Anda di halaman 1dari 22

LBM 2

LEMAS

KELOMPOK 3
SKENARIO

LEMAS

Seorang perempuan berusia 20 tahun datang ke


puskesmas dengan keluhan lemas sejak satu minggu.
Pasien sedang hamil 4 bulan. Pasien takut sakit jantung
seperti temannya yang juga mempunyai keluhan lemas
saat hamil. Dai pemeriksaaan didapatkan TD 120/80
mmHg, denyut nadi 110x/menit, suhu aksila 37 0C,
konjungtiva pusat. Dari pemeriksaan darah didapatkan Hb
7g/dl, MCV 75 fL, MCH 25 pg. Kemudian dokter
melakukan pmeriksaan tambahan.
TERMINOLOGI

 MCV (Mean Corpuscular Volume) : volume rata-


rata satu sel darah merah dibandingkan dengan
volume sel darah merah keseluruhan dalam darah.
 MCH (Mean Corpuscular Hemoglobin) : massa
rata-rata dari hemoglobin dari satuan sel darah
merah yang ada di tubuh.
 Hb (Hemoglobin) : mol. protein pada sel darah
merah  sebagai media transport O2 dari paru paru
ke seluruh jaringan tubuh dan membawa CO2 dari
jaringan tubuh ke paru paru.
MCH = (hemoglobinx10) : hitung
MCV = (hematokrit x 10) : hitung eritrosit
eritrosit
 Dewasa : 26 - 34 pg (baca
 Dewasa : 80 - 100 fL (femtoliter) pikogram)
 Bayi baru lahir : 98 - 122 fL  Bayi baru lahir : 33 - 41 pg
 Anak usia 1-3 tahun : 73 - 101 fL  Anak usia 1-5 tahun : 23 - 31 pg
 Anak usia 4-5 tahun : 72 - 88 fL  Anak usia 6-10 tahun : 22 - 34 pg
 Anak usia 6-10 tahun : 69 - 93 fL
Komposisi & Struktur Darah
Plasma Darah

 cairan darah yg berwarna kekuning-kuningan.


 92% dari plasma adalah cair, sisanya garam dan mol. organik.

 Protein plasma  menjaga volume dan tekanan darah :


albumin, globulin, dan fibrinogen.
 Garam (mineral) plasma dan gas  pernapasan sel dan
CO2 merupakan sisa metabolisme.
 Zat-zat makanan terdiri atas lemak, glukosa, dan
asam amino  makanan sel yg diserap dari usus.
 Sampah nitrogen hasil metabolisme  diekskresikan
oleh ginjal : terdiri atas urea dan asam urat
 Zat-zat lain seperti hormon, vitamin, dan enzim 
membantu metabolisme
Sel Darah Merah

 Mengandung Hb
 Tidak berinti
 diproduksi dlm sumsum tulang merah  matang
akan kehilangan nukleus dan memperoleh molekul
Hb.
 Umur 120 hr
 sebagai alat transport, alat hemoestasis dan alat
pertahanan
 Membran plasma  Fleksibel
Sel Darah Putih

 tidak berwarna, mempunyai nukleus, kehilangan Hb,


bentuknya tidak beraturan, dapat bergerak, dan
dapat berubah bentuk.
 sel darah putih : sel darah merah = 1:700.
 mempertahankan tubuh dari serangan penyakit
dengan cara memakan (fagositosis)
 Geraknya seperti Amoeba dan dapat menembus
dinding kapiler.
 Plasma leukosit mengandung granula
Macam-macam Sel Darah Putih (Leukosit), yaitu:
 Agranulosit : tidak memiliki granula pada
sitoplasmanya (monosit dan limfosit), membentuk
antibodi.
 Granulosit : bergranula (neutrofil, basofil,
eosinofil)
Trombosit

 berbentuk cakram bulat, oval, bikonveks, tidak


berinti, dan hidup sekitar 10 hari.
 Berukuran lebih kecil daripada eritrosit maupun
leukosit
 fungsinya dalam proses pembekuan darah melekat
ke permukaan yg rusak dan mengeluarkan beberapa
zat (serotonin dan histamin)vasokonstriksi
pembuluh.
HEMATOPOEISIS
Fungsi dan Struktu Hb

 Memiliki 4 rantai polipeptida, pusat mol. terdpt


cincin heterosiklik (porifin):menahan satu atom
besi disebut heme (pewarnaan darah)
 Tiap sub unit memiliki berat molekul ± 16,000
Dalton
 Hb orang dewasa (HgA) : 2 rantai alfa & 2 rantai
beta
 Hb janin (HgF) : 2 rantai alfa & 2 rantai gamma.
 afinitas oksigen HgF >>HgA.
Fungsi hemoglobin dalam darah adalah :
 Mengatur pertukaran oksigen dengan
karbondioksida di dalam jaringan tubuh.
 Mengambil oksigen dari paru-paru kemudian
dibawa keseluruh jaringan tubuh untuk dipakai
sebagai bahan baku.
 Membawa carbondioksida dari jaringan tubuh
sebagai hasil metabolisme ke paru-paru untuk
dibuang.
Sintesis Hb
 Besi dari sirkulasi darah
masuk ke sitoplasma
eritrosit,
 Di sitoplasma, besi akan
masuk ke mitokondria lalu
diinkorporasikan ke
protoporfirin untuk
membentuk heme. Lalu,
heme dikeluarkan ke
sitoplasma,
 Heme di sitoplasma akan
digabung dengan protein
globin membentuk
hemoglobin.
Tipe tipe Anemia

Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar Hb dan atau eritrosit <<
dari normal
1. Anemia Perdarahan : akut (misal karena perdarahan luka)
atau kronik (misal darah haid yang keluar berlebihan)
2. Anemia Gizi : tidak cukup banyak besi tersedia untuk
membentuk hemoglobin.
3. Anemia Pernisiosa : ketidakmampuan tubuh menyerap
vitamin B12 untuk pembentukan & pematangan SDM normal.
4. Anemia Aplastik : kegagalan sumsum tulang menghasilkan
cukup SDM,
5. Anemia Ginjal : kurang adekuatnya sekresi eritropoetin oleh
ginjal yang sakit menyebabkan berkurangnya produksi SDM.
6. Anemia Hemolitik : pecahnya eritrosit dalam darah yang
berlebihan.
7. Anemia Megaloblastik : <<vitamin B12, asam folat, dan faktor
instrinsik yang berasal dari mukosa lambung  memperlambat
produksi eritroblas di susmsum tulang.
Tipe Anemia Berdasarkan Morfologinya
 Normositik normokrom : ukuran dan bentuk
eritrosit normal, hb normal.
 Makrositik normokrom : ukuran eritrosit lebih
besar, hb normal.
 Mikrositik hipokrom : ukuran eritrosit kecil, hb <<
FAKTOR RISIKO

 asupan gizi pada makanan.


 Ggn kesehatan usus kecil atau operasi yang
berkenaan dengan usus kecil.
 Menstruasi.
 Kehamilan.
 Kondisi kronis seperti kanker, gagal ginjal atau
kegagalan hati.
 Faktor keturunan.
Tanda dan Gejala

 Warna kulit yang pucat


 Mudah lelah
 Peka terhadap cahaya
 Pusing
 Lemah
 Nafas pendek
 Lidah kotor
 Kuku sendok
 Selera makan turun
 Sakit kepala (sering ditemukan pada bagian frontal).
PENYEBAB ANEMIA

Berdasarkan patogenesisnya, anemia digolongkan


dalam 3 kelompok, yaitu:
1. Anemia karena kehilangan darah
2. Anemia karena pengrusakan sel-sel darah merah
3. Anemia karena gangguan pada produksi sel-sel
darah merah
PENATALAKSANAAN

Prinsip : adalah mengetahui faktor penyebab dan


mengatasinya serta memberi terapi penggantian dengan
preparat besi.
 Terapi Oral : pemberian zat besi (ferous glukonat,
fumarat, dan suksinat dosis harian 4-6 mg/kg/hari)
 Terapi parental : Pemberian besi secara IM

Dosis besi (mg)=BB(kg) x kadar Hb yang diinginkan (g/dl) x 2,5

 Terapi Transfusi : anemia yang sangat berat atau yang


disertai infeksi yang dapat mempengaruhi respon terapi.
Kesimpulan

Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar Hb dan


atau hitung eritrosit lebih rendah dari normal.
Anemia dapat disebabkan oleh gangguan
pembentukan sel darah merah, peningkatan
kehilangan sel darah merah melalui perdarahan
kronik atau mendadak, atau lisis (destruksi) sel
darah merah yang berlebihan. Namun, tanda dan
gejala anemia yang tidak menonjol menyebabkan
penderita mengabaikannya  menjadi anemia berat.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai