Anda di halaman 1dari 14

PENGUKURAN KINERJA PONDOK

PESANTREN

Nur Kartika Oktafiani (16650033)


Arini Rifqiya Wahdati (16650090)
Faldadinda Farin Maharani (16650091)
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
 Pondok pesantren memiliki standar tersendiri dalam
menentukan tingkat pencapaian. Dalam pondok pesantren,
pengukurannya beda dengan sekolah pada umumnya. Terdapat
2 standar pengukuran dalam pondok pesantren yaitu Standar
Mahad dan juga Standar Nasional Pendidikan (SNP).
Pengukuran kinerja pondok pesantren akan lebih efisien jika
dibantu dengan adanya Enterprise Resource Planning (ERP)
yang tepat yang membuat semua terencana dan tertata rapi
sesuai dengan yang diinginkan.
RUMUSAN MASALAH
 Bagaimana mengukur kinerja ERP pada pondok pesantren
sesuai Standar Minimum Nasional Pondok Pesantren?
TUJUAN
 Mengukur kinerja ERP pondok pesantren yang sesuai dengan
Standar Minimum Nasional Pondok Pesantren
MANFAAT
 Memberi kemudahan dalam pengukuran kinerja pada pondok
pesantren
 Menyajikan informasi lebih cepat dan tepat dalam laporan
kinerja pondok pesantren.
KONTRIBUSI
 Dengan adanya pengukuran kinerja pondok pesantren, dapat
memudahkanpondok pesantren dalam memantau sejauh
mana perkembangan kinerja dari pondok pesantren sendiri.
 Dengan adanya pengukuran kinerja pondok pesantren, dapat
memberikan gambaran terhadap sektor-sektor mana yang
masih kurang kinerjanya dan masih perlu dibenahi lagi.
TINJAUAN PUSTAKA
DASAR TEORI
1. Pengukuran Kinerja
Secara umum merupkan hasil dari sebuah proses kerja
yang telah diselesaikan, para ahli menyatakan kinerja adalah
perilaku yang dibutuhkan untuk mencapai suatu tujuan. Untuk
mencapai hasil yang diinginkan, suatu kinerja diukur dari baik
atau tidak suatu aktifitas yang dilakukan. Kinerja juga
dinyatakan sebagai hasil dari suatu organisasi dalam kurun
waktu tertentu baik organisasi profit-oriented ataupun nonprofit-
oriented.
Menurut Harry, pengukuran kinerja berhubungan
dengan berbagai aktivitas evaluasi program dan studi mendalam
lainnya, audit kerja, perencanaan, dan analisis kebijakan.
2. Standar Minimum Nasional Pondok Pesantren
(Boarding Schools National Minimum Standards)
Mengacu pada Boarding Schools National Minimum
Standards, maka ada 20 standar minimum yang digunakan untuk
mengukur kinerja pondok pesantren, antara lain:
1. Kesesuaian prinsip dan praktik pada asrama
2. Induksi dan dukungan asrama
3. Kesehatan dan kesejahteraan asrama
4. Komunikasi dengan orangtua/wali
5. Kelayakan sarana dan prasarana
6. Tingkat Keamanan Asrama
7. Pencegahan kebakaran dan simulasi
8. Penyediaan dan persiapan makanan dan minuman
9. Inventarisasi asrama
10. Aktivitas dan waktu luang
11. Perlindungan anak-anak
12. Mempromosikan lingkunga dan hubungan yang positif
13. Manajemen dan Pengembangan Asrama
14. Perekrutan staff dan pemeriksaan
15. Staff dan pendamping
16. Kesetaraan kesempatan
17. Melindungi hak berpendapat asrama
18. Respon terhadap keluhan
19. Struktur kepengurusan
20. Standar penginapan
PENELITIAN TERKAIT
1. Penelitian yang dilakukan oleh Linda Mutiara Dewi yang
membahas mengenai penerepan SOA pada sistem informasi
eksekutif untuk pengukuran kinerja pondok pesantren.
Penelitian ini menghasilkan sebuah sistem informasi eksekutif
yang dapat diintegrasikan ke dalam sistem ERP pondok
pesantren untuk menghitung skor kinerja pondok pesantren.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Aditya Ramadhan yang
membahas mengenai otomasi penilaian, supervise, evaluasi dan
monitoring pada Sekolah Standar Nasional (SSN) tingkat SLTP
yang meliputi Sembilan instrument standar penilaian pada
Standar Nasional Pendidikan. Penelitian ini menghasilkan sistem
informasi yang dapat digunakan untuk melakukan penilaian
secara otomatis pada setiap instrument penilaian
DATA-DATA PENELITIAN
Data yang digunakan di dalam penelitian ini yaitu data
yang terdapat pada sistem Enterprise Resource Planning (ERP)
pondok pesantren. Sistem ERP yang dijadikan sumber data
meliputi sistem akademik, kepegawaian, keuangan dan
akuntansi, sarana dan prasarana, dan kesantrian
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
Berdasarkan topik penelitian, maka instrumen
pengumpulan data yang digunakan yaitu dalam bentuk
wawancara dan survey. Sedangkan sumber data dibagi menjadi
dua, yaitu: sumber data primer yang didapatkan melalui
wawancara tersebut kepada pihak pondok pesantren; sumber
data sekunder didapat dari pengumpulan data dan informasi
yang sudah ada.
PROSEDUR PENELITIAN

• Studi Kelayakan
• Pendefinisian Kebutuhan
• Studi Literatur
• Pengumpulan dan Pengolahan Data
• Implementasi Metode
• Blue Print
RENCANA ANALISIS HASIL
• Pengukuran kinerja pesantren dapat digunakan sebagai acuan
pengembangan pondok Pesantren
• Pengukuran kinerja pesantren dapat digunakan sebagai
pemodelan bagi pondok pesantren yang lain.

Anda mungkin juga menyukai