Anda di halaman 1dari 12

A.

Bangsa Mongol dan Dinasti Ilkhan


Pada saat bagian barat wilayah Islam tidak terpengaruh oleh invansi
bangsa Mongol, wilayah bagian Timur telah diluluhlantakkan oleh
keturunan-keturunan Jengis Khan, yang mengawalinya dengan merebut
daerah Asia Tengah, kemudian Persia, Irak, Syria, Palestina, dan hanya
terhenti oleh pasukan Mamalik di Semenanjung Sinai.
Jatuhnya ibukota Baghdad pada tahun 1258 M ke tangan bangsa
Mongol bukan saja mengakhiri khilafah Abbasiyah di sana, tetapi juga
merupakan awal dari masa kemunduran politik dan peradaban Islam, karena
Baghdad sebagai pusat kebudayaan dan peradaban Islam yang sangat kaya
dengan khazanah ilmu pengetahuan itu ikut pula lenyap dihancurkan oleh
pasukan Mongol yang dipimpin Hulagu Khan tersebut.
B. Serangan-serangan Timur Lenk
Setelah lebih dari satu abad umat Islam menderita dan berusaha
bangkit dari kehancuran akibat serangan bangsa Mongol di bawah Hulagu
Khan, malapetaka yang tidak kurang dahsyatnya datang kembali, yaitu
serangan yang juga dari keturunan bangsa Mongol. Berbeda dari Hulagu
Khan dan keturunannya pada dinasti Ilkhan, penyerangan kali ini sudah
masuk Islam, tetapi sisa-sisa kebiadaban dan kekejaman masih melekat kuat.
Ialah Timur Lenk, penguasa yang utuh dalam menyatakan semangat
zamannya adalah seoarang Turki dari lembar Syr yang dibesarkan di
Chaghatay Mongol disamarkand, dan amat bersemangat dengan cita-cita
Mongol. Timur (1336-1405), yang dikenal sebagai Timur Lane (Si Pncang
Timur) mendapat kkuatan di kerajaan di Chaghatay yang mulai mundur,
menuntut turunya Mongol yang lama dengan penindasan yang menjadi cirri
invasi awal.timur menggabungkan rasa haus akan prestasi dan kecintaan
pada kerusakan dengan gairah terhadap Islam, dank arena ia amat merestui
antusiasme zamannya, ia menjadi pahlwan rakyat. Ia mendirikan gedung-
gedung dan istana yang indah.
C. Dinasti Mamalik di Mesir
Kalau ada negeri Islam yang selamat dari kehancuran akibat
serangan-serangan bangsa Mongol, baik serangan Hulagu Khan maupun
Timur Lenk, maka negeri itu adalah Mesir yang ketika itu berada di bawah
kekuasaan dinasti Mamalik. Karena negeri ini terhindar dari kerhancuran,
maka persambungan perkembangan peradaban dengan masa klasik relatif
terlihat dan beberapa diantara prestasi yang pernah dicapai pada masa
klasik bertahan di Mesir. Walaupun demikian, kemajuan yang dicapai oleh
dinasti ini, masih di bawah prestasi yang pernah dicapai oleh umat Islam
pada masa klasik. Hal itu mungkin karena metode berpikir tradisional sudah
tertanam sangat kuat sejak berkembangnya aliran teologi 'Asy'ariyah, filsafat
mendapat kecaman sejak pemikiran al- Ghazali mewarnai pemikiran mayoritas
umat Islam, dan yang lebih penting lagi adalah karena Baghdad dengan
fasilitas-fasilitas ilmiahnya yang banyak memberi inspirasi ke pusat-pusat
peradaban Islam, hancur.
I. Kerajaan Usmani
Pendiri kerajaan ini bernama Usmani, seorang bangsa Turki dari
kabilah Oghuz. Ia menyatakan diri sebagai Padisyah al Usmani (raja besar
keluarga Usmani) pada tahun 699 H (1300 M).
Kerajaan Usmani dapat menaklukkan sebagian benua Eropa seperti
Azmir (Smirna) tahun 1327, Thawasyanli tahun 1330, Uskandar tahun 1338,
Ankara tahun 1354, dan Gallipoli tahun 1356.Pada masa Sultan Murad I (1359-
1389) Usmani dapat menguasai Adrianopel yang kemudian dijadikan
ibukotanya yang baru, kemudian ditaklukkan pula Macedonia, Sopia, Salonia
dan seluruh wilayah bagian utara Yunani.
Selama kurang lebih 9 abad kerajan Usamani berdiri, tetapi
kemudian hancur juga
Penyebab hancurnya Kerajaan Usmani :

i. Budaya pungli Setiap jabatan yang hendak diraih oleh seseorang harus “dibayar”
dengansogokan kepada orang yang berhak memberikan jabatan tersebut,
sehinggamenyebabkan dekadensi moral dan kondisi para pejabat semakin rapuh.
ii. Pemberontakan tentara Jenissari Kemajuan ekspansi kerajan Usmani adalah juga
karena peranan yang besar dari tentara Jenissari. Maka dapat dibayangkan kalau
tentara Jenissari itu sendiri akhirnya memberontak kepada pemerintah.
iii. Kemorosotan ekonomiIni disebabkan perang yang berkepanjangan, menghabiskan
uang dan perekonomian Negara merosot, sementara belanja Negara sangat besar,
termasuk untuk biaya perang.
iv. Wilayah kekuasaan yang sangat luas Terlalu luasnya wilayah kekuasaan Usmani
sangat sulit untuk dikontrol.Dipihak lain, para penguasa sangat berambisi
menguasai wilayah yang sangat luas, sehinga mereka terlibat perang terus menerus
dengan berbagai bangsa. Hal ini tentu menyedot banyak potensi yang seharusnya
dapat digunakan untuk membangun Negara.
v. Kelemahan penguasaSepeninggal Sulaimanal al-Qanuni, kerajaan Usmani
diperintah oleh Sultan–sultan yang lemah terutama dalam bidang kepemimpinan.
Akhirnya pemerintahan menjadi kacau.
II. Kerajaan safawi di Persia
Cikal bakal kerajaan ini sebenarnya berasal dari perkumpulan
pengajian tasauf tarekat safawiyah yang berpusat di kota Ardabil,
Azerbaijan. Nama Safawiyah diambil dari nama pendirinya Safi al-Din,
seorang keturunan imam Syi’ah yang ke enam, Musa al Kazhim. Kerajaan ini
dapat dianggap sebagai peletak pertama dasar terbentuknya Negara Iran
dewasa ini. Gerakan tarekat ini lama kelamaan berubah bentuk menjadi
gerakan politik. Jama’ah atau murid-muridnya berubah menjadi tentara yang
teratur dan panatik dalam kepercayaan serta menentang setiap orang yang
bermazhab selain syi’ah.
Kerajaan Safawi mencapai puncak kemajuannya pada masa
pemerintahan Abbas I . Pada masa pemerintahannya dapat menguasai
beberpa daerah yang dikuasi Turki Usmani seperti Tabriz, Sirwan, dan
Baghdad (1602 M). Kemudian tahun 1622 M dapat menguasai kepulauan
Hurmuz, dan mengubah pelabuhan Gumrun menjadi pelabuhan Bandar
Abbas, sehingga jalur perdagangan antara Timur dan Barat yang biasa
diperebutkan oleh Belanda, Inggris dan Perancis dapat dikusainya.
Kemajuan Sapawi bukan hanya bidang politik saja tetapi juga dalam bidang
ilmu pengetahuan, Pada masanya lahir beberapa ilmuwan antara lain Bahauddin al
Syaeraji, generalis ilmu pengetahuan, Sadaruddin al Syaeroji, seorang filosof, dan
Muhammad Baqir Ibnu Muhammad Damad, seorang filosop, ahli sejarah, teolog dan
seorang yang pernah mengadakan obesrvasi mengenai kehidupan lebah.Bidang fisik dan
seni, para penguasa Safawi telah berhasil membangun Isfahan, Ibukota kerajaan
menjadi kota yang sangat indah.

Sepeninggal Abbas I kerajaan Safawi berturut-turut diperintah oleh enam


raja, yaitu Safi Mirza (1628-1642), Abbas II (1642-1667), Sulaiman (1667-1694), Husein (1694-
1722), Tahmasp II (1722-1732), dan Abbas III (1733-1736). Pada masa raja-raja tersebut
kondisi kerajaan Safawi semakin lama semakin menurun yang pada akhirnya membawa
kepada kehancurannya. Safi Mirza adalah seorang yang pencemburu dan kejam
terhadap pembesar-pembesar kerajaan. Abbas II adalah raja yang suka mabuk minuman
keras. Sulaiman selain pecandu narkotika juga menyenangi kehidupan malam beserta
harem herem nya.Sedangkan Husein adalah seorang raja yang sangat diskriminatif,
terlalu berpihak kepada kaum Syi’ah dan Kejam terhadap penganut Sunni.Itulah
antara lain yang menjadi faktor keruntuhan Kerajaan safawi. Faktor lain adalah
konplik yang berkepanjangan dengan kerajaan Usmani, dekadensi moral dikalangan
pembesar-pembesart kerajaan, dan juga konplik interen di kalangan mereka dalam
rangka memperebutkan kekuasaan.
III. Kerajan Mughal di India
Kerajaan Mughal letaknya di India dan Delhi sebagai Ibukotanya.
Berdiri seperempat abad sesudah berdirinya kerajaan safawi. Didirikan oleh
Zahiruddin Babur (1482-1530 M), salahsatu dari cucu Timur Lenk. Ia
bertekad ingin menguasai Samarkhan yang menjadi kota penting di Asia
Tengah pada masa itu.
Pada tahun 1494 ia berhasil menaklukkannya berkat bantuan raja
Ismail I, raja safawi. Pada tahun 1504 M ia juga dapat menaklukkan Kabul,
ibukota Afganistan. Kerajaan-kerajaan Hindu di India juga dapat
ditaklukkannya.Babur meningal pada tahun 1530 M. diagnti oleh anaknya
Humayun.(1530-1556 M) dapat menggabungkan Malwa dan Gujarat ke
daerah-daerah yang telah dikuasainya. Humayun meninggal karena terjatuh
di tangga perpustakaannya (1556 M) , diganti oleh anaknya, Akbar.Akbar
(1556-1606 M) dapat menaklukkan raja-raja India yang masih ada pada waktu
itu, dan juga Bengal.
Selain kemajuan-kemajuan yang dicapai oleh kerajaan
Mughal, ada beberapa faktor kelemahannya yang menyebabkan
kehancurannya pada tahun 1858 antara lain:

 Terjadi stagnasi dalam pembinaan kemiliteran sehingga tidak bisa


memantaugerak langkah tentara Inggris di wilayah-wilayah pantai. Begitu
pula kekuatanpasukan daratnya semakin kurang handal, teruatama dalam
mengoperasikapersenjataan buatannya sendiri.
 Dekadensi moral dan hidup mewah di kalangan pembesar kerajaan
yangmengakibatkan pemborosan dalam penggunaan uang.
 Terlampau kasarnya sikap Aurangzeb dalam melaksanakan ide-idenya
yangmenyebabkan terjadinya konplik antara agama, misalnya aliran Syikh,
Syi’ahdan sunni.
 Semua pewaris tahta kerajaan pada paro terakhir kekuasaan Mughal
adalahorang-orang yang lemah dalam bidang kepemimpinan
A. Perkembangan Ajaran Islam, Ilmu
Pengetahuan, dan kebudayaan
• Pada bidang Akidah
• Pada bidang Ilmu Pengetahuan
B. Perkembangan Kebudayaan pada
masa Pemabaharuan
Bangsa Turki tercatat dalam sejarah Islam dengan keberhasilannya mendirikan
dua dinasti yaitu Dinasti Turki Saljuk dan Dinasti Turki Usmani. Di dunia Islam, ilmu
pengetahuan modern mulai menjadi tantangan nyata sejak akhir abad ke-18, terutama
sejak Napoleon Bonaparte menduduki Mesir pada tahun 1798 dan semakin meningkat
setelah sebagian besar dunia Islam menjadi wilayah jajahan atau dibawah pengaruh
Eropa.akhirnya serangkaian kekalahan berjalan hingga memuncak dengan jatuhnya dinasti
Usmani di Turki. Proses ini terutama disebabkan oleh kemjuan tekhnologi barat. Setelah
pendudukan Napoleon, Muhammad Ali memainkan peranan penting dalam kampanye
militer melawan Perancis. Ia diangkat oleh pengusaha Usmani menjadi Pasya pada tahun
1805 dan memerintah Mesir hingga tahun 1894

Anda mungkin juga menyukai