i. Budaya pungli Setiap jabatan yang hendak diraih oleh seseorang harus “dibayar”
dengansogokan kepada orang yang berhak memberikan jabatan tersebut,
sehinggamenyebabkan dekadensi moral dan kondisi para pejabat semakin rapuh.
ii. Pemberontakan tentara Jenissari Kemajuan ekspansi kerajan Usmani adalah juga
karena peranan yang besar dari tentara Jenissari. Maka dapat dibayangkan kalau
tentara Jenissari itu sendiri akhirnya memberontak kepada pemerintah.
iii. Kemorosotan ekonomiIni disebabkan perang yang berkepanjangan, menghabiskan
uang dan perekonomian Negara merosot, sementara belanja Negara sangat besar,
termasuk untuk biaya perang.
iv. Wilayah kekuasaan yang sangat luas Terlalu luasnya wilayah kekuasaan Usmani
sangat sulit untuk dikontrol.Dipihak lain, para penguasa sangat berambisi
menguasai wilayah yang sangat luas, sehinga mereka terlibat perang terus menerus
dengan berbagai bangsa. Hal ini tentu menyedot banyak potensi yang seharusnya
dapat digunakan untuk membangun Negara.
v. Kelemahan penguasaSepeninggal Sulaimanal al-Qanuni, kerajaan Usmani
diperintah oleh Sultan–sultan yang lemah terutama dalam bidang kepemimpinan.
Akhirnya pemerintahan menjadi kacau.
II. Kerajaan safawi di Persia
Cikal bakal kerajaan ini sebenarnya berasal dari perkumpulan
pengajian tasauf tarekat safawiyah yang berpusat di kota Ardabil,
Azerbaijan. Nama Safawiyah diambil dari nama pendirinya Safi al-Din,
seorang keturunan imam Syi’ah yang ke enam, Musa al Kazhim. Kerajaan ini
dapat dianggap sebagai peletak pertama dasar terbentuknya Negara Iran
dewasa ini. Gerakan tarekat ini lama kelamaan berubah bentuk menjadi
gerakan politik. Jama’ah atau murid-muridnya berubah menjadi tentara yang
teratur dan panatik dalam kepercayaan serta menentang setiap orang yang
bermazhab selain syi’ah.
Kerajaan Safawi mencapai puncak kemajuannya pada masa
pemerintahan Abbas I . Pada masa pemerintahannya dapat menguasai
beberpa daerah yang dikuasi Turki Usmani seperti Tabriz, Sirwan, dan
Baghdad (1602 M). Kemudian tahun 1622 M dapat menguasai kepulauan
Hurmuz, dan mengubah pelabuhan Gumrun menjadi pelabuhan Bandar
Abbas, sehingga jalur perdagangan antara Timur dan Barat yang biasa
diperebutkan oleh Belanda, Inggris dan Perancis dapat dikusainya.
Kemajuan Sapawi bukan hanya bidang politik saja tetapi juga dalam bidang
ilmu pengetahuan, Pada masanya lahir beberapa ilmuwan antara lain Bahauddin al
Syaeraji, generalis ilmu pengetahuan, Sadaruddin al Syaeroji, seorang filosof, dan
Muhammad Baqir Ibnu Muhammad Damad, seorang filosop, ahli sejarah, teolog dan
seorang yang pernah mengadakan obesrvasi mengenai kehidupan lebah.Bidang fisik dan
seni, para penguasa Safawi telah berhasil membangun Isfahan, Ibukota kerajaan
menjadi kota yang sangat indah.