Kinetika Reaksi (2015)
Kinetika Reaksi (2015)
ENERGI AKTIFASI
Reaksi reversibel adalah reaksi di mana konversi reaktan ke produk
dan konversi produk untuk reaktan terjadi secara bersamaan. Salah
satu contoh reaksi reversibel adalah reaksi gas hidrogen dan uap
yodium ke dan dari hidrogen iodida. Reaksi Maju dan balik dapat
ditulis sebagai berikut.
Rekasi maju : H2 + I2 → 2HI
Rekasi balik : 2HI → H2 + I2
Dalam reaksi maju, hidrogen dan yodium bergabung membentuk
hidrogen iodida. Dalam reaksi balik, hidrogen iodida terurai
kembali menjadi hidrogen dan yodium. Kedua reaksi dapat
digabungkan menjadi satu persamaan dengan menggunakan panah
ganda.
H2 + I2 ⇆ 2HI
Panah ganda adalah indikasi bahwa reaksi reversibel.
Ketika gas hidrogen dan yodium dicampur dalam wadah tertutup,
mereka mulai bereaksi dan membentuk hidrogen iodida. Pada
awalnya, hanya reaksi maju terjadi karena tidak ada HI yang hadir.
Saat hasil dari reaksi maju, ia mulai melambat ketika konsentrasi
H2 dan I2 menurun. Segera setelah beberapa HI telah terbentuk,
mulai terurai kembali menjadi H2 dan I2. Laju reaksi balik mulai
keluar lambat karena konsentrasi HI rendah. Secara bertahap, laju
reaksi maju menurun sedangkan laju reaksi meningkat terbalik.
Akhirnya tingkat kombinasi H2 dan I2 untuk menghasilkan HI
menjadi sama dengan laju dekomposisi HI menjadi H2 dan I2.
Ketika tingkat maju dan reaksi balik telah menjadi sama dengan
satu sama lain, reaksi telah mencapai keadaan keseimbangan.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi
Laju reaksi suatu reaksi kimia dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :
1.konsentrasi pereaksi,
2. luas permukaan zat yang bereaksi
3. suhu pada saat reaksi kimia terjadi
4. Tekanan
5. ada tidaknya katalis
Sehubungan dengan proses reaksi kimia, maka ada satu hal penting yang harus
dipelajari untuk menentukan berjalan tidaknya sebuah reaksi kimia, yakni
tumbukan. Suatu reaksi kimia dapat terjadi bila ada tumbukan antara molekul
zat-zat yang bereaksi. Apakah setiap tumbukan pasti menyebabkan
berlangsungnya reaksi kimia? Akan kita ketahui jawabannya dengan mempelajari
teori tumbukan dahulu sebelum melangkah pada pembahasan faktor-faktor yang
mempengaruhi laju reaksi.
Pengaruh konsentrasi pereaksi
reaksi.
Energi tersebut dinamakan energi aktivasi atau energi pengaktifan (Ea).
Bila gerakan molekul AB dan C lambat, maka tidak akan terjadi ikatan antara B dan C
saat bertumbukan. Akibatnya, keduanya terpental tanpa ada perubahan (Gambar
6(a)). Dengan mempercepat gerakan molekul, maka akan membuat tumpang tindih B
dan C serta membuat ikatan, dan akhirnya terjadi ikatan kimia (Gambar 6(b)).
Dalam suatu reaksi terdapat tiga keadaan yaitu keadaan awal (pereaksi), keadaan
transisi, dan keadaan akhir (hasil reaksi). Keadaan transisi disebut juga komplek
teraktivasi. Pada keadaan ini ikatan baru sudah terbentuk namun ikatan lama belum
putus. Keadaan tersebut hanya berlangsung sesaat dan tidak stabil. Keadaan transisi ini
selalu mempunyai energi lebih tinggi daripada keadaan awal dan akhir, sedangkan
energi keadaan awal dapat lebih tinggi atau lebih rendah daripada energi keadaan
akhir.
Bila keadaan awal lebih tinggi energinya, reaksi mcnghasilkan kalor atau dinamakan
reaksi eksoterm, dan bila yang terjadi adalah sebaliknya, dinamakan reaksi endoterm.
Perhatikan Gambar 7. yang menggambarkan tentang energi aktivasi pada reaksi
eksoterm dan reaksi endoterm.
(a) Diagram potensial reaksi eksoterm dan,
(b) Diagram potensial reaksi endoterm.
Pengaruh Konsentrasi terhadap Laju Reaksi
Jika konsentrasi suatu larutan makin besar, larutan akan
mengandung jumlah partikel semakin banyak sehingga
partikel-partikel tersebut akan tersusun lebih rapat
dibandingkan larutan yang konsentrasinya lebih rendah.
Susunan partikel yang lebih rapat memungkinkan terjadinya
tumbukan semakin banyak dan kemungkinan terjadi reaksi
lebih besar. Makin besar konsentrasi zat, makin cepat laju
reaksinya. Perhatikan Gambar 8. tentang pengaruh
konsentrasi berikut.
(a) tumbukan yang terjadi pada konsentrasi kecil, (b)
tumbukan yang terjadi pada konsentrasi besar.
Pengaruh Luas Permukaan terhadap Laju Reaksi
AB + AB → A2 + B2
Tumbukan yang efektif terjadi bila keadaan molekul
sedemikian rupa sehingga antara A dan B saling bertabrakan
(Gambar 5(a)). Jika yang bertabrakan adalah atom yang sama,
yaitu antara A dan A (Gambar 5(b)) atau atom A dan B namun
hanya bersenggolan saja (Gambar 5(c)), maka tumbukan
tersebut merupakan tumbukan yang tidak efektif.
CONTOH SOAL