Anda di halaman 1dari 24

METODE PELAKSANAAN

KONSTRUKSI

BENDUNG

FAIZA NUR ULYA


1504101010059
PENGERTIAN BENDUNG
 Bendung adalah bangunan yang
dibangun melintang sungai yang
berfungsi untuk menaikkan muka air
sungai, menaikkan tinggi tekan dan atau
membendung aliran sungai, sehingga
aliran sungai mudah disap dan dialirkan
secara gravitasi ke daerah yang
membutuhkannya dengan jarak saluran
yang relatif pendek.
SYARAT-SYARAT KONSTRUKSI BENDUNG
konstruksi bendung harus memenuhi beberapa faktor, yaitu

 Bendung harus stabil dan mampu menahan tekanan air pada


waktu banjir;
 Pembuatan bendung harus memperhitungkan kekuatan daya
dukung tanah di bawahnya;
 Bendung harus dapat menahan bocoran (seepage) yang
disebabkan oleh aliran air sungai dan aliran air yang meresap ke
dalam tanah;
 Tinggi ambang bendung harus dapat memenuhi tinggi muka air
minimum yang diperlukan untuk seluruh daerah irigasi;
 Bentuk peluap harus diperhitungkan, sehingga air dapat
membawa pasir, kerikil dan batu-batu dari sebelah hulu dan
tidak menimbulkan kerusakan pada tubuh bendung.
TIPE-TIPE BENDUNG
 Tipe bendung dapat dibedakan menjadi:
1. Bendung pelimpah atau bisa juga disebut
bendung tetap.
2. Bendung gerak yang berupa pintu air.
3. Bendung gerak yang berupa bendung karet.
1. BENDUNG TETAP
 Bendung tetap adalah ambang yang dibangun
melintang sungai untuk pembendungan sungai yang
terdiri ari ambang tetap, dimana muka air banjir di
bagian udiknya tidak dapat diatur elevasinya.
 Bendung ini juga merupakan penghalang saat terjadi
banjir sehingga air sungai menjadi tinggi dan tanpa
kontrol yang baik akan dapat menyebabkan genangan
air di hulu bendung tersebut.
 Untuk sungai yang tidak mampu menampung tinggi
luapan yang terjadi tidak sesuai dengan bangunan ini.
 Bahannya dapt terbuat dari pasangan batu, beton
atau pasangan batu dan beton.
 Dibangun umumnya di sungai ruas hulu dan ruas
tengah.
Bendung Solo
 Lokasi Sungai Bengawan Solo,
Desa Pengkol, Kecamatan Nguter,
Kabupaten Sukohardjo,
Propinsi Jawa Tengah
 Tipe : Bendung tetap konstruksi
beton
 Panjang bendung keseluruhan :
111,75 m
 Tinggi maksimum : 8,68 m
 Elevasi mercu : + 108,00 m
 Tujuan
 Mengatur muka air sungai Bengawan Solo agar dapat
dimanfaatkan untuk keperluan irigasi
 Melalui Saluran Induk Colo Timur dan Saluran Induk Colo
Barat mampu mengairi lahan persawahan seluas 23.200 ha
 Daerah genangan Bendung Colo berfungsi sebagai reservoir
dengan isi 1,20 juta m3
2. BENDUNG GERAK, YANG BERUPA PINTU AIR
 Bendung ini dapat dihilangkan selama terjadi aliran
besar yaitu dengan cara membuka pintu air, sehingga
masalah yang ditimbulkan selama banjir kecil saja,
karena kenaikan muka air akibat banjir rendah.
 Bendung gerak dilengkapi dengan alat pembuka pintu
mekanik untuk mengatur muka air di depan
pengambilan agar air yang masuk sesuai dengan
kebutuhan irigasi.
 Bndung gerak memerlukan eksploitasi secara terus
menerus karena pintunya harus tetap terjaga dan
dioperasikan dengan baik dalam keadaan apapun.
 Pada saat banjir, pintu harus segera dibuka agar tidak
menimbulkan kenaikan muka air dihilir bendung
secara berlebihan yang akan menyebabkan genangan
di ulu bendung.
 Bendung Gerak Mrican

 Tipe :Concrete + pintu baja


 Jumlah pintu : 9 buah @13,20 m
 Elevasi puncak : El. 55,60
 Tebal pilar : 1,80 m
 Tipe pintu : motor penggerak
 Debit banjir rencana : 950 m3/dt

 Tujuan
 Penyediaan air Irigasi daerah Warujayeng-Turi Tunggorono
seluas 23.160 ha
 Pengontrol sedimen masuk ke saluran irigasi
 Pengendali banjir
 Pencegah degradasi berlebihan di sungai
Bendung Lengkong Baru
 Bendung Utama
 Panjang bendung
(termasuk beton blok) : 151,00 m
 Tinggi mercu ambang : 13,00 m
 Tinggi puncak pilar : 20,00 m
 Volume beton : 18.000 m³
 Pintu Air
 Tipe : Pintu sorong
 Jumlah pintu : 8 buah ( 1 dengan flap gate)
 Ukuran tinggi : 5,00 m
 Ukuran lebar : 11,1 m
 Tujuan
 Penyediaan air irigasi Delta Brantas seluas 40.156 ha
 Pengaturan tinggi muka air untuk suplesi industri dan air minum
kota Surabaya dan penggelontoran
 Pengendalian banjir di Delta Brantas dan membebaskan
genangan daerah pertanian seluas 7000 ha
3. BENDUNG GERAK, YANG BERUPA
BENDUNG KARET
 Bendung ini dapat mengembang dan mengempis
secara otomatis, apabila air telah mencapai ketinggian
yang telah ditentukan
 Ada banyak kelebihan bendung karet dibanding pintu
air, antara lain bentangnya jauh lebih lebar dan
operasinya dilakukan secara otomatis, tanpa menjaga
dan mengoperasikan pintu secara terus menerus, baik
pada aliran tinggi maupun aliran rendah.
 Namun dengan kondisi sungai yang banyak
mengandung sedimen kasar atau sampa padat,
bendung karet tidak dianjurkan karena akan cepat
robek.
 Isi bendung karet bisa udara bisa juga diisi air,
namun pengisian udara lebih mudah karena tidak
diperlukan tampungan air untuk mengisi bendung
karet
 Bendung Karet Menturus
 Tipe operasi : Isian udara
 Jumlah pintu : 6 buah
 Tinggi : 2,10 m
 Total lebar dasar : 150 m
 Spesifikasi pintu karet
 Material :
ethyline propyline diene
 Tebal : 12 mm

 Tujuan
 Menaikkan muka air kali Brantas bagian tengah di musim
kemarau, untuk mensuplai air irigasi daerah persawahan
4.549ha bersama-sama dengan Bendungan Jatimlerek
 Menaikkan intensitas tanam
METODE PEMBUATAN BENDUNG
1. Pembuatan bendungan dimulai dengan pembuatan
diversion channel (saluran pengalihan) yang dibangun di
sebelah kanan sungai
2. Pekerjaan dimulai dengan dengan mengerjakan diversion
work dengan menggali tanah dan pembuatan tanggul
untuk mengalihkan aliran sungai. Setelah sungai dialihkan
lokasi bendung dapat dikeringkan melalui proses
dewatering.

Gambar pengalihan aliran sungai


3. Selanjutnya pekerjaan bendung dilanjutkan dengan
pekerjaan galian tanah dengan excavator dan hasil
galian diangkut dengan dump truck untuk dibuang ke
disposal area atau disimpan sebagai stock untuk
material timbunan sesuai dengan jenis dan spesifikasi
tanah.

Gambar pekerjaan galian tanah

4. Bila galian menemui lapisan tanah keras, dilakukan


pekerjaan galian batu.
5. Dipilih metode drilling and blasting, yaitu pada
permukaan batuan dibuat pola blasting. Kemudian
dibuat lubang dengan rock drill (cradler rock driller)
atau canal drilling untuk diisi sejumlah bahan peledak
(dynamit) dan detonator sebagai pemicunya.

Gambar pekerjaan pada tanah keras

6. Setelah peledakan, hasil galian dikumpulkan dengan


excavator dan diangkut dump truck ke disposal area.
7. Galian batuan dengan blasting (peledakan) biasanya sulit untuk
membentuk dasar galian yang rapi sesuai rock line excavation
yang ada dalam shop drawing.

8. Selanjutnya digunakan giant breaker yang dipasangkan pada


excavator untuk membentuk dan merapikan galian batuan.

9. Sebelum pekerjaan beton fondasi bendung dimulai, pekerjaan


yang harus dilakukan adalah finising permukaan batuan dengan
membersihkan semua loose material dan menutup permukaan
dengan splash grouting.
10. Splash grouting adalah campuran semen pasir dan
air yang disiramkan ke permukaan batuan.

Gambar pekerjaan splash grouting

11. Tahap selanjutnya adalah pekerjaan beton (concrete)


untuk fondasi, tubuh bendung, kolam olakan (stilling
basin) dan piers serta column.
12. Di permukaan bendung yang terjadi pergesekan
dengan air sungai dimana diasumsikan terdapat
batuan lepas, ranting dan pohon, oleh karena itu perlu
dilapisi dengan steel fibre concrete.
13. Pada bendung gerak dibuat bangunan hoist room
yaitu tempat mesin penggerak pintu, dipasang berupa
katrol (hoist) elektrik untuk menaikkan dan
menurunkan pintu.

Gambar hoist room bendung gerak


14. Setelah bagian utama terlaksana, diikuti bangunan lantai
apron dan lantai stilling basin yang diikuti pekerjaan
backfill dengan material terseleksi (selected embankment).

15. Jembatan pelayanan dibuat terpisah di fabrikasi karena


menggunakan precast prestressed concrete, yang
dilaunching dengan metode launching trus.

16. Pekerjaan sipil utama yang paling berat adalah


pembuatan pier dan hoist deck, karena perlu ketelitian dan
akurasi yang tinggi agar interfacing dengan pekerjaan
pintu (hydro mechanical) tidak banyak menemui kesulitan.
17. Dalam penentuan penggunaan perancah bekisting di
lantai hoist room perlu penanganan khusus karena
pada ketinggian 28 m, harus melakukan pekerjaan
beton dengan beban ratusan ton dan lendutan yang
cukup besar
Gambar urutan pekerjaan tubuh bendung
18. Pelaksanaan bendung gerak dan bendung tetap merupakan
lintasan kritis . Sedangkan pekerjaan apron, stilling basin dan
fishway merupakan pekerjaan tidak kritis tetapi dapat
dilaksanakan paralel dengan pekerjaan bendung sesuai
kapasitas penyediaan beton per hari.
19. Untuk pembuatan pier dan kolom beton digunakan
climbing formwork dengan dua tipe, yaitu untuk
lengkung dipakai bekisting baja dan untuk yang lurus
digunakan bekisting kayu dan plywood

Gambar pembuatan pier dan kolom beton


20. Pada tahap pelaksanaan pengecoran beton untuk
pier terdapat dua jenis beton yang harus dilaksanakan
bersama untuk menghindari sambungan dingin (cold
joint) yaitu antara beton biasa dan beton campuran
steel fibre.

21. Agar kedua jenis beton tidak tercampur, digunakan


kawat ayam yang ditahan dengan besi beton atau wire
mesh.

22. Pengecorannya dilakukan secara bergantian dalam


waktu yang relatif bersamaan antara steel fibre
concrete dan beton biasa
23. Dilanjutkan dengan pengecoran bagian-bagian pada
dan elevasi di atasnya sesuai dengan ketinggian
climbing formwork.

Gambar pengecoran pier dan kolom beton bendung


24. Untuk dinding bangunan hoist room yang awalnya
adalah beton biasa, dilakukan inovasi menjadi kolom
dan balok rangka baja dengan dinding precast
prestressed panel (hollow core wall) untuk dinding
maupun plat atap.

Anda mungkin juga menyukai