Anda di halaman 1dari 17

Ika Raina Putri

SF19220
DM merupakan suatu kelompok penyakit metabolik
dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi
karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau
kedua-duanya.
Secara umum DM diklasifikasikan menjadi dua
kategori yaitu, DM tipe 1 (IDDM) dan DM tipe 2
(NIDDM).
• DM Tipe 1 umumnya terjadi karena destruksi
sel beta, umumnya menjurus ke defisiensi
insulin absolut seperti Autoimun Idiopatik.
• DM Tipe 2 merupakan multifaktor yang belum
sepenuhnya terungkap dengan jelas. Faktor
genetik dan pengaruh lingkungan cukup besar
dalam menyebabkan terjadinya DM tipe 2,
antara lain obesitas, diet tinggi lemak dan
rendah serat, serta kurang gerak badan.
• DM Tipe 1
Penurunan sekresi insulin akibat autoantibodi yang
merusak sel-sel pulau Langerhans pada pankreas.
Mekanisme autoimun diduga berhubungan dengan
faktor genetik dan paparan faktor lingkungan.

• DM Tipe 2
Kurangnya produksi insulin oleh sel beta pada
keadaan resistensi insulin yang mengakibatkan
gangguan sekresi insulin serta dikarenakan produksi
glukosa hepatik yang berlebihan.
• Tidak Dapat Dimodifikasi
Ras/etnik, riwayat keluarga, umur, jenis kelamin, riwayat
melahirkan bayi dengan berat lahir bayi >4000 gram/ pernah
menderita DM saat hamil (DM Gestasional) serta riwayat lahir
dengan berat badan rendah (< 2,5 kg).

• Dapat Dimodifikasi
Obesitas, kurang olahraga, hipertensi, dislipidemia, diet tidak
sehat, merokok serta riwayat toleransi glukosa terganggu/ gula
darah puasa terganggu.
Poliuri (sering buang air kecil), Polidipsi (sering
haus), Polifagi (kelaparan ekstrim), fatigue (cepat
merasa lelah), pruritus (gatal-gatal pada kulit),
kesemutan akibat terjadinya neoropati, penglihatan
kabur, penurunan berat badan yang tidak dapat
dijelaskan serta luka di bagian tubuh yang tidak
sembuh-sembuh.
NON FARMAKOLOGI
1. Diet yang dianjurkan adalah makanan dengan komposisi
yang seimbang dalam hal karbohidrat, protein dan lemak,
sesuai dengan kecukupan gizi baik yaitu; karbohidrat 60-
70%, protein 10-15% dan lemak 20-25%.
2. Physical Activity beberapa contoh yang disarankan, antara
lain jalan atau lari pagi, bersepeda, berenang,dan lain
sebagainya. Olahraga disesuaikan dengan keadaan tubuh
setiap orang.
3. Behavioral Therapy dimana edukasi dan konseling pada
penderita DM diharapkan melakukan perawatan yang
efektif serta terkontrolnya kadar gula darah.
FARMAKOLOGI
Berdasarkan mekanisme kerjanya, obat-obat hipoglikemik oral
dapat dibagi menjadi 3 golongan, yaitu:
1.Obat-obat yang meningkatkan sekresi insulin, meliputi obat
hipoglikemik oral golongan sulfonilurea dan glinida
(meglitinida dan turunan fenilalanin).
2.Sensitiser insulin (obat-obat yang dapat meningkatkan
sensitifitas sel terhadap insulin), meliputi obat-obat
hipoglikemik golongan biguanida dan tiazolidindion, yang
dapat membantu tubuh untuk memanfaatkan insulin secara
lebih efektif.
3. Inhibitor katabolisme karbohidrat, antara lain inhibitor a-
glukosidase yang bekerja menghambat absorpsi glukosa dan
umum digunakan untuk mengendalikan hiperglikemia post-
prandial (post-meal hyperglycemia) disebut juga “starch-
blocker”.
Ny. H (54 tahun) BB 82kg dan TB 155cm, sering merasakan haus,
ingin minum sebanyak-banyaknya, nafsu mkn meningkat, sering BAK.
Sering mengkonsumsi makanan tinggi karbo dan minuman kdr gula
tinggi. Hsl pemeriksaan lab GDS 300 mg/dL.

•Ny. H (54 tahun) dilihat


dari BB 82kg dan TB
155cm hasil BMInya 34,13
maka termasuk dalam
kategori obesitas kelas 1.
• Sering haus, nafsu makan yang tinggi serta sering buang air kecil
biasanya gejala seseorang mengidap penyakit DM.

3P adalah gejala klasik


penderita diabetes melitus

• Dgn gaya hidup yg suka mengkonsumsi karbo dan gula yang tinnggi
serta hsl lab GDS 300mg/dL maka dikategorikan Ny. H mengidap
penyakit DM Tipe 2.
GUIDELINE

AMERICAN ASSOCIATION OF CLINICAL ENDOCRINOLOGISTS AND AMERICAN COLLEGE OF ENDOCRINOLOGY –


CLINICAL PRACTICE GUIDELINES FOR DEVELOPING A DIABETES MELLITUS COMPREHENSIVE CARE PLAN – 2015
NATIONAL CLINICAL GUIDELINES FOR MANAGEMENT OF DIABETES MELLITUS
JULY 2010
PHARMACEUTICAL CARE UNTUK PENYAKIT DIABETES MELLITUS
2005
Standards of Medical Care in Diabetes—2019 Abridged for Primary Care Providers
KONSENSUS PENGELOLAAN DAN PENCEGAHAN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI INDONESIA
2015 PERKENI

Anda mungkin juga menyukai