Anda di halaman 1dari 38

Trauma Muskuloskeletal

Insidensi/Mortalitas/Morbiditas

 70-80% kasus trauma


 Tumpul dan Tajam
 Ekst Superior: Jarang mengancam jiwa
– Kecacatan permanen
 Ekst Inferior: Sering mengancam jiwa
– Disebabkan kehilangan darah yang banyak
– Fraktur femur dan pelvis sering menyebabkan
kematian karena syok.
Insidensi/Mortalitas/Morbiditas

 Permasalahan tidak hanya Fraktur pada


tulang, tetapi juga trauma pada struktur
penunjang akibat fraktur tulang seperti

» Jaringan lunak
» Trauma Vaskular
» Trauma sistem syaraf
» Penurunan fungsi organ
SEBELUM MEMEGANG PENDERITA
HARUS :

Aman diri (APD)

3A Aman Lingkungan
Aman Pasien
Analisis Kondisi Lingkungan

 Cek kondisi sekitar


 Utamakan keselamatan pen;ong
 Lihat kondisi fisik dan juga social
lingkungan
Perkenalkan Diri & Ijin

 Menghindari kesalahpahaman yang dapat


timbul
 Informed consent korban atau keluarga
atau sekitarnya
Minta Bantuan

 Saksi
 Bantuan medis
 Mengamankan lingkungan
Cek Kesadaran

ABCD menunjukan respon baik/sadar

Pemeriksaan selanjutnya

 ABCD respon tidak baik/ pasien tidak


sadar lakukan Primary survey
Fungsi Sistem Muskuloskeletal

 Memberi bentuk pada tubuh manusia


 Melindungi organ vital
 Pergerakan
 Produksi sel darah
 Penyimpanan mineral
Struktur Muskuloskeletal

 Kulit
 Otot
 Tulang
 Tendon
 Ligamen
 Kartilago
Permasalahan pada Trauma
Muskuloskletal

 Perdarahan hebat
 Gangguan suplai darah
 Disabilitas
 Instabilitas
 Trauma jaringan lunak
Fraktur

 Terputusnya kontinuitas Tulang


 Tertutup
– Kulit masih intak
 Terbuka
– Terdapat luka terbuka pada lokasi fraktur
– Disebabkan oleh fragmen tulang yang merobek
kulit atau hal yang menyebabkan fraktur
– Tingkat infeksi tinggi
Mekanisme trauma

 Langsung
 Tidak Langsung
 Stress Fraktur : berjalan atau berlari lama
 Fraktur patologis
Deskripsi Fraktur

 Terbuka vs Tertutup
Komplikasi Fraktur

 Perdarahan
– Kehilangan darah pada 2jam pertama.
» Tib/Fib - 500 ml
» Femur - 500 ml
» Pelvis - 2000 ml
 Gangguan suplai darah
– Penekanan arteri
» Penurunan pulsasi distal
– Penurunan venous return
Komplikasi Fraktur

 Disabilitas
– Hilangnya fungsi motorik dan sensorik
» Perfusi jaringan yang inadequate
» Kerusakan saraf tepi
 Trauma khusus
– Dislokasi
– Amputasi/Avulsi
– Crush Injury (kominutif)
Sprains/Strains

 Sprain
– Robekan ligamen sekitar sendi
 Strain
– Regangan yang berlebihan dari otot atau
tendon
Pemeriksaan Trauma
Musculoskeletal
 Perhatikan 6 P
– Pain
» Saat palpasi
» Saat bergerak
» konstan
– Pallor – kulit pucat atau capillary refill yang
jelek
– Paresthesia
– Pulses – berkurang atau hilang sama sekali
– Paralysis
– Pressure
Pemeriksaan Trauma
Musculoskeletal
 Selalu pikirkan cedera vaskular pada
semua kasus fraktur maupun dislokasi
 Evaluasi 5 P
– Pain
– Pallor
– Pulselessness
– Paresthesias
– Paralysis
Pemeriksaan Trauma
Musculoskeletal

 Palpasi dan Inspeksi


– Pembengkakan/Ecchymosis
» Hemorrhagis/Kumpulan cairan di tempat trauma
– Deformitas/Shortening tungkai
» Bandingkan dengan sisi yang normal
– Disabilitas
» Perhatikan adanya keterbatasan gerak
Pemeriksaan Trauma
Musculoskeletal
 Palpasi dan Inspeksi
– Nyeri tekan
» Membantu melokalisir cedera
– Krepitasi
» Dihasilkan oleh fragmen tulang yang patah
» Jangan menekan terlalu keras
Pemeriksaan Trauma
Musculoskeletal
 Palpasi dan Inspeksi
– Cari fragmen tulang yang bisa terlihat
» Pada fraktur terbuka akan terlihat fragmen tulang
– Awasi cedera neurovaskular sekitar fraktur
terbuka
Pemeriksaan Trauma
Musculoskeletal
 Palpasi dan Inspeksi
– Distal dari lokasi trauma, perhatikan:
» Warna kulit
» Suhu
» sensorik
» motorik
– Bandingkan antara kedua ekstremitas
– Bila ragu-ragu, segera lakukan bebat
Penanganan Umum

 Immobilisasi
– Mencegah kerusakan syaraf maupun pembuluh
darah
– Mengurangi perdarahan, edema
– Hindari membuat cedera baru
– Mengurangi nyeri
– Mencegah terbentuknya emboli lemak
Penanganan Umum
 Prinsip Managemen Fraktur
– Bebat sendi distal dan proksimal fraktur
– Awasi cedera neurovaskular
» Sebelum dan sesudah dibebat
– pertahankan normal alignment
Penanganan Umum
 Prinsip Managemen Fraktur
– Posisi anatomi
– Kendalikan nyeri

 Stabilkan seluruh tubuh


– Pada pasien gawat, seluruh tubuh distabilkan
dengan papan panjang
Penanganan Umum

 Managemen Nyeri
– analgetik
– Terutama diperuntukkan untuk trauma yang
terlokalisir (fraktur/sprain/dislokasi)
– Gunakan Morphine sulfate dengan
memperhatikan Tekanan darah yang adekuat
dan ventilasi
Dislokasi

 Displace dari ujung tulang dari permukaan


artikularis sendi
 Nyeri adalah gejala utama
 Deformitas adalah tanda utama
 Hilangnya fungsi gerakan pada sendi
Dislokasi

 Nervus, pembuluh darah kadang


menempel pada tulang. Sensasi tekanan
pada struktur ini dapat muncul.
 Perhatikan
– Adanya pulsasi nadi
– Kekuatan denyut nadi
– Fungsi sensorik
Managemen - Dislokasi
 Prinsip managemen dislokasi
– Dibebat pada posisi cedera
– Lakukan pemeriksaan neurovaskular, setelah
dilakukan pembebatan
– Lakukan realignment dari lokasi dislokasi jika
» Gangguan sirkulasi di distal cedera
» Membutuhkan transport yang lama
– Hentikan realignment bila nyeri meningkat
signifikan
– Immobilisasi proksimal. distal sendi dan tulang
– Analgetik, kompres dingin
Sprains

 Stretching. Robekan ligamen sekitar sendi


 Terjadi bila sendi digerakkan diluar
ROMnya
 Paling sering Ankle
Sprain Managemen

 Karakteristik
– Nyeri
– Nyeri tekan
– Pembengkakan
– Perubahan warna
 Tidak ada deformitas
 Kompres Es, kompresi, elevasi,
immobilisasi
 Bila ragu, segera bebat
 Analgetik
Strains

 Robekan, regangan dari


musculotendonous unit.
 Spasme, nyeri saat digerakkan
 Tidak ada deformitas maupun
pembengkakan.
 Nyeri muncul saat gerakan aktif
 Hindari gerakan aktif atau sebagia
tumpuan berat badan
Managemen Cedera
Musculoskeletal Minor
 Kompres dingin/ hangat
– Dingin bila < 48 jam untuk mengurangi
bengkak
– Hangat bila > 48 jam untuk meningkatkan
sirkulasi
Amputasi Traumatic

 ABC
– Perdarahan dari lokasi amputasi biasanya tidak
akan menyebabkan masalah
 Selamatkan tungkai atas
Managemen Amputasi Traumatic

 kontrol perdarahan
 Elevasi
 Tekanan langsung pada lokasi amputasi
Managemen Perdarahan
 Beri Tekanan Langsung
– Metode paling efektif
– Bebat tekan
 Elevasi
– Gabungkan dengan metode bebat tekan
 Perhatikan pulsasi pada
– Brachial, Femoral, Carotid
 Tourniquet
– Nekrosis jaringan=amputasi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai