan pasien dengan tetangga sekitar rumah terjalin akrab, terlihat
ketika kami berkunjung ke rumah pasien dan bertanya dimana rumah pasien, semua warga
mengetahui pasien. Dalam hal ini pasien memiliki hubungan antar tetangga yang baik
sehingga dapat terhindar dari stress psikososial yang dapat memperberat penyakit pasien.
Pemukiman pasien merupakan pemukinan yang padat sehingga kondisi rumah pasien kurang
mendapat sinar matahari langsung/ lembab, kemudian diperparah dengan rumah pasien yang
hanya memiliki 2 jendela di lantai bawah yang tidak pernah dibuka, dan 1 jendela yang
berada dilantai atas. Lingkungan rumah pasien juga banyak bertumpuk pakaian yang
bercampur baur, sisa makanan yang tidak segera dibersihkan. Hal tersebut menjadi salah
satu faktor untuk berkembangnya bakteri. Sehingga pasein dan kelurga diberikan edukasi
mengenai pentingnya ventilasi untuk pencahayaan rumah dan juga kebersihan rumah.
PEMBAHASAN
Menurut Kementerian kesehatan RI No.829/Menkes/SK/VII/1999 luas ruang tidur minimal 8
m2 dan tidak dianjurkan digunakan lebih dari dua orang tidur dalam satu ruang tidur, kecuali
anak dibawah umur lima tahun. Kepadatan penghuni kamar tidur yang tidak memenuhi syarat
akan menghalangi proses pertukaran udara bersih sehingga kebutuhan udara bersih tidak
terpenuhi. Serta mengenai pentingnya perbaikan gizi pasien, dengan memberitahukan pasien
untuk makan-makanan yang bergizi, serta meningkatkan intensitas makannya serta istirahat
yang cukup.
Selanjutnya diberikan kembali edukasi terhadap pasien dan keluarga pasien mengenai
pentingnya istirahat total atau tirah baring untuk mengurangi motilitas usus sehingga usus
dapat beristirahat. Selain itu penting pula di edukasi mengenai pola hidup bersih seperti
mencuci tangan sebelum makan dan setelah buang air untuk menghindari penularan ke
anggota keluarga yang lain. Disampaikan pula bahwa penting untuk rutin meminum obat
antibiotic hingga tuntas agar tidak terjadi resistensi antibiotic serta pasien dapat sembuh total.
PEMBAHASAN
Pada kunjungan kedua dilakukan pada tanggal 18 September 2019, bertujuan untuk
mengetahui gejala klinis dan apakah telah menerapkan gaya hidup bersih dan sehat sehingga
rantai penularan penyakit ini dapat diputuskan. Dari hasil anamnesis, pasien masih nyeri
kepala, demam kadang-kadang, sudah tidak mual, nyeri perut kadang-kadang, BAB lancar,
dan merasa lebih sehat dibandingkan dengan kunjungan pertama kali, sehingga semakin
termotivasi untuk sembuh dengan meminum obat teratur sesuai anjuran dokter.

Keadaan rumah Tn. J masih kurang bersih, sisa makanan masih berserakan dan gelap. Pintu
rumah pasien sudah sering di buka. Selanjutnya diberikan kembali edukasi mengenai
pentingya menjaga kebersihan makanan dan lingkungan rumah pasien.
DEPAN RUMAH
RUANG TAMU
RUANG KELUARGA
DAPUR DAN KAMAR MANDI
SKOR APGAR
Respons
KRITERIA PERTANYAAN Hampir selalu Kadang
Hampir tidak
pernah

Apakah pasien puas dengan keluarga karena masing-masing anggota


Adaptasi keluarga sudah menjalankan kewajiban sesuai dengan seharusnya

Apakah pasien puas dengan keluarga karena dapat membantu memberikan


Kemitraan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi

Apakah pasien puas dengan kebebasan yang diberikan keluarga untuk


Pertumbuhan
mengembangkan kemampuan yang pasien miliki

Kasih Apakah pasien puas dengan kehangatan / kasih sayang yang diberikan
keluarga

Sayang
Apakah pasien puas dengan waktu yang disediakan keluarga untuk
Kebersamaan
menjalin kebersamaan

TOTAL
Skoring : Hampir selalu=2 , kadang-kadang=1 , hampir tidak pernah=0
Total skor
8-10 = fungsi keluarga sehat
4-7 = fungsi keluarga kurang sehat
0-3 = fungsi keluarga sakit

Dari tabel APGAR keluarga diatas total nilai skoringnya adalah 9, ini menunjukan fungsi keluarga sehat.
INDIKATOR KELUARGA SEHAT
(SEBELUM INTERVENSI)
No. Indikator Suami Istri Anak Keluarga Point

1 Keluarga Mengikuti Program KB N T Y 0


Ibu Melakukan Persalinan Di Fasilitas Kesehatan (0-11 Bln) T 0
2
Bayi Mendapatkan Imunisasi Dasar Lengkap (Usia 12-24 Bln) Y 1
3
4 Bayi mendapatkan ASI Ekslusif (7-23 Bln) Y 1

5 Balita Di Pantau Pertumbuhannya (Usia 2 Bulan ≤ 5 Y 1


Tahun)
Penderita TB Paru Mendapatkan Pengobatan Secara Teratur N N N N
6
Penderita Hipertensi Melakukan Pengobatan Secara Teratur N N N N
7
8 Anggota Keluarga Tidak Ada Merokok T Y N Y 0

Keluarga Sudah Menjadi Anggota JKN Y Y Y Y 1


9
Keluarga Mempunyai Akses Sarana Air Bersih Y Y Y Y 1
10
Keluarga Mempunyai Akses Menggunakan Jamban Sehat Y Y Y Y 1
11
Penderita Gangguan Jiwa Mendapatkan Pengobatan Secara N N N N
12
Dan Tidak Diterlantarkan

Indeks Keluarga Sehat 6


• Indeks Keluarga Sehat (IKS)=
Indikator Keluarga Sehat
12−Jumlah Indikator Yang Tidak Ada

Nilai Y = 1 (Satu)
Nilai T = 0 (Nol)
Nilai N = Indikator yang tidak ada
Catatan :
• >0,800 : Keluarga Sehat
• 0,500-0,800 : Keluarga Prasehat
• <0,500 : Keluarga Tidak Sehat
Indeks Keluarga Sehat Sebelum Intervensi = 7 : (12 – 3) = 7 : 9 =
0,78 (Keluarga Pra Sehat)
INDIKATOR KELUARGA SEHAT
(SETELAH INTERVENSI)
No. Indikator Suami Istri Anak Keluarga Point

1 Keluarga Mengikuti Program KB N T Y 0


Ibu Melakukan Persalinan Di Fasilitas Kesehatan (0-11 Bln) T 0
2
Bayi Mendapatkan Imunisasi Dasar Lengkap (Usia 12-24 Bln) Y 1
3
4 Bayi mendapatkan ASI Ekslusif (7-23 Bln) Y 1

5 Balita Di Pantau Pertumbuhannya (Usia 2 Bulan ≤ 5 Y 1


Tahun)
Penderita TB Paru Mendapatkan Pengobatan Secara Teratur N N N N
6
Penderita Hipertensi Melakukan Pengobatan Secara Teratur N N N N
7
8 Anggota Keluarga Tidak Ada Merokok T Y N Y 0

Keluarga Sudah Menjadi Anggota JKN Y Y Y Y 1


9
Keluarga Mempunyai Akses Sarana Air Bersih Y Y Y Y 1
10
Keluarga Mempunyai Akses Menggunakan Jamban Sehat Y Y Y Y 1
11
Penderita Gangguan Jiwa Mendapatkan Pengobatan Secara N N N N
12
Dan Tidak Diterlantarkan

Indeks Keluarga Sehat 6


• Indeks Keluarga Sehat (IKS)=
Indikator Keluarga Sehat
12−Jumlah Indikator Yang Tidak Ada

Nilai Y = 1 (Satu)
Nilai T = 0 (Nol)
Nilai N = Indikator yang tidak ada
Catatan :
• >0,800 : Keluarga Sehat
• 0,500-0,800 : Keluarga Prasehat
• <0,500 : Keluarga Tidak Sehat
Indeks Keluarga Sehat Setelah Intervensi = 7 : (12 – 3) = 7 : 9 = 0,78
(Keluarga Pra Sehat)
FOLLOW UP
Kepatuhan Tirah Baring
No. Tanggal Keluhan
minum obat

Nyeri Kepala (+), demam


Senin, 16
kadang-kadang, muntah (-),
September √ √
mual (+), nyeri perut kadang-
2019
kadang, BAB lancar
Nyeri Kepala (+), demam (-),
Rabu, 18
muntah (-), mual (-), nyeri
September √ √
perut kadang-kadang, BAB
2019
lancar
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai