Harga Ppt-Kel 3

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 19

PAPER REPORT

(Tugas Mata Kuliah Analisis Indikator Ekonomi)


Kelompok 3:
Agus Setiawan
Candra
Enstina Andari Putri
Inke Margareth Tambeo
Nunung Sukanti
Dynamics of Food Inflation :
Assesing the Role of Intermediaries
Dinamika Inflasi Bahan Makanan : Menilai
Peran Perantara
Oleh : Sugandha Huria and Kanika Pathania

Global Business Review 19(5) 1363 - 1378


ABSTRAKSI
- Kenaikan harga pangan yang dialami oleh perekonomian India sejak
tahun 2008, membuat para pembuat kebijakan berfikir perlunya
mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi harga pangan
dalam perekonomian.

- Penelitian ini menentukan faktor utama yang berdampak pada harga


biji-bijian makanan, khususnya peran perantara (yang dinotasikan
sebagai Price Wedge yaitu perbandingan harga grosir dan eceran).

- Dengan metode ARDL, disimpulkan bahwa terdapat hubungan jangka


pendek dan jangka panjang antara Price Wedge dan inflasi bahan
makanan.
Problem-Motivasi-Tujuan
1. Sejak tahun 2008, tingkat inflasi makanan di India
diatas inflasi rata-rata.
Problem 2. Seperempat penduduk India hidup dibawah garis
kemiskinan, dimana sebagian besar dihabiskan untuk
konsumsi makanan.

1. Stabilitas harga penting untuk memastikan pertumbuhan


berkelanjutan bagi suatu negara.
Motivasi 2. Keharusan bagi pembuat kebijakan untuk memastikan
penyebab kenaikan harga yang terus menerus, dan
mengambil langkah yang tepat untuk mengurangi
kemiskinan.

1. Mengetahui apakah ada hubungan jangka pendek dan


jangka panjang diantara faktor-faktor yang
mempengaruhi inflasi makanan.
Tujuan 2. Mengetahui apakah ada peran perantara dalam distorsi
pasokankan rantai makanan, dalam hal ini ditentukan
oleh faktor utama yang mempengaruhi inflasi makanan.
Literature Review
Sonna, Joshi, Sebastin, Gaiha dan Kulkrani Kumar, Vashist, dan
dan Sharma (2014) (2005) Kalita (2010).

Menemukan bahwa Menyimpulkan bahwa


inflasi makanan Membuktikan peran
ada efek positif dari
(dalam hal ini WPI) peningkatan kesenjangan
penetapan Harga Eceran
sejak tahun 2005 pendapatan per kapita di
Terendah untuk
secara garis besar karenakan kenaikan
produk makanan dalam
tetap di atas inflasi harga pangan.
menentukan tingkat
secara keseluruhan. inflasi pangan.
Literature Review (2)
Chand (2010) Dua dan Gaur (2010) Mishra dan Roy (2012)

Menyelidiki kenaikan Menemukan bahwa ada Mengidentifikasi


harga domestik karena gap yang positif dan berbagai faktor jangka
meningkatnya pangsa signifikan yang menjelas pendek dan jangka
pasar tanaman pangan kan tingkat inflasi di panjang yang mendorong
yang dialihkan ke pangsa negara yang diteliti, kenaikan harga produk
ekspor. termasuk India. makanan.
Literature Review (3)
Tiwari dan Shahbaz
Gulati dan Saini (2013) Sonna et al (2014)
(2013)
Faktor utama yang Menunjukkan bahwa upah
Menunjukkan bahwa WPI pedesaan yang lebih tinggi,
menjelaskan inflasi bertindak sebagai indikator didorong oleh kenaikan
makanan di India selama utama CPI, Harga beras dan gandum,
tahun 1995-1996 hingga sehingga mengendalikan serta biaya masukan inflasi,
Desember 2012 adalah faktor-faktor yang adalah faktor utama yang
meningkatnya upah mempengaruhi WPI dapat mengakibatkan inflasi maka
pertanian dan tranmisi nan terus menerus di India
membantu dalam menjaga selama periode penelitian.
dari inflasi pangan global. kontrol CPI.

Bhattacharya, Rao dan Gupta (2015); Bai dan Peron


(1998); Zeiles, Shah, dan Patnaik (2010).

Menemukan bahwa kenaikan upah pertanian adalah


faktor utama inflasi makanan, kenaikan harga bahan
bakar yang menambah biaya produksi sebagai salah
satu pendorong inflasi.
LANDASAN TEORI

Relevansi tiga faktor Dalam pasar persaingan Jika upah pertanian


utama yang menentu sempurna, dimana diasum meningkat maka biaya
kan tingkat inflasi sikan tidak ada intervensi produksi meningkat
pangan yaitu: pemerintah, telah disertai peningkatan
meningkatnya upah dimodelkan peran permintaan sehingga
pertanian, fluktuasi tengkulak dalam menyebabkan inflasi
inflasi bahan bakar, menciptakan inflasi makanan
dan inflasi pangan makanan
global.
Data

Data bulanan WPI (wholesale price index) Data bulanan upah pertanian
biji-bijian makanan tahun 2008 – 2013 (dari RBI)
(Office of Economic Advisory, Department
of Industrial Policy and Promotion, DIPP)

Data Inflasi Pangan Global


(dari FAO)

Data bulanan inflasi bahan bakar,


penjumlahan dari tiga indeks yaitu Data bulanan harga rata-rata
batubara, minyak tanah, dan listrik tertimbang biji-bijian makanan
(dari DIPP) (Ministry of Agriculture).
Model

Keterangan:
FGI : Food Grain Inflation (Inflasi biji-bijian makanan).
PW : Price Wedge (Perbandingan harga grosir dan
eceran).
AW : Agriculture Wage (Upah tenaga pertanian).
GI : Global Food Inflation (Inflasi Pangan global)
FI : Fuel Inflation (Inflasi Bahan bakar).
Metode dan Hasil Estimasi

Uji Root Test Uji Kointegrasi

ARDL Approach dan ECM model


uji Dickey Fuller, uji PP, uji KPSS

Ada hubungan jangka pendek


dan jangka panjang antara
variabel dependen dengan
Data teruji stasioner independen dan yang paling
berperan adalah price wedge
Kesimpulan
• Penelitian ini menambah literatur empiris yang
ada dengan menentukan peran distorsi rantai
pasokan yang memperburuk harga konsumen
dari biji-bijian makanan, yang merupakan
komoditas dengan bobot tertinggi dalam WPI
bahan makanan.
• Sifat pasar India yang terdiri dari sejumlah
besar tahap perantara antara pasokan produk
dan pembeli akhir. Perbedaan harga dianggap
mewakili distorsi rantai pasokan di sektor
pertanian.
Kesimpulan (2)
• Variabel penting yang mempengaruhi inflasi ba
han makanan yaitu perbandingan harga grosir
dan eceran, inflasi global, inflasi bahan bakar,
inflasi upah pertanian.
• Dengan pendekatan ARDL untuk kointegrasi,
terdapat hubungan jangka panjang dan jangka
pendek antara variabel, dimana Price
Wedge memainkan peranan penting dalam
mempengaruhi inflasi makanan.
Kelemahan
1. Pada penelitian ini tidak dicantumkan
landasan teori hanya merujuk pada studi
empiris sebelumnya.
2. Rentang penelitian hanya 5 tahun (dari
2008 -2013.
Saran

Pemerintah perlu melakukan langkah-langkah kebijakan (baik


Jangka pendek maupun jangka panjang) pada melonjaknya harga
biji-bjian makanan, yaitu dengan memangkas tahap perantara.

Jika kebijakan dilakukan, petani dapat meningkatkan harga yang


diterima, serta konsumen membayar dengan harga yang lebih
murah. Sehingga inflasi biji-bijian makanan dapat terkontrol dan
menstabilkan fluktuasi harga.
Thank You
Matur Suwun
Hatur Nuhun

Terima
Kasih
Lampiran
Lampiran (2)
Lampiran (3)

Anda mungkin juga menyukai