Oleh:
dr. Tri indriani
LATAR BELAKANG
TUJUAN
MANFAAT
Frekuensi
terjadinya
preeklampsia
di Indonesia :
3-10%
Eklampsia dan
perdarahan
merupakan
salah satu
penyebab
kematian
terbesar pada
ibu hamil Preeklampsia berat
(58,1%), : bekurangnya
Menurut Survei perfusi organ
Demografi ditandai dengan
Kesehatan peningkatan
Indonesia (SKDI) tekanan darah dan
1994 Angka proteinuria
kematian Ibu : 390
per 100.000
kelahiran.
Mengetahui penegakkan diagnosis preeklampsia berat
Komplikasi Pemeriksa
dan deteksi an fisik dan
dini penunjang
Pengetahuan
dan
pemahaman
Penatalak
Faktor
sanaan
predispo
dan
sisi
prognosis
Penegakan
diagnosis
Preeklampsia adalah suatu gangguan multisistem , bersifat
spesifik pada kehamilan dan mempunyai ciri khas yaitu
terdapatnya tekanan darah tinggi (hipertensi), proteinuria,
pembengkakan jaringan (edema) setelah umur kehamilan
mencapai 20 minggu.
Komplikasi dari hipertensi adalah penyebab ketiga terbesar
setelah perdarahan dan embolisme yang menyebabkan
kematian pada kehamilan.
Sering tidak diperhatikan oleh wanita hamil sehingga tanpa di
sadari preeklamsia berat bahkan dapat menjadi eklamsia .
Eklampsia yang terjadi dalam kehamilan menyebabkan
kelainan pada susunan saraf. Penyebab eklampsia adalah
kurangnya cairan darah ke otak, hipoksik otak atau edema otak
(Rustam Mochtar, 1998).
eklampsia mempunyai gambaran klinik seperti pre eklampsia,
biasanya disertai kejang dan penurunan kesadaran (koma)
Kehamilan ganda
Mochtar, 1998
Pencegahan
Diagnosis Banding
Hipertensi kronik
Hipertensi kronik dengan superimpose preeklamsia
Hipertensi gestasional
Eklamsia
Epilepsi
Penatalaksanaan
Kehamilan segera diakhiri atau
diterminasi indikasi:
Ibu:
Usia kehamilan 37 minggu atau
lebih
Adanya tanda tanda atau gejala
impending eklamsia. Kegagalan
terapi konservatif yaitu setelah 6
jam pengobatan meditasi terjadi
PERAWATAN kenaikan desakan darah
AKTIF Setelah 24 jam perawatan medisinal
ada gejala gejala (tidak ada
perbaikan)
Gangguan fungsi hepar
Gangguan fungsi ginjal
Dicurigai terjadinya solutio placenta
Penatalaksanaan
Kehamilan segera diakhiri atau
diterminasi indikasi:
Janin:
Umur kehamilan lebih dari 37
minggu
Adanya tanda-tanda gawat janin
(bisa diketahui dari NST nonreaktif
dan profil biofisik abnormal)
PERAWATAN Adanya tanda-tanda pertumbuhan
AKTIF janin terhambat berat (IUGR berat)
berdasarkan pemeriksaan USG
Timbulnya oligohidramnion
Laboratorium :
Trombositopenia progresif yang
menjurus ke HELLP syndrome
1. Segera masuk Rumah sakit
PARTUS BEDAH
RUJUK PERVAGINAM CAESAR
PENGELOLAAN
PREEKLAMPSIA BERAT & EKLAMPSIA
PENGELOLAAN KEJANG
ANTI KONVULSAN
PERLENGKAPAN PENGELOLAAN KEJANG
LINDUNGI DARI TRAUMA
ASPIRASI MULUT DAN TENGGOROK
BARINGKAN PADA SISI KIRI,
TRENDELENBURG
O2 4-6 LITER/MEN
PENGELOLAAN
PREEKLAMPSIA BERAT & EKLAMPSIA
PENGELOLAAN UMUM
JIKA DIASTOLIK > 110 mmHg BERIKAN ANTI HIPERTENSI
SAMPAI DIASTOLIK ANTARA 90-100 mmHg
PASANG INFUS RINGER LAKTAT
UKUR KESEIMBANGAN CAIRAN
KATETERISASI URIN
JIKA JUMLAH URIN < 300 ML/JAM PANTAU EDEMA
PARU
PENGAWASAN
OBSERVASI TANDA VITAL, REFLEKS & DJJ TIAP 1 JAM
LAKUKAN UJI PEMBEKUAN DARAH
MAGNESIUM SULFAT UNTUK PREEKLAMPSIA DAN
EKLAMPSIA
Alternatif I Dosis MgSO4 4 g IV sebagai larutan 40% selama
awal 5 menit
Segera dilanjutkan dengan 15 ml MgSO4
(40%) 6 g dalam larutan Ringer Asetat /
Ringer Laktat selama 6 jam
Jika kejang berulang setelah 15 menit,
berikan MgSO4 (40%) 2 g IV selama 5
menit
Dosis Pemeliharaan MgSO4 1 g / jam melalui infus Ringer
Asetat / Ringer Laktat yang diberikan
sampai 24 jam postpartum
MAGNESIUM SULFAT UNTUK PREEKLAMPSIA DAN
EKLAMPSIA
Alternatif II Dosis awal MgSO4 4 g IV sebagai larutan 40% selama 5 menit
Dosis pemeliharaan Diikuti dengan MgSO4 (40%) 5 g IM dengan 1 ml
Lignokain (dalam semprit yang sama)
Pasien akan merasa agak panas pada saat pemberian
MgSO4
Sebelum pemberian Frekuensi pernafasan minimal 16 kali/menit
MgSO4 ulangan, Refleks patella (+)
lakukan pemeriksaan: Urin minimal 30 ml/jam dalam 4 jam terakhir
Frekuensi pernafasan < 16 kali/menit
Hentikan pemberian Refleks patella (-), bradipnea (<16 kali/menit)
MgSO4, jika: Urin < 30 ml/jam pada hari ke 2
Siapkan antidotum Jika terjadi henti nafas:
Bantu pernafasan dengan ventilator
Berikan Kalsium glukonas 1 g (20 ml dalam larutan
10%) IV perlahan-lahan sampai pernafasan mulai lagi
Definisi
Sindroma HELLP yang merupakan singkatan dari
Hemolysis, Elevated Liver enzymes and Low Platelet
counts,
ditandai dengan adanya hemolisis, peningkatan kadar
enzim hepar dan trombositopeni (Haryono, 2004).
Insiden
Insiden sindroma HELLP sampai saat ini belum
diketahui dengan pasti
SINDROMA HELLP
Patogenesis
etiopatogenesisnya sama dengan pre eklampsia
Klasifikasi
Kelas I : jumlah platelet 50.000/mm3
Kelas II : jumlah platelet 50.000 – 100.000/mm3
Kelas III : jumlah platelet 100.000 – 150.000/mm3
Gambaran Klinis
gejala sindroma HELLP memberi gambaran gangguan fungsi hepar yang dapat berupa :
malaise, nausea, kadang-kadang disertai vomitus dan keluhan nyeri di epigastrium
kanan atas (M. Dikman Angsar, 1995).
Pemeriksaan Penunjang
Hemolisis
gambaran ini merupakan gambaran yang spesifik pada sindroma HELLP
Peningkatan kadar enzim hepar
Peningkatan SGOT dan SGPT dapat juga merupakan tanda terjadinya ruptur hepar.
Peningkatan kadar LDH tanpa disertai peningkatan kadar SGOT dan SGPT
menunjukkan terjadinya hemolisis.
Jumlah platelet yang rendah
Kadar platelet dapat bervariasi dan nilainya menjadi acuan untuk dikelompokkan dalam
kelas yang berbeda.(Haryono, 2004)
Diagnosis
Prognosis
Anak yang menderita sindroma HELLP mengalami perkembangan yang
terhambat (IUGR) dan sindroma kegagalan napas (Haryono, 2004)
Komplikasi dan Prognosis
• Komplikasi : eklampsia apabila tidak ditangani
secara dini dan diobservasi secara berkala
• Prognosis baik pada ibu maupun janin tidak
ada tanda-tanda penyulit
Saran
• KIE pasien&kelurganya ;
• 1.Peralanan penyakit preeklampsia dan
komplikasinya
• 2.Penatalaksanaan yang telah dilakukan serta
efek sampingnya
• 3.Diet untuk mengurangi obesitas yang menjadi
faktor resiko terjadinya berbagai penyakit.
IDENTITAS
SUBJEKTIF
OBYEKTIF
ASSESSMENT
PLANNING
ANAMNESA
TANGGAL 15 MEI 2019
Identitas Penderita
Nama : Ny. U No RM : 103210
Umur : 21 tahun Pendamping
Jenis Kelamin : Perempuan dr. Roni Afriadi,Sp.OG
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Pendidikan : SMA
Alamat : Maek
Agama : Islam
HPHT : 02-08-2018
TP : 09-05-2019
UK : 40-41 minggu
Tanggal Masuk: 15 Mei 2019
jam 05.15
34
Keluhan utama
• Wanita, 21 Tahun datang dengan rujukan dari Puskesmas Maek
dengan keluhan keluar air – air banyak dari kemaluan sejak 18 jam
SMRS disertai bengkak pada kelopak mata dan kaki sejak 2 hari
yang lalu
Perjalanan penyakit
• Seorang Wanita, 21 tahun datang ke IGD RSUD dr. ACHMAD DARWIS
tanggal 15 Mei 2019 diantar suami dan ibu pada pukul 05.15 WIB
dengan membawa surat rujukan dari PKM Maek dengan keluhan
keluar air – air banyak dari kemaluan sejak 18 jam SMRS disertai
bengkak pada kelopak mata dan kaki sejak 2 hari yang lalu.
• Pasien hamil anak pertama dengan HPHT : 02-08-2018 dan TP : 09-
05-2019
36
Pasien mengaku ini adalah kehamilan pertama. Pasien
mengatakan sering memeriksakan kehamilannya ke bidan dan
puskesmas, tetapi 2 bulan terakhir tekanan darah pasien selalu
tinggi dan pasien ada mengkomsumsi obat penurun tekanan
darah tetapi pasien tidak ingat nama obatnya.Setelah
mengkomsumsi obat penurun tekanan darah tersebut tekanan
darah pasien tetap tidak turun.
Riwayat menstruasi
• Menarche usia 12 tahun
• Siklus 28 hari
• Lama haid sebelumnya 5 hari
Riwayat aktivitas seksual
• Pasien menyangkal melakukan aktivitas seksual
Riwayat kontrasepsi
• Pasien tidak menggunakan kontrasepsi sebelum
kehamilan ini
Riwayat pernikahan
• Pasien menikah satu kali selama 1 tahun
Lanjut halaman berikutnya ..............
Riwayat penyakit dahulu
• Pasien tidak pernah sakit sampai menginap di fasilitas kesehatan
• Pasien tidak pernah menjalani operasi sebelumnya
• Riwayat penyakit seperti nyeri saat berkemih, trauma, hipertensi, DM,
penyakit jantung, asma, dan alergi disangkal oleh pasien.
Riwayat pengobatan
• Pasien Sudah berobat sebelumnya terkait dengan gejala ini tetapi pasien
tidak ingat nama obatnya.
Riwayat ANC
• Pasien melakukan ANC rutin di bidan
Riwayat sosial
• Pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga. Pasien tinggal serumah dengan
mertua, suami, dan anaknya. Sanitasi, ventilasi, dan kebersihan rumah baik.
Pasien tinggal di lingkungan perkampungan dan tidak memelihara hewan
peliharaan.
OBYEKTIF
STATUS GENERALIS
Tanggal 15 Mei 2019
Keadaan Umum : baik
Kesadaran : compos mentis
Tanda vital :
TD : 168/110 mmHg P : 22 x/ menit
N : 88 x/ menit S : 36,5 0C
Kepala
Mata : Edem Palpebrae (+) , Conjungtiva Anemis (-/-), Sclera
Ikterik (-/-)
Leher : Gld. thyroid tidak membesar, limfonodi tidak
membesar
Thorax : Glandula mammae hipertrofi (+), areola mammae
hiperpigmentasi (+)
Cor : Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis tidak kuat angkat
Perkusi : Batas jantung kesan tidak melebar
Auskultasi : regular, bising (-)
Pulmo : Inspeksi : Simetris dada kanan = kiri
Palpasi : Fremitus raba kanan = kiri
Perkusi : Sonor / sonor
Auskultasi : SN vesikuler (+/+), Rh (-/-), Wh (-/-)
Status lokalis:
Region abdomen
Inspeksi : kesan hamil, striae gravidarum (+)
Auskultasi : bising usus (+), DJJ (+) 100-120 x/menit
Palpasi : Tinggi fundus Uterus (TFU) 2 jari dibawah
prosesus xipoideus, His (+)
Leopold I : Teraba bagian besar, bulat, lunak
Leopold II : Teraba tahanan memanjang di kanan, Teraba
bagian kecil di kiri
Leopold III : Teraba bagian besar, bulat , keras
Leopold IV : Hodge I
VT : VT ф 6-7 cm,portio tebal,lunak
42
Genital : PPV (-)
Ekstremitas :
SGOT 22 <32U/L
SGPT 11 <33U/L
46
Diagnosis:
G1P0A0H0 gravid 40-41 minggu aterm kala I fase aktiv + fetal
distress+PEB tanpa impending eklamsia+PRM 18 jam
Penatalaksanaan
IVFD RL MgSO4 40% 20 cc (drip) masuk pukul 05.45
O2 5L nasal kanul
Injeksi cefotaxime 2x1 gr
Cek CTG
Pasang DC
47
Konsul dr.SpOG advice :
IVFD RL MgSO4 40% 20 cc (drip) sudah masuk pukul 05.45
Dopamet 3x500 mg
Injeksi Cefotaxime 2x1
Pasien dipersiapkan untuk SC CITO. SC mulai pukul 07.15
selesai pukul 08.00
48
15 Mei 2019
Subjective Pasien masuk kenanga kiriman OK pukul 09.00 WIB
Nyeri kepala (-)
Mual-muntah (-)
Nyeri ulu hati (-)
Objective KU : Sedang
Kes : CMC
TD : 139/93 mmHg
Nadi : 80x/i
Nafas : 20x/i
T : 36,5oC
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik.
Cor : Irama iregular, bising (-)
Pulmo :
Dada Simetris kiri dan kanan
Fremitus dada sama kiri dan kanan
Suara pernapasan : vesikular
Suara tambahan : wh-/-, rh-/-
Abdomen : TFU 3 Jari di bawah pusat
Kontraksi uterus baik
Genetalia : PPV (-) 49
Ekstremitas : Akral hangat, Oedem extremitas bawah
Assessment P1A0H1 post SCTPP a / i PEB + Fetal distress
NH-1
Plan Memantau KU, Vital sign, PPV
IVFD RL 28 tetes/menit
Cefotaxime injeksi 2x1 gr
Pronalges Supp (kapan perlu)
Cek labor post op
50
16 Mei 2019
51
Laboratorium post op:
Pemeriksaan Hasil Nilai normal
54
Teori Kasus
Preeklampsia berat kehamilan > 20 Anamnesis :
minggu, riwayat HT sebelumnya (-), nyeri Pasien hamil 40-41 minggu keluar air-air
kepala (tidak hilang dengan analgetika yang banyak dari kemaluan sejak 18 jam
biasa), penglihatan kabur, nyeri abdomen SMRS serta sembab pada mata dan kaki.
atas (epigastrium) Tidak mengalami nyeri kepala,
penglihatan kabur atau nyeri ulu hati
Francois KE, Foley MR. Antepartum and postpartum hemorrhage. In: Gabbe SG, Niebyl JR, Simpson JL, eds. Obstetrics
- Normal and Problem Pregnancies. 5th ed. Philadelphia, Pa: Elsevier Churchill Livingstone; 2007:chap 18.
Houry DE, Salhi BA. Acute complications of pregnancy. In: Marx JA, Hockberger RS, Walls RM, et al, eds. Rosen’s
Emergency Medicine: Concepts and Clinical Practice. 7th ed. Philadelphia, Pa: Mosby Elsevier; 2009:chap 176.
Indriani, Nanin. 2012. Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Preeklampsia/Eklampsia pada Ibu Bersalin.
Jakarta : Universitas Indonesia.
Lockwood CJ, et al. Clinical manifestations and diagnosis of plasenta previa. http://www.uptodate.com/home.
Accessed Jan. 27, 2014.
Norwitz, Errol R. Schorge, John O. 2006. Obstetrics and Gynaecology at a Glance.2nd edition.Wiley.
Perkumpulan Osbtetri dan Ginekologi Indonesia. 2006. Standar Pelayanan Medik Obstetri dan Ginekologi. p. 54-55
Mochtar, MPH. Prof. Dr. Rustam. 1998. Synopsis Obstetri. Jilid I. edisi kedua EGC. Jakarta,
R. Prasetyo 2006 Kadar aktivin a pada kehamilan trimester 2 sebagai prediktor preeclampsia, Jakarta
Sarwono Prawirohardjo. 2010. Ilmu Kebidanan. p. 500-502. Bina Pustaka Sarwono, Jakarta.
Trijatmo, 2005. Patologi. Jurnal Patologi. No.1 Vol. 1 Unair. Journal.unair.ac.id.Diakses pada 2/9/2014.10.50 am
WHO. 2014. Maternal mortality in 1990-2013 Indonesia. WHO. Worldometer, 2014.Population of Indonesia
2014.Online.http://www.worldometers.info/world-population/indonesia-population/. Diakses tanggal 8 Juni 2014
pukul 17.25.
Wiknjosastro, H, dkk, editor. 2006. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.