Anda di halaman 1dari 11

“BERPIKIR”

Anggota Kelompok 7 :
1. Dian Pratiwi 2. Ratna Indahsari 3. Ulandari
Topik A. Defenisi Berpikir

Pembahasan B. Jenis, Tipe, dan Pola Berpikir

C. Cara Mengidentifikasi Cara Berpikir


Seseorang
D. Proses Berpikir

E. Teori-teori tentang Berpikir

F. Pengaruh Berpikir pada Belajar


A. Defenisi Berpikir

Berpikir adalah sebuah


representasi simbol dari beberapa
peristiwa atau item dalam dunia.
Berpikir juga dapat dikatakan sebagai
proses yang memeratarai stimulus
dan respons .

Pandangan dasar tentang berpikir :

1. Berpikir adalah kognitif, yaitu timbul secara internal dalam


pikiran tetapi diperkirakan dari pelaku.
2. Berpikir merupakan sebuah proses yang melibatkan
beberapa manipulasi pengetahuan dalam sistem kognitif
3. Berpikir diarahkan dan menghasilkan perilaku yang
“memecahkan” masalah atau diarahkan pada solusi .
B. Jenis, Pola , dan Tipe Berpikir

1. Jenis Berpikir : 1. Berpikir Austitik 2. Berpikir Langsung


( austitic thinking) ( directed thinking)
Yaitu berproses berpikir yang
Yaitu berpikir untuk memecahkan
sangat pribadi menggunakan
masalah .
simbol-simbol dengan makna
yang sangat pribadi ,
contohnya adalah mimpi .

2. Tipe Berpikir : 1. Berpikir Ventrikal/ 2. Berpikir Lateral/


Berpikir Konvergen Berpikir Divergen
Yaitu cara berpikir dimana Yaitu Pola berpikir seseorang yang
seseorang didorong untuk lebih didominasi oleh berfungsinya
menemukan jawaban yang belahan otak kanan , berpikir
lateral, menyangkut pemikiran
benar atas suatu
sekitar atau yang menyimpang
permasalahan dari pusat persoalan.
• Infographic Style
3. Pola Berpikir

1. Berpikir Konkret 4. Berpikir Analogis


Yaitu berpikir dalam dimensi ruang-waktu-tempat Yaitu berpikir untuk mencari hubungan antar
tertentu peristiwa atas dasar kemiripannya

2. Berpikir Abstrak 5. Berpikir Ilmiah


Yaitu berpikir dalam ketidakberhinggaan , sebab Yaitu berpikir dalam hubungan yang luas ,
bisa dibesarkan atau disempurnakan dengan pengertian yang lebih kompleks disertai
keluasannya. pembuktian – pembuktian.

3. Berpikir Klasifikatoris 6. Berpikir Pendek


Yaitu berpikir mengenal klasifikasi atau Yaitu lawan berpikir ilmiah yang terjadi secara
pengaturan menurut kelas-kelas tingkat tertentu. lebih cepat , lebih dangkal , dan seringkali tidak
logis.
C. Cara Mengidentifikasi Cara Berpikir Seseorang
Dengan mengacu pada karakteristik cara berpikir divergen dan konvergen yang bersumber dari fungsi belahan otak ,
cara mengetahui kecenderungan cara berpikir seseorang dapat dilihat dari dimensi-dimensi yang merupakan indikator dari
proses kognisi yang terjadi ketika seseorang menerima dan mengolah informasi serta merespons stimuli. Adapun cara berpikir
yang dimaksud adalah :

1. Orientasi Perhatian , artinya bagaimana 2. Pola diskriminasi (pembedaan) stimuli,


individu mengarahkan perhatian terhadap artinya bagaimana individu melakukan
suatu objek (stimuli), apakah cenderung klasifikasi dan kategorisasi terhadap objek,
bersifat global, sistemik, menekankan pada apakah cenderung mengklasifikasi suatu
keseluruhan (totalitas), atau cenderung objek dalam konteks yang lebih luas dalam
bersifat detail, sistematik, dengan konteks hubungan fungsional dengan lebih
menekankan pada ciri-ciri spesifik dari objek. menekankan pada ciri atribut abstrak atau
Orientasi perhatian ini termasuk di dalamnya cenderung mengkategori suatu objek ke
tentang kecenderungan minat seseorang dalam konteks yang lebih spesifik (lebih
terhadap suatu aktivitas dan bidang-bidang sempit) dalam ciri atribut riil yang teramati.
tertentu, apakah lebih berminat pada aktivitas Dalam menyusun suatu kategori objek stimuli
yang lebih berorientasi pada diri sendiri, apakah cenderung dilakukan secara relasional
berkompetisi secara internal atau lebih tematik ataukah cenderung deskriptif analitik.
menyukai aktivitas dalam kebersamaan
dengan orang lain, berkompetisi secara
eksternal.
C. Cara Mengidentifikasi Cara Berpikir Seseorang

3. Pola atau arah proses pemecahan 4. Fleksibilitas atau kelenturan ide atau
masalah, artinya bagaimana seseorang gagasan, artinya bagaimana seseorang
melakukan proses pemecahan suatu masalah, memandang suatu persoalan, apakah
apakah cenderung dilihat dari beberapa sisi, cenderung tidak selalu terikat pada struktur
secara tidak teratur, melompat-lompat, dan yang ada, mempunyai kebebasan
menyebar ke berbagai arah untuk (independensi) dalam memandang suatu
menghasilkan banyak kemungkinan jawaban persoalan, ataukah cenderung terikat pada
yang tidak teramalkan, ataukah cenderung struktur tertentu sehingga tidak mempunyai
hanya dilihat dari satu sisi, secara bertahap kebebasan untuk memandang suatu
dalam urutan tertentu, dan terfokus pada satu persoalan. Dengan kelenturan ide-ide yang
jawaban yang dinilainya paling tepat. Dalam dimiliki, seseorang cenderung berani
hal ini apakah cenderung berpikir secara mengambil risiko, sebaliknya bagi yang tidak
lateral-divergen yang tidak linier ataukah memiliki kelenturan ide cenderung takut atau
cenderung vertikal-konvergen yang linier. tidak berani dalam mengambil risiko.
D. Proses Berpikir

Proses berpikir sebagaimana diilustrasikan dalam gambar di atas, dapat dijelaskan bahwa di
dalamnya terdapat dua fase, mengalami ide melalui intuisi dan mengekspresikan ide melalui berpikir .

1. Mengalami ide melalui intuisi 2. Mengekspresikan ide melalui berfikir.


Pada fase ini divergen lebih dominan karena Secara kritis analitis melakukan penilaian terhadap
diperlukan untuk menemukan berbagai gagasan gagasan-gagasan yang ada untuk selanjutnya
sehingga perlu melibatkan kesadaran yang diekspresikan dalam bentuk ide yang relevan
diperoleh dari alam tidak sadar( proses intuisi). dengan persoalan.
E. Teori- Teori Tentang Berpikir
Dalam mempelajari dan memahami hakikat berpikir tingkat tinggi, ada dua pendekatan teoritik,
yaitu: pendekatan perkembangan dan pendekatan definisional

1. Pendekatan perkembangan 2. Pendekatan defisional


Teori-teori yang menggunakan Teori-teori dengan pendekatan
pendekatan perkembangan adalah teori definisional berasumsi bahwa siswa
Piaget, Vygotsky, Bloom dan teori pada semua level dapat mencapai
novice-expert. Teori-teori ini berasumsi kemampuan berpikir tingkat tinggi. Teori-
bahwa: teori yang termasuk dalam pendekatan
(a) terdapat sebuah kontinum ini adalah teori Sternberg, IDEAL
kemampuan berpikir yang merentang problem solver theory dan teori Resnick.
dari bentuk yang paling sederhana ke
bentuk yang tinggi, dan (b) siswa harus
menguasai bentuk berpikir yang lebih
rendah sebelum mampu mencapai
bentuk berpikir yang lebih tinggi.
F. Pengaruh Berpikir pada Belajar
Berpikir kritis adalah kemampuan untuk mngumpulkan, mengiterpetasikasi,
dan mengavaluasi, informasi secara akurat, dan efisien. Berpikir merupakan prose
penting yang terjadi dalam belajar, karena tanpa berpikir atau memikirkan apa yang
dipelajari seseorang tidak akan memperoleh pemahaman dan pengetahan tentang
yang dipelajarinya.

Berbagai penelitian tentang berfikir memilki implikasi dalam praktik pendidikan sebagai berikut:
1. Untuk membantu siswa mencapai pengiaaan keterampilan, guru dapat menggunakan metoe-metode seperti recipro
cal teaching.
2. Guru harus memnggunakan metode-metode pendekatan mengajar yang sesuai dengan tujuan.
3. Guru harus mengajarkan materi pelajaran yang sesuai dengan konteksnya.
4. Untuk menghindari dekontekstualisasi, guru harus membuat siswa mengatasi berbagai masalah-masalah nyata tap
ui identik denag tujuan yang diharapkan.
5. Siswa harus diminta untuk mengklasifikasi segala sesuatu ke dalam kategori-kategori dan dimensi-dimensi, memb
uatb hipotesis, menarik kesimpilan, melakukan anlisis dan memcahkan masalah.
6. Guru memankan peran penting dalam meningkatkan pemahaman terhadap proses belajar.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai