Anda di halaman 1dari 30

Kortikosteroid

Perseptor : Eva Krishna Sutedja, dr., M. Kes, Sp.KK


Pendahuluan

Kortikosteroid adalah hormon yang dilepaskan


oleh kelenjar adrenal.

Fungsi hormon kortikosteroid secara umum


adalah menjaga fungsi hemostasis tubuh
dengan mengatur aktivitas enzim dalam tubuh.
Pendahuluan

 Kortikosteroid dibagi menjadi 2 golongan besar:


 Glukokortikoid: penyimpanan glikogen hepar dan efek anti-
inflamasinya, sedangkan pengaruhnya pada keseimbangan air dan
elektrolit kecil.
 Mineralkortikoid: terhadap keseimbangan air dan elektrolit,
sedangkan pengaruhnya pada penyimpanan glikogen hepar kecil.
Tidak mempunyai efek anti-inflamasi.
Pendahuluan

 Pada keadaan normal hanya 5% kortisol yang


bebas / tidak terikat molekul terapeutik aktif
 Sekresi kortisol 10-20 mg/hari, puncak pada ±
jam 8 pagi : 16μg/100ml. Kadar terendah
kortisol ± jam 4 sore : 4μg/100ml.
pendahuluan

 Sekresi kortikosteroid
diregulasi oleh hormon
hipotalamus yaitu CRH
(Corticotropin Releasing
Hormone). CRH kemudian
akan memberi signal kepada
hipofisis anterior untuk
mengeluarkan ACTH. ACTH
ini akan merangsang sel
fasikulata pada korteks
adrenal untuk mengeluarkan
kortisol
Farmakokinetik

 Absorpsi
 Diserap secara cepat dan lengkap bila diberikan per oral
 Dapat diserap secara sistemik melalui pemberian lokal
 Distribusi
 90% terikat pada protein
 T1/2: 60-90 menit
 Metabolisme
 Inaktivasi oleh hepar
 Ekskresi
 Via urine
Kortikosteroid
Sistemik
INDIKASI
SEDIAAN

 Oral  paling sering penggunaan prednison dan bila


digunakan dalam waktu 3-4 minggu tidak memerlukan
tappering.
 Intravenous pada pasien dengan fase akut atau
tindakan pembedahan dan pada pasien dengan supresi
adrenal dikarenakan terapi glukokortikoid secara harian.
 Intramuskular Mempunyai kelemahan dalam
pemberian dikarenakan absorpsi tidak menentu dan sulit
mengontrol dosis harian
SEDIAAN

Dapat dibedakan menjadi 3 golongan berdasarkan masa


kerjanya:
1. Kerja singkat: masa paruh biologis kurang dari 12 jam.
2. Sedang: masa paruh biologis 12-36 jam.
3. Lama: masa paruh biologis lebih dari 36 jam.
SEDIAAN
Equivalent Mineralcorticoid Plasma Duration of
Glucocorticoid Potency Half-Life Action
Potency (mg) (menit) (jam)
Short-acting
Hidrocortisone 20 0,8 90 8-12
(Cortisol)
Cortisone 25 1 30 8-12
Intermediate-acting
Prednisone 5 0,25 60 24-36
Prednisolone 5 0,25 200 24-36
Methylprednisolone 4 0 180 24-36
Triamcinolone 4 0 300 24-36
Long-acting
Dexamethasone 0,75 0 200 36-54
Penggunaan Terapeutik Kortikosteroid
Sistemik
 Kortikosteroid sistemik merupakan agen imunosupresi dan anti-
inflamasi yang poten dan sering digunakan untuk penyakit dermatologi
 Hal yang harus dipertimbangkan
 Keuntungan yang didapat dibandingkan dengan efek samping
potensial.
 Terapi alternatif atau terapi tambahan terutama apabila memikirkan
untuk terapi jangka panjang.
 Penyakit penyerta seperti diabetes, hipertensi, atau osteoporosis.
 Faktor predisposisi pada pasien terhadap efek samping.
Penggunaan Terapeutik Kortikosteroid
Sistemik
Sejumlah pertimbangan dalam pemilihan glukokortikoid antara lain :
 Obat dengan efek mineralokortikoid minimal biasanya dipilih untuk
menurunkan retensi sodium.
 Penggunaan prednison oral jangka panjang atau obat lain yang serupa, dengan
waktu paruh sedang dan afinitas reseptor steroid lemah, dapat menurunkan
efek samping. Penggunaan obat jangka panjang seperti dexamethasone, yang
mempunyai waktu paruh lama dan afinitas reseptor-glukokortikoid tinggi,
dapat mempunyai efek samping lebih banyak daripada efek terapi.
 Jika pasien tidak berespon terhadap cortisone atau prednisone, harus
dipertimbangkan bentuk aktif biologis pengganti yaitu cortisole atau
prednisolone, kecuali pada penyakit hepar yang berat.
 Methylprednisolone digunakan dalam terapi karena memiliki karakteristik
sodium-retaining dan potensi tinggi.
Efek Samping dan Pencegahannya

Untuk mengurangi kemungkinan timbulnya efek samping, dapat dilakukan


pemeriksaan awal yaitu
 pemeriksaan riwayat keluarga yang bisa menunjukkan ada tanda-tanda
diabetes, hipertensi, hiperlipidemia, glaucoma.
 pemeriksaan mata dan PPD
 pemeriksaan densitas tulang
Efek Samping dan Pencegahannya
Efek Samping dan Pencegahannya

Perhatian Khusus Pada Wanita Hamil dan Menyusui


 Glukokortikosteroid dapat melintasi plasenta, tetapi tidak bersifat teratogenik.
 Pada wanita yang menyusui dan mendapatkan pengobatan glukokortikoid sistemik,
perlu dilakukan monitoring bayinya terhadap adanya supresi adrenal dan
pertumbuhan.

Perhatian Khusus Pada Anak


 Pada anak, glukokortikoid menyebabkan hambatan pertumbuhan dan osteoporosis
dini
 Ini disebabkan oleh reaksi direk pada metabolisme sel, efek pada kalsium dan
fosforus dan penurunan sekresi hormone pertumbuhan dengan inihibisi formasi
matriks tulang
KORTIKOSTEROID TOPIKAL
Mekanisme Kerja

 Mekanisme kerja dimediasi oleh reseptor


intraseluler yaitu glucocorticoid receptor
 Glukokortikoid R a-isoform terdapat di sitosol
 berikatan dengan glukokortikoid
Efek
menbentuk kompleks  ditranslokasi ke • vasokonstriksi
regio dari DNA nuklear (corticosteroid • anti proliferatif
responsive element)  dapat menstimuli/ • anti inflamasi
menginhibisi transkripsi gen  meregulasi • Anti Suppresif
proses inflamasi
Efek Kortikosteroid Topikal
Fungsi Mekanisme
Vasokonstriksi Mengurangi eritema dengan konstriksi pada pembuluh
kapiler.
Menghambat natural vasodilator (histamin, bradikinin,
prostaglandin)

Anti-proliferatif Menghambat sintesis DNA dan mitosis

Anti inflamasi Menginhibisi Phopholipase A2 derivat asam arikidonat


tidak terbentuk (PG, Leukotriene dll.)

Imuno Suppresif menekan produksi dan efek faktor humoral yang terlibat
dalam proses inflamasi.
FARMAKOKINETIK

 Absorpsi:
 Kondisi penyakit
 Luas dan lokalisasi lesi
 Umur penderita (anak/geriatri)

 Metabolisme : Glukokortikoid di metabolisme pada


hepar
 Distribusi : akan terikat pada protein carrier yaitu
Cortico-Binding Globulin
 Ekskresi : akan diekskresikan melalui urin
KLASIFIKASI
INDIKASI
DOSIS

 Umumnya pemakaian 2 x sehari, untuk superpotent KS 1x sehari


 Pertimbangkan takifilaksis yaitu pemakaian berulang dapat menurunkan
respon kulit terhadap KS topikal
 Penggunaan <45gr/minggu untuk poten KS atau <100gr/minggu untuk
weak/moderatelly potent topikal KS
 Lama pemakaian kortikosteroid topikal < 4 – 6 minggu untuk potensi
lemah & < 2 minggu untuk potensi kuat.
EFEK SAMPING

Lokal:
Atrofi dermal
Rosacea
Perioral dermatitis
Purpura
Steroid akne
Teleangiektasis
Hipertrikosis

Sistemik:
Iatrogenic Cushing Syndrome: melalui supresi aksis pituitari-adrenal
Penggunaan pada Pediatrik

 CS topikal efektif & sedikit efek samping


 Efek Samping Lokal:
o Teleangiektasis, striae, atrofi
o Penyembuhan luka dapat menjadi terhambat
o Perioral dermatitis
o Akne
o Pipertrikosis
Penggunaan pada Geriatrik

 Secara umum, hampir serupa dengan anak-anak


 Memiliki kulit tipis sehingga penetrasi ↑
 Memiliki pre existing skin atrophy.
 Penggunaan sebaiknya singkat dengan pengawasan ketat.
Penggunaan pada Wanita Hamil dan Menyusui

 Penggunaan KS topikal belum pernah mengakibatkan


kelainan janin, namun harus tetap diwaspadai.
 Harus digunakan hati-hati pada ibu menyusui dan tidak
boleh mengoleskan KS pada buah dada sebelum menyusui
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai