Pemicu 4 Tamara
Pemicu 4 Tamara
Tamara Muliani
Susunan Kelompok
• Tutor : dr. Siu Fui Hendrawan, M.Biomed
Ketua : Aqila Fathimah Putri (405170060)
Sekertaris : Tamara Muliani (405170111)
Penulis : Dana Profit Sampurno (405170237)
Anggota :
1. Nada Soraya(405160187)
2. Helga Audelia Sugiaman (405170039)
3. Isabela Olga (405170049)
4. Steven Junius Chandra (405170061)
5. Ivy Fu Nakamura (405170090)
6. Mellynda Anastasya (405170164)
7. Alvin Xavier Wairisal ( 405170169)
8. Adam Primadona Satari (405170244)
2
MAKIN TUA,MAKIN BERMASALAH
Perempuan berusia 61 tahun datang sendiri ke poliklinik dengan keluhan
nyeri pada kedua lutut. Nyeri sudah mulai dirasakaan sejak pasien mulai
mengalami menopause.keluhan terutama dirasakan kalau menaiki tangga
atau berjalan lama. Pasien sejak setahun kemarin berjalan dengan
menggunakan bantuan tongkat. Nyeri saat berjalan membuat pasien
menjadi malasmakan karna biasanya pasien aktif keluar rumah untuk
membeli makanan yang disukai. Pasien juga susah bersosialisasi lagi karna
tidak aktif lagi mengikuti acara senam dan acara lansia di kompleks. Berat
badan pasien sat ini49 kg,sebelumnya berat badannya 55 kg dengan tinggi
badan 160 cm. Paisen mengatakan pernah disarankan operasi kedua lututnya
tapi pasien masih ragu. Pasien takut apakah bisa berjalan lagi setelah operasi
atau malah tambah keadaannya.
Pasien tinggal sendiri.tidak menikah dan pensiunan pegawai negri.
Apakah yang dapat anda pelajari dari pemicu diatas?
Perubahan Penuaan
• Faktor
Psikologis • Dasar proses
• Tatalaksana • Pencegahan
• Tatalaksana
Usia Lanjut
Penurunan Gizi
Fungsi Organ • Edukasi
• Status gizi
• Tatalaksana (Rehab)
• Tatalaksana
Learning Issues
1. MM Dasar Proses Penuaan
2. MM Faktor-faktor Penyeab
3. MM Penurunan Fungsi Organ dan Saraf Otonom
4. MM Perubahan Psikososial
5. MM Gizi Pada Usia Tua (Faktor, Edukasi, Pengukuran, Status,
Tatalaksana)
6. MM Upaya Pencegahan dan Tatalaksana Masalah Pada Usia Tua
(Promotive, Preventif, Rehabilitative, dan Paliatif)
Dasar Proses Penuaan
• Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2004,
lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam
puluh) tahun ke atas
• Kelompok yang dikategorikan lansia akan terjadi Aging Process atau
proses penuaan.
http://www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/lain-lain/Analisis%20Lansia%20Indonesia%202017.pdf
http://digilib.unila.ac.id/6613/15/BAB%20II.pdf
http://www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/lain-lain/Analisis%20Lansia%20Indonesia%202017.pdf
http://www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/lain-lain/Analisis%20Lansia%20Indonesia%202017.pdf
Menurut World Health Organitation (WHO) lansia meliputi :
a. Usia pertengahan (middle age) antara usia 45 sampai 59 tahun
b. Lanjut usia (elderly) antara usia 60 sampai 74 tahun
c. Lanjut usia tua (old) antara usia 75 sampai 90 tahun
d. Usia sangat tua (very old) diatas usia 90 tahun
http://digilib.unila.ac.id/6613/15/BAB%20II.pdf
Menurut Departemen Kesehatan RI (2006) pengelompokkan lansia
menjadi :
a. Virilitas (prasenium) yaitu masa persiapan usia lanjut yang
menampakkan kematangan jiwa (usia 55-59 tahun)
b. Usia lanjut dini (senescen) yaitu kelompok yang mulai memasuki
masa usia lanjut dini (usia 60-64 tahun)
c. Lansia berisiko tinggi untuk menderita berbagai penyakit
degeneratif (usia >65 tahun)
http://digilib.unila.ac.id/6613/15/BAB%20II.pdf
Teori penuaan secara umum menurut Lilik Ma’rifatul (2011) dapat
dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Teori Biologi
a. Teori seluler
Kemampuan sel hanya dapat membelah dalam jumlah tertentu
dan kebanyakan sel–sel tubuh “diprogram” untuk membelah 50
kali. Pada beberapa sistem, seperti sistem saraf, sistem 11
musculoskeletal dan jantung, sel pada jaringan dan organ dalam
sistem itu tidak dapat diganti jika sel tersebut dibuang karena
rusak atau mati.
http://eprints.ums.ac.id/16069/3/BAB_II.pdf
b. Sintesis Protein (Kolagen dan Elastis)
Beberapa protein (kolagen dan kartilago, dan elastin pada kulit)
dibuat oleh tubuh dengan bentuk dan struktur yang berbeda dari
protein yang lebih muda. Contohnya banyak kolagen pada kartilago
dan elastin pada kulit yang kehilangan fleksibilitasnya serta menjadi
lebih tebal, seiring dengan bertambahnya usia
c. Keracunan Oksigen
Sejumlah penurunan kemampuan sel di dalam tubuh untuk
mempertahankan diri dari oksigen yang mengandung zat racun
dengan kadar yang tinggi, tanpa mekanisme pertahan diri tertentu.
Ketidakmampuan mempertahankan diri dari toksink tersebut
membuat struktur membran sel mengalami perubahan dari rigid,
serta terjadi kesalahan genetic.
http://eprints.ums.ac.id/16069/3/BAB_II.pdf
d. Sistem Imun
Kemampuan sistem imun mengalami kemunduran pada masa
penuaan. Walaupun demikian, kemunduran kemampuan sistem yang
terdiri dari sistem limfatik dan khususnya sel darah putih, juga
merupakan faktor yang berkontribusi dalam proses 13 penuaan.
e. Teori Menua Akibat Metabolisme
Pengurangan “intake” kalori pada rodentia muda akan menghambat
pertumbuhan dan memperpanjang umur karena menurunnya salah
satu atau beberapa proses metabolisme.
http://eprints.ums.ac.id/16069/3/BAB_II.pdf
f. Kerusakan akibat radikal bebas
RB bersifat merusak karena sangat reaktif bereaksi dengan DNA,
protein, asam lemak tak jenuh (seperti dalam membran sel), dan
dengan gugus SH
Tubuh sendiri mempunyai kemampuan untuk menangkal RB dalam
bentuk:
• Enzim katalase, yang berunsur Fe menguraikan hidrogen
peroksida menjadi air dan oksigen
• Enzim glutation peroksidase, berunsur selenium (Se)
menguraikan hidrogen peroksida
http://eprints.ums.ac.id/16069/3/BAB_II.pdf
TEORI SOSIOLOGI
Teori Penjelasan
http://eprints.ums.ac.id/16069/3/BAB_II.pdf
• Sistem Intergumen
Pada lansia kulit mengalami atropi, kendur, tidak elastis kering dan berkerut.
Kulit akan kekurangan cairan sehingga menjadi tipis dan berbercak. Kekeringan
kulit disebabkan atropi glandula sebasea dan glandula sudoritera, timbul
pigmen berwarna coklat pada kulit dikenal dengan liver spot
• Sistem Muskuloskeletal
Kolagen sebagai pendukung utama kulit, tendon, tulang, kartilago dan jaringan
pengikat mengalami perubahan menjadi bentangan yang tidak teratur
• Kartilago
Mengalami granulasi sehingga permukaan sendi menjadi rata, kemudian
kemampuan kartilago untuk regenerasi berkurang dan degenerasi yang terjadi
cenderung kearah progresif, konsekuensinya kartilago pada persendiaan
menjadi rentan terhadap gesekan
http://eprints.ums.ac.id/16069/3/BAB_II.pdf
• Tulang
Kepadatan tulang berkurang mengakibatkan osteoporosis lebih lanjut
mengakibatkan nyeri, deformitas dan frakturSistem Muskuloskeletal
• Otot
Penurunan jumlah dan ukuran serabut otot, peningkatan jaringan penghubung
dan jaringan lemak pada otot mengakibatkan efek negatif
• Sendi
Jaringan ikat sekitar sendi seperti tendon, ligament dan fasia mengalami
penuaan elastisitas.
• Sistem Kardiovaskular
Massa jantung bertambah, vertikel kiri mengalami hipertropi dan kemampuan
peregangan jantung berkurang karena perubahan pada jaringan ikat dan
penumpukan lipofusin dan klasifikasi Sa nude dan jaringan konduksi berubah
menjadi jaringan ikat.
http://eprints.ums.ac.id/16069/3/BAB_II.pdf
• Sitem Respirasi
Volume cadangan paru bertambah untuk mengompensasi kenaikan ruang rugi
paru, udara yang mengalir ke paru berkurang. Perubahan pada otot, kartilago
dan sendi torak mengakibatkan gerakan pernapasan terganggu dan
kemampuan peregangan toraks berkurang.
• Pencernaan dan Metabolisme
Kehilangan gigi, sensitifitas lapar menurun, liver (hati) mengecil dan
menurunnya tempat penyimpanan, berkurangnya aliran darah.
• Kandung kemih
Kemunduran laju filtrasi, ekskresi, dan reabsorpsi oleh ginjal.
• Sistem Saraf
Ada perubahan anatomi dan atropi yang progresif pada serabut saraf lansia.
Lansia mengalami penurunan koordinasi dan kemampuan dalam melakukan
aktifitas sehari-hari.
http://eprints.ums.ac.id/16069/3/BAB_II.pdf
• Sitem Reproduksi
Menciutnya ovary dan uterus. Terjadi atropi payudara. Pada laki-laki
testis masih dapat memproduksi spermatozoa, meskipun adanya
penurunan secara berangsur-angsurPencernaan dan Metabolisme
• KanPerubahan Kognitif
(a) Memory (Daya ingat, Ingatan) (f) Pengambilan Keputusan
(b) IQ (Intellegent Quocient) (Decission Making)
(c) Kemampuan Belajar (Learning) (g) Kebijaksanaan (Wisdom)
(d) Kemampuan Pemahaman (h) Kinerja (Performance)
(Comprehension) (i) Motivasi
(e) Pemecahan Masalah (Problem
Solving)
http://eprints.ums.ac.id/16069/3/BAB_II.pdf
Perubahan Psikososial
Pensiun: nilai seseorang sering diukur oleh produktivitasnya dan identitas
dikaitkan dengan peranan dalam pekerjaan. Bila seseorang pensiun
(purna tugas), ia akan mengalami kehilangan-kehilangan, antara lain :
• Kekurangan :
• Sulit dilakukan pada pasien demensia dan pasien yang makannya melalui
perkutan
Nutrition Screening Initiative (NSI)
• Upaya penapisan, identifikasi sedini mungkin agar dapat dilakukan
dukungan gizi
• Tiga tahapan:
• Determine checklist penapisan diri sendiri identifikasi tanda-tanda risiko
gangguan status gizi
• Penilaian Informasi diagnostik spesifik tenaga medis, perawat atau
petugas RS.
• Dukungan gizi yang sesuai hasil penilaian
Upaya Pencegahan dan Tatalaksana
Masalah Pada Usia Tua (Promotive,
Preventif, Rehabilitative, dan Paliatif)
A. UPAYA MEMPERSIAPKAN KEHIDUPAN
1. Menentukan tempat tinggal yang memuaskan untuk masa tua;
2. Menyesuaikan diri dengan uang pensiun yang diperolehnya/uang
yang dimilikinya;
3. Memantapkan kegiatan rutin rumah tangga secara memuaskan;
4. Memelihara hubungan yang harmonis dengan suami/istri;
5. Mengahadapi kehidupan diri sendiri atau persiapan diri untuk
hidup tanpa pasangan;
6. Memelihara hubungan dengan anak,cucu, & lingk. sekitar;
7. Menjalankan dan mendalami ajaran agama sesuai dengan ajaran
agama yang dianutnya.
B. UPAYA YANG DILAKUKAN KELUARGA DALAM
PEMBINAAN LANSIA
Keluarga yang tinggal dengan • 3. Keluarga berupaya untuk
anggota keluarga Lansia dapat memahami apa yang dirasakan
memberdayakan Lansia tersebut Lansia, mencari penyebab
dengan meakukan hal-hal berikut. masalah dan berbagi pengalaman
• 1. Keluarga membantu dengan keluarga Lansia lain.
menemukan makna hidup pada • 4. Keluarga berusaha memenuhi
usia lanjut. kebutuhan Lansia dengan
• 2. Keluarga menyediakan waktu memberikan perhatian, kasih
untuk mengajak berbicara dari sayang yang tulus dan rasa aman
hati ke hati serta membantu agar
Lansia dapat menyampaikan
keluhannya.
C. UPAYA YANG DILAKUKAN LANSIA DALAM
MENJALANI MASA TUA
1. Menerima usia lanjut dengan lapang dada
• Menerima perubahan dirinya dengan hati pasrah. Kenyataan
bahwa dirinya menjadi tua diterima secara positif dengan senang
hati untuk memasuki tingkatan hidup yang baru.
Faktor resiko:
• Imobilisasi
• Inkontinensia
• Defisiensi zat gizi
• Perubahan tingkat
kesadaran
• Perubahan atau
tidak adanya
sensibilitas
• Stress psikologis dan
depresi
Pencegahan
1. Inspeksi kulit
• Kulit dilihat setidaknya sekali sehari terutama pada daerah yang ada tonjolan
tulang
• Hasil inspeksi dicatat
• Perhatikan tanda-tanda awal kerusakan jaringan seperti perubahan warna, blister,
pembengkakan, perubahan suhu, memar ataupun kulit yang kering
2. Perawatan kulit
• Bersihkan saat BAB dan interval yang rutin
• Minimalkan friksi dan gaya yang terjadi pada kulit
• Perawatan kulit disesuaikan dengan individu masing-masing
• Hati-hati dalam perubahan posisi, turning, dan transfer pasien
• Hindari memijat pada tonjolan tulang
Pengurangan tekanan:
Turning, transfer dan positioning