Anda di halaman 1dari 38

DASAR- DASAR

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


(K3)

disampaikan oleh :
SASONGKO YUNIANTO,S.ST
* Kurang lebih 1700 tahun sebelum Masehi
raja Hamurabi dari kerajaan Babylonia
dalam kitab Undang-Undangnya
menyatakan bahwa :

“ Bila sesorang ahli bangunan membuat


rumah untuk seseorang dan
pembuatannya tidak dilaksanakan
dengan baik sehingga rumah itu roboh
dan menimpa pemilik rumah hingga
mati, maka ahli bangunan tersebut
dibunuh”
2
* Zaman Mozai ± 5 abab setelah Hamurabi,
menyatakan bahwa :
“ Ahli bangunan bertanggungjawab ats keselamatan
para pelaksana dan pekerja dengan menetapkan
pemasangan pagar pada setiap sisi area
bangunan”

* ± 80 tahun sesudah masehi, Plinius seorang ahli


Encyclopedia bangsa Roma mensyaratkan agar
para pekerja tambang harus menggunakan tutup
hidung

* Tahun 1450 Dominico Fontana diserahi tugas


membangun obelesik di tengah lapangan Pieter
Roma, Ia selalu mensyaratkan agar pekerja
memakai topi baja.

3
* Revolusi industri (abad 18)
- penggunaan mesin uap Kecelakaan/
peledakan

* Pengusaha berpendapat kecelakaan


kerja merupakan bagian dan resiko
dari pekerjaan.

* Kecelakaan kerja merupakan beban


pekerja.

* Pekerja mendesak pengusaha untuk


mengambil langkah-langkah posistif.
4
PERUBAHAN KEGIATAN EKONOMI DAN PENGARUH TERHADAP
PERKEMBANGAN K3
ERA ASPEK DOMINAN INDIKATOR ASPEK K3
Sebelum 1800 Lahan pertanian Hasil Bumi (rempah- --
(Agraris) Irigasi rempah dan
Pertanian)
1800-1900 - K3 Mulai
(Revolosi Mesin uap, Pertambangan diperhatikan,
Indudtri) transportasi dan batubara, Pabrik gula, dilakukan
batubara Ketel uap, Kereta api, penelitian dan
kapal laut upaya-2 K3
1900-1970 Energi Migas, Peningkatan Undang2 K3 (VR
(Eksplorasi & Mekanisasi dan Pertambangan, 1910) Riksa/Uji
Industrialisasi elektrifikasi (mesin, Industri & K3
Listrik) Perdagangan Santunan
kecelakaan
(PENGAWASAN)
1970 -2000 PEMBINAAN
Teknologi tinggi Electronic, Telepon, Mutu, productivities,
& Informasi komputer, Internet, Efficiency
kimia, ISO,9000, 14000,
semiconductors Standard Inter. SMK3 - OHSAS

Setelah 2000 INVESTASI •PENCEMARAN


•PERUBAHAN IKLIM K3 MANDIRI
Milenium / PADAT •HAM
Digital TEKNOLOGI •Non Tariffs Barrier SERTIFIKASI
Globalisasi
KOMPETENSI
STAKEHOLDER PENGAWASAN K3
UU No. 1 TAHUN 1970

MENAKER

DIREKTUR

PEG. AHLI DOKTER


P2K3
PENGAWAS K3 PRSH

Kab/Kota LUAR - POLI PRSH Perusahaan


DEPNAKER - JASA KESEH

SWASTA - INDUSTRI
PEMERINTAH
- JASA ----PJIT

6
DEFINISI K3
Pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan
kesempurnaan tenaga kerja dan manusia pada
FILOSOFI umumnya, baik jasmani maupun rohani, hasil karya
dan budaya menuju masyarakat adil, makmur dan
sejahtera.

Suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya


KEILMUAN dalam upaya mencegah kecelakaan, kebakaran,
peledakan, pencemaran, penyakit, dll

(ACCIDENT PREVENTION)
• Life Safety
SASARAN K3 • Property Safety
• Environmental safety

TUJUAN K3
1. Mencegah Kecelakaan
2. Mencegah Sakit akibat kerja
3. Mencegah kejadian berbahaya
PELEPASAN ZAT/ENERGI YANG BERBAHAYA :
Kebakaran , Peledakan,
Waduk Jebol, Kebocoran Nuklir, Dll
PERMASALAHAN DALAM
PENERAPAN K3
Masyarakat pekerja :
– Tuntutan pekerja masih pada kebutuhan dasar
(upah dan tunjangan kesejahteraan)
K3 belum menjadi tuntutan pekerja.

Pengusaha :
– Menekankan penghematan beaya produksi dan meningkatkan
efisiensi, untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya.

Dan K3 dipandang sebagai beban beaya operasional tambahan.


FAKTOR-FAKTOR ANCAMAN
RESIKO KECELAKAAN KERJA

TENAGA
KERJA

KESEHATAN KESELAMATAN

PROSES

BAHAN ALAT

LINGKUNGAN
10
UNDANG UNDANG NO 1 TH 1970
TENTANG
KESELAMATAN KERJA

PASAL 3 (1)
Memuat 18 butir syarat K3
harus diimplementasikan disetiap tempat kerja
BERBAGAI BENTUK BAHAYA YANG ADA
HARUS DIKENDALIKAN
dengan merujuk pada
peraturan dan standar teknik yang berlaku

11
KECELAKAAN
ADALAH AKIBAT DARI RANGKAIAN SEBAB-AKIBAT
(DOMINO EFFECTS)

SUMBER BAHAYA

KECELAKAAN

Korban / Kerugian

12
Pengertian/difinisi

Kecelakaan kerja
Kejadian yang tidak diduga sebelumnya
yang dapat mengakibatkan gangguan
terhadap suatu proses pekerjaan
yang telah direncanakan

Kebakaran
Adalah terjadinya api pada waktu dan
tempat yang tidak diinginkan

13
Klasifikasi kecelakaan
<> Insiden tanpa kerusakan tidak ada yang cidera
<> Insiden diikuti kerusakan tidak ada yang cidera
<> Kecelakaan berakibat luka ringan
<> Kecelakaan berakibat luka berat
<> Kecelakaan Berakibat Cacat tetap
<> Kecelakaan berakibat Kematian

14
HAZARD
BAHAYA POTENSIAL YANG TELAH ADA

DANGER

NSN
PELUANG BAHAYA SUDAH TAMPAK

RISK
PREDIKSI TINGKAT KEPARAHAN BILA
TERJADI BAHAYA

INSIDENT
MUNCULNYA KEJADIAN YANG BAHAYA

ACCIDENT
KEJADIAN BAHAYA YANG DISERTAI
ADANYA KORBAN DAN/ATAU
KERUGIAN

10/22/2019 15
( ILCI model - Bird & German, 1985 )

Lack of Basic Immediate


Incident Loss
Control Causes Causes

Inadequate
Program Personal Substandard Contact People
Factors Acts With
Inadequate Property
Standard Job Substandard Energy or Process
Conditions Substance
Inadequate Factors (Profit)
Compliance

16
Logika terjadinya kecelakaan
Setiap kejadian kecelakaan, ada hubungan
mata rantai sebab-akibat (Domino Squen)

BASIC
LACK OF CAUSES INSIDENT
IMMIDIATE
CONTROL CAUSES LOSSES

17
BAHAYA
Produksi
TIDAK TERKENDALI terganggu

KECELAKAAN

Kerugian - kerugian berupa :


People : (Luka, Cacat, Meninggal)
Properti : (Kerusakan bangunan & peralatan)
Profit : ( $, Rp)

18
Kecelakaan yang harus dilaporkan

Permenaker No Per 03/Men/1998, adalah

 kecelakaan kerja,
 kebakaran atau peledakan atau pencemaran
dan
 kejadian berbahaya lainya.

Harus dilaporkan 2 x 24 jam

19
Analisis kecelakaan
Tujuan analisis kecelakaan
Analisis kecelakaan kerja dilakukan untuk mencari
penyebab utama terjadinya kecelakaan dan
menetapkan solusinya agar kecelakaan yang sama
tidak terulang

20
A. Akibat kecelakaan
Korban manusia
- Meninggal ( ….. orang)
- Luka berat ( ….. orang)
- Luka ringan ( ….. orang)

Kerugian Material
- Bangunan (Rp…………)
- Peralatan/Mesin (Rp…………)
- Bahan Baku (Rp…………)
- Bahan setengah jadi (Rp…………)
- Bahan jadi (Rp…………)

Kerugian waktu kerja


……… jam kerja orang

10/22/2019 21
Sumber kecelakaan
(Kode B)
1. Mesin produksi 10. Peralatan listrik
2. Penggerak mula dan 11. Bahan kimia
pompa 12. Debu berbahaya
3. Lift 13. Radiasi dan bahan
4. Pesawat angkat. radioaktif
5. Converyor 14. Faktor lingkungan
6. Pesawat angkut 15. Bahan mudah terbakar
7 Alat transmisi mekanik dan benda panas
(rantai,pulley, dll). 16. Binatang
8 Perkakas kerja tangan 17. Permukaan lantai
9. Pesawat uap dan bejana kerja
tekan
10/22/2019
18. Lain-lain. 22
Type Kecelakaan (Kode C)
1. Terbentur
2. Terpukul
3. Tertangkap pada, dalam atau
diantara benda
4 Jatuh dari ketinggian yang
sama.
5. Jatuh dari ketinggian yang
berbeda.
6. Tergelincir.
7. Terpapar
8. Penghisapan, penyerapan
9. Tersentuh aliran listrik.
10. Lain-lain.

23
Kondisi berbahaya (Kode D)
1. Pengamanan yang tidak sempurna
2 Peralatan/bahan yang tidak seharusnya
3. Kecacatan, ketidak sempurnaan
4. Prosedur yang tidak aman
5. Penerangan tidak sempurna
6. Iklim kerja yang tidak aman
7. Tekanan udara yang tidak aman
8. Getaran yang berbahaya
9. Pakaian, kelengkapan yang tidak aman
10. Kejadian berbahaya lainnya

10/22/2019 24
Tindakan berbahaya (Kode E)
1. Melakukan pekerjaan tanpa wewenang,
2. Bekerja dengan kecepatan berbahaya.
3. Membuat alat pengaman tidak berfungsi
4 Memakai peralatan yang tidak aman, tanpa
peralatan.
5. Melakukan Proses dengan tidak aman
6. Posisi atau sikap tubuh tidak aman
7. Bekerja pada objek yang berputar atau berbahaya
8. Mengalihkan perhatian, mengganggu, sembrono /
berkelakar, mengagetkan dan lain-lain.
9. Melalaikan penggunaan alat pelindung diri yang
ditentukan.
10. Lain-lain.
25
Syarat-syarat (Rekomendasi K-3)
Metoda pencegahan kecelakaan :
 Eliminasi
 Subtitusi
 Rekayasa
 Pengendalian administratif

Syarat tersebut harus mengacu prinsip sebagai berikut :


- Efektif dalam menghindari terjadinya kecelakaan.
- Dapat dilakukan atau dikerjakan.
- Biaya yang dikeluarkan seminimal mungkin ( Murah ).
- Tidak mengganggu proses produksi dan pemeliharaan

26
Tindak lanjut
penanganan kecelakaan
- Pimpinan menetapkan kebijakan
lebih lanjut dalam kaitan kasus-
kasus kecelakaan yang terjadi
- Jaminan santunan dan
rehabilitasi kecelakaan kerja.
- Penyidikan terhadap penanggung
jawab terjadinya kecelakaan.
- Pembinaan yang perlu segera
dilakukan bersangkutan.
- Dan sebagainya.

10/22/2019 27
ANALISA STATISTIK KECELAKAAN

1. Tingkat kekerapan (Frequency Rate)

Jumlah Kecelakaan x 1.000.000


Jumlah jam orang

2. Tingkat keparahan (Severity Rate)

Jumlah hari hilang x 1.000.000


Jumlah jam orang

28
ASPEK PENERAPAN K3

a Perencanaan
a pemasangan
a comisioning
a pemakaian,
aperawatan

PENGENDALIAN
• Administratif,
• Legalitas/perijinan,
• Standarisasi
• Sertifikasi

29
30
STANDARDISASI DIKAITKAN DENGAN
MUTU, LINGKUNGAN, HAM, DAN TERMASUK K3
Industri yang tidak mengikuti persyaratan
Standar produknya dapat ditolak
di pasaran internasional
31
UTAMAKAN KESELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA

32
Analisa proses pekerjaan
dari aspek K3

Langkah-langkah :
• uraikan tahapan pekerjaan,
• identifikasi potensi bahaya yang
mungkin ada,
• tetapkan tindakan untuk
mengendalikan bahaya atau
menghilangkannya sama sekali

10/22/2019 33
Pengamatan anak buah dalam
melaksanakan pekerjaan aspek K3

Meliputi :
• penilaian resiko bahaya
• penilaian cara kerja yang tidak
aman
• penilaian cara kerja yang aman,
• melakuan koreksi
• memberi penghargaan cara
kerja yang aman
34
10/22/2019 35
Perubahan Paradigma Budaya K3
Attitude  Behavior  Culture
Sikap Perilaku Budaya
Paradigma doeloe Paradigma baru
 K3 dimiliki oleh orang tertentu.  K3 dimiliki oleh semua orang.
 Pelatihan K3 dilaksanakan karena  K3 merupakan perubahan budaya.
tuntutan peraturan
 Inspeksi K3.  Audit manajemen K3.
 Inspektur berperan sebagai polisi  Inspektur berperan sebagai
penasihat perilaku/ proses.
 K3 urusan petugas K3  K3 tanggung jawab pimpinan
puncak.
 Mensupervisi.  Pembina.
 Untuk mencapai Zero injury rate  Kita yang menetapkan kapan saja
masih menunggu apabila ada dapat mencapai Zero Injury rate
kesempatan
RANGKUMAN
1. K-3 bertujuan perlindungan tenaga kerja dari masyarakat
2. Manfaat K-3 menjamin keamanan penggunaan mesin,
instalasi, proses produksi dan pada gilirannya akan
keningkatkan produktifitas kerja.
3. Kecelakaan kerja, kejadian berbahaya , kebakaran,
peledakan, pencemaran dan kejadian berbahaya lainnya
akan minimbulkan kerugian ekonomis baik langsung maupun
tidak langsung.
4. Setiap kecelakaan kerja termasuk yang nyaris kecelakaan
harus dianalisis dan dilaporkan.
5. Tata cara pelaporan dan analisis kecelakaan telah diatur
dengan peraturan perundangan K3.
6. Laporan kecelakaan sangan berguna sebagai bahan
kebijakan baik Nasional, regional maupun di tingkat
perusahaan.
7. Indonesia sebagai anggota ILO bertanggung jawab dan
melaporkan kinerja K3 di tingkat Internasional (ILO).
Pernyataan Presiden RI Dalam
Konvensi Nasional K3 2000
“Bangsa yang beradab akan menempatkan K-3
pada posisi yang utama”

Anda mungkin juga menyukai